
کمالوندی
Islam dan Gaya Hidup (19)
Waktu luang bukan berarti saat-saat yang bisa dihabiskan begitu saja tanpa perencanaan sama sekali. Berdasarkan budaya agama Islam, manusia tidak memiliki hak bahkan untuk sesaat menghabiskan umurnya dengan bermalas-malasan dan menganggur.
Mereka harus mempertanggung jawabkan atas setiap detik dari umurnya. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa salah satu perkara yang akan ditanya pada hari kiamat adalah tentang bagaimana manusia menghabiskan masa mudanya. Oleh karena itu, para pemuka agama sudah sering berpesan kepada umatnya untuk memanfaatkan kesempatan dengan baik. Mereka selalu memperingatkan manusia tentang waktu bahwa ia tidak bisa didepositokan dan juga tidak bisa dikembalikan.
Rasul Saw dalam sebuah pesannya kepada Abu Dzar al-Ghifari bersabda, “Wahai Abu Dzar! Jadilah orang yang lebih pelit atas umurmu dibanding dirham dan dinarmu.” Islam memandang masalah waktu luang dari aspek pendidikan dan moral. Ajaran Islam sama sekali tidak melihat waktu luang sebagai momen untuk membuang-buang waktu atau kesempatan untuk melewatinya dengan perbuatan sia-sia. Seorang Mukmin memiliki program untuk semua waktunya dan tidak ada waktu yang dibahiskan untuk bermalas-malasan atau menganggur. Imam Ali as ketika menjelaskan tentang ciri-ciri orang Mukmin berkata, “Orang Mukmin memanfaatkan semua waktunya dan tidak ada waktu untuk kemalasan.”
Penggunaan waktu luang secara benar di setiap masyarakat memerlukan gerakan-gerakan budaya, sosial, dan ekonomi. Jika momen itu tidak dikelola dengan baik, maka ia dapat menjadi salah satu ancaman yang paling serius bagi kesehatan mental dan moral masyarakat. Waktu luang tidak terbatas untuk golongan tertentu, usia tertentu atau waktu tertentu dan semua masyarakat membutuhkan waktu luang. Hal ini menunjukkan pentingnya sebuah perencanaan untuk mengisi kevakuman itu.
Salah satu kegiatan terbaik untuk mengisi waktu luang adalah mempererat hubungan dengan Allah Swt melalui doa dan munajat atau mengunjungi tempat-tempat ibadah dan tempat ziarah. Selain kewajiban harian yang ada di pundak setiap Muslim seperti shalat, kita bisa meluangkan waktu yang lebih banyak untuk memperkuat iman dan membangun interaksi dengan Tuhan. Waktu luang adalah kesempatan yang bisa digunakan untuk memperkaya pengetahuan agama kita.
Namun sayangnya, gaya hidup di dunia modern – yang cenderung memuja materi dan mengejar dunia dan harta – telah membuat manusia jauh dari dimensi-dimensi luhur dan keutamaan moral. Kecenderungan itu turut memperburuk penyakit-penyakit mental dan ketimpangan sosial. Dalam pandangan al-Quran, ibadah dan penghambaan diri kepada Tuhan merupakan tujuan utama penciptaan manusia. Oleh sebab itu, manusia yang ingin bergerak sejalan dengan filosofi penciptaannya, mereka harus menggunakan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Sang Khalik.
Ibadah dan penghambaan tidak terbatas pada bentuk yang lazim dilakukan setiap hari. Manusia bahkan dapat menjadikan waktu makan, waktu tidur, dan rekreasinya sebagai ibadah, dengan syarat harus memiliki motivasi Ilahi dan dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt. Waktu luang harus menjadi penentram jiwa dan raga serta penenang gejolak batin. Oleh karena itu, melaksanakan ritual ibadah seperti, shalat sunnah, membaca zikir dan doa-doa khusus, menghayati al-Quran, dan berziarah ke tempat-tempat suci, merupakan salah satu kegiatan positif untuk mengisi waktu luang.
Para pakar pendidikan dan psikologi percaya bahwa ziarah dan doa – yang memiliki tempat istimewa dalam Islam – memainkan peran konstruktif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan spiritual dan mental manusia. Untuk itu, masalah tersebut harus menjadi perhatian dalam menyusun program untuk menikmati waktu luang kita.
Manusia membutuhkan hubungan yang intim dan kontinyu dengan Tuhan. Akan tetapi, interaksi itu terkadang terabaikan karena problema dan kompleksitas kehidupan dan secara perlahan akan terlupakan sama sekali. Kehadiran di tempat-tempat suci dan tempat ziarah akan membangkitkan kesadaran manusia untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya dan meningkatkan kesempatan untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Hubungan ini akan menghadirkan ketenangan jiwa bagi mereka.
Kehadiran di tempat-tempat suci dan tempat ziarah atau keikutsertaan dalam acara keagamaan, akan membuat seseorang melupakan untuk sejenak pertentangan batin dan gejolak jiwa. Kehadiran di tempat tersebut dan menghabiskan beberapa jam dengan kegiatan ibadah sangat penting bagi manusia. Imam Ali as dalam sebuah doanya berkata, “Tuhan berikanlah keluangan kepadaku untuk mencapai hal-hal di mana Engkau menciptakanku untuk itu.”
Imam Jakfar Shadiq as juga berkata, “Setiap Muslim minimal satu hari dalam sepekan, harus membebaskan dirinya dari pekerjaan-pekerjaan rutin dan memberi perhatian khusus kepada masalah pendidikan, mengkaji perkara-perkara agama dan mengatasi masalah-masalah yang belum jelas.” Beliau berkata, “Celakalah orang Muslim yang tidak meluangkan waktunya pada hari Jumat di setiap pekan untuk mempelajari agama dan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar itu.”
Salah satu aktivitas positif lain untuk mengisi waktu luang adalah melakukan kegiatan amal dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan ini sangat ditekankan oleh budaya dan ajaran Islam. Berinfak dan membantu orang-orang yang kurang mampu selain sangat ditekankan oleh al-Quran, juga selalu dipraktekkan oleh Rasul Saw dan Ahlul Baitnya. Perbuatan mulia ini akan membantu meringankan beban saudara kita dan berdampak positif bagi kesehatan mental dan jiwa kita sebagai pelaku. Oleh karena itu, kita perlu memanfaatkan satu bagian dari waktu luang kita untuk terlibat dalam kegiatan amal.
Kegiatan amal dan bakti sosial membawa banyak dampak positif bagi dimensi individual, sosial, budaya, dan spiritual. Rasul Saw mendorong kaum Muslim untuk berbuat baik dan bersabda, “Cintailah kebaikan dan orang-orang yang berbuat baik. Aku bersumpah dengan nama Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, berkah dan kesehatan ada bersama kebaikan dan orang-orang yang berbuat baik.”
Kegiatan mulia lainnya untuk mengisi waktu luang kita adalah membesuk orang sakit. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjenguk orang sakit. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap Muslim hendaknya bersedekah setiap hari." Para sahabat bertanya, "Siapakah yang bisa melakukan hal ini?" Rasul Saw menjawab, "Menyingkirkan hal-hal yang membahayakan dari jalan termasuk sedekah. Menunjukkan jalan kepada orang lain adalah sedekah. Menjenguk orang sakit merupakan sedekah. Melakukan amar makruf terhitung sedekah. Melarang yang munkar adalah sedekah dan menjawab salam juga bagian dari sedekah."
Mengenai keutamaan menjenguk orang sakit, Rasul Saw bersabda, “Pada hari kiamat, Tuhan mencela sekelompok manusia dari hamba-hambanya dan berfirman, ‘Apa yang menghalangi kalian dari menjegukku ketika aku sakit?’ Mereka menjawab, ‘Ya Tuhanku, Engkau pencipta alam semesta, rasa sakit dan gelisah tidak bermakna bagimu, Engkau maha suci dari rasa akit.’ Tuhan kemudian berfirman, ‘Saudara Mukmin kalian jatuh sakit dan kalian tidak mengunjunginya. Aku bersumpah atas kemuliaan dan keagunganku, jika kalian pergi menjeguknya, kalian akan menemukanku di sisi-nya dan setiap permintaan kalian akan aku kabulkan dan ini untuk menghormati orang Mukmin di sisi-ku dan Aku adalah Tuhan yang Maha Pengasih dan Malah Penyayang.”
Menjenguk orang sakit merupakan kewajiban setiap Muslim, terutama individu yang memiliki hubungan dengan dirinya. Kegiatan ini termasuk amal shaleh yang paling utama dan bisa mendekatkan kita kepada Allah Swt. Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, dan terdapat keutamaan yang agung, serta pahala yang sangat besar, dan merupakan salah satu hak setiap Muslim terhadap Muslim lainnya.
Islam dan Gaya Hidup (18)
Kehidupan modern yang tak lepas dari beragam bentuk tekanan mental, stres, depresi, dan kejenuhan telah membawa dampak-dampak negatif terhadap manusia. Salah satu cara untuk mengatasi gangguan itu adalah memiliki program untuk memanfaatkan waktu luang dengan sebaik mungkin.
Di masa lalu karena kesederhaan masyarakat dan pekerjaan, perencanaan untuk mengisi waktu luang sangat mudah dilakukan. Namun di era modern, kompleksitas kehidupan dan kemajuan cepat teknologi serta kehadiran sarana hubungan sosial dan media seperti, televisi, parabola, dan internet, menuntut sebuah terobosan untuk merancang program-program baru untuk mengisi waktu luang. Perencanaan di masa sekarang tentu lebih rumit dan sulit.
Oleh karena itu, para penyusun program sosial, guru, dan keluarga memikul tanggung jawab yang berat. Ada banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam menyusun program untuk waktu luang seperti, masalah ketenangan, kebutuhan untuk memperbaiki semangat, ketersediaan sarana olahraga dan hiburan di samping masalah perkembangan karakter, peningkatan wawasan, dan pengembangan potensi dan kreativitas.
Media merupakan sebuah sarana efektif untuk mengisi waktu luang. Tentu saja, media massa memiliki peran yang lebih besar dari sekedar sebuah sarana hiburan dan menjadi instrumen untuk membentuk budaya. Di era modern, pemanfaatan sarana komunikasi seperti, radio, televisi, internet, dan telepon genggam sudah menjadi sebuah urgensitas, di mana memiliki dampak-dampak positif dan negatif. Sarana tersebut dari satu sisi mendorong kemudahan komunikasi dan mempercepat manusia dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Akan tetapi dari sisi lain, aspek moral dan mental individu berada dalam bahaya.
