
کمالوندی
Senjata Tentara Israel Banyak yang Hilang Dicuri
Sumber militer rezim Zionis Israel mengatakan, 70 persen penembak jitu yang tersebar di seluruh wilayah Palestina pendudukan, menggunakan senjata curian dari tentara Israel.
Dikutip situs berita Walla, Senin (20/12/2021), sumber militer Israel mengumumkan, dari 675 kasus penembakan yang terjadi dalam setahun terakhir di seluruh wilayah pendudukan, 463 kasus di antaranya menggunakan senjata curian dari militer Israel.
Sebagian besar senjata itu dicuri oleh warga Palestina, dan digunakan melawan Israel. Aparat kepolisian Israel dalam setahun terakhir menyita sekitar 2.220 pucuk senjata curian.
Menurut Walla, jumlah senjata curian itu menunjukkan ketidakmampuan militer Israel melindungi gudang-gudang senjata mereka. Hal itu terbukti dari adanya peningkatan 22 persen serangan menggunakan bom curian dari gudang senjata Israel.
Dalam beberapa tahun terakhir, kebanyakan senjata yang masuk ke wilayah Palestina pendudukan berasal dari Mesir, Yordania dan Lebanon.
Minggu lalu Kanal 13 televisi Israel mengungkap pencurian lebih dari 100.000 pucuk senapan serbu M-16 dari gudang-gudang senjata Israel di sebuah pangkalan militer, sekitar 1,5 bulan lalu.
Selain itu, sumber militer Israel bulan Januari 2021 silam juga mengabarkan pencurian 93.000 peluru caliber 5,56 milimeter dari sebuah pangkalan militer Israel di Negev.
Militer Irak: Seluruh Tentara AS sudah Keluar dari Ain Al Assad
Juru bicara Staf Operasi Gabungan Irak mengabarkan penarikan seluruh pasukan tempur Amerika Serikat dari pangkalan militer Ain Al Assad di utara negara itu.
Mayor Jenderal Tahsin Al Khafaji, Senin (20/12/2021) mengatakan, seluruh pasukan AS sudah keluar dari pangkalan Ain Al Assad, dan yang tersisa hanya konsultan militer.
Ia menambahkan, dalam beberapa hari ke depan, sebuah delegasi keamanan Irak akan memasuki pangkalan militer Ain Al Assad yang terletak di Provinsi Erbil, timur laut Irak untuk menyaksikan penarikan pasukan AS dari sana.
Mayjen Al Khafaji menegaskan, pengumuman resmi penarikan pasukan AS dari Irak akan dilakukan pada 31 Desember 2021 mendatang.
Sebelumnya Jubir Angkatan Bersenjata Irak, Brigadir Jenderal Yahya Rasool mengatakan bahwa pangkalan militer Ain Al Assad yang diduduki pasukan AS, sudah diambil alih oleh tentara Irak.
Pertama Kalinya Jenderal Israel Akui Keterlibatan di Teror Syahid Soleimani
Seorang mantan perwira militer rezim Zionis Israel untuk pertama kalinya mengakui keterlibatan Tel Aviv dalam teror Komandan Pasukan Quds, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC.
Jenderal Tamir Hayman, Selasa (21/12/2021) seperti dikutip surat kabar Jerusalem Post mengatakan, Israel terlibat dalam teror Komandan Pasukan Quds, Letjend Syahid Qassem Soleimani.
Hayman yang merupakan mantan Kepala Dinas Intelijen Militer Israel itu menuturkan, Israel terlibat dalam teror yang dipimpin oleh Amerika Serikat pada tahun 2020.
Menurutnya, teror Syahid Soleimani termasuk dari dua teror terpenting di masa dirinya menjabat Kepala Dinas Intelijen Militer Israel. Teror penting lain adalah teror terhadap Baha Abu Al Ata, salah satu pemimpin Jihad Islam Palestina.
Jerusalem Post mengabarkan, ini adalah kali pertama seorang pejabat militer senior Israel mengonfirmasi keterlibatan Tel Aviv dalam teror Syahid Soleimani.
Beberapa bulan lalu, Yahoo News melaporkan bahwa Israel membantu melacak keberadaan Syahid Soleimani dengan membuka akses bagi militer AS untuk mendapatkan beberapa nomor telepon Komandan Pasukan Quds itu.
