
کمالوندی
Rahbar: Selama Empat Dekade, Musuh Iran Selalu Berputus Asa
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar dalam pertemuan dengan Ketua Lembaga Kehakiman Iran, dan jajaran pegawai lembaga ini, menyebut buah dari perlawanan terhadap musuh adalah kemenangan dan kemajuan.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (28/6/2022) dalam pertemuan dengan Ketua Lembaha Kehakiman Iran, dan jajaran pegawai lembaga ini menjelaskan sunatullah-sunatullah yang tak bisa diubah.
"Alasan keunggulan dan kemenangan bangsa Iran, dan pemerintahan Republik Islam Iran yang menakjubkan di hadapan berbagai peristiwa besar serta pahit pada tahun 1981 adalah perlawanan, kerja keras dan tidak gentar pada musuh. Inilah sunatullah yang terulang di setiap pemerintahan, dan kita harus tahu bahwa Tuhan di tahun 2022 tidak lain adalah Tuhan pada tahun 1981," paparnya.
Rahbar kemudian memberikan sejumlah contoh dari sunatullah dan hukum Ilahi yang dijelaskan di dalam Al Quran terkait buah dari membantu agama Allah atau akibat dari mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
"Al Quran sarat dengan kandungan-kandungan tentang sunatullah, dan kesimpulannya adalah, jika sebuah masyarakat berdiri melawan musuh atau menjalankan kewajiban dengan bertawakal kepada Allah Swt, maka hasilnya adalah kemenangan dan kemajuan, akan tetapi jika saling bertikai, cari aman, dan malas, maka hasilnya adalah kekalahan," imbuh Rahbar.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung kehebohan musuh di beberapa kesempatan karena sejumlah kelemahan dan kekurangan di dalam negeri Iran.
Ia menjelaskan, "Baik di tahun 1981 maupun tahun-tahun setelahnya, musuh dalam beberapa kasus gempar, berharap dan mengira Republik Islam Iran dan pemerintahannya sedang runtuh, tapi harapan itu berubah menjadi keputusasaan, masalah mereka adalah tidak mengetahui akar dari keputusasaan ini."
Rahbar menegaskan, "Musuh tidak bisa memahami bahwa di dunia ini selain kalkulasi politik, terdapat kalkukasi-kalkulasi lain yang tidak lain adalah sunatullah."
Hari Ini, Pejabat Kehakiman Iran Bertemu Rahbar
Kepala, staf dan pejabat Lembaga Kehakiman Republik Islam Iran bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Tehran pada hari Selasa, 28 Juni 2022.
Pertemuan tersebut digelar dalam kerangka memperingati Hari Kehakiman dan Hari Kesyahidan Ayatullah Doktor Beheshti dan rekan-rekannya.
Tanggal 7 Tir 1360 HS, 72 anggota Partai Jomhouri-e Eslami Iran, termasuk Ayatullah Beheshti, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Iran, gugur syahid akibat serangan bom di gedung markas partai tersebut.
Peledakan gedung markas Partai Republik Islam itu dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin al-Khalq yang berkonspirasi dengan negara-negara Barat. Gugur 72 tokoh garis depan Revolusi Islam Iran itu telah memberikan pukulan keras terhadap Republik Islam Iran yang baru berdiri 2 tahun.
Namun, berkat dukungan besar dari rakyat Iran terhadap revolusi, Republik Islam tetap tegak berdiri meskipun berkali-kali didera peristiwa teror, termasuk agresi yang dilakukan oleh negara tetangganya, Irak.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para pejabat Kehakiman Iran menyebut buah dari perlawanan terhadap musuh adalah kemenangan dan kemajuan.
"Alasan keunggulan dan kemenangan bangsa Iran, dan pemerintahan Republik Islam Iran yang menakjubkan di hadapan berbagai peristiwa besar serta pahit pada tahun 1981 adalah perlawanan, kerja keras dan tidak gentar pada musuh. Inilah sunatullah yang terulang di setiap pemerintahan, dan kita harus tahu bahwa Tuhan di tahun 2022 tidak lain adalah Tuhan pada tahun 1981," paparnya.
Rahbar kemudian memberikan sejumlah contoh dari sunatullah dan hukum Ilahi yang dijelaskan di dalam Al Quran terkait buah dari membantu agama Allah atau akibat dari mengingkari nikmat-nikmat-Nya.
