
کمالوندی
Ramadhan, Bulan Penuh Kesempatan (2)
Bulan suci Ramadhan, bulan ibadah dan pahalanya berlipat ganda. Namun pertanyaannya di sini adalah apa maksud ibadah.
Apakah maksud ibadah sebatas pada shalat dan puasa atau berinfak. Ataukah konsep ibadah mencakup hal-hal yang lebih luas. Memang yang akan muncul pertama kali di benak kita saat mendengar kata ibadah adalah shalat, puasa dan infak atau yang lainnya. Pemahaman ini tidak keliru, karena shalat atau puasa adalah bentuk paling nyata dan terasa dari ibadah.
Namun demikian ibadah ini memiliki dua sisi yang harus diperhatikan, batin dan zahir. Allah Swt menyebut batin ibadah adalah zikir dan mengingat-Nya. Di surat Taha ayat 14 Allah berfirman yang artinya, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."
Allah Swt di ayat ini menjelaskan kepada kita tengah Kemaha Esaan-Nya dan menyeru kita untuk beribadah kepada-Nya. Memerintahkan kita untuk shalat, sehingga kita mengingat-Nya. Oleh karena itu, batin shalat adalah zikir dan mengingat Tuhan. Dan sisi batin ini akan mengalir di seluruh perbuatan kita. Ketika seluruh amal perbuatan kita diwarnai dengan mengingat Tuhan, maka setiap detik kehidupan kita berubah menjadi ibadah.
Allah Swt berjanji siapa saja yang mengingat-Nya, maka Ia juga akan mengingat hamba tersebut. Di ayat 152 Surat al-Baqarah disebutkan «فَاذْکُرُونِی أَذْکُرْکُمْ» Ingatlah Aku, maka Aku akan mengingatmu. Rasulullah Saw saat menafsirkan ayat ini bersabda, jika kalian mengingat Tuhan melalui ketaatan dan ibadah, maka Allah juga akan mengingat kalian melalui beragam nikmat, kebaikan, rahmat dan keridhaan-Nya.
Oleh karena itu, ingatlah Tuhan di setiap detik dan saat di kehidupan kalian, sehingga Ia juga akan mengingat kita di setiap keadaan, dan jangan sampai Ia melupakan kita bahkan untuk sesaat.
Kita dapat mengingat Tuhan dengan seluruh anggota badan kita. Kita dapat mengingat-Nya dengan lisan dan menyebut nama-Nya seperti yang diajarkan oleh pemuka agama kita. Salah satu nama yang sering dilantunkan Rasulullah Saw adalah «یا مُقَلِّبَ القُلُوب ثَبِّت قَلبی عَلی دینِک». Alquran mengajari kita bahwa ketika Nabi Yunus as mendapat kesulitan, ia mengingat Tuhan dengan zikir sebagai berikut: «لا اِلهَ الَّا أنت سُبحانَکَ إنِّی کُنتُ مِنَ الظَّالِمین».
Di Islam sangat dianjurkan bagi kita untuk berzikir seperti ini ketika mengalami kesulitan. Selain berzikir dengan lisan, kita juga dapat selalu mengingat Tuhan dengan hati kita. Ketika lisan kita sibuk berzikir, kita menyerahkan pemahaman mendalam doa tersebut kepada hati kita. Saat itu, kita mendirikan shalat, membaca Surat al-Fatihah, surat lain serta berbagai zikir. Bahkan ketika kita diam, dengan perasaan bahwa kita selalu berada di hadapan Tuhan, maka kita dapat mempertahankan zikir kepada Tuhan di hati kita.
Bulan Ramadhan, bulan jamuan ilahi dan itu akan bernilai ketika umat muslim memanfaatkan bulan ini untuk membersihkan jiwa dan hatinya, serta memanfaatkan dengan baik keutamaan dan berkah mendekatkan diri kepada Tuhan di bulan suci ini.
Badan manusia tanpa olah raga akan lemah dan kurus. Tak diragukan lagi meski manusia memiliki fisik yang kuat, tapi jika tidak berolah raga, maka tubuhnya akan semakin lemah. Jiwa juga sama seperti tubuh. Anda dengan melatih untuk mematuhi perintah dan menjahui larangan Tuhan, sejatinya tengah memperkuat jiwa kalian.
Seluruh ibadah dimaksudkan untuk memperi kesempatan kepada jiwa kita untuk berolahraga. Dan di bawah banyangan ibadah, jiwa kita akan semakin terdidik dan kita dengan mudah menuju Tuhan kita. Bulan Ramadhan sebuah latihan spiritual manusia dan peluang yang menahan keinginan jasmani serta mengembangkan spiritualitas kita.
Allah Swt di ayat 183 Surat Al-Baqarah menyebut alasan kewajiban berpuasa adalah untuk melatih takwa. Allah berfirman «یَا أَیُّهَا الَّذِینَ آمَنُوا کُتِبَ عَلَیْکُمُ الصِّیَامُ کَمَا کُتِبَ عَلَى الَّذِینَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّکُمْ تَتَّقُونَ» (Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa).
Berdasarkan ayat ini, puasa sebuah tangga ke arah takwa dan sarana bagi kita untuk menetapkan takwa di hati dan jiwa kita. Takwa adalah manusia berhati-hati dan menjaga seluruh amal perbuatan dan perilakunya, serta bertindak sesuai dengan keridhaan Tuhan dan perintah-Nya. Takwa juga kita harus menjahui seluruh yang tidak diridhai Tuhan. Kondisi selalu menjaga dan menghindari dosa adalah makna sejati takwa.
Kebalikan dari takwa adalah sikap mengabaikan dan bertindak tanpa kebijaksanaan. Tuhan tidak menerima kelalaian seorang mukmin di kehidupan. Seorang mukmin matanya harus senantiasa terbuka dan hatinya terbangun di seluruh urusan kehidupan.
Kondisi ini bagi seorang mukmin memiliki keuntungan dan manfaat supaya ia berhati-hati tidak sampai melakukan hal-hal yang menyimpang dari keinginan Tuhan. Ketika penjagaan diri ini muncul di dalam diri manusia, di mana ucapan dan perilakunya sesuai dengan keinginan Tuhan, maka akan muncul kesadaran di dalam diri manusia yang bernama takwa. Dan manfaat terpenting dari puasa adalah takwa.
Keakraban dan kedekatan dengan Alquran di bulan suci Ramadhan memberi suasana dan atmosfer tersendiri bagi orang-orang yang berpuasa. Membaca Alquran di bulan Ramadhan (tadarus) dengan merenungkan makna ayat-ayatnya membuka pengetahuan baru bagi manusia. Oleh karena itu, Alquran adalah teladan sempurna bagi kehidupan manusia. Iran islami setiap tahun di bulan Ramadhan menyaksikan gerakan indah dalam menyebarkan budaya Alquran.
Tahun ini acara tadarus Alquran digelar di masjid dan tempat-tempat suci, dan warga setiap hari rajin membaca Alquran. Di bulan ini sangat direkomendasikan untuk membaca Alquran. Setiap ayat dan kalimat Alquran adalah cahaya dan menunjukkan manusia ke arah Tuhan. Dengan membaca setiap ayat, hati-hati yang mati pun disinari cahaya dan kembali hidup. Hati akan mengalami perubahan dan siap menerima spiritualisme.
Membaca kitab suci ini memiliki tata cara tersendisi seperti orang yang membaca harus dalam kondisi suci. Sama seperti Allah Swt mensyaratkan taharah (suci) untuk membaca ayat-ayat suci ini. Melihat ayat-ayat suci Alquran saja sudah dihitung sebagai ibadah. Menurut Rasulullah Saw memandang tiga hal ini termasuk ibadah, salah satunya melihat Alquran.
Adab lain membaca Alquran adalah diam dan tenang, disertai dengan perenungan atas makna ayat-ayat Alquran. Tak diragukan lagi, keakraban dengan ajaran yang memberi kehidupan dan ajaran Alquran tidak berakhir di situ. Sebaliknya, membaca ayat-ayat, mengenal konsep-konsep dan mendengarkan tilawah Alquran adalah langkah pertama dan awal untuk pengetahuan Alquran yang lebih mendasar dan lebih dalam.
Doa Hari ke-1 Puasa Ramadhan
Doa Hari ke-1 Puasa Ramadhan
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِي فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ، وَقِيَامِي فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ، وَنَبِّهْنِي فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ الْغَافِلِيْنَ، وَهَبْ لِي جُرْمِي فِيْهِ يَا اِلَهَ الْعَالَمِيْنَ، وَاعْفُ عَنِّي يَا عَافِياً عَنْ الْمُجْرِمِيْنَ
Allâhummaj’al shiyâmî fîhi shiyâmash shâimîn, wa qiyâmî fîhi qiyâmal qâimîn, wa nabbihnî fîhi ‘an nawmatil ghâfilîn, wa hablî jurmî fîhi yâ Ilâhal ‘âlamîn, wa’fu ‘annî yâ ‘âfiyan ‘anil mujrimîn.
Artinya : Ya Allah, jadikan puasaku di bulan ini sebagai puasa orang-orang yang berpuasa sebenarnya, shalat malamku di dalamnya sebagai orang yang shalat malam sebenar¬nya, bangunkan daku di dalamnya dari tidurnya orang-orang yang lalai. Bebaskan aku dari dosa-dosaku wahai Tuhan semesta alam. Maafkan aku wahai Yang Memberi ampunan kepada orang-orang yang berbuat dosa.”
