کمالوندی

کمالوندی

 

Angkatan laut strategis militer Republik Islam Iran selama beberapa tahun terakhir dengan dilengkapi beragam kapal baru produk dalam negeri, baik kapal permukaan atau kapal selam, telah menjadi kekuatan maritim besar di Teluk Persia dan utara Samudra Hindia.

Meski demikian untuk merealisasikan unsur strategis unit ini, sangat penting memiliki kemampuan Power Projection, yakni kemampuan memanfaatkan kecakapan militer dan operasi maritim di titik terjauh khususnya di berbagai samudra. Untuk mencapai tujuan ini, dimilikinya kapal-kapal besar multiguna sebagai sebuah pangkalan apung bergerak yang mampu melakukan operasi di wilayah yang jauh, dinilai penting untuk menambah kekuatan baik dari sisi logistik, maupun peralatan perang dan kemampuan tempur. Kapal perang multiguna Makran berfungsi sebagai kapal pelabuhan bergerak dan merupakan salah satu infrastruktur kunci yang mendukung peralatan tempur laut yang sudah diperluas.

Kapal pelabuhan adalah kapal-kapal dengan cakupan area yang luas, dan biasanya tidak memiliki tugas-tugas baku, ia sepenuhnya tergantung pada level kebutuhan pasukan yang menggunakannya. Kapal jenis ini pada kenyataannya berfungsi seperti sebuah pelabuhan kecil yang memberikan pelayanan kepada kapal-kapal tempur di perairan bebas, sehingga kapal-kapal perang tidak perlu meminta pelayanan dari pelabuhan-pelabuah di sebuah negara. Kapal pelabuhan secara mandiri dapat memberikan pelayanan kepada kapal perang di manapun mereka berada.

AL Militer Iran untuk mengembangkan kemampuan logistik strategis kapal-kapal di perairan bebas, dan tugas-tugas jangka panjang, melakukan perubahan pada kapal-kapal non-militer menjadi pangkalan apung bergerak yang kemudian disebut sebagai kapal pelabuhan. Dengan demikian tugas jangka panjang armada laut AL Iran untuk melindungi kapal-kapal dagang dan tanker negara ini terutama dari perompak laut yang membutuhkan waktu hingga dua bulan, dapat dilakukan lebih maksimal dan komprehensif.

Seiring dengan dioperasikannya kapal pelabuhan Makran, kini AL Militer Iran dilengkapi sebuah kapal perang multiguna dan terbesar di Asia Barat, dan hal ini membantu meningkatkan kemampuan strategis Iran. Kapal pelabuhan Makran merupakan kapal pengangkut helikopter yang dimiliki Iran, dan merupakan salah satu kapal terbaru AL Iran yang mulai digunakan dalam manuver militer di Laut Oman pada 13 Januari 2021.

Dengan diopersikannya kapal ini, impian lama angkatan laut Iran untuk melakukan misi maritim di berbagai wilayah dunia dan samudra terealisasi dan langkah pertama di bidang ini dilakukan bulan Mei 2021 dengan mengirim kapal Makran ke Samudra Atlantik.

Misi laut armada operasi intelijen 77 angkatan laut Iran “Armada Makran” ke Samudra Atlantik tercatat sebagai armada terbesar di sejarah angkatan laut Iran. Setelah bertahun-tahun usaha untuk menciptakan kemampuan yang diperlukan penjelajah samudra khususnya di Samudra Atlantik, pada 10 Mei 2021 kapal perusak Sahand bersama Kapal Makran bertolak dari Pelabuhan Bandar Abbas menuju Samudra Atlantik. Kini dua bulan dari misi ini berlalu, armada ini mampu melintasi Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan memasuki Samudra Atlantik selatan, dan kemudian melanjutkan rutenya menuju Samudra Atlantik Utara.

Wakil koordinator militer dan mantan komandan AL Iran, Laksamana Habibollah Sayyari satu bulan setelah misi bersejarah ini di sebuah jumpa pers menjelaskan bahwa Armada 77 AL Iran terdiri dari kapal pelabuhan Makran dan kapal perusak Sahand mampu untuk pertama kali dan tanpa berlabuh di pelabuhan negara lain memasuki Samudra Atlantik.

Ia mengatakan, “Armada ini 10 Mei lalu meninggalkan Pelabuhan Bandar Abbas dan setelah melalaui rute panjang dan melintasi Tanjung Harapan serta memutari Afrika dan melalui jalur sepanjang 12 ribu km, dan setelah 30 hari, kini berada di Samudra Atlantik. Armada ini melanjutkan perjalanannya ke Samudra Atlantik Utara untuk menjalankan misi terpanjangnya.”

Tujuan dari misi ini adalah untuk menguji kemampuan kapal-kapal buatan Iran dalam mengarungi lautan, dan jika kepentingan komersial Iran, terutama kapal-kapal Iran, terancam di suatu tempat, armada ini harus masuk untuk mendukung kepentingan tersebut. Samudera Atlantik hingga tiga benua Eropa, Afrika dan Amerika Serikat, bisa dikatakan menjadi target utama Angkatan Laut. Iran akan menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengamankan kapal-kapal Iran yang menuju ke tiga benua ini.

Misi maritim kapal Makran dari Angkatan Laut Angkatan Republik Islam Iran sangat penting dalam berbagai hal. Isu pertama adalah bahwa operasi angkatan laut yang belum pernah terjadi sebelumnya ini telah dilakukan dengan mengandalkan kemampuan dan fasilitas internal spesialis lokal. Kedua kapal yang ikut serta dalam misimaritim ini merupakan hasil kerja keras industri maritim Iran yang tak henti-hentinya. Kapal perusak Sahand dengan nomor lambung 74 diluncurkan pada Desember 2018 dan merupakan kapal perang ketiga yang dibangun Iran setelah Jamaran dan Damavand. Kapal perusak ini telah menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir karena pelayaran pertamanya di Samudra Atlantik dalam sejarah Angkatan Laut Iran dengan navigator Makran.

Tingginya kapasitas kapal perusak Sahand dalam menyimpan ransum dan muatan, bahan bakar dan air menjadikannya salah satu pilihan utama pengiriman ke perairan yang jauh. Fitur Sahand lainnya adalah mendapatkan kebutuhannya lebih cepat dan lebih mudah dari kapal pendukung. Salah satu fitur terpenting dari kapal perusak Sahand adalah kekuatan angkatan lautnya yang tinggi. Struktur lambung yang kuat memungkinkan kapal perang untuk berlayar selama lebih dari 150 hari di perairan yang bergejolak tanpa dukungan angkatan laut. Kapal perusak ini memiliki kemampuan serangan dan pertahanan ganda dibandingkan dengan kapal perusak Jamaran, upgrade peluncur torpedo, meriam anti-pesawat dan anti-permukaan, sistem rudal permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara, sistem pertahanan titik, sistem anti angkatan laut, kemampuan penghindaran radar, meningkatkan jangkauan operasional Dan kemampuan manuver yang sangat tinggi telah bergabung dengan armada angkatan laut strategis militer Republik Islam Iran.

Pada kapal pelabuhan Makran, sesuai kebutuhan AL Iran, kapasitas tangki kapal tanker sebelumnya dipertahankan, dan hanya dilakukan sedikit perubahan dengan maksud untuk membawa bahan bakar, air dan peralatan. Makran juga mampu membawa 80.000 ton bahan bakar, dan 20.000 ton air, sehingga ia bisa mengelilingi bumi selama 93 hari sebanyak 10 kali tanpa perlu berlabuh ke pesisir pantai.

 Ini di luar kemampuannya memberikan dukungan pada kapal-kapal tempur dalam tugasnya. Kapal Kharg bisa membawa 18.000 ton bahan bakar, dan saat mendukung kapal tempur pada waktu yang bersamaan, ketahanannya di laut lebih rendah dari Makran. Dari tampilan lahir, perubahan terpenting pada Makran dari kapal tanker adalah penambahan sebuah geladak untuk lepas landas helikopter di bagian depan dek yang berukuran sekitar sepertiga luas kapal, kurang lebih 90 meter, dan lebarnya sama dengan lebar badan kapal.

Geladak luas ini memungkinkan penempatan 5 helikopter, dan menyalakan mesin serta persiapan untuk lepas landas pada waktu bersamaan. Kombinasi helikopter yang ditempatkan di atas kapal pelabuhan ini bisa seperti ini, 2 helikopter Bell 212, 2 helikopter Sea King, dan satu helikopter CH-53 Sea Stallion. Kapal pelabuhan Makran karena mampu membawa 5 helikopter dalam waktu bersamaan, dapat berfungsi sebagai sebuah pangkalan bergerak air-udara, dan bisa mendukung operasi pasukan elit dan operasi rudal, dengan memanfaatkan helikopter penyapu ranjau, anti-ranjau laut, dan pertempuran di permukaan laut.

Di bawah geladak lepas landas helikopter, ditambahkan sejumlah ruang kecil untuk berbagai keperluan yang dibuat dengan memperhatikan luasnya geladak, volume dan tingginya level kerja. Kapal pelabuhan Makran saat ini tidak dilengkapi hanggar helikopter, tapi tersiar kabar akan dibuat sebuah ruang baru di bagian tengah kapal, di depan landasan helikopter, hal ini membuka kemungkinan pembuatan hanggar helikopter pada bagian ini, di tahap kedua pengembangan. Sebuah crane besar ditempatkan di tengah geladak yang berjarak beberapa meter dari landasan helikopter, dengan maksud untuk membantu tugas kapal pelabuhan Makran.

