کمالوندی

کمالوندی

Komandan angkatan darat Iran lebih lanjut mengungkapkan, “Di antara angkatan bersanjata Iran, terdapat persatuan dan solidaritas penuh. Jika musuh melakukan kesalahan sekecil apa pun, maka mereka akan mendapatkan balasan yang mematikan.”

“Musuh tidak akan terlibat perang secara langsung dengan Iran, namun mereka akan mendukung kelompok Takfiri dan memperkokoh teroris di kawasan untuk membendung pengaruh Tehran,” tekan Pourdastan.

Kebangkitan Islam di kawasan menurut Pourdastan adalah hasil dari muqawama bangsa Iran terhadap kekuatan arogan dunia. “Selama bangsa Iran masih memiliki semangat anti-hegemoni, tidak ada kekuatan arogan dunia yang mampu melawannya,” tegas Pourdastan.

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Iran telah mencapai kesepakatan nuklir bersejarah dengan Barat.

Zarif dalam artikelnya di surat kabar The Guardian Inggris, Jumat (31/7/2015) menganggap rezim Zionis Israel sebagai penghalang terciptanya zona bebas nuklir di Timur Tengah. Dia mengatakan, Iran telah menandatangani kesepakatan nuklir bersejarah dan sekarang giliran rezim Zionis.

“Iran dan Kelompok 5+1 pada akhirnya mencapai tujuan kolektif mengubah program nuklir Tehran dari sebuah krisis yang tidak perlu menjadi peluang untuk kerjasama di bidang larangan proliferasi nuklir dan lebih jauh dari itu,” tulis Zarif.

Dia menegaskan bahwa Republik Islam Iran selalu melakukan upaya berkelanjutan untuk larangan penggunaan senjata pemusnah massal di kawasan.

“Rezim Israel sebagai satu-satunya pemilik program senjata nuklir di kawasan, menarik diri (dari proses perlucutan senjata nuklir),” tegas Zarif.

Menurutnya, kesepakatan nuklir Iran dapat menjadi awal perundingan untuk mencapai konvensi penghancuran dan penghapusan senjata nuklir dunia, di mana bisa didukung oleh sebuah mekanisme pengawasan yang ketat dan uji kejujuran.

Kepala Organisasi Basij Mustadafin Republik Islam Iran menilai perlengkapan senjata Sains dan Teknologi sebagai satu-satunya cara untuk bertahan melawan musuh.

Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi mengungkapkan hal itu dalam upacara penutupan Liga Ilmiah Internasional Periode ke-8 di Universitas Shahid Beheshti di Tehran, ibukota Iran, Kamis (30/7).

Brigjen Naqdi mengatakan, hari ini ilmu adalah sumber utama kekuatan.

Barat dalam hubungan dengan negara-negara Islam, kata Brigjen Naqdi, hanya berpikir kepentingan-kepentingannya.

Kepala Organisasi Basij Mustadafin Iran lebih lanjut menyinggung gugurnya ribuan anak dalam agresi militer Arab Saudi ke Yaman.

Ia menegaskan, pendukung serangan Arab Saudi ke Yaman adalah Amerika Serikat.

Brigjen Naqdi juga mengecam kejahatan rezim Zionis Israel di Palestina, dan menuturkan, kejahatan-kejahatan ini terjadi di bawah bayang-bayang kebungkaman Barat dan masyarakat internasional.

Wakil badan PBB yang mengurusi anak-anak, UNICEF di Tehran, menilai fatwa Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar tentang pendidikan anak-anak negara tetangga di Iran, sebagai teladan bertetangga internasional.

Fars News (28/7) melaporkan,  Ezio Gianni Murzi, Wakil UNICEF di Iran, Selasa (28/7) dalam penyampaian laporan tentang monitoring global “pendidikan untuk semua” tahun 2015 yang digelar di Tehran menuturkan, “Iran banyak memberikan contoh dukungan atas anak-anak negara-negara tetangga yang terkena krisis.”

Murzi menyebut pelayanan Iran layak menjadi teladan yang penting bagi negara-negara dunia. “Lebih dari 250 ribu anak-anak dari Afghanistan dan Irak belajar di sekolah-sekolah Iran,” ujarnya.