Ramadhan, Bulan Penuh Kesempatan (1)
Salam bagimu Ya Ramadan, selamat datang bulan penuh berkah dan ampunan. Selamat datang bulan penuh rahmat dan bulan penuh kesempatan. Marhaban Ya Ramadan.
یا أَیُّهَا الَّذینَ آمَنوا کُتِبَ عَلَیکُمُ الصِّیامُ کَما کُتِبَ عَلَى الَّذینَ مِن قَبلِکُم لَعَلَّکُم تَتَّقونَ﴿۱۸۳﴾
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS, 2:183)
Ini adalah firman Tuhan kepada kita. Tak diragukan lagi tugas seorang hamba dihadapan perintah Tuhan adalah ketaatan mutlak. Tapi Tuhan menghendaki manusia menjadi hamba-Nya melalui pemikiran dan rasionalitas. Ketika Ia memberi perintah, maka juga disertai dengan rahmat-Nya. Penghambaan yang disertai dengan pilihan dan rasionalitas adalah yang membuat manusia unggul dari malaikat. Ini adalah yang diketahui Tuhan, sementara malaikat tidak mengetahuinya.
Tuhan menyebutkan bahwa hikmah berpuasa adalah memberkokoh takwa. Takwa yakni menjaga diri dari kerusakan. Sama seperti seorang petarung yang membawa perisai untuk menjaga dirinya dan juga mengenakan baju besi, maka orang mukmin juga harus mengenakan perisai puasa dan baju takwa untuk menjaga dirinya aman dari bisikan setan.
Kehidupan yang tidak memiliki tujuan yang jelas dan penuh dengan kekacauan, bukan kehidupan manusiawi. Tapi kehidupan yang memiliki tujuan yang jelas, harus memilik program untuk mencapai tujuan tersebut. Seorang pendaki gunung yang ingin mencapai puncak, jika tidak memiliki program yang jelas, maka ia akan tersesat dan mungkin saja kehilangan nyawanya. Manusia ketika tidak mengenal tujuan utamanya atau tidak memiliki program untuk mencapai tujuannya, juga akan tersesat dan hancur.
Di budaya Alquran, tujuan manusia adalah sampai kepada Tuhan, mencapai derajat yang tidak ada pemisah antara dirinya dan Tuhan, sementara takwa adalah progran yang akan membawa manusia ke tujuan ini. Takwa yakni memahami poin bahwa alam berada di hadapan Tuhan. Manusia jika memahami posisi dan keagungan Pencipta Yang Maha Esa, maka ia akan selalu dan di setiap kondisi menyadari dirinya senantiasa berada di bawah pengawasan dan hadapan Tuhan. Kesadaran seperti ini yang akan mencegah kita berbuat dosa dan mendorong kita mentaati perintah-Nya. Ini adalah takwa, kondisi antara takut dan harapan, takut akan azab ilahi dan harapan atas rahmat dan ampunan yang mendahului kemurkaan Tuhan.
Puasa dalam bentuknya yang paling sederhana adalah menahan makan dan minum, dan menahan dari kebutuhan fisik yang paling sederhana. Tapi ini sejatinya sebuah latihan untuk memperkuat kehendak melawan tuntutan fisik dan hawa nafsu yang jika kita selalu mengiyakan tuntutan tersebut, bukan saja tidak akan berakhir, tapi tuntutan tersebut akan semakin meningkat dan tidak berkesudahan. Ketika keinginan hawa nafsu ini terus dipenuhi, maka kehidupan manusia akan menjadi kacau dan mencegahnya untuk mencapai tujuan utama.
Ramadhan merupakan latihan bagi sebuah kehidupan yang sistematis dan disiplin. Kehidupan rasional di mana keinginan akan dipenuhi secukupnya, dan mendekatkan manusia ke tujuan aslinya, bukannya menghalangi manusia. Di kehidupan seperti ini, akal manusia ditempatkan ditempatnya dengan kuat, dan tidak akan membiatkan manusia menyimpang dari jalannya. Ini adalah arti sejati dari keadilan.
Manusia yang berhasil di dunia menerapkan keadilan di dirinya, pastinya juga akan bertindak serupa di tengah masyarakat. Oleh karena itu, Ramadhan adalah mukadimah untuk mencapai keadilan sosial. Imam Shadiq as berkata, "Allah Swt mewajibkan puasa agar si kaya dan si miskin setara."
Datangnya bulan Ramadhan sejatinya hari raya besar bagi umat Muslim, di mana orang mukmin saling mengucapkan selamat atas datangnya bulan penuh berkah dan rahmat ini. Mereka saling merekomendasikan untuk memanfaatkan bulan ampunan dan penuh berkah ini semaksimal mungkin. Karena bulan ini, adalah bulan perjamuan ilahi. Di bulan ini, tamunya adalah orang-orang mukmin dan mereka yang layak untuk duduk di perjamuan ilahi. Jamuan umum Tuhan dibuka untuk semua manusia dan makhluk hidup di alam semesta, tapi di bulan Ramadhan, jamuan untuk tempat terbatas dan khusus, hanya bagi mereka yang menjawab undangan Tuhan.
Di dunia tempat kita hidup, bagi banyak orang, satu-satunya hal yang penting adalah kenikmatan. Nikmati makan dan minum, menikmati kekayaan, status, kekuasaan dan ketenaran dan banyak lagi. Masalahnya adalah bahwa kesenangan-kesenangan ini semuanya terbatas, tidak abadi, dan ketidakstabilan kesenangan inilah yang menyebabkan orang yang bertujuan untuk mencapai kesenangan tersebut akhirnya merasa hanya kosong dan tidak berguna. Andaikan seluruh manusia memahami di dunia ada kenikmatan yang tidak akan pernah berakhi, tidak akan pernah berkurang dan tidak juga akan hilang. Kenikmantan dan kesenangan yang membuat kita penuh energi, cahaya dan iman dalam mengarungi kehidupan.
Kenikmatan abadi yang kita bicarakan ini adalah kenikmatan beribadah. Bagi manusia yang menyadari dirinya sendiri, Tuhannya dan tujuannya, maka tidak ada kenikmatan yang lebih tinggi dari kenikmatan beribadah dan menjadi hamba Tuhan. Tapi ini bukan sesuatu yang mudah diperoleh. Seluruh orang mukmin berpuasa dan menunaikan shalat. Kita semua berusaha menunaikan kewajiban kita, dan menjahui hal-hal yang diharamkan Tuhan. Tapi pertanyaannya, apakah kita semua merasakan kenikmatan beribadah ?
Kenikmatan beribadah sejatinya pahala yang diberikan Tuhan kepada mereka yang mengerjakan ibadah dengan ikhlas. Salah satu hasil dari melakukan ibadah dengan penuh keikhlasan adalah mencapai kesempurnaan ibadah, dan mereka yang sampai pada derajat ini, senantiasa merasakan kenikmatan spiritual saat mengerjakan ibadah dan menjahui maksiat.
Ikhlas yakni membuat hati kosong dari kecintaan selain Tuhan. Kecintaan kepada harta, anak, kedudukan, kekuasaan, dan banyak hal-hal lain harus kita singkirkan dan yang harus tersisa di hati kita adalah kecintaan kepada Tuhan. Bahkan ketika kita mencintai anak-anak kita, maka kita harus melakukannya demi meraih keridhaan Tuhan. Saat kita mengumpulkan harta dan menyiapkan sarana kesejahteraan kita dan keluarga, tujuan kita juga harus untuk meraih keridhaan Tuhan. Siapa saja yang tujuannya adalah mencari keridhaan Tuhan, tidak akan merasa senang untuk harta, kekuasaan dan ketenaran, serta tidak akan sedih karena kemiskinan, ketidakmampuan dan penyakit. Ia akan selalu rela dengan apa yang diberikan Tuhan.
Poin penting di sini yang harus diperhatikan adalah kerelaan ini tidak bertentangan dengan usaha untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dan menjaga keselamatan. Bahkan juga tidak bertentangan dengan meraih kekuasaan dan harta benda dengan syarat dihati kita tetap tersimpan kecintaan kepada Tuhan.
Puasa di bulan Ramadhan merupakan peluang meraih spiritualitas dan mempersiapkan kita menerima kemurahan dan rahmat Tuhan. Bulan Ramadhan dengan puasa, shalat, doa dan ibadah serta secara umum melakukan perintah dan menjahui larangan-Nya, adalah satu masa rekonstruksi, revisi dan penyelamatan diri dari kerusakan internal manusia. Sejatinya mereka yang memanfaatkan peluang di bulan Ramadhan, dan mampu meniti jalan Allah, yakni mencapai Tuhan, maka ia mendekati mukmin sejati. Mereka yang di bulan suci ini berperilaku baik dan memperbaiki hubungannya dengan Tuhan serta dengan sesamanya, maka ia akan mampu meraih spiritualitas dan cahaya, serta menjaga spiritualitas ini sepanjang bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan peluang untuk memperhatikan diri kita, menghidupkan hati dan membersihkannya dari segala bentuk kekotoran serta mengosongkannya dari sifat iri hati dan dengki. Sama seperti kita membersihkan kotoran di permadani, jendela, tembok atau pakaian, di bulan Ramadhan kita juga harus memperhatikan kekurangan internal kita, dan membersihkan hati kita dari setiap kotoran, dengki, kesedihan dan penyesalan duniawi. Setan selalu menunggu kesempatan untuk menyesatkan manusia dengan mengiming-imingi kenikmatan dunia yang fana serta menjauhkan manusia dari Tuhan. Bulan Ramadhan kesempatan bagi manusia untuk berpikir mengenai sumber kebahagiaan dan menghapus sejumlah angan-angan dan harapan kosongnya.
