کمالوندی

کمالوندی

 

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat bertemu dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon beserta rombongan mengisyaratkan titik kesamaan mendalam sejarah, agama, budaya dan bahasa kedua negara.

Di pertemuan tersebut Rahbar menyebut Iran dan Tajikistan sebagai dua negara bersaudara.

Ayatullah Khamenei Senin (30/5/2022) di pertemuan tersebut menekankan bahwa salah satu bidang kerja sama dan konsensus antara Iran dan Tajikistan adalah isu-isu regional khususnya kondisi Afghanistan. "Iran dan Tajikistan memiilki kekhawatiran bersama terkait Afghanistan. Dan kedua negara kehawatir atas maraknya terorisme dan pertumbuhan kelompok Takfiri di negara ini, dan kami yakin bahwa tuan-tuan yang saat ini duduk di kekuasaan Afghanistan harus mampu memanfaatkan semuah etnis dan kelompok melalui sebuah pemerintahan komprehensif dan inklusif," papar Rahbar.

Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon di pertemuan ini seraya mengaku puas atas kunjungannya ke Tehran dan pertemuan dengan Rahbar menyebut kekhwatiran keamanan khususnya terkait Afgahnistan dan maraknya terorisme sebagai isu penting kedua negara. "Kami menghendaki perdamaian dan stabilitas serta pemerintahan di Afghanistan yang melibatkan seluruh etnis, dan berharap kekhawatiran ini dapat dihapus melalui peningkatan kerja sama keamanan Iran dan Tajikistan," papar Emomali Rahmon.

Opium di Afghanistan
Saat ini Asia Tengah masih menghadapi tantangan serius akibat aktivitas teroris. Iran dan Tajikistan juga menghadapi ancaman bersama di bidang keamanan seperti penyelundupan obat-obatan terlarang, terorisme dan radikalisme. Kedua negara sebelumnya berulang kali mengungkapkan kekhawatiran nyatanya terkait Daesh (ISIS) mendapat kekuatan di Afghanistan.

Milisi Taliban senantiasa menekankan memiliki kemampuan menjamin keamanan dan menghadapi kendala keamanan, dan Daesh menurut mereka bukan ancaman besar. Sementara hanya dua pekan terakhir bulan Ramadhan, tercatat 700 orang tewas atau terluka di Afghanistan yang mayoritasnya Daesh mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Perbatasan utara Afghanistan dengan Tajikistan adalah wilayah yang terjadi banyak konflik dan dapat memicu instabilitas lebih besar di kawasan. Pejabat Tajikistan baru-baru ini menyatakan bahwa empat roket rakitan ditembakkan dari distrik Khwaja Ghar, negara bagian Takhar ke arah Afghanistan dan Daesh mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Ancaman serius lainnya di kawasan Asia Tengah adalah narkotika dan obat-obatan terlarang yang dihadapi pemerintah kawasan termasuk Iran dan Tajikistan. Produksi dan penyelundupan narkotika termasuk sumber utama finansial kelompok teroris. Oleh karena itu, peningkatan produksi narkotika di Afghanistan penyelundupannya ke Eropa dan Amerika merupakan ancaman serius bagi Iran dan Tajikistan yang memiliki perbatasan panjang dengan Afghanistan.

Dengan demikian, instabilitas keamanan akibat aktivitas Daesh dan seluruh kelompok teroris di wilayah Afghanistan akibat kebijakan tak bertanggung jawab Amerika di negara tersebut, serta relokasi teroris Daesh dari Irak dan Suriah ke Afghanistan membutuhkan perhatian serius .

Di dialog keempat keamanan regional yang digelar 27 Mei di Dushanbe, ibu kota Tajikistan dengan dihadiri Iran, Rusia, India, Cina, Uzbekistan, Kazakhstan dan Kirgizstan juga ditekankan pembentukan pemerintahan inklusif, dan kesediaan Taliban sebagai penguasan Afghanistan saat ini untuk mencegah aktivitas kelompok teroris dan ancaman keamanan terhadap negara-negara tetangga serta memerangi penyelundupan narkotika.

