
کمالوندی
Menteri Perang Rezim Zionis: Israel dan Seluruh Warganya, Pecundang
Menteri Perang Rezim Zionis merespon tidak diperpanjangnya undang-undang terkait aturan darurat distrik-distrik Zionis. Menurutnya dalam hal ini bukan hanya Kabinet Israel saja yang kalah.
Laman situs Yedioth Ahronoth, Senin (6/6/2022) bersamaan dengan kegagalan Koalisi Kabinet Rezim Zionis untuk mengesahkan draf penting di Knesset, dan permintaan partai-partai oposisi kepada PM Rezim Zionis untuk mundur, sejumlah anggota Parlemen Zionis terlibat pertikaian.
Menanggapi kegagalan pengesahan draf usulan Kabinet Israel untuk memperpanjang undang-undang terkait aturan darurat distrik-distrik Zionis di Tepi Barat, di Knesset, Menteri Perang Rezim Zionis Benny Gantz mengatakan, "Dengan tidak diperpanjangnya undang-undang ini, bukan hanya Kabinet Israel yang menjadi pecundang, tapi Israel dan seluruh warganya juga."
Partai Likud setelah kegagalan perpanjangan UU aturan darurat di distrik-distrik Zionis di Tepi Barat mengumumkan, "Kabinet Naftali Bennett harus mundur, dan Israel harus kembali ke era kekuasaan partai-partai sayap kanan."
Parlemen Irak Kecam Penghinaan Nabi Muhammad Saw di India
Parlemen Irak mengecam penghinaan yang dilakukan Juru bicara partai berkuasa India, terhadap Nabi Muhammad Saw.
Dikutip Sumaria News, Selasa (7/6/2022), Komisi Wakaf dan Suku di Parlemen Irak meminta pemerintah Baghdad, untuk memanggil Duta Besar India, dan menyampaikan nota protes atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw.
"Penghinaan ini dan aksi-aksi tendensius serta memalukan terhadap Nabi Muhammad Saw, membawa pesan berbahaya yang mungkin saja jika tidak terkendali dapat menciptakan akibat-akibat buruk yang mengancam kerukunan hidup masyarakat, dan meningkatkan ketegangan serta konflik," imbuhnya.
Parlemen Irak menegaskan, agama Islam adalah agama damai, dan Nabi Muhammad Saw pembawa panji agama ini, dan utusan Tuhan untuk umat manusia, dan setiap penghinaan serta pelecehan terhadap setiap Nabi atau agama dan keyakinan dikecam oleh seluruh aturan dan konvensi PBB, dan tidak bisa ditolerir.
Baku Hantam di Knesset, Puncak Krisis dan Keretakan di Wilayah Pendudukan
Knesset atau Parlemen rezim Zionis Israel menyaksikan baku hantam antara anggota pro dan anti-kabinet rezim Zionis hari Selasa (07/06/2022) pagi, sekaligus menunjukkan semakin rapuhnya kabinet Naftali Bennett.
Kabinet Bennett memperkenalkan rencana untuk memperluas hukum Zionis Israel kepada pemukim Zionis di Zona C Tepi Barat. Langkah itu bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari para pemukim zionis bagi kabinet Bennett dan konfrontasi lebih lanjut dengan warga Palestina, tetapi rencana kabinet ini mendapat kekalahan yang cukup besar di Knesset.
Di satu sisi, penentang kabinet Bennett yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu masih melihat diri mereka terluka oleh konspirasi yang dilakukan kelompok sayap kanan dalam aliansi dengan kelompok kiri, Arab, dan sekularis.
Selama setahun terakhir, Netanyahu telah berulang kali mencoba menggulingkan kabinet Bennett, dan pada dasarnya telah menetapkan tujuan terpentingnya ke arah itu.
Netanyahu dan sekutunya menentang rencana untuk mendukung para pemukim pada intinya tidak untuk menolak rencana itu, tapi hanya untuk menciptakan krisis terhadap kabinet Bennett.
