کمالوندی

کمالوندی

Senin, 15 Agustus 2022 18:44

Jet Tempur Rezim Zionis Serang Suriah

 

Jet tempur rezim Zionis menyerang daerah Tartus yang terletak di wilayah barat daya Suriah.

Jet tempur rezim zionis melancarkan serangan rudal terhadap sejumlah sasaran di timur dan barat laut Suriah dengan melanggar wilayah udara Lebanon atau melalui Dataran Tinggi Golan yang didudukinya.

Pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di Lebanon telah berulang kali melaporkan bahwa rezim Zionis melanggar resolusi PBB dan kedaulatan wilayah udara Lebanon setiap hari.

Kantor berita resmi Suriah (SANA) melaporkan bahwa pertahanan udara Suriah menyerang target musuh di langit Tartus.

Menurut laporan, jet-jet tempur rezim Zionis menembakkan beberapa rudal ke arah Suriah dari wilayah udara Lebanon.

Belum ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan mengenai serangan ini dan dampak yang ditimbulkannya.

Pada tanggal 2 Juli, rezim Zionis menargetkan beberapa peternakan unggas di sekitar kota Hamidiyah di selatan Tartus dengan beberapa roket dari atas Laut Mediterania di barat Tripoli.

Menurut laporan ini, dua warga sipil Suriah tewas dan seorang wanita terluka dalam serangan ini.

Rezim Zionis selalu menargetkan posisi dan infrastruktur tentara Suriah untuk mendukung teroris. Sejauh ini, tentara Suriah telah berulang kali menemukan pengiriman senjata dan amunisi yang dilakukan oleh tentara rezim Zionis untuk dari kelompok teroris yang berbasis di Suriah.

 

Gerakan Jihad Islam Palestina menilai gugurnya Mohammad al-Shaham di depan keluarganya sebagai contoh nyata dari sifat teroris rezim Zionis.

Militer rezim Zionis menembak seorang pemuda Palestina bernama Mohammed al-Shaham di Kafr al-Aqab, yang terletak di utara Al Quds yang tepat di bagian kepalanya hingga gugur.

Menurut laporan al-Ahed Senin (15/8/2022), Jihad Islam Palestina menyatakan, gugurnya Mohammad Ibrahim al-Shaham di tangan militer rezim Zionis telah membuktikan tingkat kejahatan rezim ilegal ini terhadap rakyat Palestina dan sifat teroris Tel Aviv.

Jihad Islam Palestina menyatakan, pembantaian dan penangkapan besar-besaran di berbagai kota dan desa Palestina pendudukan menunjukkan ketakutan mereka atas eskalasi operasi muqawama, khususnya setelah aksi heroik Quds.

Jihad Islam menegaskan, kejahatan mengerikan ini tidak akan berpengaruh pada tekad rakyat Pelestina untuk meraih kebebasan dari penjajahan dan keinginan mereka untuk melanjutkan jalan muqawama hingga pembebasan tanah air serta tempat suci mereka.

Lebih lanjut kubu muqawama ini optimis, darah warga tak berdosa adalah motivasi kuat untuk melawan tentara rezim Israel dan pemukim Zionis di Tepi Barat dan Quds pendudukan.

Militer Israel Senin pagi melancarkan operasi penangkapan luas di Tepi Barat dan Quds pendudukan, di mana sejumlah tahanan Palestina yang telah bebas dan aktivis Hamas termasuk di antara mereka yang ditangkap.

 

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, beberapa hari mendatang adalah hari-hari penting terkait kesepakatan nuklir, dan kami menunggu keputusan pihak Amerika terkait isu ketiga.

Perundingan pencabutan sanksi zalim dan ilegal terhadap Iran mengalami kemajuan berkat inisiatif tim juru runding Iran, tapi kelambanan pemerintah Joe Biden untuk mengompensasi langkah ilegal pemerintah Amerika sebelumnya dan berlanjutnya kampanye represi maksimum memunculkan keraguan terkait keseriusan negara ini untuk kembali ke JCPOA dan semakin berlarut-larutnya proses perundingan.

Republik Islam Iran sebagai negara yang bertanggung jawab berulang kali menyatakan, mengingat Amerika sebagai pihak yang melanggar kesepakatan JCPOA, maka Washington yang harus kembali ke kesepakatan ini dengan mencabut sanksi dan komitmen AS akan diverifikasi oleh Tehran.

