
کمالوندی
Upaya Kelompok Teroris Menggalang Dukungan di Azerbaijan
Mubarez Qorbanali, Ketua Komisi Negara Urusan Organisasi Agama Republik Azerbaijan mengatakan, bahwa kelompok teroris Takfiri ISIS tidak punya pendukung di negaranya.
Pejabat Azerbaijan ini tanpa menyebutkan nama individu, lembaga atau negara menambahkan, “Sejumlah kelompok ekstrimis teroris, berniat menggalang simpatisan dan pendukung, akan tetapi kelompok ini harus mengetahui bahwa langkah mereka akan dicegah.”
Dia juga menilai berita-berita yang terpublikasi tentang semakin dekatnya kelompok teroris Takfiri ISIS dengan wilayah Republik Otonomi Nakhchivan dan fokus kelompok-kelompok ekstrim yang condong pada ISIS terhadap sejumlah individu, bukan hal kebetulan.
Ini bukan pertama kalinya seorang pejabat tinggi pemerintah Azerbaijan yang menilai sia-sia aksi-aksi kelompok ekstrim khususnya ISIS di Azerbaijan itu. Sebelumnya, para pejabat Azerbaijan memberangus kemungkinan aktivitas kelompok sesat Wahabi di negara itu. Para pengamat berpendapat bahwa berlanjutnya aktivitas kelompok sesat Wahabi yang tampil islami secara lahiriyah itu, bertentangan dengan kepentingan nasional negara Muslim yang mayoritas warganya bermazhab Syiah itu.
Faktanya adalah bahwa kelompok-kelompok Takfiri dan Salafi yang berafiliasi dengan pihak asing, khususnya kelompok sesat Wahabi serta lengan militerya yaitu ISIS, telah berada di wilayah utara Kaukasus, sebelum masa kemerdekaan Azerbaijan.
Rezim Arab Saudi dan sejumlah rezim reaksioner di pesisir Teluk Persia, dengan alasan mengumpulkan kekuatan untuk melawan komisme Uni Soviet di Afghanistan, mulai akhir dekade 70-an, telah memulai aktivitas mereka di wilayah utara kaukasus. Tidak dirgaukan lagi bahwa aktivitas kelompok sesat Wahabi dan teroris ISIS di Republik Azerbaijan tidak akan mampu mewujudkan tujuan rezim Saudi dan sekutu Arabnya.
Sebagai contoh, kelompok Takfiri ISIS hanya mampu mengelabuhi 300 pemuda Muslim Azerbaijan untuk memerangi pemerintah sah Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Sementara untuk mengirim mereka ke Suriah, Arab Saudi dan sekutunya seperti Uni Emirat Arab dan Qatar, harus mengeluarkan milyaran dolar.
Terlepas dari fakta tak terpungkiri itu, para pengamat menilai bahwa masalah yang dihadapi pemerintah Azerbaijan dalam memberantas kelompok-kelompok ekstrimis teroris karena dua faktor.
Faktor pertama adalah kemitraan Azerbaijan dengan negara-negara pendukung kelompok sesat yang mengklaim islami seperti Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab dan bahkan Israel. Negara-negara tersebut dengan berbagai cara mendukung berkembangnya kelompok-kelompok Wahabi dan ISIS.
Adapun faktor adalah meluasnya suap dan korupsi di antara para pejabat tinggi pemerintah Azerbaijan. Dala beberapa tahun terakhir, sejumlah elemen dan antek-antek asing memanfaatkan titik kelemahan tersebut sehingga mampu menciptakan situasi kondusif untuk menyebarluaskan paham Wahabisme di sebuah negara dengan mayoritas penduduknya bermazhab Syiah di wilayah Kaukasus Selatan.
Dengan mempertimbangkan dua faktor tersebut, maka sangat mungkin jika pemerintah Azerbaijan membuka lebar-lebar pintu bagi kelompok Wahabi guna menghindari tekanan dari negara-negara sekutunya.(
Menlu Iran Tunda Kunjungan ke Turki
Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, kunjungan Menlu Mohammad Javad Zarif ke Turki masih dalam agenda dan akan dilakukan dalam penjadwalan berikutnya.