Wakil UNICEF di Tehran itu menyoroti peningkatan kualitas pendidikan dan kemampuan guru serta tujuan asasi pendidikan di Iran. Ia mengatakan, “UNICEF senang menjadi salah satu bagian dari upaya internasional ini, dan Iran dapat contoh yang baik bagi Timur Tengah dan Asia.”

Khatib Jumat Tehran mengatakan, penentu terakhir masalah nuklir dan pemerintahan Republik Islam Iran adalah Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar.

Ayatullah Ahmad Khatami, Khatib Jumat Tehran dalam khutbahnya menyoroti peran Rahbar dalam kemajuan perundingan nuklir. Ia mengatakan, “Dalam perundingan nuklir Wina, Iran membuktikan bahwai dirinya tidak berusaha mengejar senjata pembunuh massal.”

Khatami menyebut masalah nuklir adalah isu nasional dan terkait dengan seluruh masyarakat Iran. “Masalah ini bukan hanya milik satu kelompok politik tertentu, dan semuanya harus berusaha menyukseskan serta mencapai hasil,” ujarnya.

Ayatullah Khatami juga menegaskan tentang kesadaran rakyat Iran dalam menghadapi konspirasi-konspirasi “Setan Besar” Amerika. “Bualan Amerika terkait rakyat Iran adalah konsumsi dalam negeri negara itu,” katanya. 

Khatib Jumat Tehran menyebut opsi militer Amerika atas Iran sudah usang dan menegaskan, “Iran tidak menginginkan perang, akan tetapi jika mereka memulai, militer Iran akan memberikan balasan mematikan dan Amerika akan menyesal.”

Menurut Khatami, slogan “Mampus Amerika” bukan luapan emosional. “Bangsa Iran lebih dari 50 tahun ditindas oleh Amerika dan langkah Washington ini telah menyebabkan slogan Mampus Amerika semakin kencang di Iran,” paparnya.

Khatami juga menyinggung lawatan terbaru delegasi-delegasi Eropa ke Iran dan menjelaskan, “Lawatan beruntun delegasi-delegasi Eropa ke Iran menunjukkan bahwa Barat membutuhkan sumber-sumber dan pasar Iran.”

Khatib Jumat Tehran di bagian lain khutbahnya menyebut Amerika sebagai pemicu krisis di Suriah, Yaman, pengkhianatan Zionis terhadap rakyat Palestina dan pengkhianatan rezim Al Khalifa atas rakyat Bahrain.

Ia menuturkan, “Iran mendukung perjuangan merebut hak di kawasan.”

Wakil Presiden Indonesia dan Duta Besar Iran di Jakarta baru-baru ini menggelar pertemuan.

Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas perluasan kerja sama perbankan, ekonomi dan teknologi nuklir damai.

IRNA (31/7) melaporkan, Jusuf Kalla, Wapres Indonesia dalam pertemuannya dengan Valiollah Mohammadi, Dubes Iran di Jakarta, menyambut pencabutan sanksi-sanksi tidak adil Barat atas Iran.

Kalla mengatakan, “Pencabutan sanksi-sanksi ini akan mempermudah kerja sama Iran-Indonesia di bidang investasi dan perdagangan.”

Wapres juga menyinggung soal negosiasi terkait rencana Indonesia membeli minyak mentah dari Iran.

“Kapasitas-kapasitas kerja sama dua negara di bidang budaya, sosial, ekonomi, perdagangan dan investasi, sangat luas,” ujar Kalla.

Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, baru-baru ini menekankan perubahan kondisi ekonomi Iran pasca kesepakatan komprehensif nuklir dengan Kelompok 5+1.

Djalil mendesak perluasan kerja sama bisnis dan ekspor produk-produk Indonesia ke Iran.

Sabtu, 01 Agustus 2015 07:03

Iran, Sumber Gas Terbaik bagi Eropa

Direktur urusan internasional, perusahaan nasional gas Iran mengatakan, Iran termasuk salah satu negara dan sumber gas terbaik.