"Teror Qassem Soleimani penting karena musuh asli kami adalah Iran. Hanya sedikit orang yang seperti Soleimani, selain aktor di medan tempur, ia juga ahli strategi sekaligus prajurit," tegas Hayman.
Hamas Minta Semua Pihak Dukung Rakyat Palestina
Gerakan Hamas menyerukan penguatan solidaritas dengan rakyat Palestina dan penghentian agresi penjajah, pengepungan, dan diskriminasi rasial yang dilakukan oleh rezim Zionis.
Hamas dalam sebuah siaran pers memperingati Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional, yang jatuh pada 20 Desember, meminta semua pihak untuk menunjukkan solidaritas dengan tahanan Palestina di penjara Israel, yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Seperti dilaporkan IRIB, Selasa (21/12/2021), Hamas menegaskan blokade yang tidak adil selama 15 tahun terhadap Jalur Gaza harus segera diakhiri, dan rekonstruksi terhadap apa telah dihancurkan oleh penjajah harus cepat dimulai.
Kelompok ini juga meminta untuk memperkuat solidaritas dan dukungan bagi pengungsi Palestina, yang mengalami kesulitan akibat praktik pendudukan dan penyebaran pandemi virus Corona.
Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 20 Desember setiap tahun sebagai Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional.
Pada acara peringatan hari besar itu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengkritik pelanggaran hak-hak rakyat Palestina dan perluasan pemukiman ilegal oleh Israel.
IRGC: Musuh akan Dilenyapkan Sebelum Mencapai Iran
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan, kami mempraktikkan taktik pertahanan yang kuat di pulau-pulau Iran Selatan selama latihan yang sedang berlangsung.
Laksamana Muda Alireza Tangsiri menuturkan, pasukan yang terlibat dalam latihan telah menunjukkan bahwa setiap musuh akan dilenyapkan bahkan sebelum berhasil mendekati pulau-pulau Iran.
"Dalam latihan ini, taktik perang dan perencanaan, yang disusun secara teori, telah dipraktekkan di lapangan dan kami memperoleh semua hasil yang kami harapkan," tambahnya seperti dilansir IRNA, Selasa (21/12/2021).
Komandan AL IRGC ini menandaskan senjata dan amunisi yang digunakan dalam kegiatan ini memiliki tingkat presisi yang tinggi dan diproduksi di dalam negeri.
"Pasukan kami juga berlatih memblokir gerak maju unit musuh dengan sistem senjata yang dipasang di pulau-pulau selatan, jika ada musuh yang berhasil melewati garis pertahanan," ungkapnya.
Pasukan IRGC sedang melaksanakan latihan militer "Nabi Besar Saw 17" di Teluk Persia dan Selat Hormuz serta daerah perairan di Provinsi Hormozgan, Bushehr, dan Khuzestan. Kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari dari Senin kemarin.
AS Akui Perundingan Nuklir Wina Berjalan Positif
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepatuhan timbal-balik pada perjanjian nuklir JCPOA akan menjadi pilihan terbaik.
Ned Price dalam konferensi pers di Washington, Senin (20/12/2021) menuturkan bahwa kami menganggap kesepakatan yang dicapai antara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan Iran tentang pemasangan kembali kamera di Karaj, sebagai langkah penting dan baik.
Dia menilai kemajuan dalam perundingan antara Iran dan kelompok 4+1 di Wina tidak begitu banyak. Namun, lanjutnya, saat ini ada sebuah kesepahaman bersama tentang teks yang akan menjadi landasan untuk merundingkan masalah nuklir.
"Kami belum memiliki teks itu, tetapi kami tahu garis besarnya dan agenda pertemuan yang terkait dengan teks ini," tuturnya seperti dilansir IRNA.
Price menjelaskan bahwa itu semua adalah positif dan baik. Tetapi dalam banyak hal, itu benar-benar hanya membawa kita ke tempat kita berada pada Juni lalu.
Jadi, lanjutnya, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Iran dan kelompok 4+1 telah mengakhiri putaran ketujuh perundingan Wina pekan lalu. Pertemuan berikutnya dijadwalkan akan membahas teks bersama, yang juga sejalan dengan posisi Iran.