Dalam perspektif Rapublik Islam Iran, pengembangan dan penguatan kerja sama bilateral dan regional terkait perang kontra terorisme termasuk di Afghanistan sebuah urgensi. Seperti yang ditekankan Rahbar, masalah ini merupakan salah satu bidang kerja sama Iran dan Tajikistan yang keduanya memilki kekhawatiran bersama terkait hal tersebut. 

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menegaskan urgensi memperhatikan kekuatan dan kapasitas dalam negeri dan menilainya sebagai senjata untuk melumpuhkan sanksi.

Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, dan delegasi negara ini hari Senin (30/5/2022) menyinggung kesamaan sejarah, agama, budaya dan bahasa yang mendalam antara Iran dan Tajikistan, dan menyerukan peningkatan persaudaraan dan persahabatan antara kedua negara.

Ayatullah Khamenei menjelaskan keberadaan iklim Iran yang beragam, tanah dataran yang luas, kemajuan sains, teknologi dan industri, dan perusahaan berbasis pengetahuan di Iran, serta air yang melimpah dan tambang yang luas di Tajikistan, sebagai potensi yang baik untuk mempromosikan peningkatan kerja sama demi kemajuan kedua negara di berbagai bidang. 

"Meskipun menghadapi sanksi, Republik Islam Iran meraih kemajuan yang baik di berbagai bidang. Jika sanksi tidak ada, maka kemajuan ini mungkin tidak akan terwujud, sebab sanksi bisa mengoptimalkan kekuatan dalam negeri," ujar Ayatullah Khamenei.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai kapasitas teknis, rekayasa, industri dan sains di Iran sangat potensial dan penting untuk membantu kemajuan Tajikistan dan menambahkan, "Untuk menggunakan kapasitas ini secara serius harus dilakukan perluasan kerja sama dengan pembentukan komisi bersama untuk menjalankan secara serius semua dokumen yang ditandatangani pada tahap operasional,".

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan ini juga menekankan bahwa salah satu bidang kerja sama dan konsensus antara Iran dan Tajikistan mengenai masalah regional, terutama situasi di Afghanistan.

"Iran dan Tajikistan memiliki perhatian yang sama tentang Afghanistan, dan kedua negara prihatin tentang penyebaran terorisme dan pertumbuhan kelompok takfiri di negara itu. Tapi kami percaya bahwa orang-orang yang sekarang berkuasa di Afghanistan saat ini harus bisa mengakomodasi semua kelompok untuk membentuk pemerintahan komprehensif," papar Rahbar. 

Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menyinggung kunjungan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran baru-baru ini ke Tajikistan dan pembukaan pabrik UAV, dan menilai kerja sama semacam itu sangat penting. 

"UAV adalah faktor penting dalam keamanan negara-negara saat ini," tegas Ayatullah Khamenei.

Sementara itu, Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon dalam pertemuan ini menyampaikan kepuasannya atas kehadirannya di Tehran dan pertemuan dengan Pemimpin besar Revolusi Islam, dan presiden Iran.

"Pembicaraan baik telah dilakukan di berbagai bidang, termasuk perdagangan, hubungan ekonomi dan industri, dan lainnya. Sesuai dengan dokumen yang ditandatangani, dengan bimbingan Anda, hubungan kedua negara akan semakin berkembang," kata Presiden Tajikistan kepada Rahbar.

Menyikapi kekhawatiran keamanan, terutama tentang Afghanistan dan penyebaran terorisme, sebagai masalah penting antara kedua negara, Emomali Rahmon menambahkan,"Kami menginginkan perdamaian dan stabilitas serta pembentukan pemerintahan yang melibatkan semua etnis di Afghanistan, dan kami berharap dengan peningkatan kerja sama keamanan antara Iran dan Tajikistan, berbagai kekhawatiran bisa diatasi."