Selain dua peluncur rudal, 6 tempat artileri pertahanan dan berbagai sistem perang elektronik juga dipasan di kapal pelabuhan Makran, hal ini dianggap sangat penting dalam atmosfir perang modern. Selain itu, Makran juga dilengkapi sistem pelacak dan pendukung elektronik buatan dalam negeri, ia juga memiliki radar laut X band, dan sistem komunikasi maritim. Kapal ini juga dilengkapi berbagai sistem canggih pengumpulan informasi sehingga ia bisa berfungsi sebagai sebuah kapal mata-mata, dan setiap informasi dikumpulkan, diolah dan dianalisa kemudian dikirim ke pusat komando dan kontrol di darat.

Jenis dan jumlah rudal yang dipasang di Makran masih belum jelas, tapi metode penempatan pembawa rudal untuk pertama kalinya dilakukan pada kapal pelabuhan Makran. Rudal-rudal jarak jauh Ghadir dengan jarak tempuh 300 kilometer dan Abu Mahdi dengan jarak tempuh 1000 kilometer, termasuk kandidat rudal ant-kapal yang mungkin dipasang di Makran dan disimpan di kontainer. Kontainer itu adalah kontainer dengan standar 40 kaki, memiliki panjang 12 meter, lebar 2,34 meter, dan tinggi 2,28 meter.

Maka dari itu kemungkinan kontainer ini bisa digunakan untuk rudal dengan panjang 4 meter dari tipe Abu Mahdi. Makran juga bisa membawa empat perahu cepat dengan kapasitas 12 orang dilengkapi peluncur roket 11 lubang dengan lebar 107 milimeter, dan empat kapal selam operasi khusus Al Sabehat-15 dengan 150 pasukan elit.

Selain itu kapal pelabuhan ini juga bisa membawa berbagai jenis drone yang mampu melakukan operasi dari atas kapal termasuk drone terbang vertikal Pelican dengan jarak tempuh 1.200 kilometer dan dilengkapi dengan sistem elektronik, serta mampu melakukan operasi pelacakan termasuk membidik target, dan pengawasan dari udara atas lokasi sekitar kapal dari berbagai jarak.

Salah satu poin penting seputar kapal pelabuhan Makran adalah kemampuan mendukung operasi serangan di pesisir pantai musuh dengan penambahan kapasitas pada tahap berikutnya, sehingga menambah kemampuan operasi air-udara militer Iran. Selain itu ada kabar kapal pelabuhan Makran juga akan dilengkapi dengan rudal-rudal jarak pendek.

Masalah kedua adalah waktu keberangkatan misi Kapal Makran adalah ketika musim badai di Samudra Atlantik. Laksamana Sayyari seraya menekakan bahwa kehadiran armada AL Iran di perairan bebas sesuai dengan hukum maritim internasional, terkait hal ini mengungkapkan bahwa alasan pelayaran panjang di kondisi seperti ini ketika cuaca di Samudra Atlantik utara dan selatan tidak baik adalah untuk meningkatkan kemampuan pelayaran dan membuktikan kekuatan kehadiran jangka panjang di laut yang bergejolak.

Dengan kata lain, misi angkatan laut jangka panjang ini, yang berlangsung di perairan Samudra Atlantik yang sangat bergejolak dan penuh badai, dapat memberikan pengalaman berharga bagi para pelaut Iran dan melatih mereka untuk menghadapi situasi sulit. Sementara itu, misi angkatan laut ini dilakukan untuk pertama kalinya dalam pelayaran militer Iran, dan semua masalah hukum rute dan ilmu navigasi telah dipertimbangkan di dalamnya.

Isu ketiga adalah bahwa menjalankan misi angkatan laut yang panjang dan sulit ini adalah dokumen yang tidak dapat diganggu gugat untuk membuktikan kemampuan angkatan laut strategis militer Republik Islam dan untuk membuktikan kebohongan propaganda musuh-musuh Iran, terutama Amerika Serikat, yang telah berulang kali mengklaim bahwa Iran tidak mampu melakukan operasi angkatan laut seperti itu.

Menurut Laksamana Sayari, ketika kami mengumumkan niat kami untuk pergi ke Samudra Atlantik, beberapa negara, termasuk arogansi global, mengumumkan bahwa angkatan laut Republik Islam Iran tidak dapat melakukan hal seperti itu, tetapi dalam praktiknya mereka melihat bahwa kami melakukannya. Di masa lalu dan beberapa tahun terakhir, kami melakukan pergerakan ke barat dunia telah melalui Teluk Aden, Bab al-Mandeb, Laut Merah, Laut Mediterania dan Selat Gibraltar.

Sementara Angkatan Laut telah menunjukkan bahwa sama seperti Amerika Serikat datang ke Teluk Persia dari ribuan mil jauhnya dan melakukan tindakan mengancam, Iran juga mampu memiliki kehadiran angkatan laut yang efektif di perairan dekat Amerika Serikat. Kehadiran angkatan laut Iran di laut dan perairan internasional, khususnya Samudra Atlantik, yang merupakan titik sensitif dan strategis, tidak dapat diabaikan, dan Amerika tidak dapat mengabaikan kehadiran Iran. Pastinya tindakan Iran ini dan unjuk kemampuan maritimnya akan mempengaruhi konstelasi militer dan strategis serta perhitungan militer Amerika terhaap Iran.

Rabu, 21 Juli 2021 20:16

Apakah Ideologi Taliban Berubah ?

 

8 Agustus 1998 menduduki kota Mazar Sharif dan menyerang konsulat Republik Islam Iran. Aksi brutal tersebut menewaskan 10 diplomat Iran. Awalnya dilaporkan delapan diplomat Iran terbunuh. Tak lama kemudian dilaporkan kematian dua diplomat lainnya.

Republik Islam Iran menyebut Taliban bertanggung jawab atas kematian para diplomat tersebut, tapi Taliban saat itu mengklaim pembunuhan ini dilakukan oleh "Pasukan Sewenang-wenang". Ada berita lain yang menyebutkan pembunuhan tersebut dilakukan pasukan Sipah-e-Sahaba (sebuah kelompok Sunni ekstrim Pakistan). Bagaimana pun juga delegasi Taliban di Tehran saat jumpa pers menepis keterlibatannya di pembunuhan para diplomat Iran di Mazar Sharif tahun 1998.

Setelah lebih dari dua dekade dari peristiwa ini, sampai kini masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan diplomat dan wartawan Iran di Mazar Sharif, kelompok sewenang-wenag atau tim dengan misi khusus.

Hari ini, 23 tahun dari peristiwa ini berlalu, ketika Taliban di Afghanistan kian kuat dan selama satu bulan terakhir merebut lebih dari 60 kota di negara ini, serta sampai ke perbatasan Iran, Tajikistan, Cina dan Uzbekistan, ada pertanyaan yang muncul di tengah rakyat Afghanistan dan negara tetangga, apakah Taliban benar-benar berubah? Apakah dari segi ideologi, Taliban melakukan perubahan di prinsip mendasarnya ? Apakah Taliban seperti yang diklaim, tidak terlibat di pembunuhan diplomat Iran dan insiden ini dilakukan oleh kelompok sewenang-wenang ? Apakah kali ini kelompok sewenang-wenang tidak berada di tengah milisi ini ? Apakah Taliban telah menjauhkan diri dari hegemoni dan ideologi keras serta ekstrim Wahabi ?

Taliban saat ini bersikeras bahwa kami memiliki perbedaan mendasar dengan Taliban di masa lalu dan pemerintahan mereka saat ini berbeda dengan sebelumnya. Tapi jelas bahwa Taliban ingin menguasai Afghanistan, dan memaksa pihak serta agama lain untuk menerima hegemoni mutlaknya. Dan ini sebenarnya bukan "totaliterisme" jenis baru dari kelompok ini, yang, jika mendominasi Afghanistan, pasti akan mengangkat senjata untuk membungkam orang lain dan mengabaikan janji-janjinya saat ini.

Jatuhnya sejumlah kota di Afghanistan ke tangan Taliban menjadi topik pembicaraan luas di tingkat regional dan internasional, termasuk Iran. Pertanyaan utama adalah apa nasib Afghanistan akibat transformasi saat ini ? Dan apakah setelah kondisi ini akan terbentuk sebuah pemerintaha agama yang kuat ?

Sepertinya selama beberapa bulan terkahir, banyak delegasi Taliban yang berkunjung ke Iran dan negara tetangga dan berusaha menjanjikan kepada negara-negara ini bahwa Taliban mulai melepas pandangan kerasnya di masa lalu dan kali ini akan tampil dengan wajah baru di Afghanistan.

Namun demikian ada sejumlah alasan yang meragukan klaim Taliban ini:

Pertama, penekanan Taliban akan pemerintahan khilafah Islami meski telah digelar sejumlah periode perundingan, ini menunjukkan bahwa milisi ini tidak mengubah prinsip utamanya dan masih tidak menganggap wacana seperti demokrasi, pemilu dan kesamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Tak hanya itu, konstitusi Afghanistan juga tak penting bagi mereka. Dari kata Imarah al-Islamiyah, menunjukkan bahwa mereka menghendaki bentuk imarah bukan republik, di mana di sistem imarah tidak ada tempat bagi suara rakyat dan pemilu.