Tiga negara Eropa (Inggris, Prancis, dan Jerman) pada akhirnya menerima posisi Iran dan mengakui bahwa negosiasi telah mencapai beberapa kemajuan.
Bahas Nuklir Iran, Pejabat Senior AS Kunjungi Tel Aviv
Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat mengatakan, Washington dan Tel Aviv punya pandangan yang dekat tentang progam nuklir Iran.
Pejabat pemerintahan Biden, yang tidak ingin disebutkan namanya, berkata kepada Reuters bahwa kami tidak punya banyak waktu dalam masalah program nuklir Iran dan kegiatannya di kawasan.
"AS dan Israel sepenuhnya sepakat bahwa Iran tidak boleh memperoleh senjata nuklir," ujarnya pada hari Senin (21/12/2021).
Oleh karena itu, katanya, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bersama Direktur Dewan Keamanan Nasional AS untuk Timur Tengah, Brett McGurk dan para pejabat lain, berkunjung ke Tel Aviv untuk berdiskusi tentang Iran.
"Sullivan akan berbicara panjang lebar dengan Perdana Menteri rezim Zionis Naftali Bennett mengenai program nuklir Iran," tambahnya.
Pekan lalu, Iran dan kelompok 4+1 telah menyelesaikan putaran ketujuh perundingan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir di Wina. Jadwal perundingan berikutnya belum diumumkan, namun mayoritas peserta berharap itu akan dimulai kembali sebelum akhir Desember.
Sejak awal perundingan, delegasi Iran menekankan tekadnya untuk mencapai kesepakatan dengan Barat. Namun, Tehran menegaskan tidak akan menerima kesepakatan di bawah tekanan atau ancaman.
Manifestasi Syukur
Dalam suatu hadits Amirul Mukminin Ali as bersabda: “Ketika sudut-sudut nikmat sampai kepadamu janganlah engkau memutuskannya dengan sedikit bersyukur” (Nahjul Balagah, Hikmah 13).
Dalam hikmah ini Amirul Mukminin menjelaskan bahwa syarat langgeng dan lestarinya nikmat Tuhan -baik itu nikmat maknawi maupun nikmat materi- adalah memperbanyak syukur kepada Allah Swt atas nikmat yang diberikan-Nya. Pandangan ini senada dengan firman Tuhan: “Jika kamu bersyukur niscaya Aku tambahkan padamu (nikmat-Ku), dan jika kamu kufur (tidak bersyukur), niscaya azab-Ku sangatlah pedih” (Al-Qur’an: Surah Ibrahim, ayat 7).
Berasaskan hal ini jelaslah bahwasanya salah satu penghalang turunnya rahmat dan nikmat Ilahi adalah kufraan nikmat (kebalikan dari syukur nikmat), yakni hamba tidak berterima kasih dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Namun disamping itu sebagaimana yang dijelaskan dalam berbagai riwayat, penghalang lain turunnya rahmat dan nikmat Tuhan adalah dosa dan maksiat yang dilakukan manusia. Imam Shadiq as berkata: Seorang mukmin melakukan dosa, dan karena dosanya itu maka ia tidak dapat bagian dari rezki (Bihar, jld 73, hal 349). Dalam do’a Kumail (Imam Ali as mengajarkan do’a kepada sahabatnya Kumail) terdapat ungkapan munajat seperti ini: “Ya Allah! Aku memohon ampun pada-Mu atas dosa-dosa yang mengubah nikmat-nikmat. Ya Allah! Aku memohon ampun pada-Mu atas dosa-dosa yang menahan terkabulnya do’a. Ya Allah! Aku memohon ampun pada-Mu atas dosa-dosa yang menurunkan bala dan bencana (Kutipan Do’a Kumail).
Tingkatan-tingkatan Syukur
Seorang hamba dalam merepleksikan syukurnya terhadap limpahan nikmat dari Tuhan, dapat dilakukannya dalam tiga bentuk:
1. Syukur Lisan:
Memuji Tuhan dan bertasbih dengan lidah. Apa saja bentuknya dan dalam keadaan apapun, dzikir memuji Tuhan dengan lidah disebut juga dzikir lisan. Membiasakan lidah mngucapkan syukur ketika mendapatkan nikmat atas nikmat-nikmat terdahulu merupakan kebiasaan terpuji dengan syarat muncul dari hati yang paling dalam dan bukan sekedar ucapan-ucapan bibir dan lidah saja.