 

Setelah Menteri Luar Negeri Taiwan melemparkan tuduhan terkait Cina dalam wawancara dengan surat kabar Rezim Zionis Israel, seorang diplomat Cina memperingatkan jika wawancara itu tidak dihapus, level hubungan Beijing-Tel Aviv akan turun.

Dikutip situs Arab48, Selasa (31/5/2022), diplomat Cina di Tel Aviv berbicara kepada Redaktur Jerusalem Post, dan memintanya menghapus wawancara Menlu Taiwan dengan surat kabar itu.
 
Pada saat yang sama, diplomat Cina memperingatkan jika wawancara tersebut tidak dihapus, maka level hubungan Beijing dan Tel Aviv akan turun.
 
Redaktur Jerusalem Post di akun Twitternya menulis, "Saya menerima telepon dari Kedutaan Besar Cina di Israel. Jelas bahwa saya harus menghapus laporan ini, atau mereka akan memutus hubungan dengan surat kabar ini, dan menurunkan level hubungan dengan Israel. Tidak perlu saya katakan bahwa laporan ini tidak akan dihapus."
 
Menlu Taiwan dalam wawancara dengan surat kabar Jerusalem Post melemparkan sejumlah tuduhan terhadap Cina, dan menyebut Beijing sebagai "tirani".
 
Sebelumnya Dinas Intelijen Internal Israel, Shin Bet menuduh Kedubes Israel berusaha melakukan aksi spionase terhadap kementerian-kementerian rezim ini. 

 

Pangkalan militer Amerika Serikat di ladang minyak Al Omar, di timur Suriah, digempur sedikitnya 12 unit roket.

Beberapa sumber media berbahasa Arab, Minggu (29/5/2022) dinihari mengabarkan terdengarnya suara ledakan hebat di ladang minyak Al Omar, Suriah.
 
Ladang minyak Al Omar terletak di timur Suriah, dekat perbatasan Irak, lokasi berkumpulnya pasukan AS, dan merupakan pangkalan pasukan penjajah.
 
Akun media sosial Sabereen News melaporkan, pangkalan militer AS di ladang minyak Al Omar diserang sedikitnya 12 roket.
 
Minggu lalu, kantor berita Suriah, SANA juga mengabarkan serangan roket ke pangkalan militer AS, di wilayah Al Shaddadi, di Rif Selatan, Provinsi Al Hasakah. 
 
Sejak lama pasukan AS menduduki wilayah-wilayah kaya minyak Suriah, dengan dalih menumpas kelompok teroris Daesh, dan mantan Presiden AS Donald Trump terang-terangan mengatakan kehadiran pasukan AS di Suriah karena sumur-sumur minyak negara ini. 

 

Surat kabar Rezim Zionis Israel menyoroti krisis politik di tubuh kabinet Zionis, dan mengakui bahwa Hamas punya kekuatan untuk mendiktekan kemauannya pada Tel Aviv.

Yedioth Ahronoth, Minggu (29/5/2022) mengakui bahwa pemerintah Rezim Zionis sedang berhadapan dengan sebuah masalah nyata, dan dihadapkan pada dua pilihan, memilih sebuah pemikiran rasional untuk mengubah jalur Pawai Bendera, atau perang di seluruh kawasan.
 
"Perubahan jalur Pawai Bendera berarti menyerah di hadapan syarat Hamas, sama dengan sebuah bahaya strategis, pasalnya jika Hamas berhasil pada masalah ini, maka akan muncul syarat-syarat berikutnya yang mungkin saja akan memaksa Israel mencabut benderanya dari Knesset," tulis Yedioth Ahronoth.
 
Koran Israel itu menambahkan, "Selama setahun terakhir, terjadi sejumlah perubahan serius yang menunjukan peningkatan kebangkitan nasional di Al Quds, dan warga Palestina yang merasa bahwa Hamas mendukung mereka."
 