Media telah merampas kesempatan interaksi keluarga dengan para anggotanya dan menghempas aroma kekeluargaan ke arah individualisme. Bahaya kecanduan terhadap sarana komunikasi massal mulai dari televisi sampai telepon genggam dan internet, merupakan tantangan yang dihadapi manusia modern. Sekarang, jumlah individu yang kecanduan film, internet, dan game komputer terus meningkat tajam dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk menikmati hiburan tersebut.
Televisi kini tampil sebagai sarana hiburan utama di tengah masyarakat dan menjadi salah satu kebutuhan primer bagi kebanyakan keluarga, di mana sangat jarang ditemukan rumah yang tidak memiliki pesawat televisi. Anak-anak dan remaja menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka untuk menikmati program-program televisi. Meski sarana hiburan ini memiliki banyak manfaat, namun kita juga tidak boleh mengabaikan dampak-dampak negatifnya.
Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan televisi akan menghalangi seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti, menjalin interaksi dan bercengkrama dengan keluarga dan teman. Menonton acara televisi hingga larut malam membahayakan kesehatan fisik dan mental manusia. Anak-anak menghadapi resiko yang lebih besar. Mereka karena menonton acara televisi hingga larut malam, tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Di pagi hari, mereka berangkat ke sekolah dengan menyimpan rasa kantuk dan tidak bersemangat. Fenomena ini terlihat lebih mencolok di tengah keluarga yang kurang mengawasi anak-anak mereka.
Terlalu sering menikmati acara-acara televisi membuat kita tidak memiliki banyak kesempatan untuk melakukan aktivitas-aktivitas positif seperti, belajar, terlibat dalam turnamen olahraga, dan mencicipi hiburan sehat khususnya bagi anak-anak. Televisi terkadang juga menyajikan film-film yang mempertontonkan kekerasan dan kelakuan buruk. Acara-acara seperti ini selain tidak menghibur dan bersifat destruktif, tapi juga secara tidak disadari para penonton akan mengadopsi perilaku-perilaku negatif tersebut.
Meskipun potensi gangguan mental pada orang dewasa tidak terlalu besar, namun anak-anak termasuk golongan yang sangat rentan, karena mereka belum memiliki kemampuan yang cukup untuk membedakan antara fantasi dan realita. Mereka akan meniru adegan-adegan kekerasan yang ditonton di televisi. Para orang tua perlu memperhatikan bahwa anak-anak meniru semua perilaku sejak usia dini dan bahkan sejak usia dua tahun.
Penggunaan media yang tak terkontrol di tengah keluarga mengurangi interaksi antar individu dan pertemuan face to face anggota keluarga. Kondisi ini akan menciptakan iklim individualisme dan kekakuan menggantikan lingkungan yang penuh kekeluargaan dan keakraban. Para anggota keluarga secara perlahan lebih memilih menyendiri dan ingin memiliki pesawat televisi terpisah di kamar masing-masing.
Penggunaan internet juga menjadi alternatif lain untuk mengisi waktu luang. Internet tentu saja memiliki banyak fungsi mulai dari untuk keperluan dunia pendidikan sampai bisnis online dan periklanan. Dunia maya telah mempermudah dan mempercepat aktivitas manusia. Akan tetapi, pemanfaatan internet juga memerlukan perencanaan dan aturan. Kita tidak bisa memungkiri bahwa internet adalah samudera informasi dan sarana untuk pengembangan ilmiah serta alat multifungsi bagi negara-negara dunia. Namun, di dunia tanpa batas ini terdapat sejumlah konten pornografi yang bisa merusak moral.
Teknologi internet dirancang untuk menuju kecepatan maksimal dan kontrol minimal. Oleh sebab itu, sangat sulit untuk menerapkan standar-standar moral di sana. Jumlah bombastis situs-situs porno di internet menjadi salah satu tantangan moral dan beban keluarga dan memberikan banyak dampak negatif terhadap pondasi keluarga. Di sini, anak-anak dan remaja kembali menjadi korban pertama sisi gelap dunia maya.
Salah satu dimensi negatif internet adalah menciptakan ketergantungan. Kecanduan internet ialah menjelajahi dunia maya secara tak terkendali dan mulai merasa ada yang kurang jika tidak menggunakan internet dan hubungannya dengan lingkungan sekitar sudah keluar dari kondisi biasa. Dampak lain kecanduan internet bagi individu dan keluarga adalah menciptakan berbagai masalah yang mempengaruhi hubungan suami-istri, orang tua, dan anak-anak. Statistik menunjukkan bahwa kecanduan internet akan berujung pada runtuhnya pilar-pilar keluarga dan perceraian.
Para pecandu internet rata-rata menghabiskan antara 40-80 persen waktu mereka untuk berselancar di dunia maya. Kebiasaan ini membawa banyak dampak negatif dan menurunkan kualitas tidur. Gangguan ini membuat badan kelelahan dan pada akhirnya berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan bekerja. Para pemuda menghadapi risiko yang lebih besar di dunia maya, terutama ketika jati diri mereka baru terbentuk. Beragam jenis media akan memperkenalkan teladan perilaku dan pola berpikir yang berbeda-beda kepada generasi muda, di mana mungkin saja tidak tepat.
Kondisi ini membuat pemuda kebingungan dalam menemukan jati diri yang sesuai dengan budaya, adat istiadat, dan agama mereka. Mereka menghabiskan masa puber dan proses penemuan jati diri dengan menghadapi sebuah ancaman serius. Game komputer juga punya saham besar dalam mengisi waktu luang manusia dan membantu meningkatkan beberapa keahlian individu. Akan tetapi, kecanduan game akan membawa berbagai dampak berbahaya bagi pecandu, khususnya anak-anak dan remaja.
Di kebanyakan game komputer, kekerasan disajikan secara vulgar dan seseorang akan melakukan berbagai aksi kriminal demi mendapat poin. Perilaku buruk itu secara perlahan tertanam dalam pikiran manusia, khususnya anak-anak. Dampak lain kecanduan game komputer adalah munculnya keinginan untuk menyendiri, memiliki gerak yang sangat terbatas, dan melemahnya interaksi sosial. Oleh karena itu, para orang tua perlu sedikit mengenal jenis-jenis permainan komputer dan mengetahui batasan-batasan usia untuk sebuah game. Mereka juga bisa melakukan konsultasi dengan para pakar demi keselamatan putra-putri mereka.
Islam dan Gaya Hidup (17)
Salah satu anjuran lain Islam untuk mengisi waktu luang dan melakukan rekreasi sehat adalah olahraga. Berapa banyak waktu yang Anda sisihkan untuk berolahraga dalam satu hari atau satu pekan atau satu bulan? Sayangnya, gaya hidup sekarang hanya menyediakan sedikit ruang kepada kita untuk melakukan aktivitas olahraga. Padahal, kehidupan era modern membutuhkan olahraga dan aktivitas fisik lebih dari sebelumnya.
Pengalaman menunjukkan bahwa badan manusia akan lelah dengan pekerjaan rutin dan membutuhkan kegiatan tertentu untuk menghapus rasa lelah dari dirinya.
Berbagai jenis olahraga tidak hanya memberi peluang untuk menghilangkan keletihan, tapi juga memperkuat dan menyehatkan badan. Oleh karena itu, aktivitas olahraga dianggap sebagai salah satu bentuk rekreasi sehat, sebuah kegiatan positif dan bahkan di beberapa kasus wajib dilakukan. Sebab, kerja organ-organ tubuh akan terganggu jika manusia mengabaikan olahraga dan aktivitas fisik. Dari perspektif akal dan agama, olahraga merupakan sebuah keniscayaan untuk memperkuat dan menyehatkan tubuh. Kekuatan berpikir dan bernalar juga akan menurun jika fisik tidak sehat, kurang ceria, dan lemah. Sebuah pepatah terkenal mengatakan, “Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat.”
Fisik dan jiwa saling mempengaruhi dan masalah ini sudah terbukti. Manusia yang malas dan tidak melakukan gerakan fisik, maka badan mereka akan lemah dan kurus atau mereka akan kelebihan berat badan dan gemuk. Mereka juga tidak memiliki jiwa yang tenang dan gembira. Orang-orang seperti ini biasanya mudah marah, tidak semangat, suka beralasan, serta memiliki mental yang tidak stabil dan pikiran yang kacau. Gangguan ini juga akan berdampak pada fisik mereka. Islam menaruh perhatian khusus terhadap masalah kesehatan dan kekuatan fisik dan mental. Rasulullah Saw memerintahkan umat Islam untuk mengajari anak-anak mereka berenang, memanah, dan berkuda.
Ada banyak riwayat dan hadis yang memperlihatkan perhatian besar Islam terhadap masalah kesehatan kaum Muslim. Kajian sejarah kehidupan Rasul Saw dan Ahlul Bait as menunjukkan bahwa mereka rutin melakukan olahraga dan mereka berpartisipasi dalam berbagai perlombaan seperti, pacuan kuda, memanah, dan renang. Rasul Saw bersabda, “Hak anak atas orang tua adalah mengajari mereka menulis, berenang, dan memanah, serta tidak memberi sesuatu kepada mereka kecuali makanan yang baik dan halal.”
Menunggang kuda termasuk cabang olahraga yang ditekankan oleh Islam. Ketika Allah Swt memerintahkan kaum Muslim untuk mempersiapkan pasukan yang tangguh dan menunjukkan keunggulan mereka atas kaum kafir, Dia berbicara tentang kepemilikan kuda-kuda yang layak ditunggangi. Dalam surat al-Anfal ayat 60, Allah Swt berfirman, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.”
Imam Jakfar Shadiq as dalam sebuah kesempatan mengisahkan tentang kemahiran Rasulullah Saw dalam menunggang kuda. Beliau berkata, “Pada masa Rasulullah, sekelompok kaum musyrik mendatangi tempat-tempat kembala kambing di Madinah untuk mencuri. Untuk mencegah hal itu, Rasul naik menunggangi kuda dan bergegas menuju ke tempat tersebut. Beberapa sahabat juga bergabung bersama beliau, tapi para pencuri memilih kabur tanpa meninggalkan jejak setelah menyaksikan Rasulullah dan para sahabatnya.”
Abu Qatada, salah seorang sahabat yang ikut bersama Nabi Saw, berkata kepada beliau, “Para pencuri sudah kabur dan jika engkau menyetujui, kita akan menggunakan kesempatan ini untuk perlombaan pacuan kuda.” Rasul Saw pun memberi jawaban positif. Perlombaan dimulai dan Rasul Saw mengalahkan semua peserta lain. Kemudian beliau bersabda kepada para sahabatnya, “Saya berasal dari Quraisy dan kuda ini adalah kuda yang gagah.”