2. Syukur Qalbu:
Memperhatikan nikmat-nikmat Ilahi dan memutuskan untuk melakukan syukur kepada Tuhan yang disebut dengan syukur qalbu dan pikiran. Adapun pikiran yang tidak memperhatikan pemberian-pemberian Tuhan dan melewatinya dengan lalai maka disebut qalbu dan pikiran yang kufur atas nikmat Tuhan. Syukur jenis ini lebih tinggi derajatnya dari syukur lisan, sebab dalam syukur ini manusia diajak untuk khusyu’ tentang keesaan dan kebesaran Tuhan.
3. Syukur Anggota Badan (Jawaarih)
Tingkatan ini biasa disebut syukur perbuatan, yakni anggota badan berbuat dan berprilaku sesuai dengan kehendak dan keinginan Tuhan. Seperti melihat apa yang dianjurkan-Nya, melihat alam sebagai tanda-tanda keagungan-Nya, melihat dan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, melihat Ka’bah, melihat wajah ulama Rabbani, melihat kedua orang tua dengan penuh cinta dan kasih, mendengar ibrah dan nasehat ulama, dll, semua ini termasuk syukur kepada Tuhan, begitu pula menahan pandangan untuk tidak melihat yang diharamkan Tuhan, menahan pendengaran, lisan, tangan, dan kaki dari yang diharamkan-Nya. Jadi seluruh anggota badan yang merupakan nikmat-nikmat Ilahi jikalau digunakan sesuai dengan hukum dan perintah agama maka termasuk syukur amali atau perbuatan, dan orang yang merepleksikannya termasuk orang-orang yang bersyukur kepada Allah Swt.
Tawassul dalam Ajaran Islam
Tawassul adalah salah satu cara yang ditempuh warga Nahdliyin dalam berdoa atau memohon kepada kepada Allah SWT. Tawassul dilakukan dengan suatu wasilah atau segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sebab atau perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah agar suatu permohonan dapat dikabulkan.
Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah, dan carilah jalan (wasilah/perantara). (QS al-Maidah: 35)
Tawassul bisa dilakukan dengan wasilah amal dan wasilah orang-orang yang dekat dengan Allah. Wasilah dengan amal (al-Tawassul bi al-‘Amal al-Salih) di antaranya ialah dengan iman. Imam sebagai wasilah yang menjadikan menusia dekat kepada Allah SWT. Ibadah dan amal kebajikan juga dapat menjadikan wasilah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amar ma’ruf dan nahi mungkar juga termasuk wasilah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu, berdo’a dengan memakai wasilah yang pertama ini direkomendasikan oleh para ulama.
Tawassul yang kedua dilakukan dengan wasilah orang-orang yang dekat kepada Allah seperti para nabi, para rasul, keluarga Rasulullah SAW, para sahabat, para tabi’in, para shuhada, para ulama’ dan para wali. Semua doa dan permintaan tetap ditujukan kepada Allah. Bertawassul dengan wasilah orang-orang yang dekat kepada Allah maksudnya adalah berdoa dan meminta kepada Allah SWT di sisi orang yang dicintai oleh Allah, atau menghadap orang-orang yang mendapatkan tempat terhormat di sisi Allah.
Bertawassul kepada orang-orang yang dicintai oleh Allah dapat dilakukan pada saat mereka masih hidup (al-Tawassul bi al-Ahya’) atau sudah meninggal dunia (al-Tawassul bi al-Amwat. Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa manusia yang telah meninggal dunia masih aktif berkomunikasi dengan yang masih hidup. Rasulullah SAW dan para ahli kubur lainnya dapat menjawab salam saudara-saudara mereka yang mengucap salam. Rasulullah SAW bersabda:
Siapa pun yang mengucapkan salam kepadaku, Allah akan mengembalikan ruhku untuk menjawab salam itu. (HR Abu Dawud)
Bertawassul dengan orang-orang yang dekat dengan Allah SWT dimaksudkan agar mereka ikut memohon atas apa yang diminta kepada Allah. Bertawassul dengan orang-orang yang dekat kepada Allah SWT seperti para nabi, para rasul dan para salihin, pada hakekatnya tidak bertawassul dengan dzat mereka, tetapi bertawassul dengan amal perbuatan mereka yang shalih. Karenanya, bertawassul itu tidak dengan orang-orang yang ahli ma’siat, pendosa yang menjauhkan diri dari Allah, dan juga tidak bertawassul dengan pohon, batu, gunung dan lain-lain.