Jaringan informasi minyak dan energi Iran, Shana (31/7) melaporkan, Azizollah Ramezani, menegaskan, “Berdasarkan sejumlah riset yang dilakukan di parlemen Eropa, terbuka potensi ekspor gas oleh 12 negara ke Eropa. Iran, dengan kapasitas ekspor gas ke Eropa pertahunnya 25-30 milyar meter kubik, termasuk pilihan terbaik.”

Ramezani menjelaskan, “Negara-negara Eropa berusaha mencari alternatif penyedia energi, dan Iran, dengan perluasan fase baru Pars Selatan, akan mencapai kapasitas yang sesuai untuk meningkatkan ekspor gasnya. Iran dapat terhubung ke jaringan gas Eropa melalui delapan jalur.”  

Ia menambahkan, “Ekspor gas Iran ke Eropa membutuhkan investasi sebesar 10 milyar euro di seluruh bidang industri gas.”

Ramezani juga mengabarkan kunjungan delegasi Irak ke Iran. “Delegasi ini akan berkunjung ke Iran 10 hari mendatang untuk menyusun realisasi ekspor gas dari Iran ke Irak.”

Direktur urusan internasional, perusahaan nasional gas Iran itu juga menyinggung soal penghentian impor gas Turki dari Iran dan menuturkan, “Sebab penghentian impor gas Turki hingga kini belum diumumkan secara resmi oleh Ankara.”

Sabtu, 01 Agustus 2015 07:01

Iran Sediakan Banyak Peluang Dagang

Direktur Hubungan Kamar Dagang Iran-AS Mohsen Farshneshani, menyambut investasi perusahaan-perusahaan Amerika di Iran.

Dalam wawancaranya dengan CBS News, Jumat (31/7/2015), Farshneshani mengatakan, perusahaan-perusahaan Amerika tidak boleh mengabaikan pangsa pasar Iran yang mencapi 80 juta orang, di mana 42 persen dari mereka adalah pemuda.

Menurutnya, Iran telah membuka banyak peluang ekonomi. Kamar Dagang Iran dan AS yang dibentuk pada Maret 2014, membantu perusahaan-perusahaan Amerika yang melakukan investasi di Iran.

“Perusahaan Amerika harus percaya dengan pasar Iran dan mereka harus optimis bisa melakukan investasi di dalamnya,” ujar Farshneshani.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, tangan-tangan kotor sudah merusak kesucian bulan Ramadhan masyarakat kawasan.

Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Sabtu (18/7) pagi dalam khutbah shalat Idul Fitri di Tehran menyinggung krisis yang terjadi di kawasan.

Ia menuturkan, “Transformasi kawasan di bulan suci Ramadhan dan sebelumnya, diliputi dengan peristiwa-peristiwa mengerikan, dan masyarakat Muslim serta Mukmin harus menanggung derita akibat perbuatan-perubuatan buruk musuh.”

Rahbar berterimakasih pada tim juru runding nukilr Iran dan menegaskan, “Isi usulan kesepakatan perundingan, disepakati ataupun tidak, kerja keras tim juru runding nuklir Iran tetap layak mendapat penghormatan.”  

Ayatullah Khamenei menjelaskan, “Iran sampai kapanpun tidak akan pernah tunduk pada arogansi musuh dan tidak akan membiarkan siapapun mengganggu prinsip dasar negara. Kemampuan pertahanan dan zona keamanan Iran harus terjaga sekalipun musuh punya banyak rencana dalam hal ini.”

Ia melanjutkan, “Isi kesepakatan perundingan nuklir disepakati maupun tidak, Iran tidak akan melepaskan dukungan atas mitra-mitra regionalnya. Rakyat Yaman, Palestina, Irak, Suriah dan Lebanon akan tetap didukung.”

Menurut Rahbar, dengan disusunnya usulan kesepakatan perundingan nuklir, kebijakan Iran dalam menghadapi pemerintah imperialis Amerika Serikat, tidak akan pernah berubah.

Sebagaimana beberapa kali telah disebutkan, kata Rahbar, Iran dan Amerika tidak akan berunding terkait masalah-masalah internasional. Sehubungan dengan masalah nuklir, perundingan digelar berdasarkan maslahat.

Rahbar mengatakan bahwa banyak pertentangan antara kebijakan Amerika dan Iran di kawasan. “Amerika menuduh gerakan perlawanan Lebanon sebagai teroris, akan tetapi mendukung rezim Zionis Israel. Bagaimana mungkin dengan kebijakan semacam ini bisa berunding,” ujarnya.