Putaran terbaru negosiasi pencabutan sanksi zalim terhadap Iran kembali digelar di Wina Kamis (4/8/2022) dan dengan berakhirnya putaran perundingan ini, delegasi Iran kembali ke Tehran.

Sekaitan dengan ini, Menlu Iran, Hossein Amir-Abdollahian Senin (15/8/2022) di pertemuan hangat dengan para wartawan bidang kebijakan luar negeri, seraya mendengarkan masalah dan kekhawatiran para wartawan, juga memaparkan berita terkait perundingan pencabutan sanksi.

Menurut laporan Iran Press, Amir-Abdollahian mengatakan, keputusan pemerintah adalah tidak mengikat negosiasi Wina dengan kehidupan rakyat, jadi kami tidak ingin memberikan negara hitungan mundur tentang negosiasi.

"Di isu nasional, semua pandangan selaras dan baik sayap kanan maupun kiri mengejar kepentingan nasional, di mana hal ini telah memberi kami kekuatan di negosiasi," papar Abdollahian.

Menlu Iran terkait komposisi tim juru runding menjelaskan, "JCPOA adalah hasil dari upaya berbulan-bulan rekan-rekan kami di Departemen Luar Negeri, di mana hal ini dapat dijadikan dokumen pengaduan mendasar, tapi yang berkaitan dengan kami adalah verifikasi dan ini harus dilakukan."

Kepala diplomasi Iran ini menambahkan, mungkin ada masalah dalam negosiasi, jadi kesepakatan yang dicapai adalah hasil kesepakatan tujuh negara, dan dalam teks kami, mungkin ada beberapa kekurangan di dalamnya.

"Jika garis merah kami ditentukan, kami tidak memiliki masalah mencapai kesepakatan; Salah satu alasan berlarut-larutnya negosiasi adalah karena kami tidak ingin melewati batas garis merah," ujar Amir-Abdollahian.

Menlu Iran menjelaskan, pihak Amerika secara lisan menyetujui dua isu Iran, kami menunggu isu ketiga dan hingga pukul 24:00 malam ini, kami akan mengirim usulan kami secara tertulis.

 

Salman Rushdie, penulis buku anti-Islam yang menghujat, telah diserang di atas panggung dalam sebuah acara di New York, menurut media AS.
Kondisi Rushdie tidak segera diketahui, tetapi rekaman video dari insiden itu menunjukkan orang-orang bergegas membantunya setelah dia diserang di acara di Kabupaten Chautauqua.

Seorang pria bergegas ke panggung di Chautauqua Institution dan menyerang Rushdie saat dia diperkenalkan, seorang saksi mengatakan kepada Reuters, menambahkan penyerang kemudian ditahan.

Polisi mengatakan Rushdie menderita luka tusukan di lehernya dan diangkut dengan helikopter ke rumah sakit.

Orang yang mewawancarai Rushdie juga mengalami cedera kepala ringan, kata polisi negara bagian itu.

Rita Landman, seorang ahli endokrin yang hadir di antara penonton, mengatakan bahwa Rushdie memiliki beberapa luka tusukan, termasuk satu di sisi kanan lehernya, dan ada genangan darah di bawah tubuhnya, New York Times melaporkan.

"Orang-orang berkata, 'Dia memiliki denyut nadi, dia memiliki denyut nadi, dia memiliki denyut nadi,'" kata Landman.

Bill Vasu, 72, yang menghadiri acara tersebut, mengatakan dia melihat pria itu bergegas ke Rushdie dan mulai menyerangnya. "Saya hanya bisa melihat tinjunya seperti memukul Salman," katanya.

“Hanya ada satu penyerang,” kata Elisabeth Healey, 75, yang berada di antara penonton. “Dia berpakaian serba hitam. Dia mengenakan pakaian hitam longgar. Dia berlari dengan kecepatan kilat ke arahnya.”

Beberapa saksi mengatakan penyerang dapat mencapai Rushdie dengan mudah, berlari di atas panggung dan mendekatinya dari belakang.

Roger Warner, yang sedang duduk di barisan depan di amfiteater, mengatakan dia melihat seorang pria jangkung dan ramping melompat ke atas panggung dari sisi kiri dan mulai menyerang Salman Rushdie.

