
کمالوندی
Media Israel: Militer Rezim Zionis Tak Berani Serang Jenin
Sumber media Palestina mengabarkan uji coba rudal baru kelompok perlawanan di pesisir pantai Gaza, dan keputusan militer Rezim Zionis membatalkan serangan ke Jenin, karena takut diserang Gaza.
"Kelompok perlawanan Palestina, di Jalur Gaza kembali melakukan uji coba rudal dengan maksud untuk memperkuat kemampuan rudalnya," tulis media Palestina, Sabtu (11/6/2022).
Kelompok-kelompok perlawanan Palestina, dalam uji coba ini menembakan beberapa rudal ke arah laut, namun detail uji coba rudal tersebut dan kelompok perlawanan mana yang ikut serta, masih belum dipublikasikan.
Media Rezim Zionis mengumumkan, Angkatan Bersenjata Rezim Israel dalam beberapa minggu terakhir sudah membahas opsi serangan militer ke Jenin, tapi prediksi mereka menunjukan bahwa serangan ini akan memicu pertempuran luas, dan menyeluruh melawan Gaza.
Menurut media Rezim Zionis, pasukan Israel batal melancarkan serangan militer ke Jenin, karena takut terlibat pertempuran dengan kelompok perlawanan Palestina di Gaza.
Rezim Zionis Israel dalam beberapa bulan terakhir menyaksikan sejumlah banyak operasi di wilayah pendudukan, dan Tepi Barat, dan sumber awalnya adalah Jenin.
Mantan Direktur Mossad: Rezim Zionis akan Hancurkan Diri Sendiri
Mantan Direktur Dinas Intelijen Rezim Zionis Israel, Mossad menyoroti tidak adanya sebuah strategis yang jelas di Rezim Zionis sejak tahun 1967 sampai sekarang, dan mengungkap ancaman terbesar bagi rezim ini.
Surat kabar Yedioth Ahronoth, Kamis (9/6/2022) melaporkan, mantan Direktur Mossad, Tamir Pardo membantah bahwa bahaya terbesar bagi Rezim Zionis adalah orang-orang Palestina, menurutnya bahaya terbesar adalah Israel dan orang-orang Israel sendiri.
"Menurut saya kita sendiri adalah bahaya terbesar yang dihadapi Israel, karena kecenderungan kita untuk menghancurkan diri sendiri, dan itu telah kita sempurnakan dalam beberapa tahun terakhir," kata Pardo.
Ia menambahkan, "Israel sejak perang bulan Juni 1967, tidak punya strategi, dan tidak ada seorang pun pejabat Israel yang bisa memberikan pendapatnya tentang pendirian sebuah negara bagi orang-orang Yahudi, dalam 30 tahun ke depan."
Mantan Direktur Mossad menegaskan, "Sistem penghancuran diri sendiri yang sejak beberapa tahun lalu sudah dimulai dan meluas di Israel, adalah bahaya terbesar bagi Tel Aviv. Israel sedang runtuh, dan mengalami masa sensitif serta bersejarah yang terkait dengan konflik internal."
"Israel sudah memutuskan untuk mengaktifkan sistem penghancuran diri sendiri," pungkasnya.
Membandingkan Sikap Barat terkait Program Nuklir Iran dan Rezim Zionis
Sebuah studi komparatif terkait kinerja masyarakat internasional, khususnya Barat, dalam kaitannya dengan kegiatan nuklir Iran dan Israel, mengungkapkan manifestasi lain dari apartheid nuklir.
Sekaitan dengan ini, meski Iran penggagas rencana pelucutan senjata nuklir di Timur Tengah, dan juga anggota Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) serta memiliki kerja sama luas dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan bahkan di sejumlah kasus bersedia melakukan komitmen di luar perjanjian untuk menunjukkan niat baiknya, tapi demikian pendekatan politik dan pemberitaan Barat terkait hal ini sepenuhnya menutupi sikap Iran tersebut. Barat juga mencitrakan Iran sebagai pemain bersalah dan pelanggar komitmen nuklir dengan fokus pada pembatasan kerja sama nuklir Iran dan membuat skandal media tentangnya.
Senjata nukler Israel (ilustrasi)
Di sisi lain, terlepas dari kenyataan bahwa dasar kebijakan nuklir Israel didasarkan pada kerahasiaan, rezim ini belum menandatangani NPT dan tidak mengizinkan inspeksi lokasi dan fasilitas nuklirnya, tetapi kasus-kasus ini tidak tidak pernah diungkapkan dalam pernyataan pejabat dan petinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Barat, dan bahkan media negara-negara ini. Sebaliknya citra yang diangkat media ini terkait rezim Zionis adalah seolah-olah Tel Aviv menjalankan seluruh komitmen dan tanggung jawab nuklirnya dan kini menganggap dirinya dalam posisi memiliki wewenang mengawasi aktivitas nuklir negara lain serta bertindak seolah-olah menjadi tangan kanan IAEA.