Olahraga yang rutin merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran anak-anak dan orang dewasa. Aktivitas fisik akan menjaga berat badan ideal, meningkatkan pertumbuhan tulang, dan pada akhirnya mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan vaskular. Aktivitas ideal untuk badan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jenjang usia, kondisi fisik, dan tingkat ketertarikan pelaku. Olahraga akan menghilangkan rasa malas dan jenuh dari manusia serta menghadirkan kesegaran dan keceriaan kepada mereka. Olahraga membuat manusia lebih siap dalam melakukan tugas-tugas personal dan sosial dan bahkan berpengaruh pada perilaku mereka.
Olahraga akan memperkuat tekad dan mental, menumbuhkan sifat pemaaf, membangkitkan semangat melawan penindasan dan membela orang-orang yang tertindas. Para individu yang melakukan olahraga dengan benar atau menekuni pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan gerakan tubuh, mereka terbukti lebih sehat dan memiliki umur lebih panjang dibanding orang-orang yang tidak melakukan olahraga dan aktivitas fisik.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya membantu menurunkan gula darah, tetapi juga berat badan, tekanan darah, kolesterol jahat (LDL), menaikkan kolesterol baik (HDL), memperbaiki kualitas tidur, mencegah serangan jantung-stroke, mereduksi stres dan sebagainya. Jantung adalah otot yang perlu dilatih secara teratur agar tetap dalam kondisi prima. Kegiatan olahraga seperti, jalan cepat, renang, joging atau bersepeda dapat memberikan latihan terbaik buat jantung kita. Penelitian New England Journal of Medicine mengatakan dengan melakukan jalan ringan selama 2,5 jam seminggu, kita dapat memotong sepertiga risiko serangan jantung dan stroke. Aktivitas ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah.
Rasul Saw menganggap kesehatan sebagai nikmat yang paling bernilai dan mendorong kaum Muslim untuk berolahraga. Beliau Saw bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai dari mukmin yang lemah.” Manusia baru bisa menunaikan kewajiban-kewajiban agama dan keluarga dengan baik ketika memiliki tubuh yang sehat dan kuat. Imam Ali as berada dalam barisan orang-orang yang kuat dan berani dalam sejarah. Berkenaan dengan pentingnya kesehatan, Ali as bahkan memohon kepada Allah Swt dalam doanya agar diberi fisik yang kuat untuk mengabdi. Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad dalam kitab Risalatul Huquq berkata, “Hak badanmu atasmu adalah menjaganya tetap sehat, kuat, dan tahan terhadap kesulitan, serta berada dalam kondisi bahagia.”
Islam memberi perhatian terhadap masalah pendidikan dan penguatan fisik serta kesiapannya secara penuh. Salah satu dari doa kaum Muslim adalah memohon kesehatan dan kekuatan kepada Allah Swt. Islam juga mengingatkan umatnya untuk memiliki fisik yang kuat dan tubuh yang sehat dan ceria. Oleh karena itu, olahraga harus menjadi bagian dari kehidupan dan program kaum Muslim untuk mengisi waktu luang.
Wanita muslimah
Saat ini, olahraga termasuk aktivitas yang dikenal luas di dunia dengan berbagai cabangnya dan diminati banyak orang. Sebagian orang memiliki kegiatan olahraga harian dan sebagian yang lain hanya melakukannya di waktu-waktu luang. Sebagian yang lain malah hidup bersama olahraga dan menekuni profesi itu. Meski olahraga menyimpan banyak kebaikan dan nilai positif, tapi manusia tetap tidak akan sampai pada hasil yang diinginkan jika aktivitas itu mengabaikan prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan. Oleh sebab itu, jika olahraga ditujukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik, menjauhi penyimpangan, memperkuat fisik, daya pikir, dan daya ingat, maka hal itu bernilai positif dan ditekankan oleh Islam.
Seorang pelatih kebugaran dari Raleigh, Carolina, LeeAnn Dillon mengatakan, “Orang yang berolahraga secara teratur lebih mampu untuk fokus dan dapat beraktivitas secara baik di hari-hari mereka. Kemudian, mereka juga diketahui memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan tingkat energi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak berolahraga. Dan selain memberi saya fokus yang lebih baik, olahraga memberi saya kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan baru." Tentu saja, bukti terbaik mengenai efek olahraga dan kesehatan otak dapat dirasakan dari pengalaman langsung.
Islam dan Gaya Hidup (16)
Penelitian menunjukkan bahwa jika manusia melakukan pekerjaan rutin tanpa henti serta tidak memiliki program untuk rekreasi dan hiburan, maka kualitas kinerjanya akan cenderung menurun karena kurangnya gairah dan rasa jenuh. Akan tetapi, setelah beberapa jam menikmati liburan dan hiburan, semangat dan ketertarikan untuk bekerja akan kembali hadir dalam dirinya, di mana hal ini dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan.
Dapat dikatakan bahwa kegiatan berlibur dan menikmati hiburan yang sehat selain tidak merugikan, tapi juga bisa menghapus kelelahan jiwa dan raga serta memacu kemajuan manusia dalam karirnya.
Islam menginginkan kita secara aktif mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif dan sehat. Kita harus memanfaatkan waktu luang dengan cara terbaik melalui perencanaan yang tepat dan program komprehensif. Rekreasi dan liburan yang sehat akan menghadirkan banyak kesempatan agar kita bisa memanfaatkan usia kita dengan lebih baik. Salah satu tips terbaik untuk mengisi waktu luang menurut Islam adalah rekreasi dan kegiatan wisata. Ada banyak ayat al-Quran yang mengajak manusia untuk melakukan perjalanan wisata di seluruh penjuru bumi dan menyaksikan tanda-tandan kebesaran Allah Swt.
Al-Quran menganggap kegiatan wisata akan meningkatkan pemahaman manusia tentang hakikat alam semesta dan mengambil pelajaran darinya. Dalam surat al-Ankabut ayat 20, Allah Swt berfirman, “Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Umat manusia diminta untuk memikirkan berbagai fenomena penciptaan dan makhluk serta memetik pelajaran. Dalam sebuah ayat, al-Quran mengajak manusia untuk memperhatikan tumbuh-tumbuhan dan memikirkan bagaimana ia diciptakan.
Al-Quran mengingatkan manusia tentang beberapa poin penting dalam masalah rekreasi dan liburan. Kegiatan wisata harus menyertai pemikiran dan perenungan serta mengambil pelajaran dan nasehat. Orang-orang yang sedang menikmati keindahan padang pasir dan pantai atau mereka yang tengah berkeliling kota dan menyaksikan peninggalan-peninggalan kuno, mereka harus melihat semua fenomena itu dengan penuh pemikiran dan penghayatan. Mereka harus menangkap kebesaran dan keagungan Sang Pencipta melalui jalan itu.
Wisatawan Muslim harus menghimpun pelajaran dari nasib umat-umat terdahulu dan peninggalan-peninggalan yang mereka tinggalkan. Rasul Saw dalam sebuah riwayat menganggap kegiatan wisata akan menyehatkan badan dan memiliki manfaat ekonomi. Beliau bersabda, “Bepergianlah niscaya kalian akan menjadi sehat dan memperoleh rezeki.” (Kitab Bihar al-Anwar, juz 13, hal 221). Imam Ali as dalam sebuah bait syair juga berkata, “Berkelanalah meninggalkan tanah air demi mencari keluhuran, sebab bepergian meninggalkan kampung halaman itu ada lima manfaat: hilangnya rasa duka, memperoleh penghasilan, ilmu pengetahuan, adab menimba ilmu, dan pertemanan dengan orang-orang besar.” (Kitab Ushul al-Kafi, juz 2, hal 239)
Rekreasi sehat adalah jenis liburan yang memiliki manfaat dan faedah. Kegiatan ini bisa dilakukan bersama anggota keluarga atau teman-teman. Rasul Saw dan Ahlul Bait as menaruh perhatian besar terhadap kegiatan liburan bersama anggota keluarga mereka. Kita harus mengajak keluarga untuk menikmati rekreasi sehat seperti yang dicontohkan oleh para pemuka agama.
Abu Bashir, seorang sahabat Imam Jakfar Shadiq as mengisahkan, “Pada suatu hari, Rasulullah mendatangi rumah Fatimah dan mengajaknya menunggang kuda. Beliau juga mengajak Ali, Hasan, dan Husein untuk ikut bersama ke luar kota. Ketika sudah sampai di luar kota, mereka menemui dua jalan berbeda. Rasul memilih jalan di sebelah kanan hingga mencapai sebuah desa yang dipenuhi kebun kurma. Di sana, beliau membeli seekor kambing dan menyembelihnya sebagai hidangan.” Imam Ali as juga mengisahkan, “Suatu malam hujan lebat turun di Madinah dan padang tandus dipenuhi oleh air. Pada pagi harinya, Rasul bersabda kepadaku, ‘Mari kita berangkat ke Padang Aqiq untuk menikmati kesegaran dan menyaksikan genangan air di sana.’ Lalu aku pergi bersama Rasul dan menyaksikan pemandangan alam yang indah.”
Diriwayatkan juga bahwa ketika Imam Ali as bersama bala tentaranya pergi berperang, beliau memerintahkan pasukannya untuk istirahat jika sudah mencapai desa Balikh. Balikh adalah sebuah daerah yang hijau dan juga memiliki sungai besar. Imam Ali as terkesima dengan panorama indah desa tersebut dan memberi kesempatan kepada pasukannya untuk menikmati keindahan itu dan mematangkan persiapan. Sebenarnya, Imam Ali as ingin membakar semangat dan memperkuat mental tentaranya dengan memanfaatkan bentang alam yang indah dan penuh pesona.
Tujuan rekreasi adalah untuk menjamin kesehatan dan memperbarui kekuatan serta mengumpulkan modal untuk kehidupan dunia dan akhirat. Imam Khomeini ra juga memberi perhatian khusus pada rekreasi dan berpesan kepada anak-anaknya, "Pergilah untuk rekreasi, sebab jika engkau tidak melakukannya, engkau tidak akan siap untuk menimba ilmu." Interaksi dan keakraban di antara sesama, khsusunya anggota keluarga dan saudara, merupakan salah satu bentuk rekreasi yang sehat. Aktivitas ini sangat ditekankan oleh Islam dan ada banyak riwayat yang berbicara tentang masalah tersebut.
Para psikolog menilai rekreasi yang sehat sebagai bentuk keceriaan dan kegembiraan terbaik bagi seseorang. Berkeliling di dunia yang menakjubkan ini dan menyaksikan panorama alam yang indah dan eksotis akan membuat manusia ceria dan bahagia. Warna-warni bunga, dedaunan yang hijau, air terjun yang indah, dan kicauan burung-burung, semua memberi kesegaran pada jiwa seseorang dan memperbarui semangat hidupnya.
