
کمالوندی
Palestina Apresiasi Bantuan dan Dukungan Iran
Sekretaris Jenderal Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) memuji bantuan dan dukungan Republik Islam Iran untuk membela bangsa Palestina meskipun negara ini sedang disanski Barat.
Ahmed Jibril mengungkapkan hal itu dalam wawancara dengan Alalam, Kamis (9/7).
Jibril mengatakan, serangan-serangan yang dihadapi Iran menunjukkan sikap politik dan prinsip negara ini terhadap masalah Palestina, Suriah dan semua orang tertindas di dunia, sebab, meskipun Tehran diembargo, namun Iran tidak pernah mengabaikan untuk membela Palestina.
Mengenai Hari Quds Internasional, ia menuturkan, Imam Khomeini ra menamakan Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds ketika Iran dalam kondisi sulit dan dalam keadaan diserang oleh rezim Baath Irak, di mana perhatian ini sangat bernilai bagi Palestina.
Sekjen PFLP lebih lanjut menyinggung agresi militer Arab Saudi ke Yaman, dan mengatakan, Palestina mengecam konspirasi anti-Yaman, dan kami meyakini bahwa jet-jet tempur yang membobardir Jalur Gaza, hari ini menarget kota-kota Yaman.
Menurutnya, serangan Arab Saudi ke Yaman dampaknya akan membakar rezim Al Saud.
Hamas: Hari Quds Sedunia, Batu Loncatan untuk Persatuan
Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), menilai Hari Quds Sedunia sebagai batu loncatan untuk persatuan dunia Islam terhadap rezim Zionis Israel.
Mushir al-Masri dalam wawancaranya dengan kantor berita Tasnimnews, mengatakan, jika umat Islam bersikap waspada dan dengan segenap kekuatannya bergerak ke arah Palestina, maka Hari Quds Sedunia bisa menjadi batu loncatan menuju persatuan untuk menghadapi rezim Zionis.
“Isu Palestina merupakan masalah utama umat Islam dan Hari Quds Sedunia muncul sebagai sirine peringatan bagi kaum Muslim dan peristiwa yang menimpa Quds,” tambahnya.
Menurut jubir Hamas ini, Hari Quds Sedunia merupakan hari yang memberi pesan kepada kaum Muslim bahwa Quds harus menjadi pusat perhatian mereka dan rezim Zionis adalah musuh utama umat Islam dan moncong senjata harus dibidik ke arah kanker ganas tersebut.
Kaum Muslim di seluruh dunia, hari ini (Jumat,10/7/2015) melakukan pawai akbar menentang Israel serta meluapkan kemarahan dan kebenciannya terhadap kejahatan Zionis atas bangsa Palestina.
Statemen Kelompok Perlawanan Palestina di Hari Quds
Kelompok-kelompok perlawanan Palestina menekankan upaya menjaga Al Quds sebagai kiblat pertama umat Islam dunia.
Situs berita Felestin Al Youm (10/7) melaporkan, kelompok-kelompok perlawanan Palestina, Jumat (10/7) di Hari Quds Sedunia yang bersamaan dengan peringatan setahun perang 50 hari Gaza, mengumumkan, “Al Quds tetap menjadi kiblat pertama umat Islam.”
Kelompok perlawanan Palestina menyebut proyek Yahudisasi Al Quds, gagal dan itu tidak akan membuat rakyat Palestina menutup mata atas kota suci ini.
Dalam pernyataan yang disampaikan di konferensi pers di pusat Gaza itu disebutkan, masalah tahanan Palestina merupakan prioritas pasukan perlawanan dan mereka bekerja keras untuk membebaskan para tahanan itu.
Ditegaskannya, “Pasukan perlawanan memiliki kesiapan penuh dan sudah memulihkan kemampuan militernya serta siap melawan rezim Zionis Israel dalam setiap perang.”
Kelompok-kelompok perlawanan Palestina menegaskan berlanjutnya perlawanan mereka sampai tercapainya cita-cita Palestina.
Menurut mereka, politik mengelak Israel dari hasil pemberlakuan gencatan senjata termasuk pencabutan blokade Gaza dan rekonstruksi wilayah itu, sia-sia. Kelompok perlawanan Palestina tidak akan membiarkan politik ini berlanjut.