Berbicara kepada wartawan Farsnews, Selasa (11/8/2015), pejabat terkait membenarkan penundaan kunjungan Menlu Zarif ke Turki dan mengatakan, lawatan itu masih masuk agenda dan karena ada masalah jadwal untuk saat ini, jadi rencana kunjungan tersebut akan diatur ulang.
Menurut agenda sebelumnya, Zarif dijadwalkan tiba di Ankara hari Senin untuk berdialog dengan para pejabat Turki sebagai bagian dari tur regionalnya.
Zarif pada akhir Juli lalu, melakukan kunjungan ke Kuwait, Qatar dan Irak untuk membahas isu-isu bilateral dan masalah regional. (IRIB Indonesia/RM)
Koran Guardian Sebut Kebijakan AS Kandas di Suriah
Surat kabar The Guardian menulis, upaya Presiden Barack Obama untuk mengaktifkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dengan Iran dan Kuba, telah menyebabkan negara itu gagal di Suriah.
Dalam sebuah artikel pada Selasa (11/8/2015), The Guardian menyoroti kinerja Obama dalam kebijakan luar negeri Amerika dan menambahkan, Obama ingin mengaktifkan kebijakan luar negerinya dengan Iran dan Kuba, tapi kebijakan Amerika tampaknya gagal di Suriah. Demikian dikutip laman Mehrnews.
“Suriah terperosok dalam krisis dan merupakan salah satu bukti terbesar kegagalan Obama. Kerjasama AS dan Rusia di Dewan Keamanan PBB mengenai berkas senjata kimia Suriah akan sedikit menutupi rentetan kegagalan negara itu di Suriah,” tambahnya
Menurut koran terbitan Inggris itu, perang internal di Suriah memasuki tahun kelima dan jumlah korban perang itu mencapai lebih dari ratusan ribu orang dan angka pengungsi Suriah tercatat lebih dari 10 juta orang. Namun, Amerika tidak mampu berbuat sesuatu untuk krisis Suriah yang berdampak buruk bagi keamanan global.
Respon Obama terhadap kekerasan di Suriah, menunjukkan bahwa Amerika dengan sendirinya tidak mampu mengatasi krisis internasional dan kapasitas Washington untuk menyelesaikan krisis terbatas.
The Guardian menulis bahwa AS sedang berupaya untuk tidak terlibat dalam krisis baru di Timur Tengah dan negara itu lebih memilih membatasi krisis di Suriah ketimbang mengakhirinya.
Koran Guardian Sebut Kebijakan AS Kandas di Suriah
Surat kabar The Guardian menulis, upaya Presiden Barack Obama untuk mengaktifkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dengan Iran dan Kuba, telah menyebabkan negara itu gagal di Suriah.
Dalam sebuah artikel pada Selasa (11/8/2015), The Guardian menyoroti kinerja Obama dalam kebijakan luar negeri Amerika dan menambahkan, Obama ingin mengaktifkan kebijakan luar negerinya dengan Iran dan Kuba, tapi kebijakan Amerika tampaknya gagal di Suriah. Demikian dikutip laman Mehrnews.
“Suriah terperosok dalam krisis dan merupakan salah satu bukti terbesar kegagalan Obama. Kerjasama AS dan Rusia di Dewan Keamanan PBB mengenai berkas senjata kimia Suriah akan sedikit menutupi rentetan kegagalan negara itu di Suriah,” tambahnya
Menurut koran terbitan Inggris itu, perang internal di Suriah memasuki tahun kelima dan jumlah korban perang itu mencapai lebih dari ratusan ribu orang dan angka pengungsi Suriah tercatat lebih dari 10 juta orang. Namun, Amerika tidak mampu berbuat sesuatu untuk krisis Suriah yang berdampak buruk bagi keamanan global.
Respon Obama terhadap kekerasan di Suriah, menunjukkan bahwa Amerika dengan sendirinya tidak mampu mengatasi krisis internasional dan kapasitas Washington untuk menyelesaikan krisis terbatas.
The Guardian menulis bahwa AS sedang berupaya untuk tidak terlibat dalam krisis baru di Timur Tengah dan negara itu lebih memilih membatasi krisis di Suriah ketimbang mengakhirinya.