Tips lain untuk mengisi waktu luang dan menghapus beban pikiran adalah bersenda gurau Islami dan bercanda pada batas-batas yang wajar. Kegiatan ini bisa menghadirkan kembali keceriaan dan kegembiraan manusia serta membuat mereka siap untuk menyambut tugas-tugas yang lebih penting. Ajaran etika Islam menganjurkan seorang Muslim untuk menghapus duka dari hati saudaranya, baik itu dengan ucapan atau berbuat sesuatu untuknya. Sirah Rasulullah Saw memperlihatkan bahwa raut wajah beliau selalu dihiasi senyuman ketika berinteraksi dengan para sahabatnya. Dalam beberapa kesempatan, Rasul Saw membuat para sahabat tertawa dan menghibur mereka agar tetap gembira.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw bersama Imam Ali as dan sahabat yang lain sedang makan kurma bersama-sama. Beliau meletakkan biji-biji kurmanya di depan Ali sehingga orang yang baru datang akan mengira bahwa semua kurma itu dimakan oleh Ali dan Rasul sendiri tidak kebagian. Setelah mereka selesai menyantap kurma dan menutup pembicaraan, Rasul Saw kemudian memandang putra pamannya itu lalu berkata,“Berapa banyak kurma yang engkau makan?” Ali as juga menjawab, “Memang saya lebih banyak makan kurma, tapi seakan-akan Anda terlalu lapar, sehingga biji kurma pun tidak ada yang tersisa.”
Salah satu tugas seorang mukmin dalam pandangan Islam adalah membahagiakan saudara seagama. Imam Ali as berkata, "Rasulullah Saw setiap kali menemukan salah seorang dari sahabatnya bersedih, beliau akan menghiburnya dengan canda dan bersabda; Allah Swt akan menganggap sebagai musuh orang yang berwajah merengut kepada saudaranya." Dalam hadis yang lain, Rasul Saw bersabda, "Perbuatan terbaik setelah menunaikan shalat adalah menggembirakan hati mukmin, tentu saja dengan cara yang tidak mendatangkan dosa."
Rasul Saw tidak hanya mengawali humor, tapi juga membuka peluang untuk kesenangan dan kegembiraan para sahabatnya. Teladan kehidupan Rasul Saw telah memungkinkan para sahabatnya untuk bercanda dan bergurau di hadapan beliau dalam batas-batas Islami. Dengan mengikuti petunjuk Nabi Saw, para sahabat juga menghindari humor-humor tercela, namun tidak meninggalkan humor-humor yang sehat. Rasulullah Saw menyukai humor, tapi tentu saja humor yang sehat.
Salah satu tips lain untuk mengisi waktu luang adalah membangun jalinan silaturahmi dan mengunjungi sanak saudara. Islam sangat menekankan masalah itu dan Rasulullah Saw juga telah menunjukkan perhatian yang besar terhadap persaudaraan. Silaturahmi dapat menjadi salah satu bentuk rekreasi yang sehat. Rasul Saw dalam sebuah hadis bersabda, "Barang siapa yang mengunjungi rumah saudaranya tanpa perlu diminta, maka Allah akan mencatat nama orang tersebut di antara para tamunya dan sebuah kewajiban bagi Tuhan untuk memuliakan tamunya."
Islam dan Gaya Hidup (15)
Gaya hidup mencakup cara berpakaian, pola konsumsi makanan, cara bekerja dan mengisi waktu luang, adat-istiadat dan tatanan sosial, serta hubungan kemanusiaan. Ini semua adalah komponen dari gaya hidup yang terinspirasi dari pandangan dunia dan sistem ideologi manusia.
Gaya hidup dalam pemikiran meterialisme atau pandangan Barat, memiliki perbedaan esensial dengan pemikiran agama atau tauhid. Berdasarkan kedua pandangan ini, terdapat dua bentuk gaya hidup dalam kehidupan manusia. Pemikiran agama percaya bahwa setiap aspek dari kehidupan manusia memiliki program dari langit dan sarat tujuan.
Gaya hidup Islami – berbeda dengan kehidupan Barat – tidak hanya bersandar pada kenikmatan-kenikmatan individual, tapi juga memperhatikan aspek tujuan dan menjalani hidup dengan kebijaksanaan, bahkan ketika manusia sedang menikmati liburan dan waktu istirahat. Waktu luang dalam bentuk yang sekarang ini adalah produk dari era industrialisasi dan modernitas serta gaya hidup masyarakat metropolis. Manusia harus selalu mengisi saat-saat dalam hidupnya dengan beragam kegiatan dan mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk bekerja di lingkungan yang terbatas. Kondisi ini tentu saja mengganggu kesehatan fisik dan mental.
Sebagian orang berpikir untuk mengelola waktu luang guna mengoptimalkan kinerja para pegawai. Sebagian yang lain menganggap waktu luang sebagai masa kebebasan dari semua belenggu dan waktu untuk melepas semua kekangan hukum dan moral. Menurut mereka, waktu luang adalah masa untuk melepas tanggung jawab, kebebasan mutlak, dan waktu untuk lepas dari semua tanggung jawab sosial. Pandangan seperti ini tentu saja tidak sejalan dengan pemikiran Islam. Waktu luang menurut perspektif Islam sama sekali tidak bermakna momen untuk melepas tanggung jawab atau waktu untuk menganggur.
Selama manusia masih memiliki akal, ikhtiyar, kesadaran, dan kemampuan, maka di sana juga terdapat tanggung jawab. Oleh karena itu, waktu luang sama sekali tidak bisa disebut sebagai waktu tanpa tanggung jawab, kebebasan mutlak, dan lepas dari tugas. Waktu luang juga tidak berarti sebagai kesempatan untuk menganggur. Menganggur dalam artian bahwa seseorang sama sekali tidak memiliki tugas untuk dikerjakan. Sementara dalam waktu luang, ada banyak tugas untuk diselesaikan. Dalam beberapa riwayat, Islam mencela waktu luang yang diartikan sebagai waktu untuk menganggur dan penganggur dianggap sebagai orang yang memperoleh murka Tuhan. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa “Sesungguhnya Tuhan menganggap musuh orang yang banyak tidur dan menganggur.” (Kitab Ushul al-Kafi, juz 5, hal 84)
Salah satu indikasi dari waktu luang adalah bahwa manusia terbebas dari kerja resmi dan rutinitas harian. Mungkin karena indikasi ini juga sehingga sebagian orang menganggap waktu luang sebagai waktu untuk menganggur. Namun jelas bahwa ketika seseorang sudah menyelesaikan pekerjaan resminya, hal ini bukan berarti ia boleh menganggur. Indikasi lain dari waktu luang adalah bahwa seseorang bebas memilih kegiatan sesuai hobinya dan ia tidak melakukan pekerjaan atas dasar keterpaksaan. Dengan kata lain, waktu luang memberi seseorang kemampuan dan opsi yang lebih besar untuk memilih aktivitas yang disenanginya.
Di waktu luang, manusia bebas melakukan segala bentuk kegiatan sesuai dengan hobi masing-masing. Dan bahkan mungkin juga ada orang-orang yang lebih memilih pekerjaan yang berat dan penuh tantangan di waktu luangnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa tata cara menghabiskan waktu luang ditentukan oleh bentuk karakter, identitas sosial, pendidikan, dan moralitas individu. Pada waktu luang, orang-orang umumnya tidak memiliki motivasi materi atau mengejar keuntungan. Meski waktu luang masyarakat dapat dikelola untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan perputaran arus modal yang lebih besar di tengah mereka.
Waktu luang tidak mengenal golongan atau usia tertentu. Semua individu masyarakat membutuhkan waktu luang. Kebutuhan ini membuktikan tentang pentingnya perencanaan untuk mengisi momen tersebut. Mengingat ajaran Islam sangat menghargai waktu dan mencela orang-orang yang malas, maka dapat dikatakan bahwa Islam memandang masalah waktu luang dari aspek pendidikan dan etika dan sama sekali tidak bermakna menghabiskan waktu dengan sia-sia.
Waktu luang dapat menjadi salah satu peluang terbaik untuk membangun sebuah model budaya. Dengan pengelolaan waktu luang, orang-orang dapat mengarahkan keyakinan, nilai-nilai, perilaku, dan keinginannya ke tempat yang benar. Di era modern, investasi terbesar di ranah budaya di negara-negara Barat fokus pada pembuatan film, sinetron, animasi, sarana hiburan, dan game komputer, di mana semua itu ditujukan untuk mengisi waktu luang masyarakat. Produk-produk budaya itu menyebarluaskan nilai-nilai Barat dan sekarang mempengaruhi masyarakat lain.
Waktu luang dapat memiliki beragam fungsi sehingga kehidupan menjadi penuh warna dan menghapus segala bentuk kelelahan fisik dan mental serta kejenuhan dalam menjalani aktivitas. Waktu luang akan memperbarui kekuatan manusia dan mengoptimalkan kinerja mereka. Waktu luang dapat mengontrol sebagian besar gangguan mental, kegelisahan, stress, dan emosi. Pada akhirnya, manusia akan meraih kembali kedamaian jiwa dan ketenangan raga. Jika waktu luang diisi dengan kegiatan-kegiatan sosial, maka hal ini akan membantu mereka mengembangkan aspek sosial dan memperbaiki interaksi sosialnya. Mengelola waktu luang dengan benar bisa menghapus penyakit-penyakit sosial dan individual.
Salah satu kegiatan mulia pada waktu luang adalah memperbanyak kegiatan ibadah dan keagamaan. Manusia harus meningkatkan pengetahuan dan wawasan keagamannya. Imam Ali as berkata, “Janganlah kalian lupa untuk menggunakan kesehatan, kekuatan, waktu luang, masa muda, dan kesenangan kalian untuk mencari akhirat.” (Kitab Maani al-Akhbar, hal 325). Waktu luang di samping semua sisi positifnya, jika tidak dikelola dengan benar, maka dapat menjadi salah satu ancaman serius untuk kesehatan moral dan mental masyarakat. Mungkin dapat dikatakan bahwa salah satu faktor utama penyimpangan adalah ketiadaan program untuk mengisi waktu luang. Imam Ali as berkata, “Bersama waktu luang, keinginan untuk mengikuti bisikan syaitan akan muncul.” (Kitab Uyun al-Hikam wal Mawaiz, hal 485, vol 9048)
Ajaran al-Quran dan sirah Nabi Muhammad Saw serta para imam maksum telah menetapkan aturan umum dan standar-standar dasar serta pedoman kerja untuk mengisi waktu luang. Islam menginginkan umatnya agar tidak kehilangan satu kesempatan pun untuk mengejar kesempurnaan. Setelah menyelesaikan sebuah urusan penting, kita harus mengisi waktu kita dengan kegiatan lain. Untuk bisa melaksanakan aturan-aturan tersebut, kita harus menyusun sebuah program dalam hidup ini dan selalu bergerak ke arah tujuan utama. Allah Swt dalam surat al-Insyirah ayat 7 dan 8 berfirman, “… maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
Allah Swt meminta Rasulullah Saw agar tidak kehilangan kesempatan untuk mengejar kemajuan dan kesempurnaan. Berdasarkan budaya Islam, kita tidak punya hak untuk menghabiskan usia kita dengan sia-sia, karena kita akan diminta pertanggung jawaban atas setiap detik dari usia kita. Salah satu hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat kelak adalah tentang bagaimana kita menghabiskan umur kita. Oleh sebab itu, para imam maksum dan pemuka agama senantiasa memperingatkan kita agar mawas terhadap kesempatan dan waktu yang kita miliki, karena waktu tidak bisa didepositokan dan juga tidak dapat dikembalikan.