Faktanya, dengan melakukan itu, forum-forum ini telah berkontribusi pada kelanjutan kebijakan kerahasiaan nuklir Israel dan promosi apartheid nuklir, sedangkan jika mereka memiliki sikap yang sama terhadap kegiatan nuklir damai Iran, mereka akan menanggapi kebijakan kerahasiaan rezim Zionis yang sejak awal memiliki tujuan nuklir, maka saat ini kita tidak melihat begitu banyak ketidakstabilan dan ketidakamanan di wilayah ini, yang domainnya melampaui kawasan ini dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Jika kebijakan nukilr Israel memiliki tujuan damai, maka tidak ada alasan untuk menyembunyikannya dan sikap rezim Zionis selama beberapa dekade lalu yang menyembunyikan program nuklirnya, dengan sendirinya menjadi bukti jelas akan esensi militer dan non-sipil aktivitas nuklir rezim Zionis yang pura-pura dipropagandakan dan dibenarkan, bukan saja tidak memiliki fungsi defensif, tetapi telah menjadi pendukung kebijakan agresif rezim ini, dan dapat dikatakan tanpa ragu sebagai salah satu penyebab rezim ini melanggar prinsip-prinsip internasional dan hukum serta menghindari berbagai resolusi PBB terkait Palestina adalah pencapaian kemampuan nuklir yang tidak mungkin diraih Tel Aviv tanpa bantuan pemerintah Barat.
Dengan demikian, kebijakan apartheid nuklir komunitas global dan Barat terhadap rezim Zionis Israel bukan saja tidak terbatas pada sektor nuklir, tapi dampaknya semakin luas. Salah satu efeknya adalah berlarut-larutnya krisis Palestina dan kegagalan upaya internasional, bahkan usaha negara-negara Barat untuk menyelesaikan krisis ini yang dampaknya juga menimpa mereka.
Raisi: Strategi Iran dan Venezuela adalah Melawan Musuh
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menyarankan negara-negara kawasan Teluk Persia untuk tidak menjalin hubungan dengan Rezim Zionis.
Pemerintah Iran sejak beberapa tahun terakhir sudah memperingatkan dampak normalisasi hubungan negara-negara kawasan Asia Barat dan pesisir Teluk Persia, dengan Rezim Zionis.
Laksamana Muda Alireza Tangsiri, Komandan AL IRGC, Sabtu (11/6/2022), dalam kunjungan ke unit-unit militer yang ditempatkan di Pulau Tunb-e Bozorg, selatan Iran menuturkan, "Saya sarankan kepada negara-negara kawasan Teluk Persia untuk tidak menjalin hubungan dengan Rezim Zionis, jika melakukannya maka mereka merusak keamanan kawasan."
Ia menambahkan, "Hari ini keamanan ideal di wilayah geografis Teluk Persia berhasil diwujudkan berkat kerja sama negara-negara kawasan, jika ada orang dengan alasan apa pun membuka jalan bagi Rezim Zionis masuk ke kawasan, maka dirinya dan kawasan ini akan tidak aman, tidak tenteram dan tidak stabil."
Iran Serahkan Kapal Tanker Kedua Pesanan Venezuela
Proses penyerahan kapal tanker aframax kedua buatan perusahaan industri maritim Iran, SADRA ke pihak Venezuela, disaksikan langsung oleh Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Presiden Iran dan Venezuela, Sabtu (11/6/2022) melakukan kontak dengan geladak kapal tanker ini di Teluk Persia melalui konferensi video, dan menyaksikan langsung proses pembuatan serta aktivitas kapal tanker ini.
Dokumen penyerahan kapal tanker aframax buatan Iran ini kepada Venezuela, ditandatangani oleh Direktur perusahaan SADRA, dan pihak Venezuela.
Kapal tanker ini adalah tanker kedua pesanan Venezuela beberapa tahun lalu dari perusahaan Iran. Berdasarkan kontrak yang ditandatangani, Iran sudah menyerahkan dua kapal tanker lain sebelum pembuatan tanker ini selesai.
Kapal tanker aframax memiliki panjang 250 meter, lebar 44 meter, tinggi 21 meter, sarat kapal 14,7 meter, dan 15 knot kecepatan, serta mampu membawa beban 800.000 barel minyak.