"Al Quran sarat dengan kandungan-kandungan tentang sunatullah, dan kesimpulannya adalah, jika sebuah masyarakat berdiri melawan musuh atau menjalankan kewajiban dengan bertawakal kepada Allah Swt, maka hasilnya adalah kemenangan dan kemajuan, akan tetapi jika saling bertikai, cari aman, dan malas, maka hasilnya adalah kekalahan," imbuh Rahbar.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung kehebohan musuh di beberapa kesempatan karena sejumlah kelemahan dan kekurangan di dalam negeri Iran.
"Baik pada tahun 1981 maupun tahun-tahun setelahnya, musuh dalam beberapa kasus gempar, berharap dan mengira Republik Islam Iran dan pemerintahannya sedang runtuh, tapi harapan itu berubah menjadi keputusasaan, masalah mereka adalah tidak mengetahui akar dari keputusasaan ini," jelasnya.
Rahbar menegaskan, musuh tidak bisa memahami bahwa di dunia ini selain kalkulasi politik, terdapat kalkukasi-kalkulasi lain yang tidak lain adalah sunatullah.
Empat Mata-Mata Israel Ditangkap di Lebanon Selatan
Dinas keamanan dalam negeri Lebanon baru-baru ini berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga bekerja sama dengan Rezim Zionis di wilayah El Aarqoub di selatan Lebanon.
Aparat Keamanan Lebanon, Selasa (28/6/2022) dalam sebuah operasi rahasia untuk mengungkap identitas, dan mengidentifikasi jaringan mata-mata baru di negara itu, berhasil menangkap empat orang yang diduga bekerja sama dengan Rezim Zionis.
Sebuah sumber di Lebanon mengabarkan, dinas intelijen Rezim Zionis, memiliki puluhan platform di media sosial dengan kedok jaringan besar penyedia lapangan kerja, dan perekrutan pemuda di Lebanon.
Salah satu anggota Parlemen Lebanon mengatakan, operasi penangkapan dilakukan secara terbatas, dan sampai sekarang hanya keempat orang ini yang ditangkap.
Pada bulan Februari 2022 lalu, pemerintah Lebanon berhasil mengungkap dan menumpas 17 jaringan mata-mata Rezim Zionis di negara itu.
Zionis di Perbatasan Lebanon Mulai Bangun Bungker Dalam Rumah
Kementerian Perang Rezim Zionis memulai pembangunan bungker di dalam rumah-rumah pemukim Zionis, di perbatasan Lebanon Selatan, utara wilayah pendudukan.
Shehab News, Selasa (28/6/2022) melaporkan, berdasarkan keputusan Kementerian Perang Rezim Zionis, pembangunan bungker di dalam rumah-rumah pemukim Zionis di perbatasan Lebanon Selatan, dimulai hari ini.
Pembangunan bungker-bungker Zionis di wilayah perbatasan Lebanon Selatan ini dilakukan oleh Divisi Utara, Angkatan Bersenjata Rezim Zionis.
Dalam beberapa bulan ke depan diharapkan puluhan bungker di dalam rumah-rumah para pemukim Zionis di perbatasan Lebanon Selatan, sudah terbangun.
Beberapa bulan kebelakang, militer Rezim Zionis juga sudah menggelar sejumlah manuver di wilayah-wilayah berbeda untuk melatih skenario tempur melawan Hizbullah Lebanon.
Hizbullah Lebanon dalam beberapa minggu terakhir telah menyiagakan penuh pasukannya di perbatasan wilayah pendudukan sebagai respon atas meningatnya ketegangan akibat penetapan batas laut Lebanon dan Rezim Zionis serta pelanggaran zona laut Lebanon oleh Rezim Zionis.
Kemampuan Rudal Palestina; Perubahan Konstelasi dan Mengejutkan Israel
Anggota senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengatakan, kemampuan rudal muqawama Palestina terus meningkat dan ini akan terungkap di berbagai pertempuran melawan Rezim Zionis.
Hamas selama beberapa tahun terakhir melalui berbagai uji coba rudal dan penyelenggaraan manuver militer, telah meningkatkan kemampuan resistensinya dan menciptakan pertahanan dalam menghadapi Rezim Zionis Israel.
Ismail Ridwan Selasa (28/6/2022) saat diwawancarai Iran Press di Gaza terkait kemampuan kekuatan rudal muqawama Palestina menekankan, rudal muqawama mampu menjangkaui seluruh wilayah Rezim ilegal Israel, dan mencapai target yang ditentukan.
Ismail Ridwan, anggota senior Hamas
Anggota senior Hamas ini menjelaskan, kekuatan rudal muqawama Palestina merusak konstelasi di bumi pendudukan, karena muqawama dengan kemampuan dan akurasi rudalnya, telah mengejutkan Rezim Zionis.
