
کمالوندی
Dua Bank Iran Segera Beroperasi di Inggris
Direktur Bank Sentral Iran mengabarkan pengoperasian dua bank Iran di Inggris dalam waktu dekat.
Valiollah Seif, Direktur Bank Sentral Iran, Ahad (23/8) setelah bertemu dengan Philip Hammond, Menteri Luar Negeri Inggris di Tehran, kepada IRNA menjelaskan tentang aktivitas bank-bank Iran di Inggris.
Ia mengatakan, “Iran memiliki empat bank di Inggris, dua di antaranya yaitu, Bank Melli dan Persia International Bank, dalam waktu dekat ini dapat memulai aktivitasnya.”
Seif menegaskan, “Dalam pertemuan dengan Menlu Inggris, Deputi Menteri Keuangan dan Direktur Eksekutif Institusi Bank Inggris, dibahas hubungan Tehran-London dan rekam jejak kerja sama perbankan dua negara. Inggris ingin bank-banknya kembali beroperasi di Iran.”
Direktur Bank Sentral Iran menjelaskan bahwa bank-bank Inggris juga ingin beraktivitas kembali di Iran. “Bank-bank Iran sedang berusaha mencapai standar-standar yang diperlukan sehingga hambatan untuk memulai kembali hubungan dapat diatasi,” katanya.
Seif juga mengumumkan keinginan Inggris untuk berpartisipasi di bursa saham Iran.
“Inggris ingin bursa saham London dan Tehran menjalin kerja sama. Rencananya masalah ini akan disampaikan kepada Direktur Bursa Saham dan Surat Berharga Iran, sehingga kedua pihak dapat segera terhubung,” pungkasnya.
Nematzadeh: Iran dapat Menjadi Mitra Strategis Eropa
Menteri Industri, Tambang dan Perdagangan Iran mengatakan, Tehran dapat menjadi mitra kerja sama yang baik dan strategis bagi negara-negara Eropa.
Mohammad Reza Nematzadeh, Ahad (23/8) menuturkan, “Kunjungan menteri-menteri luar negeri dan ekonomi Italia dan beberapa negara Eropa lain ke Iran dalam beberapa bulan terakhir, adalah bukti realitas bahwa Tehran dapat menjadi mitra kerja sama yang baik dan strategis bagi negara-negara Eropa.”
Nematzadeh menjelaskan bahwa Iran, sekalipun di bawah tekanan, sanksi ekonomi dan politik, berhasil mencapai kemajuan di berbagai bidang.
“Pandangan negara-negara Barat atas Iran sudah berubah, dan Tehran siap bekerjasama dengan negara-negara Eropa di berbagai bidang industri, tambang, infrastruktur dan investasi bersama jangka panjang,” ujarnya.
Nematzadeh juga menyinggung tentang Milan Expo, masalah kemiskinan dan kelaparan. Ia menegaskan, “Iran, siap meningkatkan dan mentransfer ilmu pengetahuan serta pengalamannya di bidang produksi hasil-hasil pertanian dan peternakan, kepada negara-negara yang membutuhkan.”
Dalam Milan Expo 2015, 145 negara memamerkan produk-produknya. Acara ini digelar dari tanggal 30 April 2015 dan akan ditutup pada 26 Oktober mendatang.
Tanggal 23 Agustus diperingati sebagai Hari Nasional Iran di Milan Expo.
Iran-Inggris Hidupkan Kembali Kerjasama Ekonomi
Kepala Kamar Dagang, Industri, Pertambangan dan Pertanian Republik Islam Iran dan Wakil Kementerian Keuangan Inggris menekankan dimulainya kembali kerjasama ekonomi kedua negara.
Mohsen Jalalpour dalam pertemuannya dengan Damian Hinds di Tehran, menyinggung fakta ekonomi di Iran. Ia mengatakan, pada periode sanksi, Inggris menerapkan tekanan sanksi terbesar terhadap perusahaan dan lembaga Iran.