Terima Silaturahmi Ahlulbait Indonesia, PP Muhammadiyah Tekankan Pentingnya Komunikasi dan Ukhuwah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Menerima silaturahmi Dewan Pimpinan Pusat Ahlulbait Indonesia (ABI) di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/6). DPP Ahlulbait Indonesia (ABI) dipimpin Ketua Umum Habib Zahir bin Yahya, Wakil Ketua Umum Ahmad Hidayat, Anggoda Dewan Syura Muhsin Labib, Sekjen Sayyid Ali Ridha, Wakil Bendahara Umum Fatah Masinai dan Ketua Bidang Humas dan Penerangan Dede Azwar.
Menyambut kedatangan mereka yaitu Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti bersama perwakilan Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah dan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.
Kepada Muhammadiyah, ABI menegaskan bahwa mereka berdiri di atas prinsip kebangsaan, ukhuwah, toleransi, perdamaian. ABI juga mengambil pelajaran dari Muhammadiyah terkait pelayanan di bidang sosial dan pendidikan.
“Kami pun ingin menjadi ormas yang bermanfaat bagi masyarakat luas, komunitas dan umat manusia,” tutur Habib Zahir.
Meretas Kesalahpahaman, Memperkuat Ukhuwah Pada kesempatan ini, ABI sebagai kelompok minoritas Syiah juga menyampaikan kendala terkait inisiatif ukhuwah yang mereka usahakan. Pasalnya, stigma yang salah kepada mereka terlampau kuat.
Menanggapi hal ini, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni mengatakan perlunya silaturahmi, sifat lapang dada terhadap perbedaan dan keterbukaan dari semua pihak. Silaturahmi seperti ini menurutnya penting untuk mengurai kesalahpahaman di antara berbagai komunitas iman.
“Kita anggap perbedaan itu sebagai sesuatu yang wajar, yang penting adalah bagaimana menyikapinya secara dewasa. Kita perlu saling mengenal agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dengan saling mengenal dan memahami itulah kemudian kita saling mencintai,” katanya.
Dalam konteks iman, Muhammadiyah kata Syafiq juga memiliki pengalaman sebagai kelompok minoritas. Karena itu terhadap perbedaan yang ada Muhammadiyah memiliki pendekatan yang rasional dibandingkan dengan emosional.
“Kita punya problem yang sama. Yang penting komunikasi tidak boleh terputus, walaupun perbedaan-perbedaan itu sering mewarnai dakwah kita tapi Insyaallah Muhammadiyah lebih demokratis dan rasional dalam menghadapinya dengan dewasa dan tetap tidak mengkompromikan apa yang telah menjadi akidah sampai terjadinya sinkretisme dan lain-lain,” pungkasnya.
Menyambung Syafiq, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya relasi multikultural dan kedewasaan dalam menghadapi perbedaan yang ada.
“Kita bisa jadi komunitas karena saling memahami dan saling menerima. Kita ini sebetulnya bisa memilah mana yang prinsip yang jadi keyakinan kita dan pada hal tertentu mana yang muamalah, yang dengan sikap itu kita tidak mewarisi konflik dari generasi terdahulu dan mulai membangun paradigma baru yang dalam konteks relasi multikultural, itulah yang sejatinya dibutuhkan,” pungkasnya.
Hari Ini, Petugas Haji Iran Bertemu dengan Rahbar
Menjelang pengiriman jemaah haji ke tanah suci Mekah, para pengelola urusan haji Iran bertemu dengan Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran hari ini.
Pertemuan antara pengelola ibadah haji Iran dengan Rahbar berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini hari ini, Rabu (8/6/2022).
Jemaah haji Iran kloter pertama tahun ini akan meninggalkan Teheran menuju Bandara Madinah pada 13 Juni 2022.
Tahun ini, sebanyak 39.600 jamaah haji asal Iran akan berangkat ke tanah suci Mekah.
15 Khordad dan Cikal Bakal Revolusi Islam Iran
Perjuangan membutuhkan istiqamah dan keteguhan. Tanpanya tidak ada perjuangan yang akan berhasil. Peristiwa 15 Khordad 1342 Hs (6 Juni 1963) sebuah contoh dari fakta yang menorehkan sejarah perjuangan bangsa Iran melawan rezim Shah.
Peristiwa ini dari tiga sisi sangat penting bagi perjalanan transformasi politik di Iran:
Pertama, urgensitas peristiwa bersejarah ini berkaitan dengan bagian terpenting sejarah dan peristiwa sebelum kemenangan Revolusi Islam.