"Peningkatan kekuatan muqawama Palestina penting untuk menciptakan kemampuan pertahanan menghadapi penjajah Zionis dan membela Baitul Maqdis serta Masjid al-Aqsa dan demi membebaskan seluruh wilayah Palestina," papar Ismail Ridwan.
Lebih lanjut Ismail Ridwan menambahkan persatuan seluruh faksi muqawama Palestina, termsuk Brigade Izzudin al-Qassam, Saraya al-Quds, dan unit muqawama lain penting untuk membela Baitul Maqdis, Masjid al-Aqsa, dan juga mematahkan skenario Zionis-Amerika.
Sementara itu, Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah Minggu lalu saat menjelaskan kekuatan defensif faksi muqawama ini menegaskan, Hamas kurang dari lima menit mampu menembakkan 150 rudal dan roket ke arah Palestina pendudukan.
Selama perang 12 hari (Pedang al-Quds), pangkalan udara Rezim Zionis menjadi salah satu terget terpenting rudal dan roket faksi muqawama Palestina. Bahkan pangkalan ini diserang dari jarak yang sangat jauh dari Jalur Gaza.
Hizbullah: Israel Takut Berperang dengan Kelompok Perlawanan
Salah satu pejabat Hizbullah Lebanon menyoroti kemampuan kelompok perlawanan Islam, dan mengatakan, orang-orang Israel takut terjun dalam perang apa pun dengan kelompok perlawanan.
Syeikh Hassan Al Baghdadi anggota Dewan Pusat Hizbullah, Minggu (26/6/2022) terkait ancaman-ancaman Rezim Zionis terhadap Lebanon mengatakan, "Ancaman para pejabat Zionis terhadap Lebanon menggelikan, karena mereka berada di puncak kekuatan, dan sekutu-sekutu mereka kalah dalam perang menghadapi kelompok perlawanan."
Ia menambahkan, "Hari ini ancaman-ancaman terkait perang, semakin membuat para pemukim Zionis ketakutan, dan orang-orang Lebanon, dikarenakan simpati mereka kepada kelompok perlawanan, dan keyakinan mereka atas kekuatan kelompok ini, sama sekali tidak menganggap penting ancaman-ancaman tersebut."
Pejabat Hizbullah menegaskan, kelompok perlawanan menolak segala bentuk normalisasi hubungan dengan Israel, dan berkomitmen menjaga aset-aset laut Lebanon, mematuhi peraturan dan prinsip nasional Lebanon, serta memilih opsi perlawanan dalam membela negara, asas dan sakralitasnya. (
Haniyeh: 150 Rudal akan Hancurkan Israel Kurang dari Lima Menit
Ketua Biro Politik gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas mengatakan, pembebasan Masjid Al Aqsa sudah dekat, dan 150 rudal akan menghancurkan Rezim Zionis dalam waktu kurang dari lima menit.
Ismail Haniyeh yang tengah berada di Lebanon, Minggu (26/6/2022) seperti dikutip stasiun televisi Al Mayadeen menuturkan, "Warga Palestina di Al Quds dan Tepi Barat beberapa tahun lalu ditekan untuk menghentikan perlawanan, dan meninggalkan tanah air mereka."
Ia menambahkan, orang-orang yang memilih normalisasi dengan Israel, dan mereka yang mengkhianati Palestina, menganggap pembebasan Masjid Al Aqsa, masih jauh
"Jalur Gaza diblokade dari darat, udara dan laut, tapi mengangkat Pedang Al Quds untuk melawan Israel, kelompok perlawanan dan penduduk Gaza siap untuk terjun ke dalam sebuah pertempuran strategis," imbuhnya.
Menurut Ketua Biro Politik Hamas, tidak ada tempat untuk Zionis dan pemukimnya di Masjid Al Aqsa, dan kelompok perlawanan akan memupus harapan orang-orang Zionis.
Haniyeh juga menyatakan solidaritas penuhnya atas Lebanon dalam menghadapi agresi Rezim Zionis terhadap kekayaan alam negeri ini.
"Rezim Zionis sama sekali tidak punya hak apa pun di perairan Lebanon, sebagaimana juga tidak punya hak apa pun di Palestina," pungkasnya.
Sambut PM Irak, Raisi: Upaya Normalisasi Tak akan Buat Aman Zionis
Presiden Republik Islam Iran dalam jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri Irak mengatakan, upaya Rezim Zionis untuk menormalisasi hubungan dengan negara kawasan tak akan bisa membuat rezim ini aman.
Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi, Minggu (26/6/2022) dalam jumpa pers bersama dengan PM Irak, Mustafa Al Kadhimi menuturkan, "Hubungan kami dengan Irak bukan hubungan biasa dan klasik, tapi hubungan budaya dan mendalam, ada tekad di antara pemerintah dua negara untuk meningkatkan level hubungan."
Raisi menambahkan, "Dalam rangka memperluas kebijakan berhubungan dengan negara-negara tetangga, hari ini, Irak bagi Iran adalah tetangga terdekat."
"Sebagian besar hubungan bertetangga Iran, dilakukan dengan Irak, dan terkait hubungan politik serta ekonomi dua negara, sudah dilakukan dialog dan kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi," tegasnya.
Di sisi lain PM Irak dalam jumpa pers itu mengatakan, "Kami hari ini mencapai kesepakatan untuk memperkuat hubungan perdagangan, dan menyusun program kerja bagi para peziarah Imam Hussein di hari Arbain."
Ia menambahkan, "Hubungan kami dengan Republik Islam Iran sangat penting, dan upaya kami ditujukan untuk memenuhi kepentingan-kepentingan rakyak kedua negara."
Yunani Bebaskan Kapal Tanker Bermuatan Minyak Iran
Pemerintah Yunani hari ini, Minggu (26/6/2022) dikabarkan telah membebaskan kapal tanker Rusia, yang mengangkut minyak Iran.
Kantor berita Prancis, AFP, mengutip petugas pelabuhan Yunani melaporkan, kapal tanker Rusia yang mengangkut minyak Iran, dan sejak dua bulan lalu ditahan di pelabuhan Yunani, atas perintah Amerika Serikat, sudah dibebaskan.
"Kami mengetahui dari polisi pelabuhan Yunani, bahwa kapal tanker Rusia, pengangkut minyak Iran, yang ditahan di Yunani sejak April 2022 lalu atas perintah pengadilan AS, kini sudah bisa melanjutkan pelayarannya," tulis AFP.
Sebelumnya Organisasi Pelabuhan dan Pelayaran Iran mengumumkan kondisi terbaru kapal tanker Rusia pengangkut minyak Iran di pelabuhan Yunani, dan mengabarkan pengembalian muatan tanker yang disita atas perintah AS.
Pentagon Klaim Pangkalan Militer AS di Suriah Diserang Pasukan Rusia
Pejabat Pentagon Rusia meluncurkan serangkaian serangan terhadap pangkalan AS di Suriah bulan ini.
The Wall Street Journal Jumat (17/6/2022) malam mengutip pejabat militer AS, melaporkan bahwa pasukan Rusia telah melakukan serangkaian operasi bulan ini terhadap posisi AS di Suriah.
Salah satu operasi ini terjadi pekan ini di pangkalan strategis Al-Tanf.
"Rusia telah menyerang pangkalan Al-Tanf di wilayah selatan Suriah pekan ini," kata dua pejabat militer AS kepada The Wall Street Journal.
"Dua jet tempur Sukhoi mengebom sebuah situs di pangkalan Al-Tanf. Rusia telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa mereka akan menanggapi dugaan serangan terhadap pasukan Suriah," tambahnya.
Para pejabat militer AS telah memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan Rusia di Suriah berisiko menimbulkan konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat.
Kementerian intelijen Rusia baru-baru ini mengungkapkan bahwa Amerika Serikat merekrut teroris dari Suriah, termasuk Daesh, untuk mengambil bagian dalam perang Ukraina.
Menurut badan Rusia, milisi pro-AS sedang dilatih di pangkalan Al-Tanf yang berbasis di Suriah.
Pada hari Kamis, pesawat nirawak kembali menyerang pangkalan militer AS di Al-Tanf, yang berada di Suriah.
Wilayah Al-Tanf, tempat pangkalan AS berada, merupakan wilayah geostrategis kunci dan sangat penting yang terletak di segitiga perbatasan Suriah, Irak, dan Yordania.
Pangkalan itu dibangun secara ilegal dengan kehadiran pendudukan AS dan memiliki zona larangan bepergian sepanjang 50 kilometer.
Saberin News melaporkan bahwa pangkalan Al-Tanf yang diduduki oleh pasukan Amerika hari Kamis menjadi sasaran serangan drone
Pangkalan militer AS di Al-Tanf berulangkali menjadi sasaran serangan drone dan roket.