Menurut Zohrevand, mantan dubes Iran untuk Afghanistan dan juga pengamat Asia Barat, "Faktanya adalah meski Taliban dari sisi wacana politik berubah, tapi harus diakui bahwa dari sisi ideologi masih tetap tidak berubah. Artinya dari sisi pandangan menekankan khilafah, tapi di wacana barunya menyatakan "Imarah" dan ini bentuk pandangan yang dipelajari dari Pakistan. Alasan utama yang dapat dikemukakan dalam hal ini adalah bahwa tujuan Taliban adalah semacam desensitisasi itu sendiri. Karena jika mereka masih tetap menegaskan khilfah, maka milisi ini akan mendapat penentangan luas seperti Daesh. Dengan demikian selama mereka belum meraih tujuannya, maka milisi ini menekankan wacana imarah. Buktinya adalah penjelasan jubir Taliban yang secara mendalam menepos ide khilafah, tapi di ucapan pendeknya dan secara tersirat ia mengisyaratkan imarah dan jika terus dikejar dengan pertanyaan, maka akan dengan mudah dipahami esensinya."

Kedua, eskalasi pembantian pengikut Syiah dan orang-orang yang memiliki keyakinan khusus di Kabul dan Afghanistan terjadi tepat ketika perang di negara ini semakin memuncak. Selain itu, pembantaian dan ledakan bom yang menarget kaum Syiah di Afghanistan meningkat drastis di saat perundingan. Aksi pengeboman di wilayah barat Kabul dan pembunuhan perempuan serta anak-anak Syiah di sekolah dan masjid serta pusat kebudayaan menjadi saksi klaim ini.

Meski di luarnya kelompok tak dikenal seperti Daesh dan lainnya mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, atau sekelompok lainnya menolak bertanggung jawab, tapi mengingat catatan Taliban di pembantaian terhadap pengikut Syiah serta kehadiran pasukan sewenang-wenang di milisi ini, masih terbuka prasangka bahwa serangan tersebut dilakukan oleh milisi Taliban dengan harapan pemerintah Taliban ditekan dan tidak kehilangan dukungan pasukan sewenang-wenang ini di masa mendatang.

Ketiga, berlanjutnya ketergantungan Taliban dari sisi ideologi kepada Arab Saudi dan sekolah agama di Pakistan yang diawasi sejumlah negara Arab, dan sampai kini belum ada alasan untuk menghapus ketergantungan ini.

Hal ini didukung oleh aksi demo Taliban Pakistan dalam beberapa hari lalu di berbagai kota seperti Peshavar dalam mendukung Taliban Afghanistan. Taliban Pakistan yang dijuga disebut "Pasukan Sewenang-wenang" Taliban saat ini hadir di barisan Taliban Afghanistan dan menurut sejumlah laporan, selama beberapa hari lalu, banyak santri sekolah Pakistan bergabung dengan barisan Taliban Afghanistan seiring dengan eskalasi serangan milisi ini dan penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan.

Taliban meski di luarnya menunjukkan independen dari Pakistan dan ideologi sekolah ini, tapi faktanya adalah sampai saat ini pengaruh sekolah tersebut dan ideologinya tetap menguasai milisi Afghanistan ini. Ini tanda bahaya bukan saja bagi Syiah dan seluruh minoritas Afghanistan, tapi juga bagi Pakistan sendiri. Seperti selama beberapa pekan lalu, sejumlah pemimpin Taliban dan kelompok garis keras di bawah TTP, memulai gerakan mereka di negara ini. Hal menjadi kendala serius bagi negara seperti Pakistan yang berusaha menunjukkan diri sebagai negara aman bagi investor dan turis.

Meski petinggi Pakistan juga menegaskan bahwa kali ini Taliban yang telah berubah akan berkuasa di Afghanistan, tapi mengingat alasan yang telah disebutkan di atas, para pengamat meragukan klaim ini. Seperti klaim Pakistan terkait Taliban senantiasa kontroversial dan ketika Taliban melakukan aksi tak pantas, Pakistan menyebut milisi ini tidak dapat dikontrol.

Kesimpulannya, jika kita menengok identitas Taliban yang dikecam di tingkat internasional karena interpretasi dan pelaksaaan hukum Islam dengan keras yang berujung pada perilaku sadis terhadap banyak warga Afghanistan, serta senantiasa dikecam sebagai kelompok teroris karena membantai warga sipil Afghanistan, dan meksi saat ini mengklaim telah berubah, tapi mengingat alasan di atas, rakyat Afghanistan mulai meragukan klaim milisi tersebut.

Tapi tak dapat diabaikan saham Amerika di kasus penderitaan dan berlanjutnya friksi internal di Afghanistan. Dan kini pertanyaan mendasar adalah apa hal-hal tersembunyi di konflik etnis yang saat ini membayangi Afghanistan akibat perundingan Doha? Dan rakyat Afghanistan sampai kapan harus menjadi korban permainan politik dan agama kekuatan asing di Afghanistan.

 

Jika semua manusia memperhatikan hakikat bahwa Allah Swt adalah satu-satunya yang mampu menyelesaikan seluruh masalah, dan Dialah Sang Penyelamat, maka banyak kesulitan akan dapat diatasi manusia.

Jalaluddin Rumi, penyair, pemikir dan sufi Iran menulis sebuah kisah yang patut direnungkan berjudul “Seorang Fakir dan Gandum”. Kisah ini menceritakan tentang seorang pria tua miskin yang hidup dalam kemiskinan akut dan serba kekurangan. Ia memberi makanan yang sangat sedikit untuk anak dan istrinya dari hasil mengemis.
 
Suatu hari ia pergi ke penggilingan gandum, beruntung seorang petani memasukkan segenggam gandum di sakunya. Pria tua itu pun mengikat setiap sudut sakunya, lalu bergegas pulang. Sambil melangkah pulang ia berkeluh kesah kepada Tuhan tentang seluruh permasalahan yang terus menghadangnya, dan ia memohon kepada Tuhan agar membukakan jalan dan memberi jalan keluar untuk menyelesaikan masalahnya.
 
Mulutnya komat kamit mengulang doa ini, “Wahai Engkau pembuka belenggu kesulitan, bantulah aku, dan bukakanlah belenggu-belenggu kesulitan hidup kami”. Pria tua ini terus memanjatkan doa tersebut sambil melangkah, tiba-tiba salah satu ikatan di sudut sakunya yang digunakan menyimpan gandum terbuka, dan gandum pun tumpah ke tanah.
 
Pria tua begitu sedih, kepada Tuhan ia berkata, 
 
Kapankah aku meminta kepada-Mu, Wahai Penolong yang Mulia,
 
Untuk membukakan ikatan simpul ini sampai menumpahkan gandum,
 
Simpul ini terbuka karena ia tak berdaya, 
 
Membuka belenggu kesulitan seperti apakah yang Engkau lakukan ini ?
 
Lalu pria tua membungkukkan tubuhnya untuk memungut butir-butir gandum yang tumpah ke tanah, tapi di sana ia menemukan sebungkus emas. Ia pun malu, segera bersujud kepada Tuhan dan berkata, 
 
Apa yang aku tahu tentang hikmah,
 
Ia bersujud dan berkata, Wahai Tuhanku,
 
Setiap kesulitan yang Engkau berikan kepada seseorang, sebenarnya itulah kemudahan,
 
Semua kesulitan yang datang dari-Mu adalah rahmat,
 
Maulawi Jalaluddin Rumi dari kisah ini kemudian berkesimpulan, 
 
Engkaulah penunjuk jalan di dalam pohon atau ke lubang tanah, 
 
Jika manusia menyadari hakikat ini maka ia akan mampu melewati berbagai kesulitan, dan tidak akan berhenti dalam perjalanan hidupnya. Dewasa ini kita mendengar banyak kabar buruk dan peristiwa mengerikan, keindahan dan cahaya dunia nampak sudah mulai redup, dan debu keputusasaan tersebar ke mana-mana.
 
Hampir dua tahun wabah virus Corona menyerang jutaan manusia, ratusan ribu nyawa melayang karena penyakit tak dikenal ini. Gelombang pandemi luas di dunia membuat umat manusia kebingungan bagaimana menghadapinya.
 
Dalam beberapa minggu terakhir pemerintah Jepang mengabarkan terjadinya bencana longsor besar di Kota Atami di dekat Tokyo yang menewaskan puluhan orang. Banjir dan longsor mengingatkan kita akan bencana alam lain yang melanda Jepang seperti gempa, kebakaran dan tsunami. Stasiun televisi Jepang, NHK menayangkan video tentang rumah-rumah yang hancur atau terkubur di tanah. Aliran listrik lebih dari 2.000 rumah di kota ini putus. Di media-media sosial Jepang, bertebaran video yang menunjukkan ratusan kendaraan rusak akibat longsor di Kota Atami ini.
 
Angin topan dan angin kencang yang mengerikan terkadang memunculkan ketakutan akan menewaskan sejumlah orang. Kabar buruk ini belum termasuk peristiwa sulit tentang agresi dan perang.
 
Pada 24 Juni 2021 video runtuhnya sebuah gedung tempat tinggal di Florida, Amerika Serikat tersebar di media. Apartemen Champlain Towers South, Surfside, Florida, AS yang diperkirakan dihuni oleh 160 orang runtuh. Tim penyelamat bekerja keras menemukan korban di bawah reruntuhan gedung, namun sampai sekarang hanya beberapa yang berhasil ditemukan, sisanya masih dinyatakan hilang.
 