Salah satu masalah penting yang menjadi cikal bakal kebangkitan 15 Khordad adalah pengesahan RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, Kapitulasi dan seluruh arus anti rakyat, arus yang melalui pencerahan Imam Khomeini dan biimbingannya berujung pada 22 Bahman 1357 Hs. Pidato Imam 42 tahun lalu, sejatinya bentuk penghakiman rezim Shah karena kezaliman dan kejahatannya terhadap hak bangsa Iran dari 28 Mordad 1332 (Agustus 1953) hingga Revolusi Putih, RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, serta pengguliran isu-isu di bawah bayang-bayang Revolusi Putih, yang menuai protes rakyat dan ulama karena motif kolonialismenya. Meski demikian, peluang pembentukan kebangkiatan anti kubu arogan ini telah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya dan ketika kudeta AS-Inggris pada 28 Mordad 1332 (Agustus 1953).
Kedua, nilai penting dari kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs adalah urgensitasnya dari sisi karakteristik perjuangan revolusioner, berbasis rakyat dan memiliki pemimpin tunggal, di mana sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.
Salah satu indeks penting dari wacana anti-arogan Imam Khomeini adalah kejelasannya. Imam Khomeini menegaskan bahwa untuk menghadapi arogansi global, seseorang harus merencanakan dan mengkaji segala cara dan gagasan. Ia secara tegas menyatakan bahwa metode perjuangan pasif dan pengaturan defensif terhadap arogansi tidak hanya tidak tepat, tetapi ide untuk menghancurkan arogansi tentu membutuhkan strategi agresif.
Beberapa hari sebelum insiden 15 Khordad, Imam Khomeini, dengan pendekatan yang sama, mengungkapkan sifat dan tujuan rezim Shah serta alasan kepatuhannya terhadap kebijakan AS dan Israel selama pidato pada kesempatan peringatan Asyura di Hauzah Faizieh di Qom. Pidato terbuka ini memicu reaksi tajam dan kekerasan dari rezim. Pada fajar pada tanggal 15 Khordad 1342 Hs/ 6 Juni 1963, tentara bayaran dari rezim yang menindas menyerbu rumah Imam di kota suci Qom, menangkapnya dan memindahkannya ke penjara di Teheran.
Menyusul berita penangkapan Imam, protes meluas terjadi di kota-kota Qom, Teheran, Varamin, Mashhad dan Shiraz. Demonstrasi berlangsung selama beberapa hari dan sejumlah orang tewas, terluka dan ditangkap. Kelanjutan protes ini menyebabkan penangkapan kembali dan deportasi Imam ke luar negeri selama 15 tahun. Rezim Shah; mengasingkan Imam untuk sementara waktu di Turki, lalu ke Najaf dan kemudian ke Prancis. Penangkapan dan pengasingan ini serta penindasan bukan akhir dari kebangkitan 15 Khordad.
Imam Khomeini di kondisi paling sulit dan penindasan keras, kepada pemimpin kubu arogan dunia mengatakan, "Kekuatan dan kekuatan besar serta kroni-kroninya harus sadar bahwa bahkan jika Khomeini tinggal sendiri, ia akan tetap melanjutkan perjuangannya melawan kekafiran, kezaliman, syirik dan penyebahan berhala serta dengan pertolongan Tuhan, bersama dengan para Basij di dunia Islam, para diktator yang bertelanjang kaki ini akan menghapus tidur nyenyak para pemakan dunia dan pemuja yang bersikeras pada penindasan dan kekejaman mereka."
Seraya menjaga prinsip nilai-nilai Islam, beliau senantiasa berbicara mengenai nilai-nilai agama dan Islam ketimbang menyerah pada tuntutan aliansi dan kelompok tertentu. Dengan demikian Imam memobilisasi seluru muslim Iran di satu front melawan rezim Shah.
Imam Khomeini secara transpara menyatakan, "Tugas kita adalah melawan kezaliman, kewajiban kita adalah berperang menentang kezaliman, kita akan melawan, lebih baik jika kita berhasil memaksa mereka mundur, dan jika tidak mampu, kita telah menjalankan kewajiban. Kita tidak memiliki ketakutan akan kalah. Pertama, kita tidak akan kalah, Tuhan bersama kita. Dan kedua, jika diasumsikan kita mengalami kekalahan secara zahir, tapi secara batin kita tidak kalah, dan kemenangan batin milik Islam, milik umat Islam dan milik kita."