Bulan Ramadhan peluang bagi manusia untuk menyusun program dan kinerja untuk meraih kebahagiaan abadi dan menyusun kehidupannya berdasarkan tujuan mulia ini. Bulan Ramadan adalah bulan Tuhan. Bulan untuk memenuhi hati kita dengan munajat ilahi dan mengingat Tuhan serta membebaskan diri dari cengkeraman setan. Allah Swt menetapkan bulan Ramadhan sebagai kesempatan untuk membuat hati lebih dekat dengan-Nya dan sebuah peluang besar yang harus kita manfaatkan semaksimal mungkin.
Bulan Ramadan, bulan untuk menata diri kita kembali dan membersihkan hati kita. Metode paling baik untuk menata diri dan membersihkan diri kita adalah apa yang telah diajarkan oleh Alquran, seperti yang disebutkan di Surat Furqan ayat 70 ketika Allah Swt berfirman yang artinya "kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Perubahan ini tidak saja membuat Tuhan mengampuni dosa hamba, tapi juga mengubah kesalahan di masa lalu menjadi amal saleh. Oleh karena itu, sama seperti ketika puasa membakar kotoran dan zat-zat yang tidak dapat dicerna tubuh, atau lebih tepatnya saat membersihkan tubuh, maka kita juga berkewajiban untuk membersihkan jiwa kita dari segala bentuk kekotoran dan kekurangan yang muncul akibat dosa-dosa yang kita lakukan.
Di bulan Ramadhan banyak anjuran untuk mengerjakan amalan seperti membaca Alquran. Bulan Ramadhan peluang yang tepat supaya manusia semakin dekat dengan kitab suci ini, dan dengan merenungkan dan berpikir mengenai ayat-ayat di dalamnya, maka manusia akan memahami ajaran dan isinya. Banyak riwayat dan hadis yang menganjurkan kita untuk membaca Alquran dan menyebutkan tata cara membaca kitab suci ini. Di Alquran sendiri kita juga menemukan anjuran kepada manusia untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat Alquran seperti disebutkan di Surat Sad ayat 29 yang artinya, " Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran."
Alquran seperti air jernih dan mentari bersinar yang dibutuhkan oleh seluruh umat manusia untuk melanjutkan kehidupan spiritualnya. Semakin kita menjahui sumber jernih ilahi ini, sejatinya kita menjahui sumber kehidupan spiritual. Semakin manusia meletakkan dirinya di bawah sinar sumber ini, maka sejatinya ia telah memberi kemakmuran, makna dan orientasi di kehidupannya.
Manusia yang dididik di bawah ajaran Alquran, maka ia adalah sosok yang penuh semangat, kebijaksanaan dan futuristik, dan seluruh dimensi kehidupannya dipengaruhi oleh ajaran Islam. Kita berharap di bulan suci ini mampu meraih pahala semaksimal mungkin dan menjadikan kitab suci ini sebagai bekal kehidupan dunia dan akhirat kita serta semoga kita berjalan di jalan Alquran selama kita hidup di dunia ini.
Keagungan Akhlak Imam Hasan
Imam Hasan al-Mujtaba adalah cucu pertama Rasulullah Saw dari keturunan Ali bin Abi Thalib dan Sayidah Fatimah az-Zahra. Beliau lahir pada pertengahan bulan Ramadhan tahun ke-3 Hijriah di kota Madinah. Rasulullah Saw bergegas menuju rumah Sayidah Fatimah untuk melihat langsung cucunya itu. Sayidah Fatimah as langsung menyerahkan Imam Hasan as yang masih bayi kepada Rasulullah Saw.
Setelah menggendongnya, Rasulullah Saw kemudian mengumandangkan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri Imam Hasan. Ketika itu, malaikat Jibril as turun dan menyampaikan perintah Allah Swt kepada beliau agar menamakan cucu pertamanya dengan Hasan, yang berarti baik dan terpuji.
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad Saw menunjukkan kecintaannya yang sangat besar kepada anak-anak Fatimah. Suatu kali, Fatimah datang ke rumah Nabi dengan membawa dua putranya Hasan dan Husein. Kepada ayahnya, Fatimah berkata, "Ayah, ini adalah dua putramu. Berilah mereka sesuatu yang akan selalu menjadi pengingatmu." Kemudian Rasullah Saw bersabda, "Husein akan mewarisi kewibawaan dan keberanianku, sedangkan Hasan akan memperoleh kedermawanan dan kesabaranku."
Salah satu keistimewaan terbesar yang dimiliki Imam Hasan adalah kepribadian beliau yang begitu mirip dengan Rasulullah Saw. Meskipun Imam Hasan adalah cucu Nabi Saw, namun beliau selalu menyebut Imam Hasan sebagai putranya. Seluruh ulama dan sejarawan Muslim juga meyakini hal itu. Tapi, Imam Hasan hanya beberapa tahun saja hidup sezaman dengan Rasulullah Saw.
Ketika ia beranjak memasuki usia tujuh tahun, kakek tercintanya, Nabi Muhammad Saw pergi memenuhi panggilan Ilahi. Setelah kepergian Rasulullah Saw, beliau mendampingi ayahnya, Imam Ali as selama 30 tahun. Setelah syahidnya sang ayah, Imam Hasan memegang tampuk kepemimpinan umat selama 10 tahun.
Selama masa hidupnya, Imam Hasan selalu dikenal sebagai pribadi yang dermawan, penenang setiap kalbu yang didera kesusahan, dan pengayom kaum fakir-miskin.Tak ada seorang miskin pun yang datang mengadu kepadanya lantas kembali dengan tangan hampa. Terkadang, jauh sebelum si miskin mengadukan kesulitan hidupnya, Imam Hassan telah terlebih dahulu membantu mengatasinya dan tak membiarkannya harus merasa hina lantaran meminta bantuan.
Imam Hasan berkata, "Memberi sebelum diminta adalah kebesaran jiwa yang teragung." Imam Hasan adalah pribadi yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang sangat pemberani. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara.
Selain kedermawanannya, Imam Hasan dikenal sebagai orang yang sangat penyabar. Sifat sabar dalam terma agama Islam disebut sebagai Hilm. Al-Quran menyebutkan terma Hilm sebanyak 15 kali. Kebanyakan ayat tersebut menjelaskan sifat sabar para Nabi Allah swt seperti Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as dan Nabi Syuaib as. Ajaran Islam menjadikan hilm sebagai salah satu sifat utama dalam akhlak, bahkan disebut sebagai salah satu manifestasi dari sifat ilahi. Allah swt dalam Al-Quran surat Hud ayat 75 berfirman:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُّنِيبٌ
"Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar sangat penyabar lagi penyantun, dan termasuk orang-orang yang kembali kepada Allah,".
Selain sifat para Nabi, Imam Hasan juga termasuk yang dikenal memiliki sifat mulia tersebut. Lembaran sejarah menunjukkan deretan buktinya. Salah satunya adalah kesabaran Imam Hasan melayani orang tua dari Syam yang menghina dan memusuhi Ahlul Bait.
Dikisahkan, suatu hari Imam Hasan sedang berjalan di tengah keramaian masyarakat. Tiba-tiba di tengah jalan beliau bertemu dengan orang tak dikenal yang berasal dari Syam. Pendatang itu ternyata seorang yang sangat membenci Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw. Mulailah ia mencaci maki Imam Hasan. Beliau tertunduk diam tidak menjawab sepatah kata pun terhadap cacian itu, hingga orang tersebut menuntaskan hinaannya.
Setelah itu, Imam Hasan membalasnya dengan senyuman, lantas mengucapkan salam kepadanya sembari berkata, "Wahai kakek, aku kira engkau seorang yang asing. Bila engkau meminta bantuan pada kami, kami akan memberimu. Bila engkau meminta petunjuk, aku akan tunjukkan. Bila engkau lapar, aku akan mengenyangkanmu. Bila engkau tidak memiliki pakaian, aku akan berikan pakaian. Bila engkau butuh kekayaan, aku akan berikan harta. Bila engkau orang yang terusir, aku akan mengembalikanmu. Dan bila engkau memiliki kebutuhan yang lain, aku akan penuhi."
Mendengar jawaban seperti itu, kakek tersebut terperanjat dan terkejut, betapa selama ini ia keliru menilai keluarga Nabi Muhammad Saw. Sejak saat itu, dia sadar bahwa Muawiyah telah menipu dirinya dan masyarakat lain. Bahkan Muawiyah telah menyebarkan isu dan fitnah tentang ihwal Ali bin Abi Thalib dan keluarganya.