Hukum alam mengatakan setiap perbuatan akan membawa akibat atau reaksi. Prinsip ini sangat ditekankan dalam ajaran agama. Perbuatan manusia dalam beragam dimensinya bisa membawa dampak langsung di dunia ini, atau ditangguhkan dan menghasilkan hukuman serta pahala di dunia lain. Maulawi menyebut dunia sebagai sebuah gunung yang di dalamnya amal perbuatan manusia layaknya suara yang menggema, kemudian kembali kepadanya.
 
Dunia ini gunung dan perbuatan kita suara, gema suara itu akan kembali kepada kita 
 
Berdasarkan prinsip ini, bumi yang merupakan tempat Tuhan menguji manusia, memiliki serangkaian aturan. Beberapa aturan disebut sebagai sistem kebaikan, maksudnya sebuah sistem yang aturannya tidak mungkin salah, dan setiap perbuatan pasti memiliki dampak. Amal perbuatan manusia di dunia memiliki dua dimensi, lahir dan batin. Perbuatan lahir adalah amal perbuatan yang dilakukan oleh anggota badan kita atau berkaitan dengan urusan dunia, sementara perbuatan batin seperti aktivitas berpikir manusia yang dapat berbentuk niat, atau dorongan batin.
 
Dalam ajaran agama, pahala dan hukuman kedua perbuatan manusia baik lahir maupun batin, akan diberikan sesuai dengan aturan tadi. Ayat 7-8 Surat Al Zilzalah menegaskan prinsip ini bahwa perbuatan apa pun, dampaknya akan kembali kepada si pelaku, sekarang di dunia atau kelak di akhirat.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ‎﴿٧﴾‏ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ ‎﴿٨﴾‏
 
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
 
Berdasarkan hukum alam, kita umat manusia akan menerima dampak dari perbuatan yang kita lakukan. Manusia kebanyakan akan melupakan Tuhan saat merasa tidak butuh. Al Quran dalam Surat Al An’am ayat 42 menegaskan bahwa Allah Swt menurunkan rasul kepada kaum-kaum, tapi kemudian memberikan azab kepada mereka karena tidak mematuhi perintah para rasul tadi.
 
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُم بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
 
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.
 
Dari ayat tersebut kita dapat memahami bahwa bencana merupakan akibat dari perbuatan dosa manusia, karena menurut Surat Ali Imran ayat 182, Allah Swt tidak akan pernah berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya.
 
ذَٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ ‎﴿١٨٢﴾‏
 
(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.
 
Imam Ali bin Abi Thalib as dalam kitab Nahj Al Balaghah dalam salah satu pidatonya menyinggung masalah ini bahwa kebanyakan bencana disebabkan oleh kufur nikmat, dan karena manusia tidak bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya oleh Tuhan.
 
Pada Khutbah ke 178, Imam Ali berkata, “Wahai manusia, dunia menipu orang-orang yang berharap kepadanya, ia sama sekali tidak berharga bagi orang yang mendambakannya, ia akan menjatuhkan orang yang mengalahkannya. Aku bersumpah demi Tuhan, tidak ada satu kaum pun yang kenikmatan hidup dicabut darinya kecuali karena dosa yang mereka lakukan, karena Allah Swt tidak pernah berbuat zalim kepada hamba-Nya, bahkan jika saat bencana melanda, dan nikmat-nikmat dicabut, mereka datang kepada Allah Swt dengan niat yang benar, menangis dan dengan hati yang penuh cinta memohon kepada Allah Swt untuk diampuni, maka apa yang lepas dari tangannya akan kembali, dan semua kerusakan akan diperbaiki. Apa yang aku takutkan adalah kalian tenggelam dalam kebodohan, dan kesombongan."  
 
Oleh karena itu manusia diharapkan mengubah cara pandangnya terhadap dunia, dan beriringan dengan irama semesta menyembah Sang Pencipta dan beriman kepada-Nya.
 
Imam Ali mengatakan, “Tidak ada pekerjaan apa pun yang bisa menghentikan langkahnya, berlalunya waktu tidak akan menciptakan perubahan dalam dirinya, dan tidak ada tempat yang bisa menahannya, tidak ada kekuatan bahasa yang bisa mendefinisikannya, dan tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Tidak tetes air yang banyak itu, tidak bintang-bintang yang melimpah ruah di angkasa, tidak partikel debu yang menyebar di udara, tidak gerakan semut-semut di atas batu, tidak pula tempat-tempat istirahat semut kecil di malam yang gelap. Allah Swt mengetahui tempat jatuhnya daun dari pohon, dan gerakan tersembunyi.”
 
Allah Swt mengajak hamba-Nya kepada rahmat yang luas, hal ini dijelaskan dalam Surat Al Aaraf ayat 96, 
 
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
 
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
 
Poin yang perlu diperhatikan adalah Allah Swt dalam Surat Al Baqarah menyebut bencana sebagai ujian kesabaran bagi orang-orang beriman, dan memberikan kabar gembira bagi mereka yang sabar, bahwa Allah Swt adalah penolong hamba-Nya. Orang-orang yang dilanda bencana dan musibah akan merasa membutuhkan Allah Swt, dan perasaan ini mendorongnya untuk bersandar pada kekuatan absolut yang tak bertepi. Ketika kehadiran Allah Swt dalam hidup manusia sedemikian dominan, maka dunia yang bergejolak ini akan terasa tenteram baginya.

 

Imam Muhammad Al Baqir lahir pada awal bulan Rajab di kota Madinah tahun 57 HQ. Orang tua beliau adalah Husain bin Ali sedang ibu beliau adalah Fathimah yang lebih dikenal sebagai Umi Abdillah salah seorang putri dari Imam Hasan AlMujtaba.

Jadi beliau memiliki dua orang tua yang berasal dari Bani Hasyim. Imam Baqir shahid pada hari senin tanggal 7 dzulhijjah tahun 114 HQ pada umur 57 tahun, atas perintah Hisyam bin Abdul Malik seorang penguasa Umawiyah ahirnya beliau merengkuh syahadah karena diracuni. Beliau dimakamkan di Madinah di pekuburan Baqi.

Imam Baqir adalah salah seorang anak kecil yang ditahan pada peristiwa yang menimpa kakeknya di Karbala, pada waktu itu beliau masih berusia tiga tahun lebih tiga bulan. Semasa hidup beliau terkenal dengan keilmuan, ketaqwaan dan kesucian batinnya. Beliau terhitung sebagai tempat rujukan untuk memecahkan masalah keilmuan bagi umat Islam. Keberadaan Imam Muhammad Baqir merupakan pioner penabuh genderang yang membangunkan umat dari tidur panjang kelalaian. Karena beliau dikenal masyarakat sebagai tanda-tanda anak dari orang yang telah mempersembahkan jiwa raga demi utuhnya agama Islam disaat terjadi puncaknya penyimpangan atas nama agama Islam, penyimpangan yang hampir saja memusnahkan agama Islam. Imam Baqir juga berupaya menyampaikan dakwah yang berpusat di medan Karbala, sehingga masyarakat menjadi tahu atas apa yang sebenarnya terjadi.

Kejatuhan Dinasti Bani Umayyah bermula sejak masa pemerintahan Yazid bin Mu’awiyah, yang telah membantai Imam Husain. Yazid sendiri telah sepenuhnya menyadari akibat-akibat buruk dari perbuatannya bahkan sejak masa pemerintahannya yang singkat. Putranya Mu’awiyah Kedua (dikenal sebagai Mu’awiyah ats-Tsani) menolak untuk menerima khilâfah, dia berkata:

“Aku tidak dapat menerima mahkota yang telah dibangun dengan dasar penindasan dan kezaliman.”

Ibn Hajar al-Haitami, seorang ulama Sunni yang terkenal berkata: “Imam Muhammad al-Baqir telah menyingkap rahasia-rahasia ilmu pengetahuan, hikmah dan menyibak prinsip-prinsip spiritual dan bimbingan agama. Tidak ada yang dapat mengingkari keunggulan pribadinya, ilmu yang diberikan Tuhan kepadanya, hikmah Ilahiyahnya dan kewajiban serta baktinya dalam menyebarkan ilmu. Dia merupakan seorang pemimpin spiritual yang agung dan suci dan atas kemuliaan ini dia digelari dengan “al-Baqir” yang berarti “Penyingkap Tirai Ilmu”. Ia adalah seorang yang pemurah, pribadi tanpa-noda, berjiwa kudus dan mulia, dia mencurahkan segala waktunya untuk tunduk kepada Allah (dan dalam menyampaikan ajaran-ajaran suci Nabi Saw dan Ahlulbaitnya As). Berada di luar kekuatan manusia untuk mengukur kedalaman ilmu pengetahuan dan bimbingan yang ditinggalkan oleh Imam di hati kaum Mukmin. Hadis-hadis tentang takwa, zuhud, ilmu, hikmah, dan amal serta tunduk taslim kepada Allah Swt sedemikian banyaknya sehingga buku ini tidak memadai untuk menceritakan keutamaannya.” (as-Sawâiqul Muhriqah, hal. 120).

Imam Baqir berupaya untuk mengumpulkan hadis-hadis dan ajaran-ajaran Nabi Saw dan Ahlulbaitnya dalam bentuk buku-buku. Murid-muridnya menkompilasi buku-buku tersebut dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan seni di bawah perintah dan bimbingannya.