Karaktertik ini menjadi peluang bagi transformasi besar di Iran yang saat ini menjadi teladan global; Teladan yang bukan saja mengubah nasib bangsa Iran, tapi juga menentukan alur gerakan revolusi dan gerakan besar kebangkitan Islam.
Sisi ketiga dari urgensitas kebangkitan 15 Khordad adalah bersandar pada dua prinsip penting, yakni tidak tunduk dan tidak takut terhadap ancaman dan memahami secara faktual esensi dan tujuan kubu kolonialis.
Imam Khomeini selalu konsisten melawan rezim rusak dan despotik Shah di Iran dan tidak pernah takut akan ancaman, pengasingan dan penindasan, karena beliau meyakini akan arti sejati revolusi.
Imam Khomeini dengan pandangannya terkait kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs mengatakan, "15 Khordad, seperti hari Asyura, hari duka bangsa tertindas Iran, hari epik dan kelahiran baru Islam serta muslim. Memperingati hari epik 15 Khordad, memperingati nilai-nilai kemanusiaan sepanjang sejarah. Kebangkitan 15 Khordad mengalahkan legenda kekuatan Shah serta berbagai legenda lainnya. Gugurnya pemuda bijak dan perempuan serta pria di hari tersebut telah melemahkan benteng besar kekuatan setan. Darah para penghuni liar menghancurkan istana-istana penindas. Bangsa besar dengan kebangkitan dan pengorbanan darah anak-anaknya, telah membuka jalan kebangkitan bagi generasi mendatang serta hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."
Sejumlah elemen seperti politik, sosial dan agama memainkan peran di pembentukan kebangkitan bersejarah 15 Khordad. Kebangkitan 15 Khordad dengan karakteristik ini menjadi peluang awal bagi pembentukan kebangkitan politik besar yang didasari ideologi dan tujuan Revolusi Islam.
Di Konstitusi Republik Islam Iran disebutkan kebangkitan 15 Khordad disebut sebagai peristiwa bersejarah yang kekal di sejarah Revolusi Islam. Terkait urgensitas hari menentukan ini disebutkan, "Protes keras Imam Khomeini terhadap konspirasi Revolusi Putih AS, yang merupakan langkah untuk memperkuat sendi-sendi pemerintahan despotik dan memperkokoh ketergantungan politik, budaya dan ekonomi Iran kepada imperialis global, menjadi faktor persatuan bangsa yang kemudian disusul dengan revolusi besar dan berdasar umat Islam pada Khordad 1342 Hs yang sejatinya titik balik dimulainya perkembangan kebangkitan besar dan luas ini. Kondisi ini memperkuat posisi sentral Imam sebagai pemimpin Islam dan meski beliau berada di pengasingan karena memprotes Undang-Undang Kapitulasi (kekebalan hukum penasihat militer AS di Iran), hubungan kuat umat dengan Imam terus berlanjut dan bangsa Muslim khususnya cendikiawan dan ulama pejuang melanjutkan jalan beliau dari pengasingan dan penjarah, siksaan dan eksekusi."
Berbagai bukti menunjukkan bahwa rezim Shah tidak sendirian di aksi penumpasan dan pembantaian massal 15 Khordad. Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel juga terlibat di penumpasan berdarah ini. Kebangkitan 15 Khordad tidak pernah padam dengan penumpasan, penangkapan dan pengasingan Imam Khomeini. Imam dengan bijaksana dan ideologi politiknya, sejatinya membuat bangsa Iran terhormat dan memiliki keyakinan pada diri sendiri, serta menjauh dari rasa kalah dari Barat. Dari perspektif ini, kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs harus dinilai sebagai titik balik di jalur kehormatan dan kemenangan revolusi bangsa Iran di tahun 1357 Hs (1979).
Karakteristik Kepribadian Imam Khomeini Menurut Ayatullah Khamenei
Setiap tahun di acara peringatan haul Imam Khomeini, muridnya yang tulus dan penggantinya yang layak, Ayatullah Khamenei berbicara mengenai gurunya ini.
"Imam Khomeini, spirit RepublikIslam Iran; Jika spirit ini direnggut dan diabaikan, maka yang tersisa adalah gambar di dinding (hanya simbol dan tidak ada artinya)."
Di acara haul ke-33 Imam Khomeini, bapak Pendiri Republik Islam Iran, Ayatullah Khamenei pertama-tama berbicara mengenai kerinduannya, "Hati kita merindukan Imam, dan untuk acara seperti ini yang digelar setiap tahun di kompleks makam beliau; Kita bersyukur kepada Allah Swt, di mana tahun ini acara ini dapat digelar...Pidato saya hari ini berkaitan dengan karakteristik Imam Khomeini.."