Dia mengira pria itu telah meninju wajah Rushdie tiga atau empat kali. Kemudian dia melihat darah. "Dia berlumuran darah dan ada darah mengalir ke lantai," kata Warner. "Saya baru saja melihat darah di sekitar matanya dan mengalir di pipinya."

Rushdie adalah penulis "The Satanic Verses", sebuah novel penghujatan tentang Islam yang diterbitkan pada tahun 1988 yang memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Menyusul penerbitan buku tersebut, Imam Khomeini, pendiri Republik Islam, mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematian

 

Ayatullah Khamenei dalam menanggapi surat Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina, menilai perlawanan Jihad Islam yang berani menyebabkan peningkatan posisi gerakan ini dalam perlawanan dan menggagalkan tipu daya rezim Zionis serta menghinakan mereka.

Menurut Pusat Informasi Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam pada hari Kamis (11/08/2022), Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam menanggapi surat Ziyad al-Nakhalah", Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, menyebut insiden baru-baru ini menggandakan kehormatan Gerakan Jihad Islam Palestina dan mengangkat posisi Jihad Islam dalam gerakan perlawanan mulia bangsa Palestina.

Menurut Ayatullah Khamenei, "Dengan perlawanan berani Anda, Anda menggagalkan politik licik dari rezim perampas dan membuktikan bahwa setiap bagian dari kelompok perlawanan seorang diri dapat menghancurkan musuh."

"Dengan menghubungkan perjuangan di Gaza dengan Tepi Barat, dan pasukan perlawanan lainnya dengan dukungan mereka untuk gerakan jihad, Anda telah menunjukkan kepada musuh jahat dan licik akan persatuan jihad bangsa Palestina," tambah Ayatullah Khamenei.

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa semua upaya kelompok Palestina di seluruh tanah Palestina harus menjaga persatuan, dan mencatat, musuh perampas semakin lemah dan Perlawanan Palestina semakin kuat, dan kami masih di sisi Anda.

Dalam suratnya kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ziyad al-Nakhalah menunjukkan partisipasi luas Mujahidin Palestina, khususnya Gerakan Jihad Islam dan sayap militernya, Brigade al-Quds, di seluruh Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat.

Menurutnya, "Dengan kehadiran berbagai brigade perlawanan jihad, tidak satu hari pun akan berlalu, kecuali terjadi ada konflik dengan rezim Zionis di Tepi Barat.

Dalam menggambarkan situasi di Gaza, Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam menunjuk pada perlawanan kuat wilayah ini melawan rezim pendudukan dan tentang bentrokan tiga hari baru-baru ini, Ziyad al-Nakhalah mengatakan, "Kami menyebut bentrokan ini "Wahdah al-Sahaat" (Persatuan Medan Tempur) untuk menekankan persatuan bangsa kita melawan musuh yang berusaha menghancurkan persatuan ini dengan semua kekuatan dan konspirasinya."

Siapa Pemenang Sejati Perang Tiga Hari Gaza ?
Ziyad al-Nakhalah menekankan bahwa dalam perang ini seluruh tanah Palestina yang diduduki berada di bawah jangkauan rudal perlawanan Jihad Islam.

"Pertempuran ini mengganggu prediksi rezim Zionis sedemikian rupa sehingga mereka dipaksa untuk menuntut gencatan senjata dalam waktu tiga hari dan tunduk pada syarat yang diajukan Perlawanan," ujar Sekjen Gerakan Jihad Islam.

Sekretaris Jenderal Jihad Islam menyebut rencana musuh untuk menciptakan perpecahan di antara pasukan Perlawanan dan menambahkan, "Mereka mengumumkan bahwa tujuan perang hanyalah Jihad Islam, tetapi Jihad Islam, dengan perjuangannya yang kuat dan berani, membangkitkan keheranan dan dukungan dari semua kekuatan Perlawanan di kawasan dan dunia. Dan itu disetujui dan didukung oleh rakyat Palestina dan semua organisasi Perlawanan dan di puncaknya adalah gerakan Hamas."

Sekjen Jihad Islam menyebut pencapaian perlawanan ini sebagai awal dari kemenangan yang lebih besar bagi bangsa Palestina di masa depan dan berterima kasih atas peran gerakan Hizbullah di bawah kepemimpinan Sayid Hassan Nasrallah, serta dukungan dan pengakuan Iran di semua dimensi dari Rahbar dan bimbingan Pemimpin Besar Revolusi Islam, dan mencatat, "Jika tanpa dukungan dan pendirian Anda yang berkelanjutan, kemenangan ini dan kemenangan masa lalu tidak akan tercapai."