Hauzah ilmiah beliau merupakan tempat mendidik ratusan ilmuwan dan ahli hadis, hauzah itu merupakan tempat yang penting (dalam dunia Islam). Jabir Ja'fi berkata," Abu Ja'far telah meriwayatkan tujuh puluh ribu hadis padaku" Muhammad bin Muslim berkata," ketika ada suatu masalah yang terasa sulit dipecahkan aku tanyakan hal itu pada Abu Ja'far, hingga aku dapatkan tiga puluh ribu hadis dari pertanyaan-pertanyaanku itu." Imam Muhammad Baqir ketika menyifati syiahnya berkata," Begitulah Syiah kami dan syiah Ali, mereka mengikuti kami dengan totalitas jiwa dan raga tanpa ada riya sedikitpun, dan demi menjaga dan menghidupkan agama mereka selalu melindungi kami, ketika mereka marah tidak ada kerugian yang timbul darinya dan ketika mereka sedih mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihannya itu. Siapapun yang menjadi tetangga mereka akan mendapat berkah, ketika ada yang bermasalah dengan mereka, mereka berupaya mencari jalan pemecahan damai. Dan syiah kami adalah orang yang taat pada Allah swt."

Hari ini tanggal 7 Dzulhijjah merupakan peringatan syahadah Imam Muhammad bin Ali as, Imam Kelima Syiah. Satu dari Ahlul Bayt Nabi Saw yang bak pelita menerangi jalan umat manusia. Para pemimpin ilahi yang dibesarkan di sekolah Rasulullah Saw termasuk contoh manusia sempurna, setiap dari mereka memiliki kelebihan tersendiri. Imam Muhammad bin Ali as dikenal dengan "Baqir al-Ulum" atau pembelah rahasia ilmu-ilmu. Sebutan ini merujuk pada kenyataan bahwa beliau sangat luas ilmunya dan menjelaskan semua cabang dan prinsip ilmu serta rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Dengan kelebihan ini, Imam Baqir membimbing umat dan sebelum segala sesuatu beliau mengarahkan mereka untuk berpikir dan menyehatkan cara berpikir mereka.

Imam Baqir as mengetahui betul bahwa fondasi segala perbuatan dan aktivitas adalah informasi dan berpikir. Dan bila menginginkan agar ilmu menyebar di tengah masyarakat, langkah pertama yang harus dilakukan menunjuk pentingnya menuntut ilmu, tujuan dari menuntut ilmu, nilai dan keagunan ulama, penyakit ilmu dan lain-lain. Imam Baqir as telah melakukan langkah pertama dengan menjelaskan hadis dan telah menyampaikan banyak pengetahuan yang mencerahkan di bidang ini. Beliau berkata, "Ilmu adalah khazanah dan kuncinya adalah pertanyaan. Karenanya kalian harus bertanya. Allah akan merahmati kalian. Karena pertanyaan menyebabkan empat orang menang; penanya, guru, pendengar dan orang yang menjawab."

Imam Baqir as di masa keimamahannya, dengan kondisi yang tidak mendukung budaya Islam, berusaha serius dan luas untuk merancang kebangkitan besar di bidang keilmuan dan kemajuannya, sehingga gerakan ini meluas yang berujung pada pendirian sebuah universitas besar dan terkenal Islam yang mengantarkan kedinamisan dan keagungannya di masa Imam Shadiq as.

Imam Baqir as dengan mendirikan kelas-kelas bangkit melawan pemikiran menyimpang dan menghilangkan kerancuan yang ada. Imam dengan memperkuat fondasi pengetahuan dan prinsip murni Islam membahas semua bab fiqih dan akidah menurut al-Quran dan tidak lupa mendidik ilmuan di masanya dan gerakan ilmiah besar, sehingga ilmuan besar seperti Jabin bin Yazid al-Ju'fi setiap kali berbicara tentang ilmu, sekalipun ia juga seorang ilmuan, tetapi menyebut dirinya tidak ada apa-apanya di hadapan posisi keilmuan Imam Baqir as. Ia berkata, "Khalifah Allah dan pewaris ilmu para nabi Muhammad bin Ali as mengatakan seperti ini kepadaku."

Di bidang fiqih, Imam Baqir as menjadi rujukan semua ulama Hijaz. Banyak ahli fiqih besar Ahli Sunnahy yang belajar kepada beliau. Kepopulerannya di Hijaz sedemikian rupa, sehingga beliau disebut Sayid Fuqaha Hijaz atau Tokoh Fiqih Hijaz. Seorang ulama Ahli Sunnah bernama Dzahabi tentang beliau berkata, "Imam Baqir as termasuk mereka yang mampu mengumpulkan ilmu, amal, keutamaan, kemuliaan, kepercayaan dan kewibawaan dan layak akan khilafah."

Imam Baqir as menekankan pentingnya menuntut ilmu, tapi menurutnya menambah ilmu bukan tujuan, tapi sarana untuk mencapai tujuan dan memperbaiki perilaku. Yang terpenting adalah kita beramal sesuai dengan ilmu yang kita pelajari dan apa yang kita pelajari juga diajarkan kepada orang lain. Dengan demikian, dengan ilmu kita dapat memperbaiki amal. Ketika amal kita telah diperbaiki, iman akan semakin bertambah dan kuat. Imam yang kuat dengan sendirinya dapat membersihkan amal. Dengan demikian, menurut Imam Baqir as, ilmu, amal dan iman saling bergantung satu sama lainnya.

Menurut Imam Baqir as, iman merupakan keyakinan dalam hati. Keyakinan yang memberi arah kehidupan manusia dan berperan sangat penting dalam bagaimana ia menjalani kehidupannya serta poros penilaian bagi pemikiran dan perilaku manusia. Dengan alasan ini menjadi penting bahwa langkah pertama memasuki jalur penghambaan dan menjadi seorang muslim adalah iman dan siapa saja yang memiliki keyakinan suci ini ia disebut mukmin.

Rabu, 21 Juli 2021 20:11

Arafah; Peluang Emas untuk Bertobat

 

Allah Swt Maha Penyayang dan Pengampun, serta rahmat-Nya senantiasa menyelimuti seluruh makhluk, tapi harus kita sadari bahwa rahmat ilahi di sejumlah waktu dan tempat lebih besar serta pengampunan dosa lebih mudah.

Salah satu waktu tersebut adalah Hari Arafah. Bagi mereka yang mencari rahmat ilahi, Hari Arafah merupakan peluang yang sangat baik sehingga mereka mampu meraih keridhaan Tuhan serta bertobat atas dosa-dosanya.

Salah satu karakteristik orang mukmin adalah senantiasa ingin mendekatkan dirinya dengan Tuhan serta setiap langkahnya demi meraih keridhaan-Nya. Seperti disebutkan di berbagai riwayat yang menganjurkan tobat atau doa, serta dari sisi lain tempat atau waktu khusus yang disebutkan bagi terkabulnya doa atau tobat, juga dijelaskan waktu atau tempat istimewa untuk meraih keridhaan Tuhan di mana orang mukmin dapat mendekatkan dirinya kepada Tuhan.

Arafah lokasi yang tepat bagi kita untuk memikirkan filosifi penciptaan dan posisi kita di alam semesta dan memahami esensi sejati kita. Hari kesembilan bulan Dzulhijjah adalah hari Arafah, hari ketika para peziarah Baitullah berbondong-bondong menuju padang Arafah untuk menunjukkan penghambaan dan menitikkan air mata, bermunajat kepada Allah Swt. Arafah merupakan tempat terbaik yang pernah dijadikan tempat pemberhentian pada Wali Allah.

Salah satu peluang terbaik di hari ini adalah mengenal Tuhan. Di salah satu hadis dari Rasulullah disebutkan bahwa siapa yang mengenal dirinya sendiri maka ia mengenal Tuhannya. Menurut hadis ini, mengenal Tuhan hanya dapat diraih dengan mengenal diri sendiri. Para ulama Syiah sangat mementingkan hadis ini dan mereka mengatakan, isi hadis ini dari kitab samawi dan sejumlah ayat al-Quran menjelaskan arti dari hadis ini.

Peluang lain di hari ini adalah peluang untuk bertobat dari dosa-dosa, sebuah peluang yang tidak dapat diulang di hari-hari yang lain. Tobat sangat dibutuhkan seorang hamba. Di hari istimewa ini Tuhan menerima berbagai tobat, cukup manusia bertekad meninggalkan dosa dan menyesal perbuatannya, saat itu mereka akan tenggelam ke dalam lautan rahmat ilahi.

Peluang penting lain di Hari Arafah adalah berdoa dan munajat. Arafah disebut hari munajat karena amal terbaik di hari ini adalah memanjatkan doa kepada Ilahi. Sedemikian pentingnya doa di hari ini, sehingga para Imam Maksum as menganjurkan jika puasa sunnah di hari ini menyebabkan tubuh lemah dan tidak memungkinkan untuk berdoa, maka lebih baik ditinggalkan sehingga setiap orang bisa lebih khusyu berdoa dan bermunajat. Anjuran ini menunjukkan urgensi dan kedudukan khusus doa serta munajat.

Doa adalah wasilah atau instrumen bagi makhluk untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya. Doa memberikan ketenangan batin kepada manusia. Karena dalam doa perhatian manusia hanya ditujukan kepada Tuhan dan mengabaikan selain-Nya.