Pernyataan tersebut disampaikan Brigade Nasser Salahuddin, Brigade Abu Ali Mustafa, Perlawanan Nasional, Brigade Syahid Abdul Qader Husseini, Shuhada Al Aqsa-Brigade El Amoudi, Brigade Al Ansar, Brigade Al Saiqa dan Saif Al Islam.
Pidato Sekjen Hizbullah di Hari Quds Sedunia
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Lebanon mengatakan, tujuan Imam Khomeini, Pendiri Republik Islam Iran, menetapkan Hari Quds Sedunia adalah untuk menghidupkan masalah Palestina.
Stasiun televisi Al Mayadeen (10/7) melaporkan, Sayid Hassan Nasrullah, Sekjen Hizbullah dalam pidatonya, Jumat (10/7) memperingati Hari Quds Sedunia di Dahiya, Beirut menuturkan, “Negara-negara Arab dan Islam seiring berlalunya waktu, semakin memahami pentingnya Hari Quds Sedunia.”
Nasrullah menegaskan, “Hari ini, di tengah konsidi sulit yang dialami kawasan dan dunia, jutaan orang menyambut seruan bersejarah Imam Khomeini untuk menggelar demonstrasi damai. Demonstrasi rakyat Bahrain dan Yaman digelar dalam kondisi genting dengan penuh kewaspadaan.”
Sekjen Hizbullah juga menyebut berlanjutnya serangan Arab Saudi ke Yaman dilandasi dendam. “Rezim Zionis Israel percaya independensi dan kedaulatan Yaman dalam menghadapi Israel adalah bentuk perlawanan, dan serangan ke Yaman merupakan pelayanan terbaik Saudi untuk Israel,” ujarnya.
Terkait Suriah, Nasrullah menjelaskan, “Suriah kokoh dan kuat. Orang-orang yang bersama Suriah akan tetap bersamanya dan para agresor tidak akan pernah berhasil mencapai tujuannya.”
Sehubungan dengan langkah Israel mengadudomba Mesir dan Hamas, Nasrullah mengatakan, “Israel yang esensinya adalah teroris, mengklaim mendukung Mesir dalam menangani peristiwa Sinai. Tel Aviv berusaha menuduh Hamas berada di balik peristiwa Sinai dan melemparkan fitnah di antara Kairo dan Gaza.”
Sekjen Hizbullah kembali mengapresiasi dukungan Iran atas Palestina dan gerakan perlawanan Islam.
“Negara yang hingga kini tetap mengibarkan bendera perlawanan, terdepan dari semuanya serta tidak bersedia mengakui keberadaan Israel dan mendukung gerakan perlawanan, adalah Iran. Tidak ada negara lain yang berani berlaku demikian,” pungkasnya.
Irak Lanjutkan Operasi "Sapu Bersih" Teroris
Wakil Sekjen organisasi Badr Irak menyatakan perang melawan terorisme tidak akan berhenti hingga seluruh wilayah negara ini terbebas dari teroris.
Al-Sumaria News melapokan, Abdul Karim Yunes Al-Ansari dalam statemen yang disampaikan hari Jumat (10/7) menegaskan tegas baja rakyat dan pemerintah Irak dalam menumpas terorisme.
Di bagian lain pernyataannya, Wakil Sekjen Badr menyinggung peringatan hari Quds sedunia di Irak.
"Orang-orang Irak bersama bangsa merdeka di seluruh dunia setiap tahun menyambut dan memperingati hari Quds sedunia, yang ditetapkan pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini pada Jumat terakhir Ramadhan," ujar Al-Ansari hari Jumat (10/7).
"Hari Quds sebagai bentuk penentangan dunia terhadap pendudukan Baitul Maqdis dan seruan pembebasan kota suci ini dari cengkeraman rezim lalim [Israel]," tegasnya.
Menurut Wakil Sekjen Badr, hari Quds sedunia sebagai simbol pembebasan kaum tertindas di seluruh penjuru dunia dari cengkeraman imperialis, sekaligus solidaritas dalam membela hak bangsa-bangsa tertindas.
Al-Ansari menyebut rezim Zionis dan AS sebagai musuh bersama bangsa Arab dan Umat Islam.
Wakil Sekjen Badr Irak mengingatkan bahwa eskalasi serangan teroris di Irak, Suriah dan Yaman sebagai konspirasi Israel dan AS.
"Prakarsa AS dan rezim Zionis bertujuan memecah-belah negara-negara regional dan membiarkan negara-negara Arab dan Islam tidak stabil dan lemah," pungkasnya.