Ayatullah Araki Serukan Perluasan Hubungan dengan Yordania
Sekjen Forum Internasional Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam (FIPMI), Ayatullah Muhsin Araki, menyatakan harapan bahwa hubungan Iran dan Yordania bisa meningkat khususnya di bidang pendekatan antar mazhab.
Dia menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan Duta Besar Yordania di Tehran, Abdullah Abu Romman pada Senin (10/8/2015). Demikian dikutip Badan Pemberitaan Mahasiswa Iran (ISNA).
Menurut Ayatullah Araki, Amman dalam beberapa tahun terakhir mengambil langkah-langkah positif di bidang pendekatan antar mazhab Islam dan juga menggelar sejumlah pertemuan keagamaan.
Sementara itu, Abu Romman menyoroti kondisi sensitif di wilayah Timur Tengah dan mengatakan, situasi saat ini di negara-negara Arab sangat disayangkan dan mengkhawatirkan.
Dia menambahkan, kejahatan terorisme di negara-negara regional terutama Suriah dan Irak mengalami peningkatan. “Dalam kondisi sekarang, diperlukan upaya-upaya budaya dan media untuk memperkenalkan esensi Takfiri dan teroris,” tegasnya.
Ayatullah Araki dalam pertemuan terpisah dengan Muhammad Asha Dawaimeh, anggota parlemen Yordania, menekankan perluasan hubungan antara Tehran dan Amman, khususnya di bidang pendekatan antar mazhab. Dia juga menyerukan perluasan kerjasama antara Badan Amal Islam (SAKHA) dan Yordania.
Manfaat Ukiran Pada Batu dan Sebagian Hiriz
Bab pertama: ukiran pada batu akik dan mafaatnya
a-Melindungi dari kematian buruk dan agar meninggalkan dunia dengan iman
Imam Ja’fa as-Sadiq as berkata: “Barang siapa memakai cincin [dengan batu] akik dan di atasnya ditulis
مُُحَمَّدٌ نَبِیُّ اللّه عَلِیٌّ وَلِیُّ الله
Maka Allah Swt akan menjaganya dari kematian buruk dan pemiliknya akan meninggalkan dunia dengan fitrah tauhid.” (Wasail 5/90, Jamiul Akhbar 134, Tsawab al-A’mal 174, I’laam ad-Din 392)
b- Banyak keturunan dan rejeki
Imam Ja’far as-Sadiq as berkata: “Siapa pun yang ingin harta dan anaknya banyak, dan agar rejekinya diluaskan, maka hendaknya dia menyiapkan cincin perak akik dan di atasnya ditulis
مَا شَاءَ اللهِ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اِن تَرِن اَنَا اَقَلُّ مِنکَ مَالاً وَ وَلداً
Dan hendaknya dia setiap hari banyak berzikir
اَستَغفِرُ اللهَ رَبِّی وَ اَتُوبُ اِلَیهِ"
(Jamiul Akhbar 134, Mustadrak 3/308)
c- Terhindar dari perampok kafilah dan selamat sampai tujuan
Perawi menghadap Imam Hadi as untuk perpisahan sebelum berziarah ke makam Imam Ali al-Ridho as. Kemudian Imam Hadi as berkata kepadanya: “Bawalah cincin perak [dengan batu] akik kuning dan di atasnya tertulis
مَا شَاءَ اللهِ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اَستَغفِرُ اللهَ
dan di balik batu itu ditulis
مُُحَمَّد و عَلِی
Maka sesungguhnya [cincin] ini akan menjagamu dari para perompak kafilah serta agar kau selamat sampai tujuan dan juga menjaga agamamu.” (al-Amaan 48, Wasail 11/428)
d- Terlindungi dari godaan setan
Diriwayatkan bahwa Imam Husein as memiliki cincin akik dengan tulisan
لاَ اِلهَ الاَّ الله عُدَّة لِلِقاَءِ الله
Dan disebutkan pula bahwa barang siapa memakai cincin akik dengan tulisan seperti ini, maka dia akan terjaga dari godaan setan.” (Al-Imam Husein fii Ahaadits al-Fariqain 2/288, Dalaail al-Imamah 181)
e- Kewibawaan
Salah satu ciri khas Imam Hasan al-Mujtaba as adalah beliau memakai cincin akik merah dengan tulisan
العِزّةُ للهِ