Terkesima oleh jawaban Imam Hasan, kakek itu pun menangis dan berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah khalifah Allah Swt di muka bumi ini, dan sesungguhnya Allah Maha Tahu kepada siapa risalah-Nya ini hendak diberikan. Sungguh sebelum ini engkau dan ayahmu adalah orang-orang yang paling aku benci dari sekalian makhluk Tuhan. Tapi, sekarang engkau adalah orang yang paling aku cintai dari segenap makhluk-Nya." Lelaki tua itu akhirnya diajak oleh Imam Hasan ke rumahnya, dan beliau menjamunya sebagai tamu kehormatan hingga ia pamit untuk pulang.
Kesabaran Imam Hasan ini juga diakui oleh salah seorang musuh beliau, Marwan yang mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Imam Hasan, terutama kesabarannya seperti gunung.
Sumber-sumber sejarah menyebutkan, ketika Imam Ali gugur syahid, Imam Hasan berpidato di Masjid Kufah dan mengingatkan kedudukan mulia Ahlul Bait Nabi Muhamamd Saw serta pengorbanan mereka demi kejayaan Islam. Setelah menyampaikan khutbahnya, akhirnya beliau dibaiat oleh umat Islam pada 21 Ramadhan 40 Hijriah sebagai Imam dan Khalifah umat Islam. Selanjutnya baiat kepada Imam Hasan mulai menyebar dari Kufah ke kota-kota lainnya seperti, Basrah dan seluruh wilayah Irak, Hijaz dan Yaman.
Akhirnya Imam Hasan resmi menggantikan kedudukan Imam Ali sebagai khalifah umat Islam, namun akibat krisis yang dikobarkan oleh Dinasti Umawiyah, pemerintahan Imam Hasan tidak bertahan lama. Setelah baiat terhadap Imam Hasan diambil dari seluruh wilayah Islam, Muawiyah bin Abi Sufyan bangkit menentang beliau.
Imam Hasan setelah memberikan nasehat kepada Muawiyah dan sikap keras kepala anak Abu Sufyan ini maka beliau terpaksa memerangi penguasa Syam ini. Setelah kembali ke kota Madinah, Imam Hasan sekitar delapan tahun mengabdikan dirinya di bidang budaya dan sosial. Karena umat Islam sangat memerlukan revolusi budaya.
Cinta dunia dan mengejar kepentingan pribadi, mendorong para komandan pasukan Imam Hasan rela mengkhianati pemimpinnya. Dalam situasi demikian, itu, Imam secara teliti mempertimbangkan kemaslahatannya. Oleh karena itu, Imam yang sangat mengkhawatirkan masa depan Islam dan nasib umat Islam berpendapat bahwa maslahat yang ada adalah menghindari perang. Dengan demikian Imam Hasan bersedia menerima perjanjian damai dengan Muawiyah.Di sisi lain, di kondisi sensitif tersebut, perbatasan wilayah Islam mendapat ancaman dari Romawi Timur dan setiap saat imperium ini siap untuk menyerang umat Islam.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei menjelaskan masa sulit kehidupan Imam Hasan al-Mujtaba.
Rahbar berkata, "Amirul Mukminin syahid karena kondisi masyarakat Islam ketika itu. Kemudian Imamah berganti ke tangan Imam Hasan dalam kondisi demikian, dan beliau tidak mampu bertahan lebih dari enam bulan. Beliau sendirian. Imam Hasan Mujtaba tahu, jika beliau yang hanya memiliki segelintir pengikut berperang dengan Muawiyah dan syahid, maka akan terjadi kerusakan akhlak yang marak di tengah masyarakat Islam dan pertumpahan darah pun tidak bisa dihindari!".
Ayatullah Khamenei melanjutkan, "Propaganda, uang dan tipu daya dikuasai oleh Muawiyah. Setelah berlalu satu atau dua tahun, orang-orang akan mengatakan Imam Hasan percuma saja melawan Muawiyah. Oleh karena itu, dengan seluruh kesulitan yang dihadapinya, beliau tidak masuk arena perlawanan. Sebab, darahnya akan sia-sia belaka!
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan, "Terkadang, syahid lebih mudah dari hidup! kenyataannya demikian. Titik ini dipahami dengan sangat baik dan teliti oleh ahli makna dan hikmah.Terkadang hidup dan perjuangan di sebuah masyarakat lebih sulit dari pada kematian dan syahid serta bertemu dengan Tuhan. Imam Hasan as harus mengambil pilihan tersebut,".
Dalam sebuah riwayat, Imam Hasan kepada Abu Said berkata, “Jika aku tidak melakukan hal ini, maka tidak ada satu pun pengikut Ahlul Bait yang akan tersisa di muka bumi dan semuanya akan terbunuh. Dalam kasus sengketa antara aku dan Muawiyah, aku berada di pihak yang benar, namun aku menyerahkan kepada Muawiyah. Aku melakukan hal ini untuk melindungi nyawa, darah dan harta kalian.” Pada tahun 50 Hijriah atas skenario busuk Muawiyah, Imam Hasan as diracun oleh istri beliau, Ja'dah hingga akhirnya syahid pada usia 48 tahun. Inna lillahi wa inna ilahi rajiun.
Khadijah, Teladan Pengorbanan dan Kedermawanan Perempuan
Hari kesepuluh Ramadhan bertepatan dengan peringatan wafatnya seorang wanita terbaik yang berperan penting mendampingi Rasulullah Saw dalam perjuangannya menyampaikan risalah ilahi.
Kepergian beliau tepat di tahun yang sama dengan meninggalnya paman Rasulullah Saw, Abu Thalib yang terjadi tiga tahun sebelum Hijrah dari Mekah ke Madinah. Kehilangan dua orang yang sangat dicintai itu, membuat Rasulullah Saw tenggelam dalam duka yang sangat berat. Oleh karena itu, tahun itu dikenal dengan nama Aamul Huzn atau Tahun Kesedihan.
Sayidah Khadijah dipanggil dengan nama Thahirah yang berarti suci. Kepribadian sucinya dan kedermawanannya membuat beliau dihormati masyarakat umum dan para tokoh di zamannya, sehingga dipanggil Sayidah an-Niswan yang berarti junjungan para wanita.
Ahli hadis al-Qommi menulis, "Sayidah Khadijah as memiliki posisi yang tinggi di sisi Allah, sehingga sebelum kelahirannya ada pesan kepada Isa al-Masih dari sisi Allah bahwa beliau disebut "Mubarakah" dan bersama Sayidah Maryam di surga. Karena dalam Injil ketika menggambarkan ciri khas disebutkan, keturunannya berasal dari seorang wanita agung "Mubarakah".
Pada hari pertama setelah Muhammad diutus sebagai Rasulullah dan sedang turun dari goa Hira, Sayidah Khadijah langsung menyambutnya dan menjadi wanita pertama yang memenuhi seruan risalah Nabi Muhammad Saw dan memeluk agama Islam.
Ketika Rasulullah Saw menyampaikan Islam kepada istri tercinta beliau, Sayyidah Khadijah berkata: “Aku beriman, aku meyakini kenabianmu, aku menerima agama Islam dan aku berserah diri.” (Bihar al-Anwar jilid 18). Sejak awal, Sayyidah Khadijah mampu mengenali kebenaran, menerimanya dengan sepenuh hati serta menyuarakannya dengan lantang.
Ketika Rasulullah dituduh pendusta oleh kaum musyrik dan munafik serta menerima penghinaan dari mereka, Allah Swt meringankan kesedihan dan kekhawatiran utusan-Nya itu melalui Khadijah. Keimanan dan dukungan sang istri membuat Rasulullah Saw optimis dengan masa depan dakwahnya.
Doktor Bint al-Shati' berkata, "Apakah ada istri lain selain Khadijah dengan kapasitas seperti ini; menerima seruan suaminya ketika keluar dari Gua Hira' dengan iman yang kuat, lapang dada, kelembutan, dan kasih sayang, tanpa sedikit pun meragukan kejujurannya dan yakin Tuhan tidak akan meninggalkannya sendirian. Apakah ada wanita lain selain Khadijah yang mampu dengan penuh keikhlasan menutup mata dari kehidupan mewah, harta yang berlimpah, dan kemapaman, untuk mendampingi suaminya dalam kondisi kehidupan yang paling sulit dan membantunya dalam berbagai tantangan demi merealisasikan tujuan yang ia yakini kebenarannya. Tentu saja tidak! Hanya Sayidah Khadijah yang demikian."
Sayidah Khadijah as, adalah wanita bijaksana yang lahir di kota Mekkah, 68 tahun sebelum Hijrah. Dari sisi nasab, kehormatan, status sosial dan keluarga, beliau memiliki posisi yang istimewa di antara kaum perempuan Jazirah Arab dan Quraish.
Dari sisi kesempurnaan, kepribadian dan kebijaksanaan, Sayyidah Khadijah as adalah yang paling utama di antara semua wanita di masa itu. Sejak usia belia, beliau adalah salah satu wanita tersohor di Hijaz dan Arab. Karena beliau adalah wanita pedagang pertama dan merupakan salah satu saudagar terkemuka di Hijaz.
Di samping berdagang, beliau juga sangat meningkatkan kepribadian dan nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya. Sayyidah Khadijah as, tidak mengejar keuntungan membabi-buta. Oleh karena itu, dalam berdagang beliau berusaha menjauhkan diri dari keuntungan tidak benar yang marak di masa itu seperti riba dan lain sebagainya.