 

Di awal kedatangannya di provinsi Kerman, Presiden Republik Islam Iran menekankan, Syahid Soleimani adalah simbol perlawanan dan sumber kebanggaan bagi Iran dan dunia Islam.

Menurut Pusat Informasi Kepresidenan, Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Iran hari Kamis (11/08/2022) setibanya di provinsi Kerman mengatakan, "Kerman adalah tempat lahir pria dan wanita besar dari penyair, penulis, seniman dan tokoh ilmiah terkemuka."

Memperingati memori dan nama Syahid Qassem Soleimani, Presiden Raisi menambahkan, "Syahid Soleimani adalah simbol perlawanan dan sumber kebanggaan bagi Iran dan dunia Islam."

"Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut Syahid Soleimani sebagai maktab yang harus selalu diperhatikan oleh semua orang," ujar Raisi.

Mengacu pada fakta bahwa provinsi Kerman telah menyumbangkan lebih dari 6.500 syahid dan lebih dari 19.000 veteran kepada Republik Islam dan menyebut provinsi ini sebagai ibu kota perlawanan.

Raisi: Iran Tolak Perubahan dalam Geografi Politik Regional
Menggambarkan kapasitas provinsi Kerman di bidang-bidang seperti pertanian, hortikultura, pertambangan, berbagai pusat ilmiah, sumber daya manusia yang efisien dan muda, Raisi mengatakan, "Kerman harus dinobatkan sebagai surga pertambangan Iran, dan provinsi ini juga memiliki kapasitas yang sangat luas di bidang pariwisata, dan yang paling penting dari semua kapasitas ini adalah tenaga kerja yang efisien, muda dan terdidik serta keberadaan sekitar 100 pusat universitas, pendidikan tinggi dan pelatihan tenaga kerja di provinsi ini."

 

Khatib shalat Jumat Tehran menekankan untuk mendapatkan jaminan yang diperlukan dalam negosiasi bagi mencabut sanksi Amerika Serikat yang kejam terhadap Iran.

Mengacu pada proses negosiasi untuk mencabut sanksi AS yang kejam terhadap Iran, Ayatullah Kazem Sedighi dalam khutbah Jumat Tehran mengatakan, "Republik Islam Iran terus memenuhi kewajibannya dan sebaliknya. pihak yang melanggar janji adalah mereka dan tidak mematuhi perjanjian internasional JCPOA."

Khatib shalat Jumat Tehran juga menyinggung serangan baru-baru ini dari rezim Zionis dan kejahatan rezim pendudukan ini terhadap rakyat Palestina.

Menurutnya, "Pada suatu waktu, Zionis Israel mampu menang melawan negara-negara Arab dalam Perang Enam Hari, tetapi dengan lahirnya Hizbullah di Lebanon, dalam Perang 33 Hari, legenda Zionisme yang tak terkalahkan itu terbantahkan oleh senjata-senjata kuat dari Perlawanan."

"Dalam perang baru-baru ini, meskipun semua pasukan Perlawanan tidak terlibat di medan tempur, Jihad Islam berhasil memaksa orang-orang zionis untuk berlindung di sarang mereka dengan meluncurkan ratusan rudal dan roket dari jalur Gaza, dan akhirnya terpaksa untuk berkompromi dan melakukan gencatan senjata.

Khatib shalat Jumat Tehran tidak lupa menyinggung soal peluncuran satelit Iran Khayyam.

"Mengirim satelit ini ke luar angkasa adalah salah satu pencapaian ilmiah baru Iran, yang diraih dengan kesadaran, harapan, tawakal, persatuan, berwilayah, dan keyakinan dalam memajukan tujuan negara," pungkas Ayatullah Sedighi.

 

Departemen Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa dalam waktu dekat, negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan membenarkan penggunaan senjata nuklir.

Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir pertama kali di dunia di kota Heroshima Jepang pada 6 Agustus 1945 dan tiga hari kemudian pada 9 Agustus 1945, menjatuhkan bom atom lainnya di kota Nagasaki.

Alasan penggunaan bom atom tersebut adalah untuk memaksa Kekaisaran Jepang menyerah di Perang Dunia Kedua.