Pada kenyataannya, dengan doa manusia melatih dirinya dalam penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghindari syirik, serta mewujudkan Tauhid yang merupakan syarat awal seseorang menjadi Muslim.

Doa adalah hadiah Ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Sungguh indah ketika berdoa di Hari Arafah, kita lebih dahulu mendoakan orang lain sebelum kita sendiri. Imam Shadiq as terkait dampak luar biasa lebih dulu mendoakan orang lain berkata, barangsiapa yang mendoakan saudaranya, malaikat berseru dari langit, Hai hamba Tuhan 200 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu.

Malaikat yang lain dari langit ketiga berseru, Hai hamba Tuhan 300 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu. Malaikat yang lain dari langit keempat berseru, Hai hamba Tuhan 400 ribu kali lipat dari apa yang engkau inginkan akan menjadi milikmu, begitu seterusnya hingga malaikat dari langit ketujuh.

Lantunan doa di hari Arafah berkumandang hingga membuat setan sedih atas penghambaan manusia kepada Tuhan. Para jemaah haji di hari ini, membersihkan jiwanya di samudera rahmat dan kasih sayang Ilahi sehingga mereka seperti bayi-bayi yang baru lahir, suci dari segala kekotoran duniawi. Di riwayat di sebutkan, mereka yang telah kehilangan kesempatan di malam lailatul qadar dan bulan Ramadhan untuk mendapatkan ampunan Tuhan, maka selayaknya ia memanfaatkan hari Arafah untuk meminta ampunan Ilahi. Hari ini, tangan-tangan hamba Ilahi memiliki satu kesamaan yakni mereka sama-sama memohon rahmat dan ampunan Ilahi.

Pentingnya doa di Hari Arafah sedemikian tingginya sehingga Nabi Muhammad Saw yang kerap melaksanakan shalat Zuhur dan Asar dengan jeda waktu, di Hari Arafah melaksanakan kedua shalat itu tanpa jeda sehingga tersedia waktu yang lebih banyak untuk berdoa dan bermunajat.

Salah satu doa yang paling indah dan mengandung makna yang dalam dan dibaca di Hari Arafah adalah Munajat Imam Husein as. Imam Husein as di dalam doa penuh makna itu, menjelaskan Tauhid dengan kalimat-kalimat luhur dan indah. Semangat irfan dan makrifat mencapai puncaknya di setiap baris doa ini.

Imam Husein as di dalam doanya menjelaskan salah satu sisi dari nikmat tanpa akhir Tuhan untuk manusia di seluruh kehidupannya. Salah satu di antaranya, Imam Husein as mengatakan bahwa kasih sayang dan kesabaran seorang ibu adalah percikan kasih sayang Tuhan.

Setelah itu Imam Husein as menjelaskan tentang pentingnya bersyukur atas segala nikmat Ilahi dan menganggap dirinya tidak mampu bersyukur bahkan satu kalipun. Setiap baris doa ini adalah pintu dari cinta dan kasih sayang Tuhan yang dibuka bagi manusia. Makna terdalam doa ini menunjukkan bahwa Imam Husein as dengan seluruh wujudnya mencintai Allah Swt dan beliau merasakan kehadiran Tuhan di seluruh wujudnya.

Di salah satu bagian doanya, Imam Husein as bermunajat, Ya Tuhanku Engkaulah yang memberikan nikmat, Engkaulah yang berbuat baik, Engkaulah yang bersikap baik, Engkaulah yang memuliakan, Engkaulah yang membuatku mampu, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah menyempurnakan rahmat-Mu, Engkaulah yang memberi rizki, Engkaulah yang bertindak atas kemuliaan-Mu.

Engkaulah yang menjauhkanku dari dosa, Engkaulah yang menutup dosa-dosa, Engkaulah yang mengampuni dosa-dosa, Engkaulah yang menerima kekurangan, Engkaulah yang mencegahku berbuat dosa, Engkaulah yang memberikan kemuliaan, Engkaulah yang mendukung, Engkaulah yang meneguhkan sikapku, Engkaulah yang memberi kesempatan, Engkaulah yang memberi kesehatan, Engkaulah berderma, Maha Agung Engkau Tuhanku, segala puji selamanya bagi-Mu.

Akan tetapi aku, Wahai Tuhanku, mengakui seluruh kesalahanku, maka ampunilah aku. Akulah yang berbuat dosa, akulah yang berbuat salah, akulah yang berbuat bodoh, akulah yang berjanji, aku pula yang tidak menepatinya, akulah yang melanggar janji, akulah yang berikrar atas kejahatanku sendiri. Aku mengakui seluruh nikmat yang Engkau berikan kepadaku, aku mengakui semua dosa-dosaku dan tidak akan mengulanginya, maka ampunilah aku.

Selasa, 20 Juli 2021 20:09

Idul Adha; Hari Raya Pengorbanan

 

Kita akan pergi haji untuk memperbaharui perjanjian yang kita buat dengan Tuhan kita di Hari Kekal. Kami pergi ke Nabi besar Islam dan agama yang indah dan sempurna yang dia bawa untuk menyelamatkan umat manusia; untuk memperbaruhi baiat kita.

Kita mempelajari cara hidup, dan melepaskan diri dari benih-benih kesombongan, riya, cinta dunia dan kedudukan.

Di ibadah haji, kita juga membersihkan batin kita dari kelemahan, keraguan dan kekafiran serta memperkuat zahir kita dengan persatuan. Tapi di perjalanan ini kita harus perhatian, bahwa sebelum segala sesuatu, kita harus melepaskan hati kita dari segala ketergantungan.

Singkirkan debu polusi dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Dalam meniti jalan ini kita berkorban, "kurban" berarti sesuatu yang membuat seseorang lebih dekat dengan Tuhan; Apakah alat ini dalam bentuk ibadah seperti shalat, puasa dan haji, atau menyembelih kambing dan hewan lainnya atau bersedekah di jalan Allah. Hari ini, Hari Raya Kurban.


Sudah dua tahun, ibadah besar haji terpengaruhi pandemi Corona dan digelar dengan batasan ketat. Meski demikian Hari Raya Kurban, baik bagi mereka yang melakukan ibadah haji atau mereka yang tidak, adalah sesuatu yang besar dan agung.

Di hari seperti ini, sejak bulan Dzulhijjah, para jemaah haji dengan menggelar Hari Raya Idul Adha dan menyembelih kurban sangat bergembira. Mereka yang melempar jumrah, berbodong-bondong ke Kabah dengan hati yang penuh harapan dan tawakkal. Rumah sederhana dan kecil yang terletak di Masjidil Haram, serta manusia layaknya gelombang laut bergerak mengitarinya. Kabah pusat tauhid dan tambatan kerinduan hamba.

Jemaah haji yang memiliki kesadaran lebih mendalam atas pusat dan daya tarik ini dan dengan penuh kecintaan bertawaf mengitarinya. Mereka memuji Tuhan karena menunjukkan jalan terang kepada manusia, dan memberi ketenangan di hati-hati mereka. Hari Raya Idul Adha (Kurban) puncak ibadah haji, masa bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Hari Raya Kurban mengingatkan pengorbanan besar Nabi Ibrahim as dan Ismail as di jalan Tuhan. Menurut ayat Surah As-Safat, Nabi Ibrahim di mimpinya melihat ia diperintahkan untuk mengorbankan anaknya, Ismail. Dia, yang setelah bertahun-tahun mengalami cinta seorang anak dan manisnya keberadaannya, menemukan dirinya dalam perjuangan antara akal dan hawa nafsu. Nabi besar ini akhirnya berhasil mengalahkan hawa nafsunya dan dengan ikhlas mengorbankan anaknya.

Sementara tujuan sejati Allah Swt adalah menguji Ibrahim dan nabi ini berhasil lulus ujian Tuhan. Bahkan setan tidak mampu membuat ayah dan anak ini berpaling dari keputusannya. Setiap saat ketika setan berusaha menipu Ibrahim, beliu mengusirnya dengan lemparan batu. Jemaah haji merunut kembali ingatan sejarah ini dan di lemparan jumrah, mereka mengingat Ibrahim dan melatih diri seperti nabi ini. Dengan demikian para jemaah haji mengusir setan batin dan zahirnya.

Nabi besar Ibrahim as dan anaknya Ismail as menunjukkan tingkat tertinggi penghambaan, yakni pengorbanan dan berserah diri kepada Tuhan. Oleh karena itu, ketika Ibrahim ketika meletakkan wajah anaknya di tanah, dan siap menyembelihnya, Allah Swt menetapkan kehormatan manusia, serta menggantikan Ismail dengan kambing untuk dikorbankan.

Allah Swt di Surah As-Saffat ayat 104-111 berfirman yang artinya, "Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,  sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.  Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (108) (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".  Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman."