Pertemuan tersebut digelar bertepatan dengan pembukaan kembali Kedutaan Besar Inggris di Tehran, ibukota Iran pada Minggu (23/8/2015) seperti dilaporkan IRNA.
Jalalpour menambahkan, Inggris harus berupaya keras supaya pola pikir negatif mereka di Iran dapat berubah.
Menurutnya, sanksi telah menyebabkan perusahaan-perusahaan Inggris keluar dari pasar Iran, di mana hal ini menguntungkan para pesaingnya.
Kepala Kamar Dagang Iran meminta delegasi tinggi Inggris untuk menyusun kebijakan perdagangannya di Iran dengan melihat fakta ekonomi dan sektor swasta di negara ini.
Sementara itu, Wakil Kementerian Keuangan Inggris mengatakan, Iran memiliki sejarah, budaya dan peradaban yang kaya.
Hinds menambahkan, bangkitnya hubungan kedua negara merupakan prioritas pemerintah Inggris dan kami meyakini bahwa terjalinnya hubungan ini akan menguntungkan kedua pihak.
Menurutnya, Inggris dan Iran dapat menjadi mitra bisnis yang tepat, di mana kedua negara ini saling memperoleh keuntungan.
Presiden Iran: Masjid, Pusat untuk Pendidikan dan Ibadah
Presiden Republik Islam Iran mengatakan, kewaspadaan dan kesadaran untuk memelihara identitas Islam perlu diperhatikan demi menggalakkan hukum-hukum Islam di tengah umat.
Hassan Rouhani mengemukakan hal itu dalam pidatonya, Kamis (20/8/2015) pagi pada acara peringatan Hari Masjid Sedunia ke-13 di Tehran.
Menurutnya, masjid merupakan pusat penting Islami dan sejak dulu dalam arsitektur Islam tempat suci ini menjadi sentral utama perkotaan dan masyarakat. Asas masjid adalah sebuah tempat untuk kegiatan ibadah, spiritualitas, moral serta pendidikan dan pengajaran.
Di dunia modern, ujar Rouhani, masjid tidak menggantikan posisi sekolah, universitas dan pusat budaya, tapi masjid merupakan pusat pendidikan dan akhlak Islami serta tempat untuk mempersiapkan masyarakat untuk jihad dan pengorbanan.
Meski demikian, lanjutnya, saat ini masih ditemukan masjid di berbagai titik di dunia yang dijadikan sebagai wadah untuk menyampaikan pidato yang memecah belah umat Islam.
Pada kesempatan itu, Rouhani menandaskan masjid hakiki adalah sebuah masjid yang menjadi pusat pendidikan ilmu dan persatuan di tengah kaum Muslim. Dari tempat itu, muncul persatuan dan persaudaraa, dan buka kezaliman serta penindasan.
“Dalam Revolusi Islam Iran, masjid merupakan pelopor kebangkitan dan pidato-pidato penting Imam Khomeini ra disampaikan di mimbar masjid,” terangnya.
Berbicara tentang hari pembakaran Masjid al-Aqsa di Palestina, Rouhani menegaskan, peristiwa pembakaran kiblat pertama umat Islam membawa pesan bahwa rezim Zionis Israel sama sekali tidak berkomitmen terhadap prinsip-prinsip sosial dan kemanusiaan.
“Hari itu mengingatkan kita bahwa rezim Zionis tidak hanya menindas anak-anak dan perempuan serta melanjutkan pejajahan dan arogansinya, tapi juga melecehkan kiblat pertama kaum Muslim yang dihormati oleh semua pemeluk agama langit,” jelasnya.
Masjid al-Aqsa dibakar oleh warga Zionis ekstrim pada 21 Agustus 1969. Insiden ini membawa kerugian besar bagi bangunan suci tersebut.