Tidak ada perbedaan antara bertawassul kepada orang-orang yang dicintai oleh Allah pada saat mereka masih hidup atau sudah meniggal dunia. Tujuan bertawassul adalah mengharap berkah dari orang-orang yang dicintai oleh Allah sementara semua pemberian dan kemanfaatan hanyalah kepunyaan Allah. Allahlah yang akan mengabulkan semua keinginan hamba-Nya yang berdoa.
Orang-orang yang telah meninggal akan rusak dan hancur badannya atau jasadnya saja, sedang rohnya tetap hidup dan tidak mati. Mereka berada di alam barzah. Suatu riwayat menyebutkan bahwa di alam barzah Nabi Muhammad SAW menyaksikan perilaku umatnya di dunia. Jika umatnya berbuat baik maka beliau mengucap hamdalah, jika mereka berbuat kejelekan maka nabi memintakan ampun kepada mereka.
Penjelasan hadits di atas juga didukung oleh riwayat lain yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW selalu menyampaikan salam setiap melewati kubur. Ini menunjukkan bahwa ahli kubur pun menjawab salam yang diucapkan oleh orang yang masih hidup. Rasulullah SAW menyampaikan salam:
“Keselamatan atas engkau wahai ahli kubur, mudah-mudahan Allah mengampuni kami dan mengampuni kalian, kalian pendahulu kami dan kami mengikuti jejak kalian.”Bertawassul dengan ahli kubur bertujuan agar ahli kubur bersama-sama dengan pendo’a memohon kepada Allah.
Dalam beberapa hadits, Rasulullah juga menjawab salam orang yang menyampaikan salam kepadanya. Artinya, di dalam kubur mereka juga mendo’akan Rasulullah dan para pemberi salam atau yang bertawassul. (A. Khoirul Anam)
Dahsyatnya Akibat dari Mengikuti Hawa Nafsu
Salah satu sifat dari hawa nafsu adalah “Tidak Pernah Terpuaskan”. Disaat kita menuruti satu keinginannya, nafsu itu akan menuntut hal yang lain. Terus begitu hingga tak ada habisnya. Mempunyai satu gunung emas pun masih tak cukup. Ia masih ingin yang lebih.
Karena itu, Allah tidak hanya Menciptakan nafsu. Dia juga Menciptakan akal sebagai alat untuk mengontrolnya.
Kenapa hawa nafsu diciptakan?
Karena manusia tidak dapat hidup tanpa hawa nafsu. Mereka tak bisa hidup jika tidak ada “keinginan” untuk makan, mencari harta dan keinginan lainnya. Nafsu itu termasuk hal yang paling penting dalam hidup manusia. Tapi jika tidak dikontrol akal, keinginan itu akan terus meledak dan akibatnya sangat berbahaya.
Apa gambaran Al-Qur’an tentang bahaya mengikuti hawa nafsu? Allah swt Berfirman,
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ
“Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya.” (QS.Al-Mukminun:71)
Ya, menuruti hawa nafsu tanpa kontrol akal akan memberikan dampak yang sangat berbahaya. Bahkan Al-Qur’an menggambarkan akibatnya dengan “pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya.”
Coba perhatikan, kehancuran di muka bumi ini terjadi karena hawa nafsu manusia yang tak terkontrol. Manusia tidak memikirkan dampak atau akibatnya, yang ada dalam pikirannya hanyalah keuntungan dan kenikmatan. Lihatlah hutan yang gundul, tambang yang merusak alam, bangunan-bangunan yang mengganggu, penyakit yang berkembang, semua itu karena nafsu manusia yang tak pernah puas.
Dan pada akhirnya dunia ini akan semakin dekat pada kehancuran karena ketamakan manusia. Mari kita jaga diri dan lingkungan sekitar dengan mengontrol hawa nafsu. Jadikan “keinginan-keinginan” itu sebagai jalan untuk mendekatkan kepada-Nya. Dan jangan jadikan itu semua sebagai media untuk merusak kehidupan dunia dan akhirat kita.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا*وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwa itu, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams : 9-10)