Yang patut mendapat kehormatan dan martabat Tuhan adalah menyingkirkan egoisme dan keegoisan dan memperoleh keridhaan Tuhan semesta alam dengan pengampunan dan pengorbanan. Tentu saja, tingkat ketergantungan bervariasi dari orang ke orang. Beberapa cinta uang dan kekayaan, beberapa hanya memikirkan posisi dan status sosial, dan beberapa memiliki temperamen yang mendominasi dan sombong. Di sini setiap orang harus melihat siapa Ismailnya dan apa yang menghentikannya seperti rantai dan menghentikannya dari bergerak maju, atau siapa yang lebih dicintainya dan cinta siapa yang menghalanginya mencapai puncak kesempurnaan manusia, untuk membawanya ke altar pengorbanan.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait hikmah Hari Raya Kurban mengatakan, "Di Hari Raya Kurban, tersimpan rasa syurur besar kepada nabi pilihan Tuhan, Ibrahim as yang saat itu berkorban. Pengorbanan terbesar ketika mengorbankan orang yang paling dicintainya. Di jalan Tuhan, ia mengorbankan orang tercintanya dengan tangannya sendiri, itu adalah anak yang setelah bertahun-tahun menanti diberikan Tuhan kepadanya, dianugerahkan kepadanya ketika ia berusia lanjut, ia berkata, Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Allah Swt memberikan dua anak ini ketika Ibrahim berusia lanjut. Wajar setelah bertahun-tahun menunggu, anak ini diberikan Tuhan kepada seorang ayah yang lanjut, seseorang yang tidak lagi optimis untuk mendapatkan anak di usinya seperti itu....Pengorbanan ini sebuah simbol bagi orang mukmin yang ingin meniti jalan kebenaran, ketinggian, dan berjalan ke titik tertinggi. Tanpa pengorbanan, ini tidak mungkin. Seluruh ujian yang kita jalani, sejatinya ini adalah titik utamanya, pengorbanan. Terkadang mengorbankan nyawa, harta dan terkadang pengorbanan hanya sebuah kata yang diucapkan seseorang, dia ingin berdiri di atas kata itu dengan desakan dan keras kepala, terkadang mengorbankan orang yang paling dicintai, anak atau yang lainnya. Ujian berarti melintasi lembah kesulitan. Mereka menempatkan kesulitan, keparahan di depan manusia atau bangsa; Mengatasi kesulitan ini adalah ujian. Jika dia bisa menyeberang, dia akan mencapai tujuan itu; Jika dia tidak bisa - tidak bisa mengekspresikan bakat dalam dirinya, tidak bisa mengatasi hawa nafsunya- maka ia akan tetap; Inilah ujian.


Idul Adha adalah akhir yang indah untuk haji yang tulus dan kedekatan dengan Tuhan. Pada tahap amal ini, jamaah haji diliputi kecemasan dan harapan apakah ia mampu melaksanakan ibadah haji yang konstruktif dengan baik dan apakah hari ini adalah hari raya yang sesungguhnya baginya? Hari raya dalam Islam mengilhami makna dan konsep khusus dan pada saat yang sama, menciptakan semacam kegembiraan spiritual dan ekspansi pada orang. Hari ini adalah hari sukacita dan kebahagiaan bagi mereka yang peduli dengan menjalankan tugas mereka dan hanya mencari kedekatan dengan Tuhan.  

Idul Adha adalah kesempatan besar bagi orang-orang beriman untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya dengan melakukan ibadah. Dalam kitab-kitab doa, selain mengungkapkan keutamaan dan pentingnya hari besar ini, banyak disebutkan amalan khusus untuk hari ini, termasuk amalan yang dianjurkan pada hari ini, mandi, yang sangat ditekankan; Ini juga merupakan doa Idul Adha yang indah yang harus dibaca di bawah langit (tempat tanpa atap). Amalan lain yang dianjurkan pada hari ini adalah berkurban dan memakan daging korban.

 

Sepak terjang pasukan Amerika Serikat dan para agen Dinas Intelijen CIA di Afghanistan, dari sudut pandang hukum pidana internasional patut untuk diselidiki, diusut, dan diadili.

Pembunuhan, penangkapan ilegal, penyiksaan, dan kekerasan fisik terhadap warga sipil Afghanistan, hanyalah sebagian dari kejahatan perang pasukan AS yang bisa disidangkan di Mahkamah Pidana Internasional, ICC. Dakwaan ini diajukan berlandaskan prinsip-prinsip Hukum Humaniter Internasional, HHI, dan isi empat konvensi Jenewa, beserta protokol tambahan yang jaminan pelaksanaannya tercantum dalam Statuta Roma.
 
Proyek agresi militer ke Afghanistan dilakukan pada Oktober 2001. Saat itu, agresi militer AS ke Afghanistan dilancarkan untuk menumpas Al Qaeda dan Taliban, berdasarkan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB yang menjamin hak membela diri anggota PBB jika diserang. Akan tetapi agresi militer AS itu ternyata hanya menyebabkan puluhan ribu warga sipil Afghanistan tewas, terluka dan terusir dari tempat tinggalnya. Sepak terjang pasukan AS dan ages CIA di Afghanistan, adalah bukti implementasi kebijakan resmi pemerintah Washington, pihak yang paling bertanggung jawab dalam hal ini. 
 
Kala itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO menyebut serangan teror mencurigakan 11 September 2001, sebagai serangan bersenjata terhadap negara anggotanya, dan menganggap pengiriman bantuan anggota NATO untuk menghadapi aksi itu sebagai sesuatu yang mendesak. Dukungan NATO ini awalnya dianggap memberikan hasil positif. Di awal agresi militer AS ke Afghanistan, negara ini berhasil dibebaskan dari kontrol dan kekuasaan kelompok Taliban. Akan tetapi hasil ini diperoleh dengan pembunuhan, penangkapan, interogasi, dan penyiksaan sejumlah warga sipil Afghanistan.
 
Menurut data resmi, sekitar 500-600 orang ditangkap dalam operasi yang dilancarkan Departemen Pertahanan AS, Pentagon karena dituduh anggota Al Qaeda atau Taliban. Padahal penangkapan luas ini tidak memenuhi standar apa pun untuk menyaring anggota Al Qaeda dan Taliban dari warga Afghanistan lainnya. Oleh karena itu sejumlah warga sipil Afghanistan ditangkap, dan disiksa karena dituduh sebagai anggota Taliban atau Al Qaeda, padahal bukan. 
 
Kemudian, penangkapan dan penahanan anggota Taliban dan Al Qaeda di penjara AS di Guantanamo dengan dalih keamanan AS dan masyarakat internasional dari serangan mereka di masa depan, menimbulkan masalah baru. Awalnya langkah ini diambil karena diperkirakan bisa membuka kesempatan diadilinya para tahanan di komisi militer dalam kerangka perintah militer Presiden AS. 
 
Akan tetapi di kemudian hari para perwira militer AS menyadari bahwa pengadilan para tahanan melalui cara ini tidak mungkin dilakukan karena tidak adanya bukti yang cukup. Maka dari itu Dephan AS melanggar empat konvensi Jenewa, dengan mengeluarkan perintah penangkapan warga Afghanistan tanpa bukti kejahatan, dan hal itu terus dilakukan selama mereka dianggap sebagai pasukan musuh. Realitasnya banyak warga Afghanistan yang ditangkap AS ternyata terbukti bukan anggota Taliban atau Al Qaeda, dan tidak pernah terlibat dalam perang.
 
Orang-orang yang seharusnya tidak boleh ditahan di penjara Guantanamo dan pangkalan udara AS di Bagram, Afghanistan memiliki hak sipil dalam konflik bersenjata dalam negeri sebagaimana diatur dalam Hukum Humaniter Internasional, HHI dan empat konvensi Jenewa beserta protokol tambahannya. 
 
Akan tetapi kebijakan resmi pemerintah AS dalam masalah ini adalah pelanggaran nyata terhadap ketentuan HHI. Kebijakan ini sejak 20 tahun lalu sampai sekarang terus berlanjut ditandai dengan terjadinya ratusan serangan drone oleh AS terhadap pemukiman warga sipil, acara pernikahan dan acara duka. Dengan memperhatikan berlanjutnya pembunuhan terhadap warga Afghanistan, dan dengan memperhatikan Statuta Roma sebagai dasar dari Mahkamah Pidana Internasional, ICC, maka AS sebenarnya sudah masuk kategori pihak yang melakukan kejahatan perang di Afghanistan.
 
Pembunuhan terhadap warga sipil yang dilakukan AS di Afghanistan, penangkapan luas, penyiksaan dan kekerasan fisik terhadap mereka atas tuduhan yang tak pernah terbukti sebagai anggota Taliban atau Al Qaeda, bertentangan dengan Pasal 3 Konvensi Jenewa terkait perlakuan manusiawi terhadap tawanan perang. 
 
Padahal pemerintah AS dan Afghanistan merupakan penandatangan empat konvensi Jenewa tersebut, dan berkewajiban untuk mematuhinya. Pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa 1949 berdasarkan ketentuan Statuta Roma yang menjadi dasar ICC tahun 1998 dianggap sebagai bentuk kejahatan sehingga pelakunya, termasuk pemberi perintah dan pelaksana kejahatan, bisa diseret ke Mahkamah Pidana Internasional, ICC. Oleh karena itu penyelidikan tentang kejahatan perang AS di Afghanistan sudah dibahas di ICC meski mendapat penentangan Washington.
 
Pakar hukum internasional Iran. Dr. Javad Salehi mengatakan, “Pemerintah Afghanistan sejak tahun 2003 menjadi anggota ICC, dan kejahatan pasukan AS dan anggota CIA dilakukan di dalam wilayah negara ini. Meski AS merupakan negara yang paling gigih menentang ICC, dan sampai sekarang menolak menjadi anggotanya, namun hal ini tidak menghalangi pengusutan kejahatan perang AS, karena Afghanistan, lokasi terjadinya kejahatan AS, adalah anggota ICC. Dengan kata lain kejahatan perang AS di Afghanistan dapat diusut di ICC. 
 