"Menuntaskan masalah bukan aib, tapi Hamas tidak ingin menuntaskan masalah, mereka berusaha mendiktekan syarat dan tuntutannya kepada Israel. Jika Israel mematuhinya, maka Hamas akan meminta tuntutan yang lebih banyak," imbuhnya.

 

Sayap militer Komite-Komite Perlawanan Rakyat Palestina, mengabarkan kesiapan pejuang kelompok ini untuk mengantisipasi kemungkinan tindakan bodoh Rezim Zionis terhadap Masjid Al Aqsa.

Meski sudah diperingatkan oleh kelompok-kelompok perlawanan Palestina, para pemukim Zionis yang mengikuti Pawai Bendera, hari ini, Minggu (29/5/2022), memasuki pelataran Masjid Al Aqsa.

Menanggapi hal ini, Brigade Nasser Salahuddin mengumumkan, "Kami tidak akan diam, dan menyaksikan pelecehan terhadap Masjid Al Aqsa oleh para pemukim Zionis, jari kami siap menarik pelatuk senjata jika sampai terjadi peristiwa yang tak diharapkan."

Ditambahkannya, "Kami adalah benteng rakyat Palestina, dan pedang untuk menghadapi musuh-musuh, serta para pendukung mereka."

Di sisi lain Rezim Zionis juga sudah menyiagakan pasukannya seiring dengan masuknya para pemukim Zionis ke pelataran Masjid Al Aqsa, dan bentrokan dengan warga Palestina.

Rezim Zionis sangat mencemaskan ancaman kelompok perlawanan Palestina, dan kemungkinan serangan rudal ke Israel, jika peserta Pawai Bendera melewati lokasi-lokasi tempat suci Islam di Al Quds. 

Anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon, menyebut rezim-rezim Arab yang melakukan normalisasi dengan Rezim Zionis, ikut terlibat dalam kejahatan Zionis terhadap Masjid Al Aqsa.

Syeikh Nabik Kaouk, Minggu (29/5/2022) seperti dikutip situs Al Ahed mengatakan, untuk membela Al Quds dan tempat-tempat sucinya, Hizbullah menjalin kerja sama yang erat dengan Palestina.
 
Pada saat yang sama, Syeikh Kaouk menilai kebijakan Arab Saudi sebagai penghalang nyata terciptanya kesepakatan nasional di Lebanon, dan ancaman langsung terhadap perdamaian internal negara ini.
 
"Saudi memberi dukungan finansial untuk aksi-aksi provokatif di Lebanon, dan setelah pemilu legislatif meminta para pendukung dan orang-orang bayarannya untuk melanjutkan serangan ke Hizbullah, dan menolak kesepakatan di antara rakyat Lebanon," imbuhnya.
 
Menurut Syeikh Kaouk, lebih buruk dari itu adalah kebijakan Saudi yang mendekat ke Rezim Zionis, dan itu adalah ancaman nyata bagi keamanan nasional Lebanon dan Palestina.
 
"Hizbullah seperti kemarin, hari ini dan esok akan tetap memiliki kerja sama paling erat dengan perlawanan Palestina, sehingga semua yang diperlukan dalam melindungi Masjid Al Aqsa dan Al Quds, dapat dilakukan," ujarnya.
 
Hari ini, lebih dari seribu pemukim Zionis, tanpa izin, memasuki pelataran Masjid Al Aqsa untuk menggelar ritual Talmud. 

 

Dua prestasi baru angkatan bersenjata Iran, drone dan rudal cruise Haider dipamerkan hari ini, Sabtu (28/4/2022).

Kemajuan drone Republik Islam Iran selama beberapa dekade lalu senantiasa gemilang dan drone buatan negara ini, mengingat konflik di kawasan, dengan baik menunjukkan nilai tingginya di bidang pengawasan, identifikasi, pencarian target dan pelaksanaan operasi ofensif jarak menengah di kawasan.

Republik Islam Iran sampai saat ini termasuk sejumlah negara terbatas di dunia yang terus mengalami kemajuan di bidang desain, pengembangan dan produksi berbagai drone.