Hal ini menjadi faktor pemikat kepercayaan dari banyak kelompok dan lapisan masyarakat serta meningkatkan keberhasilan dan keuntungan yang diperoleh Sayyidah Khadijah as, melalui perdagangan yang halal. Dalam sejarah disebutkan, “Ribuan onta berada di tangan pembantu dan pekerja Khadijah yang melintasi berbagai negeri seperti Mesir, Sham dan Habasyah untuk berdagang dan mengangkut barang dagangan.”
Selain dikenal sebagai seorang pengusaha besar dan sukses, Sayidah Khadijah juga dikenal sebagai sosok spiritual, lembut, suci, dermawan, serta memiliki pemikiran tinggi dan pandangan jauh ke depan. Bahkan di era Jahiliyah, di mana kesucian tidak berarti sama sekali, Sayidah Khadijah juga dikenal dengan nama Thahirah, karena kesuciannya.
Berbagai keutamaan tersebut disandingkan dengan status keluarga dan kekayaannya yang melimpah, membuat banyak pembesar Mekkah yang melamar beliau. Namun, Sayidah Khadijah as adalah wanita dengan pandangan dan kesadaran yang tinggi, hanya mencari keutamaan akhlak dan spiritual. Oleh karena itu, beliau menolak semua lamaran tersebut.
Akan tetapi ketika beliau mengenal seorang sosok terkenal menjaga amanat dan berhati bersih seperti Muhammad, Sayidah Khadijah sendiri yang melangkah maju dan mengajukan permintaan pernikahan.
Dalam pertemuannya dengan Nabi Muhammad Saw, Sayidah Khadijah berkata, “Wahai Muhammad! Aku mendapati dirimu sebagai sosok mulia, penjaga amanat dan seorang manusia di puncak kemurnian, kejujuran, kesucian dan kebenaran, di mana kau menjaga dirimu tetap suci dan tidak ada sedikit pun noda di pangkuanmu. Kau berakhlak baik, terpercaya dan jujur, kau tidak takut untuk berkata jujur dan kau tidak melepaskan nilai-nilai kemanusiaanmu di hadapan apapun. Karakter dan kepribadian muliamu ini telah sedemikian mempesonaku sehingga sekarang aku ingin mengemukakan permintaan pernikahan dan juga perkenalan denganmu. Jika kau menyetujui permintaanku, aku siap untuk melaksanakan acara pernikahan kapan pun waktu yang tepat.”
Selama hidup bersama Nabi Muhammad Saw, Sayidah Khadijah telah memberikan pengorbanan besar kepada beliau dan Islam. Dukungan finansial, mental dan emosional kepada Rasulullah Saw, keyakinan dan pembenaran atas kenabian beliau di saat orang-orang mendustakannya, serta pertolongan beliau kepada Nabi Saw dalam menghadapi orang-orang musrik adalah bagian dari pengorbanan besar beliau kepada Rasulullah Saw dan Islam.
Ketika Nabi Muhammad Saw menjalankan tugas beliau sebagai utusan Allah Saw untuk memberikan hidayah kepada umat manusia, orang-orang musyrik mengganggu dan memusuhi beliau. Di saat-saat seperti itu, istri yang mengerti dan penuh kasih sayang seperti Khadijah adalah penenang hati terbaik yang meredakan kesusahan tersebut.
Ibnu Ishaq, seorang sejarawan terkenal menulis, "Nabi tidak mendengar perkataan kaum yang menolak dan mendustakan, di mana menyebabkan kesedihan dan mengganggu pemikirannya, kecuali Allah Swt telah menghilangkan kesedihan itu melalui Khadijah. Khadijah telah meringankan dampak berat dari ucapan-ucapan kasar yang dilontarkan kepada Rasulullah Saw dan membenarkan beliau. Beliau juga menganggap tidak bernilai terhadap perilaku dan kelancangan orang-orang kepada Rasulullah Saw.
Hari kesepuluh dari bulan Ramadhan adalah hari terakhir bagi seorang perempuan yang selama bertahun-tahun senantiasa mengiringi langkah utusan terakhir Allah Swtitu. Nabi Muhammad Saw di hari semacam ini harus merelakan istri tercintanya untuk kembali kepada Yang Maha Kuasa. Sebuah peristiwa yang menyayat jiwa beliau setelah beberapa waktu sebelumnya harus kehilangan pamannya Abu Thalib.
Wafatnya Sayidah Khadijah begitu mempengaruhi beliau, sehingga tahun itu disebut sebagai "tahun kesedihan" (Am al-Huzn). Ketika Sayidah Khadijah as wafat, Nabi Muhammad Saw menangis. Nabi mengusap air matanya yang bercucuran dengan kedua tangannya ketika memakamkan isteri tercintanya itu. Pada waktu itu beliau berkata, "Tidak ada yang dapat menyamai Khadijah. Ketika semua mendustakanku, ia membenarkanku. Ia menjadi penolongku dalam mendakwahkan agama Allah Swt dan dengan hartanya, ia membantuku."
Salam untukmu Sayidah Khadijah, ibu seluruh kebaikan !
Salam atasmu wahai perempuan dermawan yang mengajarkan derma dan kebaikan tanpa pamrih !
Salam untumu wahai wanita agung yang mengorbankan seluruh dijawa dan raganya untuk tegaknya agama Islam !
Memperingati Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran
Tanggal 20 Farvardin 1385 HS yang bertepatan dengan 9 April 2006, Republik Islam Iran mengumumkan keberhasilannya menguasai teknologi pengayaan uranium untuk kepentingan damai. Keberhasilan itu didapat berkat kerja keras para ilmuan Iran.
Meski menghadapi keterbatasan sarana dan pra sarana akibat embargo negara-negara adi daya, mereka berhasil menyempurnakan proses pengayaan uranium dan membuat sendiri bahan bakar yang diperlukan instalasi-instalasi nuklir. Dengan demikian, Iran telah memastikan diri sebagai bagian dari negara-negara pemilik teknologi nuklir.
Tepat setahun kemudian, Iran mengumumkan berhasil memproduksi bahan bakar nuklir dalam skala industri. Keberhasilan ini dicapai di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional dan sesuai dengan aturan IAEA. Akan tetapi, negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat dengan standar gandanya menuntut Iran untuk menghentikan aktivitas nuklir ini. Di saat yang sama, negara-negara tersebut tidak pernah mempersoalkan rezim zionis Israel yang tidak tunduk kepada aturan IAEA dan menyimpan ratusan bom nuklir di gudang-gudang senjatanya.
Pada tanggal 20 Farvardin 1386, Iran menetapkan sebuah hari bersejarah baru dalam kalender nasional Republik Islam. Setiap tahunnya, hari itu diperingati sebagai simbol tekad bangsa Iran untuk kemajuan di bidang teknologi nuklir damai.
Pada hari itu, para ilmuwan nuklir Iran mencapai sebuah prestasi besar di bidang teknologi nuklir yang mencakup sentrifugal generasi terbaru. Alat ini kemudian dipasang di reaktor pengayaan uranium Natanz di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Dengan suksesnya pelaksanaan proyek ilmiah tersebut, teknologi nuklir Iran memasuki fase industrialisasi pengayaan uranium untuk kepentingan damai dan nama Iran secara resmi masuk dalam daftar negara-negara pemilik teknologi siklus nuklir.
Menyusul pematenan prestasi besar itu, Dewan Tinggi Revolusi Budaya Iran menetapkan momen bersejarah tersebut sebagai Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran. Dalam langkah-langkah berikutnya kesuksesan itu, Iran mulai memasang sentrifugal generasi baru di situs nuklir Natanz dan Fordow. Penguasaan teknologi nuklir oleh Iran meskipun adanya konspirasi dan bahkan teror terhadap ilmuwan nuklir menjadi sebuah prestasi gemilang menuju kemajuan sains dengan tekad dan perjuangan.
Proposal Presiden Hassan Rohani di bidang perlucutan senjata nuklir di Majelis Umum PBB dan langkah-langkah yang diambil Iran selama proses perundingan dengan Barat, adalah bukti bahwa Republik Islam menyerukan penghancuran senjata nuklir, dan pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Usulan Rohani tentang perlucutan senjata nuklir pada September 2013 mendapat pengesahan dalam sidang Majelis Umum PBB.
Usulan itu mencakup pelaksanaan segera pembicaraan untuk menyusun sebuah konvensi internasional komprehensif guna mencegah perolehan, produksi, proliferasi, penyimpanan, dan penggunaan senjata nuklir, mempersiapkan kondisi untuk penghancuran penuh senjata pemusnah massal, dan menyelenggarakan sebuah konferensi internasional pada tahun 2018 untuk membahas perlucutan senjata serta menetapkan setiap tanggal 26 September sebagai hari internasional pemusnahan senjata nuklir.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei juga berkali-kali menegaskan bahwa produksi dan penggunaan senjata nuklir haram hukumnya menurut syariat. Dalam sebuah pesan untuk konferensi internasional perlucutan senjata yang digelar di Tehran pada April 2010, Ayatullah Khamenei menegaskan larangan produksi dan penggunaan senjata kimia dalam sistem Republik Islam Iran.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Republik Islam Iran menganggap penggunaan senjata nuklir dan kimia serta senjata sejenisnya adalah sebuah dosa besar yang tidak termaafkan. Kami telah mencetuskan ide 'Timur Tengah sebagai zona bebas senjata nuklir' dan kami berkomitmen dengan itu." Sikap ini sudah ditetapkan sebagai dokumen resmi Badan Energi Atom Iran.