Kondisi ini membuka kesempatan dilaksanakannya proses peradilan terhadap para pelaku kejahatan perang di Afghanistan oleh ICC dengan bersandar pada keabsahan wilayah terjadinya kejahatan. Penyelidikan kejahatan perang yang dilakukan pasukan AS dan agen CIA di Afghanistan merupakan masalah yang sangat penting jika dilihat dari perspektif Hukum Humaniter Internasional, HHI dan kaitannya dengan kebijakan resmi AS.

Menurut Dr. Salehi, kejahatan yang dilakukan AS di Afghanistan dapat disidangkan di pengadilan ICC berdasarkan Pasal 17 dan 53 Statuta Roma. ICC berasaskan Pasal 8 Statuta Roma, berhak menangani kejahatan-kejahatan yang terjadi sepanjang konflik bersenjata internasional atau nasional. Pembunuhan, penangkapan, penyiksaan, penindasan, pemerkosaan dan kekerasan fisik lain terhadap warga sipil Afghanistan yang merupakan bagian dari kebijakan resmi pemerintah AS yang dilakukan pasukan negara itu, dan agen CIA di dalam maupun di luar wilayah Afghanistan, merupakan salah satu alasan utama dilakukannya penyelidikan oleh ICC terkait kondisi Afghanistan.
 
Pada kasus Afghanistan, pelanggaran berulang terhadap Pasal 8 Statuta Roma dalam bentuk perintah mantan Presiden AS George Bush. Dalam kerangka perintah eksekutif ini, penangkapan warga sipil dan teknik-teknik interogasi yang digunakan terhadap mereka, disertai pelanggaran luas atas hukum internasional. Perintah eksekutif ini diumumkan dengan nama “teknik canggih interogasi terhadap tahanan dalam perang melawan terorisme”. Kenyataannya perintah eksekutif George W. Bush ini melanggar banyak sekali Hukum Humaniter Internasional, dan Hukum Pidana Internasional termasuk pelarangan tindak penyiksaan.
 
Teknik interogasi yang diklaim canggih dan terus digunakan pasukan AS selama menduduki Afghanistan itu meliputi banyak cara, di antaranya penggunaan anjing dalam interogasi, memaksa tahanan telanjang, menciptakan kondisi stres dengan cara seperti menggantung kaki tahanan selama empat jam tanpa henti, menjebloskan tahanan ke sel isolasi selama 30 hari, interogasi selama 20 jam, mencegah masuknya cahaya ke kamar tahanan, menenggelamkan tahanan, menempatkan tahanan di bawah air atau udara dingin, melarang tahanan tidur, mengubah jam makan agar para tahanan kelaparan dan cara-cara yang lain. Penggunaan teknik-teknik ini jelas melanggara konvensi-konvensi Hak Asasi Manusia termasuk Konvensi PBB Menentang Penyiksaan,  Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment yang dibuat pada tahun 1984.
 
Komite Palang Merah Internasional, ICRC mengonfirmasi penggunaan teknik-teknik interogasi semacam ini di pangkalan udara AS di Bagram, Afghanistan. Perilaku ini merupakan bukti penyiksaan, pelanggaran terhadap kemanusiaan, dan termasuk kategori pelanggaran atas Pasal 8 Statuta Roma. Perilaku ini oleh Committee against Torture, CAT dianggap sebagai bentuk penyiksaan, tindakan antikemanusiaan, dan pelecehan. Pendapat para anggota CAT turut membantu menyebarluaskan budaya hukum internasional terkait penyiksaan sebagai salah satu kejahatan internasional yang berdampak pada semangat menegakkan keadilan di tubuh ICC.
 
Teknik-teknik interogasi ini digunakan untuk memaksa para tahanan yang banyak dari mereka adalah sipil, untuk mengaku. Akibat penggunaan teknik-teknik interogasi antikemanusiaan semacam ini, lebih dari 200 orang meninggal dunia di penjara AS. Dalam laporan Jaksa Penuntut ICC disebutkan, pasukan AS sedikitnya terlibat dalam 61 kasus penyiksaan, perbuatan jahat, perilaku menindas, dan melanggar martabat kemanusiaan para tahanan di wilayah pemerintah Afghanistan mulai tanggal 1 Mei hingga 31 Desember 2014. 
 
Masalah ini menunjukkan adanya pelanggaran tegas terhadap Hukum Pidana Internasional oleh pemerintah AS di Afghanistan. Dalam rangka melawan kekebalan hukum para pemberi perintah dan pelaku kejahatan ini, Jaksa Penuntut ICC menekankan pentingnya investigasi kejahatan perang AS di Afghanistan.

 

Haji 2021 telah berlangsung di Arab Saudi, di bawah aturan ketat COVID-19 untuk tahun kedua berturut-turut.

Haji dimulai di Arab Saudi pada Sabtu 17 Juli di bawah tindakan pencegahan COVID-19 yang ketat. Ini merupakan tahun kedua berturut-turut ritual tahunan umat Muslim itu diadakan dalam keadaan khusus.

Jemaah haji mulai berduyun-duyun ke Makkah pada Sabtu pagi sebagai persiapan untuk memulai ritual, yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan ritual bagi setiap Muslim yang mampu.

Ratusan Muslim tiba di stasiun al-Zaidi di Makkah, di mana 1.770 bus akan membawa mereka ke halaman Ka'bah setelah izin mereka diperiksa. Jelang haji, jemaah diminta mengunduh aplikasi seluler Shaaer Smart Card.

Di aplikasi tersebut, detail pribadi dan tempat tinggal seorang jemaah, serta aplikasi pintar haji mereka akan ditampilkan.

Kartu Shaaer Smart Card juga terhubung dengan status kesehatan jemaah haji. Ini juga memungkinkan jemaah mendapatkan dan menilai layanan haji, mengakses berbagai transportasi di sekitar halaman Makkah dan sepanjang perjalanan haji mereka serta mengakses gerbang pintar.

 

Sekelompok peretas pro-Palestina , yang menyebut diri mereka DragonForce Malaysia, telah membobol dan membocorkan data sekitar 280.000 mahasiswa Israel. Data yang dibocorkan itu termasuk nama, nomor telepon, alamat email, dan alamat rumah.

Dikutip dari Sindonews, Senin (28/6/2021), menurut pakar keamanan siber May Brooks-Kempler, pembobolan data tersebut menargetkan mereka yang terdaftar di AcadeMe—situs web Israel yang membantu mahasiswa dan para lulusan menemukan pekerjaan.

Para peretas mengaku serangan siber itu dilakukan sebagai balas dendam setelah eskalasi baru-baru ini di Gaza antara Hamas dan rezim Zionis Israel.

Kelompok hacker Malaysia ini pertama kali mengumumkan pembocoran data melalui aplikasi Telegram awal pekan ini. Mereka bersumpah akan melanjutkan serangan sibernya.

"Ini adalah seruan mendesak bagi semua peretas, organisasi hak asasi manusia dan aktivis di seluruh dunia untuk bersatu kembali dan memulai kampanye melawan Israel, berbagi apa yang sebenarnya terjadi di sana, mengekspos aktivitas teroris mereka kepada dunia. Kami tidak akan pernah tinggal diam terhadap aktivitas perang Israel,” tulis kelompok DragonForce Malaysia di akun Telegram. 

 

Peziarah haji mengalir keluar dari kota suci Mekah dan ke lembah Mina pada hari Minggu, meluncurkan ritual ziarah besar yang diadakan Arab Saudi dalam bentuk yang diperkecil untuk tahun kedua.

Hanya 60.000 warga yang divaksinasi lengkap dan penduduk berusia antara 18 dan 65 yang diizinkan untuk ambil bagian, jauh dari kerumunan besar yang turun ke Mekah pada waktu normal ketika ritual itu menarik hingga 2,5 juta peziarah.

Abdelaziz bin Mahmoud, peziarah Saudi mengatakan, "Alhamdulillah kami mendapat izin (untuk menunaikan haji), meskipun kami tidak menyangka akan diterima karena jumlah (peziarah) terbatas."

Karena pembatasan terkait virus corona pada pertemuan besar, tidak ada jemaah asing yang diizinkan untuk melakukan haji lagi tahun ini.

Mohammed al-Eter, apoteker Mesir yang tinggal di Riyadh menuturkan, "Saya merasa seolah-olah saya memenangkan lotre. Terima kasih Tuhan, ini adalah momen spesial dan tak terlupakan dalam hidup saya."

Sejak Sabtu, sekelompok peziarah telah melakukan “tawaf”, mengelilingi Ka'bah, sebuah struktur kubik besar tempat umat Islam di seluruh dunia berdoa.

“Setiap tiga jam, 6.000 orang masuk untuk melakukan tawaf kedatangan. Setelah setiap kelompok pergi, proses sterilisasi dilakukan di tempat suci,” ungkap juru bicara Kementerian Haji Arab Saudi Hisham al-Saeed

Tahun lalu, Arab Saudi menutup perbatasannya untuk menahan penyebaran Covid-19 dan haji dibatasi untuk 10.000 jemaah haji domestik.

Haji adalah salah satu rukun Islam dan kewajiban sekali seumur hidup bagi semua Muslim yang mampu untuk melakukan jika mereka mampu.