Imam Jakfar Shadiq as berakata, “Aku tidak senang melihat pemuda seperti kalian kecuali dalam dua kondisi ini; alim atau masih menjadi pelajar. Aku bersumpah kepada Dzat yang telah mengutus Nabi Muhammad, jika kalian tidak berada di salah satu kondisi itu, kalian telah lalai dan menyia-nyiakan umur kalian, dan orang yang telah menyia-nyiakan umurnya, ia adalah pendosa dan orang yang berbuat dosa tempatnya di neraka.” (Kitab Bihar al-Anwar, juz 1, hal 170)
Apa yang diinginkan Islam dari kita adalah menyikapi secara aktif waktu luang kita dan memanfaatkannya dengan baik melalui perencanaan yang benar dan komprehensif. Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as dalam kitab Sahifah Sajjadiyah menyeru kepada Tuhan, “Ya Tuhanku! Jika engkau menetapkan waktu luang untuk kami, maka jadikanlah ia selamat di mana tidak ada dosa dari kami di dalamnya dan tidak membuat kami lelah sehingga malaikat pencatat amal keburukan kembali dengan tidak membawa dosa-dosa kami dan pencatat amal kebajikan bahagia karena kebaikan-kebaikan kami yang ia catat.”
Islam dan Gaya Hidup (13)
Kerja dan usaha dari berbagai dimensi memiliki keuntungan material, spiritual dan mental dalam kehidupan manusia. Kesibukan dengan pekerjaan dan keahlian tertentu selain mengantarkan manusia pada kemapaman materi, juga akan memberikan kedamaian jiwa. Dengan bekerja, seseorang telah memenuhi kebutuhan material dan mentalnya, ia juga merasa dirinya layak dan berguna bagi orang lain, terutama jika jenis pekerjaannya menuntut kreativitas dan inovasi.
Pekerjaan adalah bagian penting dari kehidupan manusia dan ini bukan semata-mata karena uang dan pendapatan. Kerja akan memberi arti dan tujuan bagi kehidupan dan memainkan peran penting dalam membentuk gaya hidup.
Mengingat kerja adalah sarana untuk mengaktualisasikan potensi-potensi manusia, maka ia memiliki peran efektif untuk membantu mereka berpikir positif tentang dirinya dan merasa terhormat. Perasaan ini dapat mempengaruhi sejumlah besar urusan kehidupan. Kerja termasuk faktor yang membantu manusia untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh karena itu dalam budaya dan ajaran Islam, kerja dan usaha memiliki tempat yang istimewa.
Imam Ali as menyeru semua orang untuk bekerja dan berkata, “Beruntunglah kalian yang bekerja, sebab hak tidak akan diperoleh kecuali dengan usaha.” Dalam sebuah pesan kepada putranya Imam Hasan as, beliau berkata, “Bekerjalah secara maksimal dalam hidup ini. Karena orang yang berjuang untuk memperoleh sesuatu, ia akan mendapatkan semua atau paling tidak sebagian dari yang dicari.”
Kerja dan pekerjaan mencegah manusia dari kegiatan dan kesibukan yang tidak sehat. Sikap menganggur dan berkhayal akan merusak kesehatan mental mereka. Orang-orang yang tidak melakukan kegiatan kreatif dan bermanfaat, mereka akan terjebak dalam kesibukan-kesibukan yang merusak. Saat ini, teknik terapi melalui kerja, liburan dan aktivitas-aktivitas yang sehat, merupakan salah satu metode terpenting untuk mengobati orang-orang dengan gejala gangguan mental. Kerja tidak hanya mencegah gejala-gejala gangguan mental, tapi juga merupakan sebuah kebutuhan untuk mengembangkan potensi dan pengembangan kepribadian secara benar.
Salah satu indikasi kesehatanmental adalah kepuasan terhadap pekerjaan yang digeluti. Kepuasan kerja akan memacu meningkatkan efektivitas dan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam bekerja. Masalah kepuasan kerja juga sangat penting bagi para direksi, karena karyawan dan buruh yang merasa puas dengan kerjanya tentu akan memberikan hasil yang baik. Pekerjaan kadang dilakukan hanya sebatas menunaikan kewajiban dan tugas dan kadang didorong oleh rasa cinta dan hobi manusia.
Kerja dengan motivasi menunaikan tugas meskipun sangat bernilai, tapi tetap tidak sepadan dengan kerja yang dilakukan atas dasar cinta dan rasa suka. Individu yang melakukn sesuatu dengan penuh cinta, ia tidak pernah merasa lelah dan jenuh. Kondisi ini dengan sendirinya akan membantu mengembangkan kreativitas dan inovasi serta pekerjaan juga akan diselesaikan dengan sangat baik.
Akan tetapi, jika seseorang tidak puas dengan jenis pekerjaannya, ia akan menderita depresi dan tidak bisa menunaikan tugas-tugasnya dengan baik. Dalam kondisi seperti ini, keluarga individu tersebut dan masyarakat juga akant erkena dampaknya.
Kim Woo-Choong, penulis buku “Every Street Is Paved With Gold: The Road to Real Success”, menulis, “Sangat menyedihkan bahwa manusia menganggap kerja dan sikll hanya sebagai sarana untuk memenuhi perutnya. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah kondisi orang-orang yang baru menginjak masa muda, tapi mereka merasa lelah dengan kerja dan aktivitasnya, padahal seharusnya mereka penuh semangat dan punca cita-cita. Jika Anda bangga dengan pekerjaan dan keahlian Anda dan merasa puas dalam melakukannya, maka keahlian Anda akan menjadi sumber kesenangan dan kelezatan yang tiada tara.”
Jika Anda menikmati pekerjaan Anda, maka tidak ada kata lelah di sana, karena pekerjaan akan menjadi sebuah hiburan yang menyenangkan. Poin penting lainnya terkait kesehatan mental kerja adalah kecocokan jenis pekerjaan dengan selera dan poteni manusia. Setiap manusia menyimpan keahlian tertentu dan tentu saja tidak memiliki potensi untuk membidangi semua pekerjaan dan keahlian dalam diri mereka. Manusia diciptakan dengan selera dan kapasitas yang berbeda. Salah satu kunci kesuksesan manusia adalah menekuni sebuah bidang sturi dan pekerjaan yang sesuai dengan kapasitasnya.
Jelas bahwa sebagian dari kasus kegagalan manusia karena mereka tidak mengamalkan prinsip tersebut. Mereka akanmeraih sukses jika pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan kapasitasnya. Seseorang bertanya kepada Thomas Edison, “Mengapa kebanyakan anak muda tidak sukses?” Dia menjawab, “Karena mereka tidak mengenal jalannya dan melangkah di jalan orang lain. Orang-orang seperti ini membawa dua kerugian bagi masyarakat, pertama; mereka tidak mengerjakan pekerjaan yang pantas baginya, dan kedua; mereka mengemban sebuah pekerjaan yang tidak mampu ditunaikan dengan baik.”
Konsentrasi pikiran dan jauh dari kegalauan merupakan dampak positif lain bekerja bagi jiwa dan mental manusia. Jika daya pikir dan tingkat khayal manusia difokuskan pada pekerjaan-pekerjaan yang bermanfaat, maka pemikiran negatif dan khayalan batil akan sirna dalam dirinya. Kondisi ini akan merusak pemikiran dan mental manusia dan menyeretnya ke lembah dosa. Jadi, dapat dikatakan bahwa kesibukan dengan pekerjaan yang positif akan menjamin kesehatan mental manusia.
Di dunia modern, isu jaminan kesehatan mental para pegawai telah menjadi tantangan utama para pemimpin perusahaan yang visioner. Menjaga prinsip-prinsip kesehatan mental di lingkungan kerja akan menciptakan kepuasan dan mengoptimalkan hasil. Ada banyak faktor yang berpengaruh pada kesehatan mental kerja. Di antaranya adalah perlakuan yang adil di lingkungan kerja, keamanan dan kesehatan kerja, jam kerja dan juga fokus pekerjaan.
Sebuah riset menunjukkan bahwa istirahat di antara jam kerja, pemenuhan biaya kesehatan, perhatian terhadap waktu luang, perbaikan hubungan atasan dan bawahan dan juga perbaikan kondisi lingkungan kerja, merupakan sekelompok faktor yang berpengaruh pada kesehatan mental dan kualitas kerja, dimana akan berdampak dalam gaya hidup seseorang.
Sejumlah orang menghabiskan banyak waktu di lingkungan kerja. Oleh karena itu, lingkungan kerja berperan penting dalam menjamin kesehatan fisik dan mental. Tekanan mental di tempat kerja akan membuat seseorang menderita stress dan gelisah bahkan ketika ia istirahat di rumah. Masalah ini membawa dampak negatif dalam hubungannya dengan masyarakat, terutama anggota keluarga. Kesehatan mental di lingkungan kerja akan menciptakan sebuah iklim yang sehat dan menyenangkan, dimana para pekerja tidak akan terjebak dalam tekanan mental dan stress.
Di antara tekanan mental yang umum ditemukan di tengah para pekerja adalah kekhawatiran tentang masa depan pekerjaan mereka, masalah keluarga, kerenggangan hubungan antar-sesama anggoata keluarga, kekhawatiran para wanita karir terhadap kondisi anak-anak mereka, serta masalah sosial dan ekonomi. Fenomena ini bisa ditemukan di berbagai bidang pekerjaan dan para psikolog menekankan penangangan masalah tersebut. Tekanan ini akan membuat orang-orang kesulitan dalam menyesaikan tugas-tugasnya, padahal dalam kondisi normal mereka mampu melaksanakannya dengan santai. Atau mereka bahkantidak mampu lagi melakukannya dan menempatkan perusahaan dalam masalah.