Di sisi lain, orang-orang Arab yang tergabung dalam kabinet Bennett juga menentang rencana kabinet untuk mendukung para pemukim dan berpihak pada lawan kabinet.
Orang-orang Arab di kabinet Bennett telah menyatakan ketidakpuasannya dengan kebijakan kabinet anti-Arab dan memperingatkan bahwa mereka akan meninggalkan kabinet serta membuka jalan bagi keruntuhan kabinet.
Knesset atau Parlemen rezim Zionis Israel menyaksikan baku hantam antara anggota pro dan anti-kabinet rezim Zionis hari Selasa (07/06/2022) pagi, sekaligus menunjukkan semakin rapuhnya kabinet Naftali Bennett.
Tindakan kelompok Arab di kabinet membuktikan bahwa kabinet Bennett jelas rapuh, dan bahwa apa yang menyebabkan pembentukannya hanyalah menentang Benjamin Netanyahu, dan sekarang faktor ini kehilangan fungsinya.
Poin penting dari perkembangan Knesset Israel pada Selasa pagi adalah menunjukkan bahwa perpecahan politik mencapai level tertinggi.
Sebelumnya, keretakan ini telah menyebabkan diselenggarakannya empat pemilihan umum legislatif dalam dua tahun, tetapi sekarang telah mencapai tahap kegagalan kabinet, terlepas dari kerentanan keamanan rezim Zionis saat ini dan yang terutama adalah ketidakpuasan rakyat.
Oleh karenanya, Tamir Pardo, mantan Direktur Mossad, baru-baru ini menilai bahwa rezim Zionis telah memasuki tahap penghancuran diri di bawah bayang-bayang keretakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengunduran Diri Besar-Besaran Pejabat Lingkaran Bennett Berlanjut
Poin penting lainnya adalah bahwa perkembangan pada Selasa pagi merupakan pukulan serius bagi prestise politik rezim Zionis dan kabinetnya.
Runtuhnya kabinet lebih dekat dari sebelumnya.
Kekacauan di Knesset terjadi pada ulang tahun pertama pembentukan kabinet bergilir Naftali Bennett-Yair Lapid dan ini menunjukkan bahwa kemungkinan runtuhnya kabinet telah meningkat dan rezim Zionis kembali masuk periode kebuntuan politik serta akan memiliki kembali kabinet sementara.
"Bennett, pulanglah. Petualangan sudah berakhir. Waktunya bagi Zionis Israel kembali ke sayap kanan," ujar Benjamin Netanyahu, pemimpin partai Likud dan pemimpin partai oposisi di Knesset.
Hal itu disampaikannya dalam sebuah pernyataan singkat yang mendesak Bennett untuk mengundurkan diri.
Media-media rezim Zionis juga menggambarkan kegagalan koalisi kabinet dalam memperpanjang penegakan hukum bagi pemukiman di Tepi Barat oleh rezim Israel sebagai pukulan telak bagi kabinet Bennett, yang dapat mengakhiri kehadirannya sebagai perdana menteri.
Drone Tempur Rezim Zionis Jatuh di Gaza
Militer rezim Zionis mengumumkan bahwa pesawat tak berawak Israel jatuh di wilayah utara Jalur Gaza.
Juru Bicara Militer Rezim Zionis, Avichay Adraee hari Selasa (7/6/2022) mengatakan bahwa sebuah drone quadcopter tempur jatuh di wilayah utara Jalur Gaza.
Penyebab jatuhnya drone tempur Israel di Jalur Gaza utara masih diselidiki, dan mengklaim tidak ada kekhawatiran tentang kebocoran informasi dalam insiden tersebut.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan tentang jatuhnya pesawat tak berawak rezim Zionis.
Dua pekan lalu, sebuah pesawat tak berawak Zionis Skylark jatuh di dekat kota Aita al-Shaab dan Ramish di Lebanon selatan.
Selain itu, sekitar sebulan yang lalu, Juru Bicara Militer Rezim Zionis Avichay Adree mengumumkan jatuhnya pesawat tak berawak rezim di dalam wilayah Suriah.