Hamas Konsisten Perjuangkan Pencabutan Blokade Gaza
Pejabat senior gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas menyatakan pihaknya akan terus memperjuangkan pencabutan blokade lalim terhadap Gaza.
Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah dalam wawancara dengan al-Khaleejonline hari Jumat (10/7) mengatakan tahap pembukaan Gaza semakin dekat, dan fase ini sangat penting dan sensitif bagi penghuni wilayah yang diblokade Israel itu.
Hamas, tutur Haniyah, terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak untuk mendorong pencabutan segera blokade Gaza.
Menurutnya, blokade Gaza tidak akan berlanjut panjang.
Di bagian lain statemennya, Ismail Haniyah menyatakan Hamas tidak mengejar perang dengan rezim Zionis, tapi senantiasa berkomitmen dalam perlawanan menghadapi rezim agresor Israel, dan memperjuangkan pencabutan blokade Gaza.
Sejak delapan tahun lalu hingga kini, rezim Zionis menerapkan blokade sepihak dan lalim terhadap Jalur Gaza, yang menyengsarakan warga Palestina di wilayah tersebut.(
Erekat: Perundingan dengan Israel Tidak Berguna
Perunding senior Otorita Ramallah mengatakan, negosiasi dengan rezim Zionis Israel tidak berguna.
Saeb Erekat mengungkapkan hal itu dalam pertemuannya dengan Fernando Gentilini, Utusan Khusus Eropa untuk Proses Perdamaian di Timur Tengah, Jumat (10/7), seperti dilaporkan Pusat Informasi Palestina.
Erekat menambahkan, jika Israel tidak komitmen dengan penghentian pembangunan pemukiman, pencabutan blokade Jalur Gaza dan pembebasan para tahanan serta pembentukan sebuah negara independen Palestina dengan perbatasan tahun 1967, maka perundingan dengan Tel Aviv tidak akan berguna.
Ia menyerukan masyarakat internasional untuk menginterogasi para pejabat rezim Zionis atas kejahatan-kejahatannya dan memaksa mereka untuk komitmen dengan hukum-hukum internasional serta menghentikan segala bentuk tindakan yang mengganggu penyelesaian pembentukan negara independen Palestina.
Perundingan kompromi antara Otorita Ramallah dan rezim Zionis dengan mediasi Amerika Serikat telah dimulai sejak beberapa tahun lalu, namun negosiasi ini berhenti disebabkan sabotase Israel.
Rakyat Iran Tumpah Ruah ke Jalan Peringati Hari Quds Sedunia
Dewan Koordinasi Dakwah Islam dalam satu pernyataannya, mengabarkan dimulainya pawai akbar Hari Quds Sedunia di Tehran dan di lebih dari 770 kota di Iran.
Dewan Koordinasi Dakwah Islam pada Jumat (10/7/2015), mengumumkan Hari Quds Sedunia tahun ini merupakan hari untuk menyuarakan kebebasan Quds, mendukung cita-cita bangsa Palestina dan meluapkan kemarahan kaum Muslim terhadap penjajahan, brutalitas dan genosida rezim Zionis serta kejahatan kelompok teroris ISIS dan kelompok Takfiri lainnya.
Lembaga tersebut mengajak semua lapisan masyarakat Iran untuk berpartisipasi pada acara pawai akbar Hari Quds Sedunia guna menyatakan dukungannya untuk rakyat tertindas Palestina, Yaman, Suriah, Bahrain dan Irak.
Statemen itu menyebutkan Hari Quds Sedunia yang diperingati di lebih dari 770 kota di seluruh Iran, merupakan sebuah tamparan keras terhadap sistem arogansi dan hegemoni global serta momen untuk kembali menegaskan janji setia dengan cita-cita suci bangsa Palestina.
Para pejabat tinggi Iran, termasuk Presiden Hassan Rouhani, Ketua Parlemen Ali Larijani dan Ketua Mahkamah Agung Ayatullah Sadeq Amoli Larijani juga bergabung dalam acara tersebut.
Imam Khomeini ra, pencetus Revolusi Islam Iran, mengumumkan hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia dan hari dukungan atas perjuangan bangsa Palestina.
Rouhani: Hari Quds Sedunia, Hari Kesetiaan dengan Palestina
Presiden Iran Hassan Rouhani, menilai Hari Quds Sedunia sebagai hari kesetiaan kaum Muslim dan orang-orang yang merdeka terhadap cita-cita suci Palestina.