Di sini, ada metode yang bisa digunakan oleh para pemimpin perusahaan atau lembaga untuk mengurangi tekanan terhadap para pekerja dan juga meningkatkan kesehatan mental mereka. Langkah-langkah itu antara lain, menciptakan iklim yang bersahabat, penuh kejujuran dan kerjasama, saling menghormati di antara sesama, menghindari sikap-sikap represif dan semena-mena, mengidentifikasi kemampuan potensial pegawai, menyediakan sarana untuk pengembangan mereka, meminta pendapat pegawai dalam membuat keputusan dan memberi bonus dan pujian.
Meski Islam sangat menekankan masalah kerja dan usaha, sikap proporsional dan jauh dari perilaku ekstrim dalam bekerja juga menjadi perhatian agama ini. Ajaran Islam menyeru manusia di samping bekerja dan berusaha, juga tidak melupakan hiburan dan wisata.
Islam dan Gaya Hidup (12)
Salah satu teman penting yang bisa menjadi penentu bagi gaya hidup setiap individu adalah kepemilikan pekerjaan dan skil tertentu. Kepemilikan pekerjaan dan skil selain memberi keuntungan materi, juga membawa dampak besar bagi kesehatan fisil dan mental seseorang. Islam dalam mempromosikan gaya hidup yang ideal, menyebut kerja dan usaha sebagai sebuah faktor penting dan urgen.
Pekerjaan termasuk di antara perkara penting dan esensial dalam kehidupan manusia dan dengan bekerja, mereka mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan jasmani dan ruhaninya. Peran kerja dan usaha tampak jelas di semua aspek kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan secara langsung dan tidak langsung, berpengaruh pada kondisi mental dan kejiwaan serta pola pikir dan nilai-nilai manusia.
Manusia harus bekerja untuk kelangsungan hidupnya. Cita-cita dan tujuan luhur hanya akan menjadi sebuah angan-angan jika tidak dibarengi dengan tekad dan konsistensi dalam bekerja. Setiap individu atau bangsa yang ingin mencapai puncak kemajuan dan kesuksesan, maka ia harus meninggalkan kemalasan dan berleha-leha.
Peradaban agung umat manusia di sepanjang sejarah adalah hasil dari kerja keras dan mereka mampu menorehkan sejumlah prestasi dengan mengandalkan semua kapasitas pemberian Tuhan. Kemajuan sains di era modern seperti di dunia penerbangan dan antariksa, pengobatan berbagai penyakit kronis, pembangunan jalan raya dan tunel dan kemajuan di bidang teknologi informasi, semua itu adalah buah pikiran dan kerja keras manusia yang patut dipuji.
Jika siklus kerja dalam kehidupan manusia berhenti, maka proses kemunduran dan kehancurannya akan dimulai. Will Durant, penulis buku The History of Civilization, mengatakan, “Kesehatan ada dalam bekerja. Pekerjaan merupakan salah satu kunci kepuasan manusia dalam hidup. Menurut saya, kita lebih baik memohon kepada Tuhan anugerah untuk bekerja daripada meminta harta dan kekayaan.” Kerja dan usaha ibarat air dan makanan, termasuk perkara esensian dan penting untuk kehidupan manusia. Mereka secara esensial cenderung pada kerja dan usaha.
Jika manusia tidak mengucurkan keringat untuk memperoleh sesuatu, kehidupan mereka tidak memiliki warna dan memperoleh kesenangan dan secara perlahan motivasi untuk hidup akan sirna dalam dirinya. Imam Jakfar Shadiq as dalam sebuah ungkapannya berbicara tentang kesehatan mental bekerja dan pengaruh positifnya bagi kondisi kejiwaan manusia.
Beliau berkata, “Jika semua kebutuhan seseorang dipenuhi tanpa harus bekerja, kehidupannya tidak akan pernah indah dan ia tidak merasakan kelezatannya. Kalian bisa membayangkan jika seorang individu menjadi tamu di tengah sebuah komunitas dan untuk beberapa waktu ia menikmati jamuan itu, dimana semua kebutuhannya seperti makan dan minuman serta keperluan lain terpenuhi. Akan tetapi, selang beberapa saat ia akan lelah karena menganggur dan ia akan mencari pekerjaan untuk menyibukkan dirinya. Sekarang, kalian bisa membayangkan jika di sepanjang hidup, semua kebutuhanmanusia sudah dijamin, maka apa yang akan dirasakan oleh mereka?”
Dari ucapan Imam Shadiq as dapat disimpulkan bahwa nilai dan pentingnya pekerjaan dalam hidup tidak hanya sebatas untuk memperoleh pendapatan, tapi kerja dapat memberi ketenangan jiwa kepada seseorang, ia akan merasa dirinya berguna untuk orang lain dan menemukan jati dirinya. Oleh karena itu, jika ada orang yang sudah terpenuhi kebutuhan materinya, ia akan tetap memerlukan kesibukan dan kerja.
Penulis danpenyair Perancis, Francois Voltaire mengatakan, “Setiap kali aku merasakan kepedihan dan rasa sakit, aku akan menyibukkan diri dengan pekerjaan. Karena bekerja adalah penawar terbaik untuk mengobati rasa sakit batinku.”
Dapat disimpulkan bahwa bekerja akan membawa manfaat internal dan eksternal. Manfaat eksternalnya adalah memperoleh pendapatan, menyediakansemua kebutuhan hidup dan mengembangkan kehidupan. Sementara manfaat internal adalah menjawab naluri untuk bekerja dan merasa dirinya bermanfaat. Perasaan ini akan memberikan optimisme dalam diri manusia dan optimisme dalam hidup merupakan salah satu indikator penting untuk pengembangan diri.
Akan tetapi, tujuan apa yang dikejar manusia dalam bekerja dan beraktivitas? Apakah ia hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan materi dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik? Apakah manusia perlu makan dan minum hingga bisa bekerja? Atau mereka bekerja sehingga dapat makan dengan enak dan hidup lebih baik?
Masalah kerja di setiap masyarakat dan aliran pemikian memiliki definisi dan kedudukan khusus. Beberapa pihak menganggap pekerjaan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, sementara sebagian aliran pemikiran memiliki pandangan yang berbeda. Orang yang melihat eksistensinya lebih luas dari dimensi materi, ia akan memandang kerja dan usaha dengan yang lebih sempurna serta menjadikannya untuk mencapai tujuan-tujuan luhur.
Dalam perspektif Islam, orang mukmin di semua perilakunya mengejar tujuan-tujuan yang luhur. Dalam hidupnya, ia ingin menghambakan diri dan mematuhi perintah-perintah Tuhan. Ia akan mencapai kesempurnaan jiwa dan spiritual melalui kegiatan ibadah tersebut.
Oleh sebab itu, pemanfaatan perkara-perkara duniawi, termasuk kegiatan ekonomi penting untuk mempersiapkan jalan kesempurnaan bagi manusia. Ajaran Islam juga merupakan seperangkat panduan untuk mengantarkan seorang mukmin menuju tujuan luhur tersebut. Dalam pemikiran Islam, keyakinan dan kepercayaan manusia akan mengarahkan kegiatan ekonomi dan semua aktivitas lain dalam hidup.
Kajian ekonomi Islam sama seperti tema-tema lain, memiliki hubungan erat dengan pembahasan akidah dan akhlak. Oleh karena itu, Islam mengaitkan kerja dan usaha dengan spiritualitas. Usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk kesejahteraan hidupnya dan juga memenuhi kebutuhan keluarganya, jika diniatkan untuk menunaikan kewajiban agama, maka kegiatan itu akan terhitung ibadah dan ia akan memperoleh pahala.
Dalam ekonomi Islam, seorang muslim harus bersikap sejalan dengan prinsip-prinsip dan ajaran moral. Ketika ia memperoleh nikmat-nikmat dari Tuhan, ia juga berkewajiban untuk berbagi kesenangan itu dengan orang lain. Orang muslim harus memanfaatkan anugerah Tuhan dengan baik serta menggunakan harta dan kekayaannya untuk pengembangan diri dan masyarakat.
Al-Quran dalam berbagai ayatnya, mendorong manusia untuk memakmurkan alam demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan dari penciptaan siang dan malam, pengiriman angin dan hujan dan pengangkatan manusia sebagai khalifah di muka bumi, adalah untuk mencari rezeki dari keutamaan dan kemurahan Tuhan. Tujuan tersebut hanya bisa direalisasikan melalui kerja dan usaha.
Sebagian kalangan dengan penafsiran keliru tentang agama, menganggap pekerjaan dan rutinitas bertentangan dengan ketakwaan dan spiritualitas. Dengan kata lain, jika seseorang bergelut dengan sebuah pekerjaan dan mengumpulkan pendapatannya, maka ia dianggap pecinta dunia dan sikap ini bertentangan dengan takwa. Padahal dalam perspektif Islam, menjauhi kesilauan dunia tidak berarti melepas semua ketergantungan manusia pada perkara-perkara duniawi.
Ahlul Bait Nabi as
Dalam pemikiran agama, manusia dibenarkan untuk memanfaatkan kenikmatan-kenikmatan ilahi dan kelezatan yang sudah dihalalkan oleh Tuhan. Tentu saja pemanfaatan tersebut hanya sebagai sarana untuk mencapai kesempurnaan jiwa dan moral serta menggunakannya di jalan penghambaan Tuhan. Rasul Saw dan Ahlul Bait as telah memberikan teladan terbaik dalam masalah kerja dan usaha. Oleh sebab itu, ketika orang yang berpura-pura zuhud menyaksikan Ahlul Bait as bertani dan bercocok tanam, ia memprotesnya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Di suatu siang yang terik, Imam Muhammad al-Baqir as sedang sibuk bekerja di ladangnya. Seorang zahid bernama Muhammad ibn Munkadir menyaksikan Imam Baqir as bercucuran keringat karena telah lelah bertani dan terik matahari. Ia kemudian menghampiri Imam Baqir as dan berkata, “Apakah pantas orang seperti engkau menyusahkan diri dengan pekerjaan dunia? Jika engkau meninggal dalam kondisi seperti ini, bagaimana engkau akan menghadapi Tuhan?”
Imam Baqir as menghentikan pekerjaannya sejenak dan berkata, “Jika ajalku tiba dan kondisi seperti ini, aku akan sangat gembira karena meninggal dalam keadaan beribadah. Jika aku tidak bersusah payah dan bekerja, maka aku harus menjulurkan tangan kepadamu dan orang-orang sepertimu.”
Mendengar jawaban itu, Muhammad ibn Munkadir menyatakan penyesalan dan berkata, “Aku ingin menasehatimu, tapi engkau malah memberi nasehat baik kepadaku.”