Semua yang saya katakan menggambarkan cinta
Karena aku jatuh cinta, aku malu karenanya
Menurut perspektif Ayatullah Khamenei, Imam Khomeini bukan sekedar Imam kemarin; tapi juga Imam hari ini, Imam besok. Generasi muda dan cerdas kita yang nantinya akan memikul tanggung jawab nasional dan langkah kedua revolusi serta mengatur masa depan negara ini, membutuhkan sebuah perangkat lunak sejati supaya mereka dapat meniti jalan revolusi dengan benar, di mana jalan revolusi ini akan membawa Iran dan rakyatnya ke puncak. Generasi muda ini membutuhkan sebuah perangkat lunak yang aman dan komprehensif yang nantinya dapat membantu mereka. Perangkat lunak yang dapat menjadi penggerak, pembantu dan bahkan transformasional di kondisi tertentu, adalah pelajaran Imam; pelajaran yang dapat dicari dan ditemukan di ucapan dan perilaku Imam Khomeini."
Rahbar mengungkapkan dimensi kepribadian Imam Khomeini dengan kerendahan hati sedemikian rupa sehingga mengekspresikan semangat memperbaiki diri dan pembersihan diri (tahzibun nafs). Ia berkata, "Sejatinya generasi revolusi saat ini, khususnya generasi muda kita, tidak mengenal Imam dengan benar, tidak mamahaminy, tidak mengetahui keagungan Imam, mereka membandingkan Imam dengan saya (yang rendah); Padahal ada jarak yang sangat lebar. Imam akan membawa karakteristik Iran ke puncak."
Ayatullah Khamenei menyebut Imam Khomeini sebagai pemimpin revolusi terbesar di sejarah revolusi dunia, dan seraya membandingan dua revolusi terkenal kontemporer yakni revolusi besar Pancis dan revolusi Uni Soviet dengan Revolusi Islam, berkata, "Dua revolusi Prancis dan Uni Soviet dimenangkan oleh rakyat, tetapi setelah itu rakyat tidak berperan apapun dan disingkirkan. Mereka tidak mampu berpartisipasi dalam revolusi yang mereka ciptakan dengan tubuh dan jiwanya serta dengan kehadiran mereka di jalan-jalan. Akibatnya, kedua revolusi ini dengan cepat menyimpang dari jalur rakyat pertama."
Dari sudut padang Rahbar, perbedaan utama Revolusi Islam dengan seluruh revolusi adalah adanya spiritualitas dan perhatian terhadap kebutuhan materi dan maknawi manusia. Rahbar berkata, " Revolusi Islam Iran menang dengan kehadiran dan jiwa rakyat, tapi rakyat tidak disingkirkan. Kurang dari dua bulan pasca kemenangan revolusi, dilakukan referendum di seluruh negeri dan rakyat memilih sistem Republik Islam; Sejak saat itu hingga kini, yakni 43 tahun berlalu, telah digelar hampir 50 pemilu di negara ini dan rakyat hadir di lapangan, mereka memilih dan menyalurkan suaranya; Keagungan revolusi ini adalah ini; Imam pemimpin sebuah revolusi seperti ini."
Kehadiran rakyat MusliM Iran adalah faktor penentu kemenangan Revolusi Islam, tapi menurut Rahbar, "Tangan yang kuat, kepribadian yang kokoh, hati yang percaya diri dan bahasa ala Zulfiqar yang mampu membawa samudera besar bangsa ke medan dan menimbulkan gejolak, serta menjaganya di medan tanpa putus asa dan mengajari mereka arah pergerakan, adalah Imam dan Khomeini yang besar."
Ayatullah Khamenei menilai kepemimpinan penuh arti dan makna Imam Khomeini sangat penting dalam menentukan medan perjuangan, di mana hal ini diperjelas di berbagai fase seperti pembentukan referendum dan pemungutan suara mengenai bentuk pemerintahn Islam dan melawan anti-revolusi, di era perang pertahanan suci Iran-Irak, dan bahkan menentukan tugas dan kewajaiban setelah kepergiannya melalui penulisan wasiat.