Iran bergabung dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada tahun 1958 dan pada tahun 1968, negara ini menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Berdasarkan pasal satu NPT, semua negara anggota dilarang memproduksi dan mengembangkan senjata nuklir serta menyimpannya.
Menurut pasal enam, NPT juga menuntut komitmen negara-negara nuklir untuk melanjutkan perundingan dengan itikad baik guna mencapai perlucutan senjata global. Namun negara-negara pemilik senjata nuklir bersikeras untuk mempertahankan arsenal nuklir mereka dan setiap tahunnya, mereka menghabiskan dana besar untuk produksi generasi baru senjata nuklir dan pemeliharaannya.
Meski demikian, Barat dengan mengadopsi standar ganda menekan Iran dengan berbagai sanksi yang disahkan melalui Dewan Keamanan PBB dan juga sanksi-sanksi sepihak. Sepanjang satu dekade lalu, rezim Zionis Israel melalui Komite Urusan Publik Israel-Amerika (AIPAC) juga berupaya untuk menghalangi pengakuan hak-hak nuklir Iran oleh dunia.
Iran dan kelompok 5+1 selama dua tahun berunding dan mencapai kesepakatan pada 15 Juni 2015 yang membuka jalan bagi tercapainya Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) di Wina. Berdasarkan Deklarasi Wina tersebut, tidak ada satu instalasi nuklir Iran yang dihentikan atau dibekukan aktivitasnya. Seluruh aktivitas instalasi nuklir Iran, termasuk Natanz dan Fordow tetap berlanjut.
Kerangka Aksi Bersama Komprehensif yang disepakati di Wina menjamin berlanjutnya program pengayaan uranium Iran di dalam negeri. Oleh karena itu, Republik Islam secara resmi diizinkan untuk memproduksi bahan bakar nuklir demi memenuhi kebutuhan reaktor nuklirnya.
Selain itu, instalasi nuklir Fordow akan menjadi pusat riset nuklir, dan seluruh infrastrukturnya tetap terjaga. Sebagian dari instalasi nuklir Fordow yang dikelola dengan menggandeng sejumlah negara anggota kelompok 5+1 akan menjadi pusat riset nuklir, yang memproduksi isotop permanen untuk memenuhi kebutuhan khusus di bidang industri, pertanian dan medis. Implementasi JCPOA dimulai pada pertengahan Januari 2016.
Bangsa Iran telah membuktikan kepada dunia bahwa sanksi dan tekanan tidak akan menghalangi mereka untuk mengukir prestasi besar di semua bidang. Bangsa ini telah membulatkan tekad untuk melawan ketidakadilan di dunia dan arogansi kubu Barat. Penetapan Hari Nasional Teknologi Nuklir juga prestasi lain bangsa Iran dalam melawan tekanan Barat. Semua prestasi ilmiah bangsa Iran membuktikan bahwa mereka tidak mengenal kata menyerah untuk menduduki puncak kemajuan sains dan teknologi.
Meskipun menghadapi konspirasi masif Barat, tapi teknologi nuklir di Iran telah menjadi salah satu kebanggaan ilmiah bangsa ini. Pada masa sekarang, Iran berhasil memproduksi berbagai jenis radio medicine di pusat-pusat riset medis dan nuklir berhasil memenuhi sekitar 90 hingga 95 persen dari kebutuhannya untuk para pasien berkebutuhan khusus.
Rudal Cruise Hoveyzeh; Serangan Darat Presisi Khusus
Bidang rudal Iran memiliki pertumbuhan khusus dan merupakan salah satu komponen penting untuk menciptakan keamanan yang berkelanjutan di negara itu. Di bidang rudal, industri pertahanan Iran telah mencapai produk buatan sendiri sepenuhnya dengan teknologi terbaru.
Di bidang produksi rudal besar, dua jenis rudal yaitu rudal balistik dan rudal jelajah, dibuat di industri pertahanan negara kita. Rudal jelajah adalah jenis peluru kendali; Bahkan, sebuah kendaraan udara tak berawak yang jalurnya dapat diubah dan dipandu hingga mencapai target. Presisi dan penghindaran radar adalah fitur penting dari rudal jelajah buatan Iran. Sebagian besar sistem jelajah menggunakan mesin jet, sedangkan rudal balistik menggunakan mesin roket.
Rudal jelajah digunakan dalam berbagai jenis operasi militer karena karakteristik khusus mereka. Biaya yang relatif rendah, kemampuan penerbangan dan pergerakan yang lebih lama, penghindaran radar, dan kesulitan dalam deteksi juga merupakan fitur dari rudal jelajah. Rudal-rudal ini bergerak menuju target dalam penerbangan berkecepatan tinggi di ketinggian rendah, membuat mereka seringkali sulit dideteksi.
Di bidang rudal jelajah, rudal jelajah menyerang target darat dengan cepat menjadi salah satu senjata utama, terutama di tentara utama dunia. Rudal Iran sering menggunakan beberapa panduan, kemungkinan besar, TERCOM dan DSMAC adalah keluarga yang sama yang membantu menavigasi dan menemukan rute yang tepat berdasarkan pencocokan gambar (udara dan satelit) dari rute dengan komputer di dalam rudal. Sistem navigasi umumnya digunakan di sebagian besar rudal jelajah darat di dunia.
Jenis panduan ini dibentuk berdasarkan peta medan, dan misil bergerak di sepanjang rute berdasarkan informasi yang dimasukkan ke komputer atau komputer penerbangan, dan dengan berbagai alat, mengoreksi jalur pergerakannya dan meningkatkan akurasinya.
Industri pertahanan Iran telah mampu memproduksi berbagai jenis rudal jelajah dengan menggunakan pengetahuan ahli dalam negeri dan ilmu pengetahuan modern. Selain rudal jelajah seperti Noor, Qadir, Qader, dan Nasr, jenis kapal jelajah lainnya yaitu rudal jelajah darat telah dibangun di industri pertahanan dengan jangkauan minimal 700 km.
Abu Mahdi, Hoveyzeh, Soomar, dan Ya Ali (as) adalah tiga rudal jelajah terkemuka di bidang ini. Rudal jelajah "Soomar", "Hoveyzeh" (dengan jangkauan 1350 km), dan "Meshkat" (dengan jangkauan 2000 km) termasuk di antara rudal jelajah darat Iran. Rudal jelajah Hoveyzeh harus dianggap sebagai pencapaian terbaru di bidang ini yang diresmikan pada 2 Februari 2019, pada malam peringatan 40 tahun kemenangan Revolusi Islam Iran di hadapan Brigadir Jenderal Hatami, Menteri Luar Negeri saat itu. Pertahanan, dan Brigadir Jenderal Ali Hajizadeh, Komandan Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), pada pameran "Pencapaian Pertahanan dan Konstruksi" yang disebut "Otoritas 40".
Kementerian Pertahanan menganggap produksi rudal jelajah Hoveyzeh sebagai langkah efektif dalam meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata dan daya tangkal negara dan telah mengumumkan bahwa rudal ini adalah "lengan panjang" Republik Islam Iran di masa depan. bidang pertahanan rudal jelajah. Brigadir Jenderal Amir Hatami mengatakan pada upacara pembukaan bahwa rudal jelajah jarak jauh keluarga Soomar yang disebut "Hoveyzeh" adalah rudal untuk melengkapi rantai pertahanan Iran dan membuatnya sekuat mungkin.
Brigjen Amir Hatami dan Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh
Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Komandan Pasukan Dirgantara IRGC, juga menyebutkan bahwa kami telah bekerja di bidang rudal jelajah selama beberapa tahun dan mengatakan bahwa kami memiliki kendala besar di bidang mesin jet dan propulsi, yang untungnya telah telah dihapus dalam beberapa tahun terakhir dan produk telah dibangun. Secara alami, kita akan melihat rudal jenis ini, baik pantai ke laut, udara je darat, atau darat ke darat cruise. Rudal jelajah, seperti rudal Hoveyzeh, beratnya kurang dari rudal balistik dan mudah diangkut. Selain itu, penggunaan misil ini untuk melawan musuh tidak mudah dicegat karena bergerak di dekat tanah.
Rudal Hoveyzeh adalah rudal jelajah jarak jauh yang dikembangkan oleh para ahli di Kementerian Pertahanan dan Industri Dirgantara Dukungan Angkatan Bersenjata. Rudal Hoveyzeh adalah rudal jelajah darat dengan kemampuan penghindaran radar dari keluarga rudal Soomar. Rudal ini mampu menghancurkan berbagai target karena kemampuan taktisnya yang tinggi. Rudal Hoveyzeh memiliki kemampuan "persiapan dan respons cepat, ketinggian penerbangan rendah, akurasi navigasi tinggi dan mengenai target dan daya destruktif tinggi" dan digunakan terhadap target darat tetap.