Islam dan Gaya Hidup (11)
Kita sudah berbicara tentang pentingnya penetapan tujuan, perencanaan, disiplin dan manajemen waktu. Kepatuhan pada prinsip-prinsip itu memiliki pengaruh besar bagi gaya hidup kita. Ajaran Islam serta sirah Nabi Saw dan Ahlul Bait sangat menekankan hal tersebut. Semua tugas personal dan sosial kita dalam hidup ini bisa ditata dengan mematuhi prinsip-prinsip tersebut dan dapat dikerjakan dengan baik.
Yang dimaksud dengan tugas-tugas personal adalah suatu kegiatan perseorangan yang dilakukan oleh individu tertentu tanpa memperhatikan apakah ia berada di tengah keluarga atau masyarakat. Di antara tugas-tugas personal adalah membentuk pola pikir, menuntut ilmu pengetahuan, ibadah, menjaga kebersihan dan kesehatan, berolahraga, memilih model pakaian dan menggeluti pekerjaan tertentu.
Berapa lama waktu yang kita luangkan untuk berpikir dan belajar di sepanjang hari? Atau berapa buah buku yang selesai kita baca dan memperkaya pengetahuan kita di sepanjang bulan? Ketika kita memutuskan untuk melakukansesuatu, berapa lama waktu yang kita habiskan untuk berpikir?
Pemikiran inovatif
Pemikiran dan perenungan termasuk salah satu aset manusia paling berharga dan hal itu menjadi pembeda mereka dengan semua makhluk lain. Manusia adalah makhluk yang berakal dan bernalar, dimana mereka punya kemampuan untuk memikirkan berbagai masalah.
Pada dasarnya, kesempurnaan dan perkembangan manusia bergantung pada kapasitas pemikirannya. Jelas bahwa kegiatan berpikir dan memperkaya pengetahuan memainkan peranan besar dalam gaya hidup kita. Imam Jakfar Shadiq as berkata, “Keselamatan dan kesehatan selalu ada bersama berpikir dan bernalar.”
Berpikir dan bernalar harus selalu menyertai setiap pekerjaan dan keputusan. Manusia adalah makhluk yang tergesa-gesa dan ingin cepat sampai pada sesuatu. Sifat ini kemudia membuat mereka tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk dan mana yang benar dan salah. Oleh sebab itu, tidak adanya penalaran dan perenungan telah menciptakan banyak kegagalan dan ketimpangan di ranah individu, keluarga dan masyarakat.
Rasul Saw bersabda, “Saya wasiatkan bahwa setiap kali kalian ingin melakukan sesuatu, maka pikirkanlah akibatnya, jika pekerjaan itu membawa kemajuan maka lakukanlah, tapi jika it mendatangkan kerusakan dan kerugian, maka tinggalkanlah.”
Kelalaian terhadap kekuatan akal dan pemahaman dalam kehidupan material dan spiritual justru akan memperlemah manusia. Namun, penggunaan akal dan nalar secara optimal akan meningkatkan efektifitasnya. Menghabiskan waktu dengan kemalasan dan tidak punya kegiatan, juga akan mengurangi kemampuan otak seseorang.
Imam Shadiq as dalam sebuah pesan kepada salah seorang sahabatnya yang meninggalkan pekerjaannya dan memilih untuk menjadi penganggur, berkata, Mulailah kembali berdagang dan bekerja, karena menganggur akan mengurangi kemampuan akal.”
Dari sisi lain, Islam juga mencela kesibukan yang berlebihan dan mengikat diri dengan pekerjaan. Karena kebiasaan itu akan merampas kesempatan untuk mengevaluasi hal-hal yang sudah dikerjakan serta menjerumuskannya ke dalam khayalan dan kekacauan pikiran. Selain menata dan memikirkan urusan-urusan hidup, menimba ilmu pengetahuan dari perspektif Islam juga termasuk sebuah realitas yang suci dan luhur.
Antri kerja
Islam telah membangkitkan motivasi kaum Muslim untuk menuntut ilmu dan memuliakan orang-orang yang berilmu. Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Saw di gua Hira berbicara tentang ilmu. Allah Swt dalam surat al-‘Alaq memperkenalkan dirinya sebagai pengajar umat manusia. Dalam al-Quran, pendidik dan perintah untuk belajar dianggap sebagai salah satu keistimewaan para utusan Allah Swt.
Al-Quran juga memberikan kedudukan yang tinggi kepada orang-orang yang berilmu dan memuliakan mereka dari golongan yang lain. Berbagai ayat al-Quran mempertegas tentang ketidaksamaan antara orang alim dan jahil. Dalam ajaran Islam, seseorang tidak mungkin bergerak meraih kesempurnaan jika tanpa pemikiran dan ilmu pengetahuan. Tuhan juga memberikan tempat istimewa kepada orang-orang alim dan menganggap mereka lebih mulia dari kelompok lain.
Berkenaan dengan pentingnya ilmu pengetahuan, Islam mewajibkan setiap umatnya untuk menuntut ilmu dan kesuksesan di dunia serta keberuntungan di akhirat sangat ditentukan oleh ilmu, tentu saja ilmu yang berguna. Ilmu yang tidak membawa manfaat sama seperti obat yang tidak memberi kesembuhan. Penalaran dan perenungan akan memperkuat pandangan manusia terhadap dunia dan akhirat serta memberinya kekuatan untuk mengevaluasi maslahatnya di dunia dan akhirat. Pada akhirnya, ia akan bertindak sesuai dengan maslahat hakikinya.
Penalaran sangat penting bagi kesempurnaan dimensi spiritual manusia sampai-sampai Islam menyebut kegiatan berpikir sebagai ibadah terbaik dan berpikir satu jam akan memperoleh pahala 70 tahun ibadah. Penalaran dan kegiatan berpikir akan memacu perkembangan otak dan melatih kekuatan akal manusia. Hal ini membantu manusia untuk mencapai tujuan-tujuan luhur. Individu yang meliburkan akalnya ia akan lalai terhadap awal penciptaan dan mungkin saja terjebak dalam penghambaan kepada selain Tuhan.
Oleh karena itu, setiap Muslim harus meluangkan waktu setiap hari untuk belajar dan memperkaya pengetahuannya.
Mengenai pentingnya berpikir dan menuntut ilmu, Rasul Saw bersabda, “Hari dimana pengetahuanku tidak bertambah di dalamnya dan tidak mendekatkanku kepada Tuhan, maka matahari yang terbit pada hari itu tidak berkah bagiku.”
Dalam sebuah riwayat yang lain, Imam Ali as menganjutkan umat Islam untuk menimba ilmu, karena ilmu akan menguatkan badan. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan akan membekali manusia untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Dan yang dimaksud dengan penguatan badan adalah memanfaatkan anugerah dunia di bawah petunjuk ilmu. Seorang mufassir besar Islam, Allamah Muhammad Husein Thabathabai mengatakan, “Pemikiran yang lebih sahih akan semakin memperkuat kehidupan. Kehidupan yang tangguh berkaitan dengan pemikiran yang kuat.”
Sejumlah riwayat lain juga menyebut kegiatan belajar sebagai kesempurnaan agama. Ilmu yang dimaksud di sini tentu saja pengetahuan yang membimbing manusia menuju kebahagiaan dan keselamatan, bukan ilmu yang mengantarkan mereka pada penyimpangan. Setiap ilmu harus menjadi pengarah dan penerang jalan. Jika seseorang terus bertambah ilmunya, tapi ia tidak menjadi lebih baik, maka hal itu akan semakin menjauhinya dari Tuhan.
Kehidupan keluarga
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan Islam, ilmu dan pengetahuan harus mengabdi untuk tujuan-tujuan mulia dalam hidup ini, bukannya menjadi alat penyimpangan manusia. Oleh sebab itu, kegiatan berpikir dan bernalar dalam beberapa masalah dirasa sangat penting, termasuk berpikir dalam masalah akidah seperti tauhid, kenabian dan Hari Kiamat. Ketika landasan ideologi diperkuat dengan argumentasi-argumentasi rasional, maka tentu saja ia akan menunjukkan hasil-hasil positifnya dalam gaya hidup manusia.
Islam menekankan umatnya untuk mempelajari semua cabang ilmu yang dibutuhkan untuk menata hidup. Dalam ajaran agama ilahi, semua disiplin ilmu dan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat harus dipelajari, begitu juga dengan keahlian untuk membuat sarana yang tidak membawa kerusakan dan dosa.
Dapat disimpulkan bahwa setiap usaha ilmiah dan penelitian untuk tujuan kemajuan masyarakat memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Kegiatan berpikir dan menimba ilmu pengetahuan merupakan landasan penting bagi gaya hidup Islami dan setiap Muslim harus memanfaatkannya dengan baik dan benar.
Nabi Isa as, Pembawa Pesan Perdamaian
Setiap tanggal 25 Desember diperingati sebagai hari kelahiran Nabi Isa as atau Yesus Kristus oleh penganut agama Kristen di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia dirayakan sebagai Hari Natal yang termasuk hari besar nasional.
Nabi Isa as termasuk salah seorang nabi agung yang begitu dimuliakan dalam al-Quran. Al-Quran dalam banyak ayat memperkenalkan Nabi Isa dengan posisi yang tinggi dan perannya sebagai seorang Nabi Ulul Azmi, yang memiliki Kitab dan Syariat. Kelahiran Nabi Isa as sendiri merupakan peristiwa luar biasa yang telah disinggung dalam al-Quran.
Nabi Isa as lahir tanpa seorang ayah. Beliau lahir dari ibu yang suci bernama Maryam yang tidak punya suami. Allah Swt dalam al-Quran berbicara tentang Maryam puteri Imran sebagai seorang perempuan terhormat dan bertakwa. Perempuan mulia ini sejak kecil telah mencapai derajat spiritual yang tinggi dengan penghambaan dan pensucian diri, sehingga beliau mendapatkan hidangan dari langit.
Ketika Sayidah Maryam sedang beribadah dan bermunajat, malaikat Jibril turun dan memberikannya kabar tentang kelahiran seorang putra darinya. Allah Swt menyebutkan hal ini dalam al-Quran surat Maryam ayat 16-21. Nabi Isa as adalah salah satu dari Nabi besar yang namanya disebutkan dalam Al-Quran dan dicatat dengan penuh kemuliaan dan kehormatan serta disebut juga dengan Kalimatullah atau Ruhullah.
Nama Nabi Isa as disebutkan dalam al-Quran sebanyak 45 kali dan di beberapa bagian beliau disebut dengan nama Al-Masih. Sang ibu, Maryam sa, adalah salah satu wanita suci dalam sejarah umat manusia yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Sedemikian mulia sosok Maryam, sehingga malaikat diturunkan kepadanya untuk memberi kabar soal kelahiran putranya. Kelahiran Nabi Isa Al-Masih as tanpa ayah merupakan bukti kekuatan Allah Swt yang tidak bisa dibatasi hukum sebab-akibat.