Rudal cruise Haider
Menurut laporan IRNA, selama kunjungan Kepala Staf Umum Militer Iran, Mayjen. Mohammad Bagheri ke pangkalan strategis drone 313 militer, dua produk baru untuk pertama kalinya dipamerkan.

Produk pertama adalah rudal cruise Haider-1 yang dapat dibawa dan ditembakkan oleh Drone Kaman-22 milik angkatan udara Iran dan Drone Fotros.

Menurut informasi yang diumumkan, rudal ini memiliki jangkauan 200 kilometer dan kecepatannya saat mengenai target adalah 1000 kilometer per jam.

Rudal cruise Haidar merupakan rudal cruise Iran pertama yang dapat dibawa drone.

Produk kedua adalah Haider-2 yang merupakan drone kargo. Mayjen. Bagheri Sabtu (28/5/2022) meninjau pangkalan drone bawah tanah milik militer Iran.

Mayjen Bagheri di kunjungan ini mendapat penjelasan mengenai kemampuan produksi berbagai drone militer, ofensif dan jarak jauh militer Republik Islam Iran.

Dengan dioperasikannya pangkalan rahasia yang berada di kedalamaan ratusan meter di bawah tanah, Republik Islam Iran berubah menjadi kekuatan drone di kawasan.

 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa para awak dua kapal tanker Yunani, saat ini berada dalam kondisi aman dan sehat.

Saeed Khatibzadeh, Sabtu (28/5/2022) menuturkan, hubungan Iran dan Yunani tidak boleh terganggu karena kalkulasi keliru berdasarkan pandangan yang sangat dangkal, termasuk perompakan atas perintah pihak ketiga.
 
Sehubungan dengan penahanan kapal tanker bermuatan minyak Iran, oleh Amerika Serikat di perairan Yunani, Khatibzadeh di akun Twitternya menulis, "Hubungan lama kami dengan Yunani, dan rakyatnya yang luar biasa, selalu berlandaskan penghormatan timbal balik."
 
Setelah Yunani menahan dan menyita kapal tanker bermuatan minyak Iran di perairan negara ini, dan AS berusaha memindahkan minyak tersebut ke tanker lain, Iran membalas dengan menyita dua kapal tanker Yunani di perairan Teluk Persia.

 

Khatib Salat Jumat Tehran mengucapkan selamat atas peringatan kemenangan Hizbullah Lebanon atas Rezim Zionis Israel.

Hujatulislam Kazem Sedighi, Jumat (27/5/2022) dalam khutbah Jumatnya mengatakan, "Rasa pahit kekalahan pertama dirasakan oleh Zionis, dan tanduk Amerika Serikat patah, bersamaan dengan kemenangan Hizbullah Lebanon."

Kelompok perlawanan Hizbullah, Lebanon pada 25 Mei 2000 berhasil mengalahkan Rezim Zionis Israel, dan mengusir rezim penjajah itu dari wilayah selatan Lebanon, setelah mendudukinya selama 18 tahun.

Khatib Jumat Tehran mengenang peringatan kemenangan Hizbullah atas Rezim Zionis ke-23, dan mengucapkan selamat kepada Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrullah, pahlawan perlawanan, seluruh rakyat Lebanon, dan poros perlawanan.

Hujatulislam Kazem Sedighi menambahkan, "Arab Saudi supaya bisa menaikan orang-orangnya dalam pemilu legislatif terbaru Lebanon yang merupakan boneka-boneka Amerika Serikat, harus membayar mahal."

Ia menegaskan, "Akan tetapi rakyat Lebanon meski harus menanggung beban biaya harga-harga barang kebutuhan yang mahal di negaranya, dan derasnya propaganda serta politik uang, mengabaikan orang-orang dukungan Saudi, dan memilih calon-calon dukungan Hizbullah, dan kelompok perlawanan akhirnya memenangkan pemilu Lebanon."