Rudal siluman diserahkan kepada IRGC Aerospace Force setelah uji coba yang berhasil pada jarak 1.200 km. Rudal itu memiliki jangkauan sekitar 1350 km, yang dapat dengan mudah menyerang target Iran di kawasan itu, termasuk pangkalan regional AS. Panjang rudal Hoveyzeh adalah sekitar 6 meter, dan beratnya lebih dari satu ton, yang dalam hal ini menyerupai rudal Hoveyzeh dengan rudal Soomar, namun, pertimbangan yang cermat dari jangkauan rudal ini menunjukkan bahwa karakteristik ini telah meningkat sebesar sekitar 600 km di rudal Hoveyzeh dibandingkan dengan rudal Soomar.
Peningkatan jangkauan ini hanya dapat dikaitkan dengan perolehan pengetahuan baru Iran di bidang konstruksi rudal jelajah, yang berarti menggabungkan pengetahuan spesialis pertahanan dengan perusahaan berbasis pengetahuan. Ini telah memungkinkan kekuatan dan inovasi untuk membantu industri pertahanan agar Iran tetap up to date di bidang ini serta bidang lainnya. Keakuratan mengenai sasaran rudal Hoveyzeh diperkirakan 1 meter.
Situs web Debka File rezim Zionis Israel, yang menganalisis masalah militer dan keamanan, menerbitkan berita peluncuran rudal Hoveyzeh dengan tajuk "Baik Israel maupun Amerika Serikat tidak dapat melawan rudal jelajah baru Iran", dan mengaitkan pembukaan dan pengujian Rudal ini dalam menjawab uji coba rudal "Arrow 3" buatan Amerika Serikat dan Israel, yang diresmikan pada 22 Januari 2019.
Produksi Berbasis Pengetahuan dan Penciptaan Lapangan Kerja
Masyarakat Ideal di Masa Imam Mahdi af
Manusia secara naluri mempunyai kecenderungan pada kesempurnaan seperti mencari keadilan, kebenaran dan kebaikan. Dengan adanya kecenderungan tersebut, manusia dalam sepanjang sejarah berusaha merealisasikan kebenaran, keadilan dan nilai-nilai akhlak.
Para nabi dan wali merupakan penggagas dan pendahulu misi-misi suci tersebut. Upaya dan perjuangan mereka semenjak awal berupaya memberikan petunjuk kepada manusia ke arah kebaikan dan keadilan hingga dunia ini terlepas dari kezaliman dan arogansi.
Meski para nabi berupaya menyebarkan kepercayaan kepada Allah Swt dan keadilan, namun sejarah membuktikan bahwa upaya itu tidak memberikan hasil yang sempurna dan komprehensif. Sebab, ada sejumlah pihak yang menjadi kendala bagi misi para nabi.
Karena itulah realiasi keadilan secara merata dan perlawanan terhadap segala kezaliman dan penindasan dihadapkan pada kendala serius dan jauh dari harapan setiap manusia. Untuk itu, penantian pada kemunculan juru penyelamat yang akan merealisasikan tujuan-tujuan agung tersebut, merupakan sisi persamaan yang dimiliki oleh semua agama.
Islam yang merupakan agama terakhir dan paling sempurna, menjelaskan struktur masyarakat ideal bagi seluruh umat manusia. Menurut pandangan Islam, seorang keturunan dari Rasulullah Saw akan muncul di muka bumi pada akhir zaman. Sosok inilah yang akan memerangi kebatilan dan ketidakadilan di dunia serta merealisasikan masyarakat ideal.
Pemerintah global Islam yang dipimpin oleh Imam Mahdi af mempunyai kriteria-kriteria khusus yang tidak dimiliki sistem lainnya. Pemerintah Imam Mahdi as akan muncul berdasarkan ajaran-ajaran wahyu dan norma ilahi. Adapun nilai-nilai materi yang dibangun berdasarkan individualisme dan materialisme disingkirkan dari pemerintahan Imam Mahdi as.
Aliran-aliran materialis berkeyakinan bahwa peradaban dan pemerintah tidak memperdulikan nilai-nilai spiritual dan agama. Sebaliknya, Islam dengan ajaran-ajarannya yang jelas, memaparkan berbagai tauladan di tengah masyarakat. Menurut pandangan agama suci ini, undang-undang, keadilan, kemuliaan, interaksi sosial dan ekonomi berlandaskan pada ketauhidan dan tercerminkan dalam keindahan. Dalam sistem manajemen Islam, perluasan keadilan dan perlawanan terhadap diskriminasi menjadi prioritas utama agama ini.
Allah Swt dalam surat an-Nahl ayat 90 berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Ayat tersebut menggambarkan pondasi-pondasi penting sosial seperti keadilan dan kemuliaan dengan arti sebenarnya yang akan terealisasi dalam pemerintahan Imam Mahdi af. Dalam pemerintahan Imam Mahdi as digambarkan bahwa persahabatan, saling tolong-menolong dan kemuliaan sangat kokoh, bahkan setiap individu di tengah masyarakat berperilaku bak sebuah keluarga.
Akan tetapi sangat disayangkan, masyarakat saat ini dihadapkan pada hubungan sosial tidak sehat dan destruktif yang bertumpu pada kekhawatiran dan ketidakpercayaan antarmanusia. Kefasadan sosial hingga ketidakamanan di dalam keluarga menunjukkan bahwa peradaban dunia saat ini telah gagal membangun spirit manusia dalam merealisasikan ketenangan diri.
Realita tersebut menggambarkan bahwa hubungan sosial manusia tidak dapat terwujud tanpa landasan spritual. Sederet problema di dunia semakin mencerminkan pentingnya kehadiran sosok juru selamat yang menyelamatkan dunia dari berbagai tekanan.
Imam Shadiq as berkata, "Di akhir zaman, kemuliaan-kemuliaan akhlak dan nilai kemanusiaan akan menjadi landasan pemerintah global Islam." Imam Bagir as berkata, "Saat Imam Mahdi af muncul, hanya persahabatan, persatuan dan kerja sama yang mengemuka." Dalam pemerintahan Imam Mahdi as, kekhawatiran dan ketidakpercayaan antarmanusia akan pudar, sedangkan kepercayaan dan keamanan semakin kokoh.
Lebih dari itu, radikalisme dan kebejatan moral terus berkurang, dan hukum pun berlaku. Orang-orang kaya juga tidak menzalimi kelompok lemah. Di pemerintahan Imam Mahdi as juga digambarkan bahwa setiap orang saling menghormati serta saling memberi nasehat dan jalan keluar. Disebutkan pula, harta, nyawa dan harga diri berada dalam kondisi aman. Semua manusia juga merasa tenang dan nyaman. Itulah gambaran ideal pemerintah Imam Mahdi as.
Di antara kriteria lain pemerintah Imam Mahdi af adalah memperhatikan kedewasaan akal dan perluasan ilmu. Dalam ajaran Islam, akal dan pemikiran mempunyai tempat yang luar biasa. Pada prinsipnya, agama tidak dapat dipahami dengan baik tanpa peran akal. Dengan ungkapan lain, manusia melalui daya pikirnya, mengenal esensi agama.
Akal merupakan petunjuk manusia ke arah perbuatan baik dan memperingatkan hal-hal yang berbahaya. Untuk itu, al-Quran sangat menganjurkan setiap manusia supaya berpikir dan merenung. Dalam pemerintah Imam Mahdi as, akal berada di samping penyembahan kepada Allah Swt, akhlak dan takwa. Akal yang sehat merupakan petunjuk kebaikan dan norma-norma.
Hal yang tak dapat dipungkiri, sains dan teknologi yang merupakan hasil inovasi akal manusia tidak akan dihadapkan pada bencana bagi manusia bila dibarengi dengan akal yang sehat. Dalam pemerintahan Imam Mahdi as, kepintaran manusia yang berada dalam hidayah ilahi, dapat mencapai pada kesempurnaan.
Dalam kalimat mutiara Imam Shadiq as disebutkan, ilmu mempunyai 27 pintu. Sebelum kemunculan Imam Mahdi as, manusia dapat membuka dua ilmu. Saat Imam Mahdi as muncul, 25 pintu lainnya akan terbuka.
Salah satu fenomena yang akan mengemuka saat Imam Mahdi af muncul adalah perkembangan ilmu berkali-lipat yang dibarengi dengan kesempurnaan spiritual, sehingga teknologi dan kemajuan tidak berada di tangan orang-orang yang tidak berhak. Kedewasaan akal yang dibarengi dengan pendidikan akhlak, akan membentuk masyarakat yang ideal.
Berbagai hadis dan riwayat menyebutkan bahwa masyarakat ideal di masa Imam Mahdi af menjadi sarana kedewasaan dan kesejahteraan materi. Tak diragukan lagi, ketika hubungan antarmanusia berlandaskan pada keadilan dan kemuliaan, berbagai kenikmatan dan anugerah ilahi akan melimpah di tengah masyarakat dan berbagai problema sosial dan ekonomi akan pudar. Dalam kondisi seperti ini, sumber daya alam begitu melimpah, dan manusiapun mampu mengoptimalkannya dengan baik.
Rasulullah Saw bersabda, "Di masa ummatku, akan bangkit Imam Mahdi af. Saat itu, masyarakat akan mendapatkan kenikmatan yang tidak pernah didapatkan pada masa sebelumnya. Alampun tidak menyembunyikan kekayaannya." Sesuatu yang akan terjadi di masyarakat Imam Mahdi af merupakan janji Allah Swt yang disebutkan berulangkali dalam al-Quran.