Kelahiran Isa Al-Masih merupakan fenomena bersejarah yang tercatat dalam Al-Quran. Nabi Isa, ketika masih bayi bisa berbicara dan memperkenalkan dirinya sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat Maryam ayat 30-33, "Nabi Isa as berbicara ketika masih bayi, “Berkata Isa, ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
Di bagian lain al-Quran, surat Al-Zukhruf ayat 63 menjelaskan, "Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku."
Isa Al-Masih as adalah seorang utusan Allah swt untuk membimbing umat manusia. Oleh karena itu, ucapan dan perilakunya sesuai dengan ketentuan ilahi, sebagaimana para pendahulunya dan juga Nabi yang datang sesudahnya. Ajaran Isa as adalah membenarkan ucapan para nabi terdahulu dan menyampaikan kembali pesan-pesan mereka.
Pada prinsipnya, Al-Quran memandang misi besar semua Nabi ilahi adalah melawan thagut, sebagaimana ditegaskan dalam surat Nahl ayat 36, "Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)".
Peringatan hari kelahiran Nabi Isa Al-Masih bisa menjadi landasan bersama antara umat Islam dan Kristiani, meskipun kedua agama besar ini memiliki perbedaan. Nabi Isa adalah penyelamat dan pemimpin agama yang membaktikan hidupnya untuk umat manusia.
Tampaknya, banyak agenda penting yang bisa dilakukan umat Islam dan Kristiani di antaranya: meredakan kekerasan dan kerusakan sosial, pengentasan kemiskinan, membantu kaum tertindas, serta berjuang untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
Kini, berbagai masalah global menuntut peran lebih aktif para agamawan dan penganut agama di dunia, terutama Islam dan Kristen supaya bahu-membahu menyelesaikan berbagai masalah dunia demi menciptakan perdamaian global. Sebab, inilah salah satu pesan penting peringatan hari kelahiran Nabi Isa Al-Masih.
Rudal Balistik Khorramshahr, Prestasi Besar Industri Rudal Iran
Republik Islam Iran sejak agresi militer rezim Baath Irak di dekade 80-an sudah memulai langkah pengembangan, produksi dan pembangunan arsenal rudal balistik, dan dalam tiga dekade terakhir, ia mengalami kemajuan signifikan di bidang produksi berbagai jenis rudal balistik mulai dari jarak pendek, menengah hingga jarak jauh, dan Iran sekarang memiliki kemampuan membuat rudal-rudal jarak jauh.
Kekuatan rudal Iran saat ini menjadi salah satu prestasi besar di bidang teknologi militer dan pertahanan negara. Salah satu rudal balistik Iran adalah rudal Khorramshahr yang merupakan produk rudal balistik terbaru negara ini. Rudal balistik jarak menengah Khorramshahr untuk pertama kalinya dipamerkan pada parade militer serentak Angkatan Bersenjata Iran di awal Pekan Pertahanan Suci tanggal 22 September 2017 lalu. Rudal ini termasuk rudal yang sepenuhnya produk dalam negeri dan buah kerja keras ilmuwan Iran.
Komandan Pasukan Dirgantara, Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, Brigjend Amir Ali Hajizadeh mengumumkan daya jangkau rudal Khorramshahr adalah 2000 kilometer. Bobot rudal berbahan bakar cair ini, 20 ton, dan bisa membawa hulu ledak tempur hingga 1.800 kilogram, dan ia juga mampu membawa “hulu ledak hujan” (raining warhead) yaitu hulu ledak yang berisi sejumlah hulu ledak kecil berbobot sekian ratus kilogram.
Jika dibandingkan dengan rudal-rudal Iran yang lain seperti rudal Ghadr dan Sejjil, rudal Khorramshahr 2-3 kali lebih kuat membawa hulu ledak tempur dibandingkan ukuran rudal-rudal balistik lainnya. Diameter yang lebih besar pada rudal Khorramshahr membantunya sehingga bisa membawa hulu ledak hujan, karena ruang lebih besar untuk menempatkan jenis hulu ledak ini.
Produk rudal Khorramshahr pertama dengan hulu ledak kerucut sederhana sudah dipamerkan, namun karena kemajuan produksi hulu ledak rudal yang terus dilakukan Iran, sekarang rudal Khorramshahr dalam bentuknya yang sudah mengalami peningkatan, bisa membawa hulu ledak hujan. Sampai saat ini rudal Khorramshahr terlihat telah menggunakan tiga jenis hulu ledak. Tipe pertama yang dipasang pada rudal Khorramshahr 1 adalah hulu ledak kerucut sederhana.
Kemudian pada rudal Khorramshahr 2 dipasang hulu ledak hujan, dan ini dipamerkan pada pameran Eghtedar 40. Hulu ledak ini mengalami perubahan di bagian cross section (persilangan), dan di sudut permukaan, serta dipasangi sayap-sayap kontrol kecil di ujung badannya. Akan tetapi di tahap berikutnya pada parade militer yang digelar 22 September 2019, rudal Khorramshahr dipamerkan dengan dua hulu ledak tempur baru. Hulu ledak ini mirip hulu ledak rudal Khorramshahr 2 namun tidak memiliki sayap kontrol kecil.
Kemungkinan hulu ledak baru itu dioptimalisasi untuk menambah stabilitas agar hulu ledak-hulu ledak tanpa kontrol dapat lebih akurat hingga detik terakhir, dan bisa diluncurkan dalam kecepatan tertinggi di fase akhir. Oleh karena itu kemungkinan untuk diintersep oleh sistem pertahanan musuh menjadi lebih kecil.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Mayjend Mohammad Bagheri mengatakan hulu ledak perang pada rudal Khorramshahr pada uji coba akhir berhasil mengenai sasaran dengan tingkat kesalahan 60 cm dalam jarak 1.300 kilometer. Hal ini menunjukkan bahwa rudal Khorramshahr memiliki akurasi tinggi, dan dengan tingkat kesalahan kecil ini, kemampuan akurasi rudal-rudal balistik Iran sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Masalah penting lainnya adalah rudal balistik Khorramshahr merupakan proyek kedua Iran dalam produksi rudal-rudal tanpa sayap setelah rudal balistik Qiam, dengan demikian terbuka kemungkinan peluncuran rudal tersebut dari peluncur bergerak, dan juga dari silo-silo bawah tanah, serta menghancurkan sasaran apapun dengan akurasi tinggi. Di sisi lain, bobot tinggi rudal ini menyebabkan ia bisa membawa hulu ledak-hulu ledak yang lebih berat, artinya satu unit rudal Khorramshahr dengan beberapa hulu ledak dapat melakukan kerja 2-3 unit rudal balistik.
Spesifikasi teknis:
Bentuk luar hulu ledak rudal Khorramshahr terutama di bagian hidung rudal menunjukkan kecepatan yang sangat tinggi pada saat terbang vertikal. Karakteristik lain rudal Khorramshahr adalah diameter dan panjang rudal yang ditambah sehingga meningkatkan kerampingannya.
Rudal ini memiliki diameter dan panjang yang lebih daripada rudal Iran lain yang memiliki jarak jangkau yang sama. Hal ini berdampak pada desain baru, simulasi, dan uji coba seuruh struktur serta badan rudal. Panjang keseluruhan rudal Khorramshahr dibandingkan rudal-rudal sebelumnya mengalami penurunan secara signifikan, ini karena rudal-rudal terdahulu memiliki panjang sekitar 15,5 meter ke atas.
rudal Khorramshahr
Menurut Komandan Pasukan Dirgantara IRGC, pengurangan panjang rudal Khorramshahr menyebabkan perbaikan kemampuan teknis rudal ini. Pengurangan panjang dibandingkan diameter rudal Khorramshahr memperkuat struktur rudal ini.
Poin penting lain, rudal yang memiliki panjang lebih rendah dari diameternya, lebih mudah untuk terbang dengan kecepatan tinggi. Diameter lebih besar juga meningkatkan gaya hambat namun ditutupi dengan peningkatan kekuatan propelan roket, yaitu propelan yang bisa ditempatkan di badan rudal Khorramshahr karena memiliki ruang yang cukup.
Setelah rudal Qiam 1, Khorramshahr adalah rudal balistik kedua tanpa sayap yang diproduksi Iran. Perbedaan mendasar secara fisik antara Qiam dan Khorramshahr dengan rudal-rudal balistik Iran lainnya terletak pada penghapusan sayap-sayap kecil permanen penyetabil di ujung badan rudal.
Sayap-sayap kecil yang dapat ditemukan di semua jenis rudal balistik Iran, seperti keluarga rudal Shahab, Ghadr, dan Sejjil, memainkan peran kunci dalam menciptakan keseimbangan rudal, tapi pada dua dari tiga rudal di atas tanpa bersandar pada sayap-sayap kecil, seluruh tugas menjaga kestabilan rudal ada pada sistem kontrol yang dipasang di pintu keluar propelan bahan bakar cair.
Penghapusan sayap-sayap pengendali stabilitas, memberikan sejumlah keuntungan lain di antaranya penurunan bobot dan reaksi radar, cadangan dan tempat penyimpanan, transportasi dan penempatan rudal di peluncur menjadi lebih mudah.
Spesifikasi ini dihasilkan berkat akses ke level yang lebih tinggi dari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kestabilan dan kontrol rudal, dan hanya bisa diperoleh dengan menggunakan sistem kontrol vektor di bagian output mesin.
rudal Khorramshahr
Pada saat yang sama, penurunan signifikan faktor-faktor kesalahan pada rudal ini termasuk penempatan akuran rudal di peluncur, perbaikan sistem bidikan dan pengendali, penurunan guncangan bahan bakar cair pada tempatnya, dan yang lainnya juga diperhatikan dalam rudalnya.
Selain itu, karena rudal ini termasuk baru, di bagian-bagian elektroniknya ia menggunakan teknologi canggih dan sistem yang seluruhnya digital. Rudal Khorramshahr menggunakan propelan bahan bakar cair berbeda dengan yang digunakan pada rudal-rudal general Shahab 3.
Perbedaan mencolok tampak pada bagian output rudal Khorramshahr dengan rudal-rudal general Shahab 3 meliputi perbedaan diameter “nozzle” yaitu bagian output propelan, dan propelan rudal Khorramshahr juga dilengkapi dua nozzle sekunder yang lebih kecil.
Spesifikasi umum rudal Khorramshahr:
Bobot: 19-26 ton
Panjang: 13 meter
Diameter: 1,5 meter
Propelan: bahan bakar cair
Jarak tempur operasi: 2000 km dengan satu hulu ledak seberat 1.800 kg
Kecepatan: Mach 15
Jenis Peluncur: peluncur bergerak