Serangan tersebut merupakan satu-satunya penggunaan senjata nuklir di sejarah umat manusia hingga saat ini.

Seperti dilaporkan berbagai media, Andrey Belousov, deputi delegasi Rusia di Konferensi membahas NPT mengatakan, komunitas non-proliferasi nuklir (NPT) masih perlu menganalisis implikasi dari situasi ini, yang memaksa kita untuk melihat secara berbeda status anggota non-nuklir blok ini, terutama mereka yang di wilayahnya ditempatkan senjata nuklir AS.

Diplomat Rusia ini seraya merujuk bahwa Moskow sebelumnya mendengar statemen yang menyatakan bahwa metode ini tidak melanggar NPT dan bahwa menjalankan misi tersebut telah disepakati selama tahap persiapan perjanjian NPT.

Deputi delegasi Rusia di konferensi membahas NPT menyebut alasan seperti ini untuk menjustifikasi langkah-langkah yang melanggar isi vital NPT yang diakui sebagai landasan keamanan internasional. Ia menambahkan, jika kita merangkum semua fakta ini, dapat disimpulkan bahwa di masa depan kita dapat mengharapkan negara-negara anggota NATO untuk membenarkan penggunaan senjata nuklir.

Sekjen PBB, Antonio Guterres hari Sabtu lalu di pidatonya memperingati perdamaian Hiroshima menekankan bahwa senjata nuklir tidak rasional dan meminta kekuatan dunia menghilangkan opsi nuklir dari meja. 

 

Presiden AS Joe Biden menghabiskan hampir dua jam minggu lalu di salah satu periode tersibuk kepresidenannya untuk bertemu dan berbicara dengan sekelompok akademisi yang menyampaikan peringatan tentang keadaan demokrasi yang sangat memprihatinkan di dalam Amerika Serikat dan di luar negeri.

Dalam percakapan 4 Agustus, sejarawan menggambarkan saat ini sebagai salah satu waktu paling berbahaya dalam sejarah modern untuk pemerintahan yang demokratis.

Mereka membandingkan ancaman yang dihadapi Amerika Serikat dengan periode sebelum Perang Saudara dan gerakan pro-Fasis sebelum Perang Dunia II.

Para sejarawan ini menunjuk pada hal-hal seperti serangan 6 Januari di US Capitol, penolakan terus-menerus terhadap hasil pemilu 2020 oleh sejumlah Republikan, terutama mantan Presiden AS Donald Trump, dan upaya penyangkalan pemilu untuk mencalonkan diri.

Ini bukan pertama kalinya peringatan serius diberikan tentang prospek suram demokrasi Amerika Serikat.

Pada dasarnya, gagasan ilusi tentang keberadaan demokrasi di Amerika, mengingat perkembangan beberapa tahun terakhir di negara ini, yaitu pemilihan umum presiden pada November 2020 dan peristiwa-peristiwa setelahnya, telah dipertanyakan sepenuhnya.

Donald Trump, presiden saat itu dan kandidat Partai Republik dalam pemilu ini, telah berulang kali mempertanyakan proses pemilu, termasuk cara pemungutan suara dan kesahihan suara pemilu, sebagai salah satu simbol demokrasi yang paling jelas, selama kampanye pemiu melawan lawan Demokratnya, Joe Biden.

Dan akhirnya, setelah kekalahan dalam pemilu Amerika Serikat, dia tidak hanya mempertanyakan hasilnya, tetapi sebagai kepala eksekutif, menggambarkan keberadaan demokrasi di Amerika Serikat sebagai kebohongan nyata.

Pada tahap selanjutnya, dengan mendorong para pendukungnya untuk menyerang Kongres AS pada 6 Januari 2021, Trump sebenarnya bertujuan untuk melakukan semacam kudeta di AS dan menurut banyak analis, menciptakan situasi yang mirip dengan keadaan demokrasi di beberapa negara berkembang atau negara-negara terbelakang di AS.

Trump menyebabkan krisis politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menyebut sistem pemilu Amerika korup dan terjadi kecurangan yang luas dalam pemilu ini.

Karena banyaknya tuduhan terhadap Trump, terutama upaya untuk menghancurkan dokumen pemerintah dan tidak menyerahkannya ke Arsip Nasional AS, Polisi Federal AS (FBI) menggeledah vila pribadinya di Florida untuk pertama kalinya dalam sejarah AS. Isu tersebut memancing reaksi para pendukungnya, termasuk beberapa Republikan.