Dalam al-Quran dijanjikan bahwa setiap manusia yang beriman baik laki maupun perempuan, ketika melakukan amal saleh, maka Allah Swt akan mempersembahkan kehidupan bahagia dan layak. Dalam pemerintah Imam Mahdi as, kita akan menyaksikan kehidupan yang sehat. Ketidakamanan dan ketidaktenangan di dunia ini berubah menjadi kehidupan yang nyaman dan tenang. Membayangkan masa kemunculan Imam Mahdi dan pemerintahannya saja dapat menenteramkan hati manusia.
Belajar Menjadi Hamba Tuhan Sejati dari Imam Sajjad as
Hari masih gelap dan matahari belum menunjukkan sinarnya pada 5 Sya'ban tahun itu, bulan yang penuh kebaikan dan diberkahi, namun para malaikat langit sudah turun dan menyelimuti kota Madinah dengan sayap-sayapnya.
Shaharbanu mendekap seorang anak dalam pelukannya. Seorang anak yang lahir dari keturunan suci Rasulullah Saw yang kelak akan menjadi pewaris risalah agung yaitu Imamah dan Wilayah.
Tak syak ia adalah putra Hussein bin Ali bin Abi Thalib, dan hari ini menjadi hari penuh berkah, karena Hujatullah, Imam Ali bin Hussein bin Abi Thalib terlahir ke dunia.
Sebutan Imam Sajjad, karena tekun beribadah dan bersujud kepada Allah Swt. Selain dekat dengan Tuhan, Imam Sajjad juga dikenal sebagai orang yang sangat dermawan, penyantun terutama kepada orang miskin, anak yatim dan orang-orang tertindas.
Manusia mulia ini juga dikenal dengan doa-doanya yang memiliki ketinggian bahasa yang menjulang dan kedalaman makna yang menghunjam. Beliau menjalani malam dengan doa dan ibadah kepada sang maha Pencipta. Tentang ini, Imam Baqir as, putra Imam Sajjad berkata, "Ketika semua orang di rumah tertidur di awal malam, ayahku, Imam Sajjad bangun mengambil wudhu dan shalat dua rakaat. Kemudian beliau mengambil bahan makanan dalam karung dan memanggulnya sendirian menuju daerah orang-orang miskin dan membagikan makanan kepada mereka. Tidak ada seorangpun yang mengenalnya. Setiap malam orang-orang miskin menunggu beliau di depan rumah mereka untuk menerima jatah makanannya. Tapak hitam dipunggung ayahku merupakan bukti bahwa beliau memanggul sendiri makanan yang dibagikan kepada orang miskin."
Imam Sajjad dengan tanpa pamrih dan hanya mengharap keridhaan Allah dalam berbuat baik terhadap orang lain. Ketika bersama rombongan bergerak menuju Mekah untuk menjalankan ibadah haji, beliau meminta supaya pengurus rombongan tidak memperkenalkan identitas dirinya kepada yang lain. Dengan cara ini rombongan lain tidak mengenalinya, dan beliau bisa leluasa melayani keperluan mereka yang hendak berangkat untuk menunaikan ibadah haji.
Dalam sebuah perjalanan seseorang mengenalinya dan berkata, "Apakah kalian tahu siapa pemuda ini " Ia tidak lain adalah Ali bin Husein. Rombongan itu berlari mendekati Imam Sajjad dan memberi hormat serta memohon maaf karena tidak mengenalinya. Imam berkata, "Suatu hari saya berangkat bersama rombongan haji dan anggota rombongan mengenalnya dan menghormatiku, sebagaimana mereka menghormati Rasulullah. Akhirnya merekalah yang melayani keperluanku bukan sebaliknya. Padahal saya ingin melayani keperluan mereka. Inilah alasan saya tidak ingin dikenali oleh mereka."
Imam Sajjad dalam berbagai riwayat lain menjelaskan bahwa orang yang membantu orang lain akan mendapat ganjaran pahala akhirat, ampunan dosa, kedudukan yang tinggi di surga serta pahala lainnya. Beliau berkata, "Tuhanku, semoga shalawat tercurah atas Muhammad dan keluarganya.., anugerahilah tanganku ini agar bisa berbuat baik kepada orang lain, dan jangan rusakkan kebaikan itu dengan riya dalam diriku."
Imam Sajjad bahkan dalam doanyapun memberikan contoh bagaimana mengabdi dan melayani kebutuhan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Imam Zainal Abidin kepada putranya berkata, "Barang siapa yang meminta tolong padamu untuk melakukan suatu pekerjaan baik, maka lakukanlah. Jika kamu ahlinya maka lakukan dengan sebaik-baiknya, Jika bukan engkau telah berbuat baik."
Imam Ali Zainal Abidin sangat menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian terhadap masyarakat bukan diukur dari seberapa besar pekerjaan itu, tapi kualitas layanan dan ketulusan niatlah yang menjadi ukuran dari bernilai atau tidaknya pekerjaan itu. Selain itu, pengabdian juga menumbuhkan sebuah ketenangan spiritual bagi seseorang yang bisa berbuat kebaikan bagi orang lain. Terkait hal ini Imam Sajjad berkata, "Sikap bersahabat dan bersaudara seorang mukmin kepada saudara mukmin lainnya adalah ibadah." Di bagian lain, Imam Sajjad mengingatkan nilai spiritual berbuat baik kepada orang lain dengan mengatakan, "Allah akan menggembirakan orang yang telah menggembirakan saudaramu."
Dalam seluruh penjelasan bernilainya, Imam Sajjad sangat menekankan perhatian kepada Allah Swt. Di salah satu doa pertama Sahifah Sajjadiyah, Imam Sajjad bermunajat, segala puji bagi Allah Swt, Dialah awal yang tanpa permulaan dan akhir yang tak berujung.
Dia yang tidak bisa dijangkau oleh pandangan dan pemikiran gagal menjelaskan. Ia menciptakan makhluk dengan kekuasaan-Nya dan atas kehendak-Nya Ia memberikan wujud kepada mereka.
Lalu Ia menuntun mereka ke jalan yang dikehendaki-Nya dan mengarahkan mereka ke jalan cinta-Nya. Segala puji bagi Allah Swt, Dia yang mengenalkan sendiri diri-Nya kepada kita dan mengajarkan cara memuji-Nya kepada kita, dan membuka pintu-pintu ilmu ketuhanan-Nya kepada kita, dan membimbing kita kepada keikhlasan dalam tauhid-Nya dan mencegah kita dari keraguan dan ketidakpercayaan.
Imam Sajjad as pejuang besar di jalan Allah Swt sekaligus hiasan para hamba Tuhan. Sujud panjang Imam Sajjad as memiliki daya tarik besar bagi setiap manusia dan membawa mereka kepada Tuhan dan mendorongnya kepada penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as melewati hari-harinya dengan berpuasa dan memakan roti yang keras ketika berbuka. Doa dan zikir-zikir yang ia panjatkan mengandung banyak pelajaran dan nilai-nilai akhlak, dan nilai-nilai ini ia ajarkan kepada masyarakat di sepanjang hidupnya.
Mengenai ketakwaannya, Imam Jakfar Shadiq as berkata, “Ali bin Husein tidak pernah makan satu suap pun dari barang haram selama hidupnya dan tidak pernah melangkah satu langkah pun ke arah perkara haram, tidak pernah berkata selain kebenaran walaupun satu kata dan tidak pernah melakukan sebuah pekerjaan untuk selain Allah Swt.”
Imam Sajjad memanfaatkan media doa untuk menjelaskan sebagian dari akidahnya dan kembali membangunkan masyarakat agar mereka perhatian pada masalah makrifat, ibadah, dan penghambaan. Dalam situasi seperti ini, Imam Sajjad fokus pada masalah ibadah dan salah satu pengaruh sosial terpenting adalah terciptanya hubungan masyarakat dengan Allah Swt lewat doa.
Hubungan kontinyu dengan Tuhan dan munajat kepada-Nya akan membuka ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia. Jelas bahwa dimensi spiritual ini muncul dari kebutuhan fitrah manusia kepada Allah Swt. Kegiatan ibadah ini akan mempengaruhi kehidupan manusia dan membawa manfaat bagi mereka. Orang-orang yang sujud dan ruku' di hadapan keagungan Tuhan, mereka akan memperoleh kemuliaan jiwa dan terhormat.
Imam Khomeini terkait ibadah Imam Sajjad as berkata, apakah kalian berpikir bahwa tangisan para Imam Maksum dan tangisan Imam Sajjad as adalah untuk pendidikan dan mereka ingin mengajar orang lain? Mereka menangis karena takut akan Tuhan dengan segala spritualitas dan kebesaran mereka; Dan mereka tahu betapa sulit dan berbahayanya jalan ke depan. Mereka tahu tentang kesulitan dan ketidakrataan melintasi jalan, satu sisi adalah dunia dan sisi lain adalah akhirat dan melewati neraka; Mereka sadar akan alam barzakh, api penyucian, kebangkitan, dan konsekuensinya yang mengerikan; Oleh karena itu, mereka tidak pernah istirahat dan selalu mencari perlindungan kepada Allah dari azab keras di akhirat.