Khatib Tehran: Naif Jika Berharap Perubahan Perilaku AS
Khatib shalat Jumat Tehran mengatakan bahwa membayangkan perubahan perilaku Amerika Serikat dengan Iran adalah “naif.”
Ayatullah Mohammad Ali Movahedi Kermani dalam khutbahnya di hadapan ribuan jamaah shalat Jumat Kota Tehran, menerangkan Republik Islam tidak akan membiarkan AS menebar pengaruhnya di Iran.
“Washington tahu bahwa jika ingin menancapkan hegemoni politik, mereka harus masuk lewat budaya,” ujarnya.
Ayatullah Movahedi Kermani menegaskan Iran telah membuat musuh putus asa dalam mencapai kepentingan hegemoniknya. Menurutnya, perjanjian nuklir Iran bukan berarti bangsa Iran berdamai dengan AS, karena AS selama Islam masih ada akan menjadi musuh negara-negara Muslim termasuk Iran.
Dia menjelaskan bahwa perundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 telah membuktikan kebenaran Republik Islam di mata dunia. “Tehran sama sekali tidak mengejar senjata nuklir dan hal ini juga sudah dibuktikan dalam negosiasi,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Ayatullah Movahedi Kermani juga menyinggung upaya beberapa negara Arab untuk menciptakan perpecahan di tengah kaum Muslim. Dia mengatakan, pengikut Syiah hakiki tidak akan pernah menghina simbol-simbol suci Ahlu Sunnah dan orang-orang yang melakukan penghinaan itu, mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan Syiah.
Dia mengkritik dukungan AS kepada rezim Zionis Israel dan menegaskan, AS dan sekutunya perlu tahu bahwa Iran juga tidak akan menarik dukungannya kepada muqawama dan Palestina.
Menyoroti transformasi di Timur Tengah, Ayatullah Movahedi Kermani menyampaikan harapan agar Arab Saudi menyadari kesalahan kebijakannya di kawasan dan kejahatan yang dilakukan di Yaman.
Dia juga berharap agar Irak dan Suriah menang dalam memerangi kelompok teroris ISIS sehingga keamanan tercipta di negara tersebut.
Festival Internasional Imam Ridha ke-13 Digelar di 79 Negara
Ketua Lembaga Budaya dan Komunikasi Islam Iran mengabarkan penyelenggaraan festival internasional Imam Ridha as di 79 negara dunia.
Abozar Ebrahimi Torkaman dalam wawancaranya dengan IRIB World Service (21/8) mengatakan, “Festival internasional Imam Ridha as ke-13 yang diberi tema ‘Rasionalitas dan Dialog’, tahun ini akan digelar di 200 lokasi di 79 negara dunia.”
Ebrahimi Torkaman menjelaskan, aktivitas-aktivitas luas di bidang fotografi, seni lukis, syair, penulisan buku, penerjemahan dan pendirian lembaga-lembaga yang menyebarkan budaya Razavi, merupakan langkah bernilai dari para pelayan Imam Ridha as di level internasional.
“Film-film yang diproduksi tentang sejarah kehidupan Imam Ridha as ditayangkan di kantor-kantor Atase Kebudayaan Iran di luar negeri dalam berbagai bahasa,” tandasnya.
Calon Jamaah Haji Iran Berangkat ke Tanah Suci
Kloter pertama calon jamaah haji asal Republik Islam Iran akan memulai penerbangan ke Tanah Suci hari ini (Ahad,23/8/2015).
Ketua Lembaga Haji dan Ziarah Iran Saeed Owhadi, mengatakan tiga kloter calon jamaah haji Iran akan diberangkatkan ke Arab Saudi melalui tiga embarkasi Bandara Internasional Imam Khomeini ra Tehran, Mashhad dan Sari.
“Mayoritas jamaah akan berada di Madinah untuk beberapa hari dan kemudian mereka diberangkatkan ke Makkah untuk ibadah haji,” tambahnya.