Hamas Kecam Serangan Zionis di Gereja Quds
Gerakan Hamas mengutuk keras serangan yang dilakukan pemukim Zionis di sebuah gereja di Al Quds.
Sejumlah pemukim Zionis hari Selasa (7/6/2022) menyerang Gereja Roh Kudus di kota Quds yang menyebabkan kerusakan di tempat ibadah umat Kristen Palestina.
Pusat Informasi Palestina melaporkan, gerakan Hamas dalam sebuah pernyataan hari Selasa mengungkapkan bahwa perilaku brutal pemukim Zionis ini mencerminkan kebencian Zionis terhadap agama lain dan tempat suci Islam dan Kristen.
Hamas meminta masyarakat internasional untuk mengutuk kejahatan keji tersebut.
Gerakan Palestina menekankan bahwa rakyat Palestina akan menghadapi kejahatan ini untuk mempertahankan tempat-tempat suci dan kebebasan beribadah di dalamnya.
Pemukim Zionis terus-menerus menyerang Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahim meskipun diprotes Kantor Wakaf Islam Quds, dan tindakan ini memicu reaksi rakyat dan kelompok Palestina.
Komandan AD Iran: Musuh Lakukan Kesalahan, Tel Aviv Rata dengan Tanah
Komandan Angkatan Darat Militer Iran mengatakan, atas perintah Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, jika musuh melakukan kesalahan apa pun, Tel Aviv dan Haifa akan rata dengan tanah.
Brigadir Jenderal Kiumars Heidari, Selasa (7/6/2022) dalam acara apel gabungan Militer Iran di markas tentara Imam Ridha menuturkan, "Seluruh peralatan militer ini adalah untuk membalas agresi-agresi bodoh musuh-musuh Revolusi Islam."
Ia menambahkan, "Atas perintah Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, setiap kesalahan yang dilakukan musuh akan kami balas dengan meratakan Tel Aviv dan Haifa dengan tanah."
Brigjen Heidari menegaskan, "Rezim Zionis menduduki wilayah-wilayah umat Islam, tapi kurang dari 25 tahun ke depan wilayah-wilayah itu akan kembali ke pangkuan Islam."
"Hari ini kemajuan-kemajuan militer, pertahanan, dan fasilitas militer Republik Islam Iran, telah menjadi ancaman bagi musuh-musuh," imbuhnya.
Komandan AD Militer Iran menandaskan, "Senjata-senjata ringan Angkatan Darat Militer Iran, sedang mengalami perubahan, modernisasi dan nasionalisasi."
Ketua Parlemen Iran: AS Tak akan Pernah Berkompromi dengan Kami
Ketua Majelis Syura Islam Iran (parlemen) mengatakan, Amerika Serikat tidak akan pernah berkompromi dengan Iran, dan Tehran tidak akan pernah mentransaksikan tujuan-tujuan Revolusi Islam dengan siapa pun.
Mohammad Bagher Ghalibaf, Selasa (7/6/2022) dalam pertemuan internasional pegiat Mahdawi di Tehran menuturkan, "Dengan memperhatikan penjelasan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar seputar Langkah Kedua Revolusi, beliau menganggap revolusi ini sebagai pionir sebuah jalan baru di dunia."
Ia menambahkan, "Revolusi ini tanpa nama Imam Khomeini tidak akan dikenal di mana pun di dunia ini, dan Revolusi Islam Iranlah yang hari ini telah menghidupkan kembali Islam, kemuliaan dan kebanggaan Muslim."
Menurut Ghalibaf, "Di masa Perang Pertahanan Suci, harapan Rezim Zionis adalah melawan kami di dekat perbatasan negara kami, tapi hari ini kita menyaksikan umat Islam, di Dataran Tinggi Golan bangkit melawan Rezim Zionis, dan inilah budaya Mahdawi yang mampu menghadapi hegemoni Amerika Serikat yang telah menganggarkan ribuan miliar dolar di kawasan Asia Barat, dan mengancam hegemoni AS."