Dan dalam riwayat lain disebutkan bahwa barang siapa yang memakai cincin dengan tulisan ini pada batunya, maka dia akan berwibawa di mata masyarakat dan ucapannya akan memiliki pengaruh pada masyarakat, mereka akan menerima sumpahnya dan setiap shalat yang dilakukan dengan mengenakan cincin ini sama seperti telah menunaikan 70 kali shalat. (Dalaail al-Imamah 163)
f- Hiriz dalam menghadapi masalah dan cobaan
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as memiliki empat cincin yang dipakai beliau dan cincin akik beliau bertuliskan
مَا شَاءَ اللهِ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اَستَغفِرُ اللهَ
Dan ditulis dalam tiga baris. Beliau memakai cincin itu untuk menjaga diri dari semua keburukan yang datang dari para jin dan manusia serta bencana dari langit dan bumi. (al-Khisal 1/199, Ilal al-Syarai’ 1/157, Bihar al-Anwar 41/68, Wasail 5/98)
g- Melenyapkan kesedihan dan kegelisahan
Sebagaimana yang telah disebutkan pada penjelasan tentang cincin Imam Husein as, beliau bertemu dengan Nabi Isa as dalam mimpi dan disebutkan bahwa Nabi Isa as berkata kepada Imam Husein as: “Tulislah pada cincin akikmu kalimat ini
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهِ المَلِکُ الحَقُّ المُبِین
Dan sesungguhnya tulisan tersebut akan melenyapkan kesedihan dan kegelisahan dalam hatimu.” (Jamiul Akhbar 134, Mustadrak al-Wasail 3/308)
Pemerintah Afghanistan akan Tangani Warganya di Yunani
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan mengatakan, kedutaan negara itu di Yunani akan dibuka untuk menangani masalah pengungsian.
Seperti dikutip laman Farsnews, Selasa (11/8/2015), Shakib Mustaghni menambahkan Kemenlu Afghanistan telah menyelesaikan nota kesepakatan bilateral mengenai pembukaan kedutaan negara itu di Yunani.
“Dengan kehadiran kedutaan Afghanistan di Athena, nasib para pengungsi Afghanistan yang bermukim di Yunani akan ditangani,” kata Mustaghni.
Dia menegaskan pemerintah Kabul sedang berupaya untuk memperbaiki kondisi para pengungsi Afghanistan dengan cara membangun hubungan diplomatik yang efektif dengan negara-negara lain.
Sejumlah media sebelumnya mengabarkan kondisi sulit yang dihadapi imigran Afghanistan di tempat-tempat penampungan Yunani, di mana mayoritas mereka bahkan tidak memperoleh kebutuhan dasar hidup.
Pemerintah Yunani baru-baru ini memutuskan untuk mengangkut seluruh imigran di pulau-pulau negara itu dan kemudian mengirim mereka ke tempat penampungan pusat.
Warga Afghanistan memilih mengungsi ke negara-negara lain akibat gangguan keamanan, krisis politik, diskriminasi rasial, kemiskinan dan pengangguran, yang melanda negara mereka.
PM Jepang Tegaskan Dunia yang Bebas dari Senjata Nuklir
Perdana Menteri Jepang menyerukan kembali pengosongan dunia dari keberadaan senjata nuklir.
Shinzo Abe menyerukan hal itu dalam acara peringatan ke-70 Serangan Nuklir di kota Nagasaki oleh Amerika Serikat. Demikian dilansir FNA.
"Sebagai satu-satunya negara di dunia yang telah menderita serangan nuklir di masa perang, saya telah memperbaharui tekad saya untuk memainkan peran utama dalam mengejar dunia tanpa senjata nuklir dan menjaga tiga prinsip non-nuklir," kata Abe di Taman Perdamaian Nagasaki, Ahad (9/8).
Tiga prinsip non-nuklir itu, imbuh Abe, adalah kebijakan lama Jepang untuk tidak memiliki atau memproduksi senjata nuklir dan tidak membiarkan orang lain membawa senjata itu ke negara ini.