Owhadi menerangkan, pengiriman jamaah ke Madinah tahun ini meningkat 12 persen dan total 62 persen jamaah akan dikirim kota Nabi Saw terlebih dahulu. Menurutnya, rute ini mengikuti keinginan jamaah dan juga akan mendorong penghematan.
Berdasarkan laporan ini, pemberangkatan jamaah akan berlangsung sampai 17 September mendatang dan kloter yang berasal dari berbagai provinsi Iran akan berada di Tanah Suci selama 29-33 hari.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Bandara Iran Rahmatullah Mahabadi mengatakan, tiga maskapai penerbangan Iran Air, Mahan Air dan Saudi Arabian Airlines akan mengangkut calon jamaah haji Iran ke Tanah Suci.
Rahbar: Kami tak Akan Membiarkan Pengaruh AS Masuk ke Iran
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menegaskan bahwa Iran dengan seluruh kemampuannya tidak akan membiarkan pengaruh Amerika Serikat masuk ke Iran.
Hal itu disampaikan Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Senin (17/8) dalam pertemuannya dengan ulama, intelektual dan tamu-tamu pertemuan Forum Ahlul Bait as Internasional, dan pertemuan Persatuan Radio dan Televisi Islam di Tehran.
Rahbar menuturkan, "Amerika ingin menggunakan kesepakatan nuklir, yang sampai sekarang nasibnya masih belum jelas, sebagai senjata untuk menancapkan pengaruhnya di Iran, akan tetapi kami sudah menutup rapat celah ini."
Ayatullah Khamenei menyebut kebijakan regional Iran bertentangan dengan kebijakan regional Amerika. "Mereka ingin memecah belah negara-negara kawasan dan menciptakan negara-negara kecil yang patuh, akan tetapi berkat bantuan Allah Swt hal ini tidak akan terjadi," paparnya.
Menurut Rahbar perang melawan konspirasi-konspirasi imperialis di kawasan adalah menifestasi nyata jihad di jalan Allah Swt.
Ia menambahkan, "Konspirasi kubu imperialis di kawasan berlandaskan pada dua prinsip, menciptakan konflik dan menancapkan pengaruh. Itu harus dilawan secara cerdas dan tanpa henti dengan perencanaan menyerang dan bertahan yang benar."
Rahbar juga menyoroti konfrontasi kebijakan regional Iran dan Amerika, dan menerangkan, "Masalah Palestina adalah masalah utama Dunia Islam, dan Iran membela perlawanan di kawasan termasuk perlawanan Palestina, serta mendukung setiap orang yang berperang melawan rezim Zionis Israel."
Ia juga menyinggung dukungan Iran atas seluruh kaum tertindas dunia termasuk rakyat Bahrain dan Yaman.
"Berbeda dengan klaim-klaim tak berdasar, kami tidak mengintervensi negara-negara itu, akan tetapi kami melanjutkan dukungan kami kepada rakyat tertindas," ujarnya.
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Apa yang terjadi hari ini di Irak, Suriah, Yaman dan wilayah-wilayah lain, dan sedang diupayakan agar terlihat sebagai perang mazhab, sama sekali bukan perang mazhab, tapi perang politik."
Rahbar menekankan upaya meredam konflik di kawasan dan mengatakan, "Iran, untuk memperkuat persatuan di kawasan, berulang kali mengulurkan tangan persahabatan ke seluruh negara Islam kawasan."
Di bagian lain pidatonya, Rahbar menilai Persatuan Radio dan Televisi Islam sebagai lembaga yang sangat penting untuk menghadapi dominasi berbahaya dan mafia-mafia media Amerika-Israel.
"Gerakan ini sepenuhnya harus diperkuat dan diperluas," tandasnya.
Ayatullah Khamenei: Haji, Simbol Keagungan Umat Islam
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menyebut ibadah haji sebagai penjamin keberlangsungan Islam serta simbol persatuan dan keagungan umat.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, mengemukakan hal itu Sabtu (22/8/2015) ketika bertemu dengan para petugas pelaksanaan ibadah haji dan ziarah di Tehran.