Rouhani di tengah pawai akbar Hari Quds Sedunia di Tehran pada Jumat (10/7/2015), mengatakan meski masyarakat Iran tadi malam menghadiri peringatan malam Lailatul Qadar hingga menjelang sahur, namun hari ini mereka tetap semangat mengikuti pawai akbar Hari Quds Sedunia.
Pada dasarnya, ujar Rouhani, Hari Quds Sedunia memiliki makna kesetiaan terhadap cita-cita Palestina dan al-Quds.
Menurutnya, kaum Muslim akan mencapai tujuan-tujuannya melalui persatuan, kekompakan, perlawanan, jihad dan pengorbanan.
“Saat ini tentu saja di banyak negara, terdapat perselisihan dan perpecahan, dan kelompok teroris dengan dukungan rezim Zionis Israel dan arogansi dunia telah mempersulit kondisi kehidupan masyarakat,” tegas Rouhani.
Resolusi Hari Quds Sedunia di Iran
Para peserta pawai akbar Hari Quds Sedunia di Iran, mengeluarkan sebuah resolusi untuk menegaskan pembelaan atas cita-cita bangsa Palestina dan penentangan terhadap penjajahan rezim Zionis Israel.
Resolusi itu menyebutkan bahwa bangsa Iran menganggap pembebasan Baitul Maqdis dan bangsa tertindas Palestina dari penjajahan rezim Zionis sebagai cita-cita luhur Revolusi Islam dan strategi menentukan Imam Khomeini ra dan Ayatullah Khamenei untuk dunia Islam serta kunci untuk mencapai persatuan kaum Muslim.
Bangsa Iran, tegas resolusi Hari Quds Sedunia, akan mengerahkan semua kapasitas serta peluang material dan spiritualnya dengan penuh antusias dan pengorbanan untuk mendukung intifadah Palestina dan muqawama Islam.
Bangsa Iran menganggap isu Palestina, pembebasan al-Quds al-Sharif dan upaya untuk menghapus kanker ganas Israel sebagai prioritas utama dunia Islam.
Resolusi Hari Quds Sedunia mengecam semua langkah untuk mengalihkan perhatian umat Islam dari masalah Palestina dan mengumumkan kepada dunia bahwa solusi tunggal masalah Palestina adalah pemulangan para pengungsi Palestina dan pelaksanaan sebuah referendum yang bebas untuk menentukan masa depan Palestina dengan tekad mereka sendiri.
“Bangsa Iran menilai kekompakan dan persatuan faksi-faksi Palestina terhadap rezim Zionis sebagai komponen utama untuk mencapai cita-cita pembebasan Palestina. Selain medukung front muqawama dan intifadah, resolusi juga menyeru semua faksi Palestina khususnya Hamas dan Fatah agar tidak membiarkan musuh-musuh bangsa Palestina dengan kelicikan mereka, memperlemah dan merusak kapasitas dan peluang strategis yang ada di hadapan front anti-Zionis,” tegasnya.
Di bagian lain resolusi itu, para peserta pawai akbar Hari Quds Sedunia menilai fitnah ISIS dan teroris Takfiri di Irak, Suriah dan Libya serta kejahatan rezim Al Saud terhadap rakyat Yaman sebagai perang proksi Amerika Serikat, Zionis dan rezim reaksioner untuk menciptakan perpecahan di tengah kaum Muslim dan menegakkan keamanan Israel.
Umat Islam dengan mengikuti ajaran al-Quran dan muqawama, tidak akan mengizinkan musuh dengan menyebarkan isu-isu sesat, mengorbankan kapasitas dunia Islam untuk kepentingan Zionis dan kekuatan-kekuatan global.
Resolusi itu juga mengutuk pembantaian perempuan, anak-anak dan rakyat tertindas Yaman oleh rezim agresor Al Saud. Resolusi memperingatkan bahwa pengabdian beberapa negara regional untuk musuh-musuh Islam di jalan itu, tidak akan memberi sesuatu kepada para rezim boneka selain kehinaan dan kekalahan.
Resolusi Hari Quds Sedunia di Iran, mengapresiasi perlawanan rakyat Irak, Suriah dan Yaman terhadap fitnah teroris Takfiri, Salafi dan konspirasi busuk kekuatan-kekuatan arogan. Resolusi juga menegaskan dukungan terhadap revolusi rakyat yang digulirkan oleh bangsa-bangsa regional.