Sebelumnya, Walikota Nagasaki dalam acara tersebut meminta Barack Obama dan para pemimpin negara-negara pemilik senjata nuklir untuk mengunjungi kota Hiroshima dan Nagasaki guna melihat dari dekat dampak pertama dan terbaru dari bom atom yang dijatuhkan AS di kedua kota tersebut.
Acara peringatan mengenang para korban serangan bom atom AS di kota Nagasaki yang digelar Minggu hari ini, dihadiri oleh tamu dari 57 negara dunia.
Pada 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan sebuah bom atom di kota Hiroshima dan tiga hari kemudian, satu bom nuklir juga dijatuhkan di kota Nagasaki Jepang.
Serangan nuklir tersebut merenggut nyawa 220.000 orang.
Salehi: Prospek Aktivitas Nuklir Iran, Komersialisasi Industri Ini
Ketua Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran (AEOI) menggambarkan prospek aktivitas nuklir Iran sebagai komersialisasi industri ini.
Ali Akbar Salehi mengungkapkan hal itu dalam pertemuan peninjauan dimensi kesepakatan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 di Tehran, Ahad (9/8).
Ia mengatakan, sebelum perundingan nuklir Wina, Iran disanksi dan segala bentuk kerjasama di bidang nuklir tidak diizinkan, namun semua prestasi nuklir damai sekarang ini berkat upaya para ilmuwan dan pakar negara ini.
Salehi lebih lanjut menyinggung sejumlah kritikan atas kesepakatan nuklir Iran terkait pembatasan di sektor teknologi nuklir.
Ia menjelaskan, pasca kesepakatan nuklir Wina, dikatakan bahwa aktivitas nuklir Iran di banyak bagian terhenti atau melambat, namun bangsa negara ini harus yakin bahwa dalam kerangka garis merah, akan diambil tindakan sehingga pembatasan itu dicabut.
Ketua AEOI menegaskan, negara-negara Barat mengatakan bahwa Iran harus menghindari penyimpangan dalam aktivitas nuklirnya, dan mereka membatasi negara ini disebabkan kekhawatiran, padahal Tehran berulang kali menegaskan untuk tidak mengejar penyimpangan itu dan bahkan tidak berniat melakukannya.
Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Amerika Serikat ditambah Jerman) telah mencapai kesepakatan soal Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) di Wina, Austria, Selasa, 14 Juli 2015.
Sejenak Bersama Al-Quran: Ciri Khas Wali Allah
Ciri Khas Wali Allah
Allah Swt berfirman:
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (QS. Yunus: 62-63)
Dua ayat ini menjelaskan ciri-ciri wali Allah. Prinsip utama wali Allah adalah "Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami"[1] dan hasil dari ketakutan itu adalah takwa. Sementara hasil dari takwa itu sendiri adalah "Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada Hari Kiamat)".[2] Para wali Allah tidak memiliki rasa takut tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Karena siapa saja yang takut kepada Allah, maka dia tidak akan memiliki rasa takut yang lain. "Orang yang bersih perhitungannya di Hari Kiamat, tidak akan pernah merasa takut".
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Diamnya wali Allah adalah zikir, pandangannya mengambil pelajaran, ucapannya penuh hikmah dan aktivitasnya di tengah masyarakat menjadi sumber berkah."[3]
Imam Ali as berkata, "Allah Swt menyembunyikan wali-Nya di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya, jangan pernah menghina seorang muslim. Karena mungkin saja ia adalah wali Allah, sementara engkau tidak mengetahuinya."[4]
Seseorang yang menjadi wali Allah, niscaya Allah menjadi walinya. "Allah Pelindung orang-orang yang beriman",[5] "Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman"[6] dan "Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa".[7]
Sumber: Mohsen Qaraati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran, 1388 Hs, cet 1.
[1] . QS. al-Insan: 10.
[2] . QS. al-Anbiya: 103.
[3] . Tafsir as-Shafi.
[4] . Tafsir Nur at-Tsaqalain.
[5] . QS. al-Baqarah: 257.
[6] . QS. Ali Imran: 68.
[7] . QS. al-Jatsiyah: 19.