Menurutnya, transfer pengalaman persatuan bangsa Iran di kongres agung haji akan menyebabkan meningkatnya persatuan, persaudaraan dan kekuatan umat Islam. “Ibadah haji harus memperhatikan dimensi individual dan sosial kewajiban besar ini secara bersamaan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ayatullah Khamenei menjelaskan tentang dimensi sosial haji di tengah kehadiran bangsa-bangsa dari berbagai etnis, mazhab, budaya di Mekkah dan Madinah, dan menandaskan haji adalah simbol dan kesempatan hakiki untuk persatuan Islam.
Rahbar mengkritik pihak-pihak yang menggunakan berbagai metode termasuk membesar-besarkan aspek kesukuan untuk memudarkan hakikat dan keagungan umat Islam. Beliau menambahkan, haji merupakan sebuah kesempatan yang sangat besar untuk pertalian dan persaudaraan serta momentum untuk menunjukkan rasa simpati kaum Muslim dunia.
“Rakyat Iran memahami bahwa arogansi dunia dan Zionisme adalah musuh hakiki umat Islam dan untuk itu, mereka meneriakkan slogan anti-Amerika Serikat dan Zionis di semua kongres besar nasional dan Islam,” terang Rahbar.
Menyoroti kegagalan sejumlah kelompok Islam di beberapa negara, Ayatullah Khamenei mengatakan, mereka – berbeda dengan bangsa Iran – keliru dalam memilah antara teman dan musuh dan akhirnya harus menerima pukulan.
“Dengan dukungan dana kubu arogansi, puluhan lembaga dan pusat pemikiran dan politik di Amerika, Eropa, Palestina pendudukan dan negara-negara boneka, sedang mempelajari dan mengkaji Islam dan Syiah sehingga bisa mengetahui cara-cara untuk melawan faktor-faktor kebangkitan dan kekuatan umat Islam,” tambahnya.
Rahbar menganggap konflik internal di sejumlah negara dengan latar belakang mazhab, politik dan bahkan partai sebagai dampak dari tidak mensyukuri nikmat persatuan. Beliau menandaskan, jika masyarakat tidak mengetahui nilai persatuan dan persaudaraan, mereka akan terjebak dalam perang.
Di akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei menilai upaya untuk melayani para jamaah haji sebagai tanggung jawab yang sangat besar. Beliau juga mengapresiasi kerja keras para pejabat pelaksana ibadah haji dan meminta mereka bekerja optimal demi terlaksananya haji dengan baik.
Tim Perdagangan Berkaliber Korsel Berburu Peluang di Iran
Sebuah delegasi terdiri dari 30 perwakilan industri minyak, gas dan konstruksi Korea Selatan mengunjungi Iran dalam berburu peluang bisnis baru setelah kesimpulan dari perundingan nuklir antara Tehran dan Kelompok 5+1.
Korea Selatan merupakan mitra utama perdagangan Iran sebelum sanksi diberlalukan, namun terobosan perundingan terbaru mendorong Seoul untuk segera mengirim delegasi pedagangan berkaliber dipimpin dua menteri.
"Saya sangat menyesal tapi masalah akan diselesaikan. Kami harus melewati fase ini sesegera mungkin dan mencapai titik peningkatan hubungan bilateral," kata Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan, Yoo Il-ho, di Tehran ketika ditanya para wartawan mengapa negaranya meninggalkan Iran akibat sanksi.
Yoo dan wakil menteri perdagangan, Woo Tae-hee, yang memimpin delegasi perdagangan Korsel, berkunjung ke Iran pada Ahad dan Senin.
Iran pernah menjadi pasar terbesar keenam dalam proyek yang dimenangi oleh perusahaan konstruksi Korea Selatan.