Rahbar juga menyinggung kesombongan petinggi Amerika pasca perundingan nuklir terakhir dan menegaskan, “Kejadian yang sebenarnya adalah sesuatu yang lain, mereka tidak berkata jujur kepada rakyatnya dan jika mengklaim berhasil menundukkan Iran, maka mereka akan melihatnya dengan baik.”

Ia menambahkan, “Sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran hingga sekarang, lima presiden Amerika berharap bisa menundukkan Iran, semuanya meninggal dan harapan-harapan merekapun ikut terkubur.”

“Enam kekuatan ekonomi dunia, setelah 12 tahun berusaha mencegah Iran untuk memiliki industri nuklir, hari ini terpaksa menerima dioperasikannya beberapa ribu sentrifugal. Terpaksa menerima berlanjutnya realisasi, pengembangan dan operasi industri nuklir Iran dan ini berarti kekuatan rakyat Iran,” paparnya.

Soal statemen terbaru Presiden Amerika yang mengaku bisa menumpas militer Iran, Rahbar mengatakan, “Iran tidak akan pernah menjadi pemicu perang manapun. Akan tetapi jika mereka ingin benar-benar memahami dan ingin menggunakan pengalamannya dengan benar, maka yang akan kalah adalah Amerika penjahat.”

Sabtu, 01 Agustus 2015 06:59

Jawaban Rahbar atas Surat Presiden Iran

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menilai berakhirnya perundingan nuklir sebagai langkah penting dan bernilai bagi bangsa Iran.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (15/7) dalam jawaban surat Presiden Iran terkait perundingan nuklir, berterimakasih atas kerja keras Presiden dan tim perunding nuklir, dan menilai berakhirnya perundingan ini sebagai langkah penting dalam kemajuan dan pembangunan Iran yang Islami.

Rahbar mengatakan bahwa sebagian anggota Kelompok 5+1 dalam perundingan nuklir tidak bisa dipercaya.

Ia menegaskan, “Isi kesepakatan harus dikaji dengan cermat dan diletakkan pada jalur hukum yang sudah diprediksi sebelumnya. Ketika itu disahkan, kita harus berhati-hati atas kemungkinan pelanggaran dari pihak lawan perundingan dan menutup peluang terjadinya pelanggaran tersebut.”

Rahbar menambahkan, “Saya berharap rakyat Iran tetap menjaga persatuan dan kewaspadaannya sehingga dapat mencapai kepentingan-kepentingan nasional dalam atmosfir yang tenang dan rasional.”  

Hassan Rouhani, Presiden Iran dalam suratnya untuk Rahbar menjelaskan, “Rahmat Ilahi yang merupakan buah dari kehadiran total rakyat Iran dan bimbingan Rahbar ini tercapai berkat dukungan rakyat dan dipilihnya strategi interaksi konstruktif dengan dunia.”

Rouhani menambahkan, “Prestasi yang dicapai setelah berbulan-bulan kerja keras di bidang ekonomi dan politik luar negeri ini, mengokohkan hak nuklir Iran dan membuka peluang pencabutan sanksi menindas dan jalan pembangunan serta realisasi kebijakan ekonomi perlawanan.”

Presiden Iran melanjutkan, “Di saat musuh Iran sedang berusaha melancarkan proyek Iranphobia agar Tehran dikucilkan dunia dan dirugikan, kita bukan saja telah mengalahkan proyek ini, bahkan mencapai posisi internasional seperti sekarang.”

Dunia saat ini, katanya, dengan gembira melakukan dialog dan kerja sama dengan Iran di berbagai bidang.

Rouhani dalam suratnya menjelaskan, “Prestasi luar biasa dalam sejarah hubungan internasional yang berhasil mencabut resolusi Dewan Keamanan PBB dan membuka peluang kerja sama internasional, bahkan dibidang nuklir ini, adalah pelajaran bagi kawasan kita.”

“Solusi masalah-masalah politik regional bukanlah agresi, pembunuhan atau terorisme, tapi negosiasi dan partisipasi nyata rakyat,” pungkasnya.