Presiden AS Joe Biden menghabiskan hampir dua jam minggu lalu di salah satu periode tersibuk kepresidenannya untuk bertemu dan berbicara dengan sekelompok akademisi yang menyampaikan peringatan tentang keadaan demokrasi yang sangat memprihatinkan di dalam Amerika Serikat dan di luar negeri.


Setelah pengumuman Trump bahwa rumahnya digeledah oleh agen federal, yang dinyatakan sebagai penggerebekan olehnya, ancaman dan permintaan untuk mengangkat senjata di setiap sudut Amerika Serikat telah meningkat di halaman virtual oleh ekstrem kanan.

Reaksi kekerasan ini termasuk ancaman terhadap agen federal dan bahkan pembunuhan Jaksa Agung AS Merrick Garland.

Christopher Ray, direktur BA menyebut ancaman terhadap petugas dan pelaksana hukum sebagai berbahaya setelah penggeledahan rumah Trump oleh agen polisi federal.

Masalah ini menunjukkan bahwa bahkan isu independensi lembaga hukum telah dipertanyakan di Amerika Serikat.

Isu lain yang mempertanyakan dasar demokrasi di Amerika adalah upaya pembatasan hak pilih, terutama bagi minoritas dan orang kulit berwarna.

Setelah pemilu presiden AS November 2020, upaya Partai Republik untuk membatasi hak suara, terutama untuk ras minoritas seperti kulit hitam dan Latin, telah menjadi arena konfrontasi dengan Demokrat.

Dalam satu setengah tahun terakhir, legislator Republik telah menempatkan persetujuan RUU pembatasan pemungutan suara dalam agenda mereka dan mampu meloloskan RUU yang diinginkan di majelis negara bagian beberapa negara bagian, seperti Texas.

Presiden AS Joe Biden menyebut RUU ini sebagai pelanggaran nyata dan menganggapnya sebagai upaya bagi menekan hak rakyat untuk memilih di Amerika Serikat dan pemilihan umum yang bebas.

Bagaimanapun, jika sampai sekarang Amerika Serikat mengklaim sebagai pemimpin sistem demokrasi liberal di dunia, perkembangan beberapa tahun terakhir menunjukkan betapa demokrasi di negara ini dalam kesulitan dan terancam.

Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat
Masalah ini telah berkembang ke titik bahwa Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat, juga telah mengumumkan bahaya dalam hal ini.

Dalam wawancara akhir Desember 2021, menanggapi pertanyaan apa ancaman keamanan nasional terbesar bagi Amerika, Harris mengatakan, "Kondisi lemahnya demokrasi di Amerika Serikat merupakan ancaman keamanan bagi negara ini."

 

Warga Palestina di Jalur Gaza turun ke jalan setelah kelompok-kelompok perlawanan berhasil memaksakan tuntutan mereka terhadap rezim Zionis Israel dan dilakukan gencatan senjata.

Menurut Shehabnews, sejumlah besar warga Gaza merayakan pelaksanaan gencatan senjata yang diberlakukan terhadap rezim Zionis pada Senin (8/8/20220 pagi, sambil memegang dan mengibarkan bendera Palestina.

Kegembiraan rakyat Gaza karena berhasil memaksa rezim Zionis untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata terjadi setelah pasukan perlawanan menembakkan lebih dari 700 rudal ke wilayah pendudukan sejak hari Jumat sebagai balasan atas serangan Israel ke Gaza. 58 distrik Zionis berada di bawah tembakan rudal tersebut.

Perjanjian gencatan senjata dilaksanakan pada Minggu malam pukul 23.30 waktu setempat dengan mediasi Mesir dan Qatar.

Sejak hari Jumat, militer rezim Zionis memulai babak baru serangan terhadap Gaza, yang telah menyebabkan 44 warga Palestina, termasuk dua komandan Gerakan Jihad Islam Palestina, 15 anak dan dua perempuan gugur syahid, dan lebih dari 360 orang terluka.

Di antara para syuhada adalah Komandan Saraya al-Quds untuk Zona Utara Tayseer al-Ja'bari 'Abu Mahmud. Gugurnya Tayseer menyebabkan serangan basalan Jihad Islam Palestina menjadi lebih intens.