Ayatullah Khamenei menghubungkan semua keberhasilan Imam dengan karakteristik pribadinya dan hubungannya yang murni dengan Tuhan dan meyakini, "Pertama ketakwaan beliau; Imam adalah sosok yang benar-benar bertakwa dan suci. Kedua, ahli maknawi dan irfani; Ahli spiritualitas dan ahli irfan...sosok yang lembut jiwanya; Kitab spiritual Imam seperti tata cara shalat (Adab al-Salah), syarah Ḥadīth junūd al-ʿaql wa l-jahl ditulis Imam di masa muda atau usia paru bayanya –sekitar 40 tahun-;...Imam kumpulan antara spiritualitas dan irfan; Menciptakan epik dan juga memiliki makrifat dan spritualitas...dari sisi akhlak, ia benar-benar seorang pemberani....Seorang yang bijak dan rasional, penuh perhitungan dan tidak melakukan perbuatan tanpat pertimbangan dan juga tidak melakukannya tanpa adanya perhitungan. Imam tidak pernah putus asa; Benar-benar orang yang jujur, jujur dengan Tuhan dan juga dengan rakyat. Komitmen dengan janjinya...sangat disiplin dan mengormati waktu dan benar-benar orang yang bertawakal. Meyakini janji Ilahi dan yakin akan janji-Nya. وَ مَن یَتَوَکَّل عَلَی اللَهِ فَهُوَ حَسبُه. Ini adalah karakteristik kepribadian Imam."
Ayatullah Khamenei menyebut landasan seluruh aktivitas Imam sebagai Qiyam Lillah ((قیام لله dan menambahkan, "Qiyam Lillah tidak harus sama, tapi setiap kebangkitan ini (Qiyam Lillah) tujuannya hanya satu, yakni menegakkan kebenaran dan keadilan serta menyebarkan spiritualitas."
Dari perspektif Pemimpin Revolusi Islam, gerakan dan jalan Imam Khomeini selama perjuangan memiliki beberapa poin yang menonjol. Dia terbuka dengan rakyat dan mempercayai mereka, dia menghargai perjuangan rakyat dan memberi harapan di hati. Dalam model politiknya, dia juga menyelaraskan dualitas yang tampaknya kontradiktif. Sekarang banyak yang ingin tahu apakah maktab dan model yang dirancang dan didirikan Imam itu sudah terwujud?
Rahbar mengungkapkan, "Jawaban yang saya berikan didasarkan pada informasi dan keakuratan fakta di negara tersebut; Jawaban saya adalah bahwa kami mengatakan bahwa kami telah sukses besar dalam semua hal ini, ... Tentu saja, kami juga mengalami kegagalan yang tidak sedikti; Kami telah membuat kemajuan, kami memiliki kelemahan dan kegagalan. Di sini juga, Imam telah memberi kita petunjuk yang bijaksana; Dalam hal ini pula, petunjuk Imam melingkari kita. Pada tahun terakhir kehidupannya, Imam memiliki pernyataan yang ditujukan kepada anak-anak para syuhada; Imam berkata: "Rapor Anda tergantung pada usaha dan usaha Anda", semakin kamu berusaha dan berjuang, maka kamu akan menuai hasilnya. Perintah Imam berikutnya: "Kehidupan di dunia saat ini adalah kehidupan di sekolah/maktab kemauan"; mengikuti kehendak dan tekad. Di mana pun bangsa dan pejabat memasuki lapangan dengan kemauan yang kuat, maka mereka akan sukses; Di mana pun kemauan melemah, usaha berkurang, di situ ada keterbelakangan."
Pemimpin Revolusi Islam mengingatkan bahwa sebuah front besar musuh memasuki medan sejak awal Revolusi Islam. Alasannya adalah penentangan sistem Islam terhadap penindasan dan ketidakadilan: "Esensi Republik Islam yang mengatakan menentang kezaliman dan arogansi, secara alami membuat kaum zalim dan arogan menentangnya.
Ayatollah Khamenei mempertimbangkan untuk membuat jarak dan menciptakan batas antara pemikiran dan gaya hidup sistem Islam dan sistem Barat sebagai salah satu masalah utama Imam dan menambahkan: "Keuntungan besar Imam adalah bahwa ia memperkenalkan konsep muqawama tersebut kepada rakyat. Terjadi dalam banyak kasus bahwa negara-negara mencari sesuatu tetapi tidak memiliki kekuatan untuk melawan; Ketika ada tekanan, mereka mundur. Imam membebani bangsa Iran dengan cara ini, memperkuatnya dengan cara ini: dia menyuntikkan perlawanan, resistensi ke dalam bangsa ini; Oleh karena itu, bangsa Iran saat ini adalah bangsa yang sangat tangguh dan sangat kuat."