Ketua Parlemen Iran menegaskan, "Pemerintahan Islam harus menjadi teladan negara-negara Muslim, dan seluruh penuntut kebebasan dunia harus merasa bahwa kebahagiaan dunia dan akhirat mereka tergantung pada upayanya meneladani sistem suci."
Sanggahan Iran atas Laporan Dirjen IAEA
Juru bicara Badan Energi Atom Iran, AEOI dalam catatannya menjelaskan sanggahan-sanggahan teknis Iran atas laporan terkait Tindakan Pengamanan yang disampaikan Dirjen Badan Energi Atom Internasional, IAEA.
Behrouz Kamalvandi, Selasa (7/6/2022) mengatakan, "Laporan terbaru IAEA tidak memperhatikan interaksi konstruktif, dan kerja sama-kerja sama luas sukarela Iran dengan IAEA dalam rangka membuka akses kepada para inspektur IAEA ke lokasi-lokasi yang disebutkan, menyampaikan informasi awal dan penyempurna, menyelenggarakan pertemuan-pertemuan teknis dan hukum bersama, dengan maksud mengkaji dan menyelesaikan masalah-masalah yang disebutkan."
Ia menambahkan, poin pentingnya adalah IAEA bersandar pada informasi-informasi tidak kredibel dan palsu yang diberikan oleh Rezim Zionis kepada mereka, lalu menindaklanjuti masalah-masalah ini.
Jubir AEOI melanjutkan, IAEA bertumpu pada foto-foto satelit tidak kredibel yang bertentangan dengan kondisi terkini lokasi-lokasi yang disebutkan.
"Jika informasi-informasi IAEA bersumber dari pihak ketiga atau sumber bebas, maka harus dikatakan bahwa secara umum metode pengumpulan data, dan penyampaian informasi ke IAEA dari berbagai sumber terkait negara-negara, dapat membuka peluang penyalahgunaan oleh beberapa pihak ketiga dengan maksud politis untuk menyerang negara-negara target," paparnya.
Pengadilan Mesir Jatuhkan Vonis Hukuman Mati kepada Anggota IM
Pengadilan pidana Mesir menjatuhkan hukuman mati kepada tiga anggota Ikhwanul Muslimin dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada 18 orang lainnya.
Pemerintah Mesir memandang Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, dan menyatakan kegiatannya ilegal setelah kudeta militer terhadap pemerintah Mohamed Morsi.
Abdel Fattah El Sisi menggulingkan mantan Presiden Mohamed Morsi dalam kudeta militer pada 2013.
Pengadilan pidana Mesir Selasa (7/6/2022) malam menjatuhkan vonis hukuman berat kepada para anggota Ikhwanul Muslimin dalam 18 kasus pidana antara 2014 dan 2015.
Pengadilan pidana Mesir juga menghukum mati Mohammad Abdullah Khamis Idris, Mohammad Saleh Riyadh dan Halil Abdullah Ali Rahil.
Para anggota Ikhwanul Muslimin tersebut dituduh berusaha membunuh Tariq Abu Zayd, kepala Pengadilan Pidana Fayum saat itu, menembaki polisi dan mengebom daerah-daerah sensitif, mengintimidasi Rakyat dan menciptakan kekacauan di negara itu.
Banyak anggota Ikhwanul Muslimin ditangkap dan dipenjarakan dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah pemimpinnya meninggal di penjara dan menjalani hukuman penjara.
Ledakan Dahsyat Guncang Daerah Selatan Baghdad
Sebuah ledakan besar terjadi di daerah selatan ibu kota Irak, Baghdad hari ini.
Sumber Irak melaporkan, ledakan bom terjadi Rabu (7/6/2022) pagi di kota Nahrawan, yang terletak di wilayah selatan Baghdad.
Sebagian sumber di Irak menyebut ledakan terjadi dari mobil tanki bahan bakar.
Belum ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan saat ini.
Sekitar 10 hari yang lalu, sumber berita Irak melaporkan ledakan besar di daerah Al-Jadriya di Baghdad utara.
Serangan terhadap konvoi dukungan dan kepentingan dan pasukan AS di Irak yang meningkat selama dua tahun terakhir.