Ayatullah Khamenei menyebut keliru harapan musuh untuk menyerang negara melalui tekanan psikologis dan berharap pada protes rakyat dan berkata: "Pada awal revolusi, mereka berjanji bahwa Republik Islam tidak akan hidup lebih dari enam bulan dan akan jatuh; Kemudian, ketika enam bulan berlalu, mereka memperpanjangnya selama enam bulan, mengatakan enam bulan lagi! Selama enam bulan terakhir, lebih dari delapan puluh enam bulan berlalu, Republik Islam yang merupakan pohon muda yang ramping hari itu, kini berubah menjadi pohon yang berakar kuat, menjadi lebih kuat dari hari ke hari. Perhitungan mereka salah di sana, di sini juga salah."
Propaganda orang-orang Iran yang berpaling dari agama, ulama, dan sistem Islam adalah contoh dari kesalahan perhitungan para penasihat Amerika yang ditunjukkan oleh Ayatullah Khamenei dan beliau mengingaktan: "Jika seseorang ingin memahami kecenderungan rakyat terhadap revolusi, perjuangan dan muqawama, maka lihatnya prosesi tasyi' jenazah Syahid Soleimani yang dihadiri jutaan orang; Tubuh terpotong-potong Syahid Soleimani diantar oleh jutaan orang, seorang revolusioner, seorang pejuang dan seorang mujahid yang telah mengorbankan hidupnya untuk Republik Islam; Orang-orang menghormati dan mengagungkannya seperti ini; Ini adalah contoh; Ada banyak contoh lain; [Misalnya] Ualama, Almarhum Ayatullah Safi Golpaygani marja' taqlid, seorang ahli hukum (fiqih); Anda lihat betapa besar gerakan yang ditunjukkan orang-orang di pemakaman ulama ini... Inilah alasan dampak ajaran Imam terhadap bangsa yang besar dan mulia ini.”
Di akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei memberi sejumlah nasehat kepada para pemuda dan meminta supaya mereka tidak membiarkan kubu anti-revolusi dan musuh revolusi Islam merusak dan memisahkan identitas, dan membalik serta mencitrakan keliru hakikat revolusi. Jangan biarkan ingatan dan memori tentang Imam Khomeini pudar dari benak rakyat. Bongkarlah makar dan perang psikologis musuh.
Seraya mengisyaratkan contoh terbaru dari perang psikologis ini, Rahbar mengingatkan, "Beberapa waktu sebelumnya pemerintah Yunani atas instruksi Amerika, mencuri minyak kita, tapi ketika para pahlawan Republik Islam menyita kapal minyak musuh, melalui propaganda luasnya, mereka menuding Iran sebagai pencuri, sementara justru mereka yang mencuri minyak kita dan mengambil properti yang dicuri, bukan sebuah pencurian."
Nasehat terakhir Rahbar kepada para pemuda adalah memanfaatkan investasi iman rakyat untuk memproduksi amal saleh dan mengapresiasi para pejabat revolusioner.
Syeikh Naim Qassem: Hizbullah Siap Cegah Eksplorasi Gas oleh Zionis
Wakil Sekjen Hizbullah mengatakan, Hizbullah siap melakukan langkah apa pun yang diperlukan untuk mencegah eksplorasi gas di ladang sengketa, oleh Rezim Zionis.
Syeikh Naim Qassem, Senin (6/6/2022) malam menuturkan, "Jika pemerintah Lebanon, mengumumkan bahwa Rezim Zionis sudah melanggar perbatasan laut negara ini, maka Hizbullah siap melakukan langkah apa pun untuk menghentikan eksplorasi gas di wilayah sengketa, oleh Israel."
Ia menambahkan, " Ketika pemerintah Lebanon mengatakan Rezim Zionis sedang berusaha menguasai air dan minyak negara ini, maka Hizbullah siap mencegah pelanggaran Zionis terhadap aset minyak dan gas Lebanon."
Menurut Syeikh Naim Qassem, pemerintah Lebanon harus memberikan tekanan lebih besar, dan lebih serius dalam masalah penentuan batas laut.
"Jika perundingan tidak langsung (dengan mediasi Amerika Serikat) menemui jalan buntu, maka pemerintah Lebanon harus mengumumkannya, dan menunggu orang-orang AS adalah tindakan yang tidak realistis, serta tidak sejalan dengan hak rakyat Lebanon," imbuhnya.
Wakil Sekjen Hizbullah menegaskan, "Kami meminta pemerintah Lebanon untuk segera mengambil keputusan, dan karena Hizbullah adalah bagian dari pemerintah, kami berusaha agar sikap-sikap yang tepat diambil dalam hal ini sesegera mungkin."