کمالوندی

کمالوندی

Jumat, 05 Februari 2021 16:35

Imam Khomeini; Pemimpin Karismatik

 

Kemenangan Revolusi Islam Iran memasuki usianya ke-42. Tak diragukan lagi revolusi ini tak dapat dipisahkan dari nama Imam Khomeini, sosok pemimpin karismatik Revolusi Islam di Iran yang berhasil menggulingkan rezim Shah Pahlevi dan membentuk pemerintahan republik Islam.

12 Bahman 1357 Hs (Februari 1979) hari yang dipenuhi semangat perjuangan dan tak pernah terlupakan di Iran. Imam Khomeini setelah bertahun-tahun menjalani pengasingan dan jauh dari tanah air, akhirnya kembali dengan penuh kehormatan dan disambut rakyat Iran. Ribuan orang memadati bandara udara Mehrabad di Tehran untuk menyambut pemimpin karismatik mereka yang kembali ke tanah air.

Ketika pesawat yang membawa Imam mendarat, hati-hati rakyat Iran berdetak dan rindu ingin bertemu dengan pemimpin mereka. Mereka saling berlomba untuk bertemu dengan Imam. Jalan yang akan dilalui Imam dari bandara Mehrabad hingga kompleks Behest-e Zahra dihiasi dengan rangkaian bunga. Warga menghiasi jalan berkilo-kilo meter dengan bunga untuk mengenang para syuhada.

Pintu Boeing 747 terbuka dan Imam datang dan kemuliaan abadi mengalir dalam banjir pecinta provinsi dan menghujani jiwa-jiwa yang kehausan seperti hujan yang lembut. Seperti Ibrahim Khalil, dia menghancurkan berhala taghut dan berjanji segera akan terbit Republik Islam.

Keharuman salawat, harumnya bunga mawar dan bunga merah rakyat kepada Imam bangsa, menandai dimulainya babak baru. Ya, "Ruhullah" datang dan sorak-sorai kemenangan terdengar di rumah-rumah dan jalanan. Selamat datang di musim semi. Selamat datang, Imam!


Rakyat beriman Iran memandang seruan anti kezaliman oleh Imam Khomeini sebagai seruan kebenaran. Mereka menyaksikan seorang keturunan suci, arif dan penyayang bangkit mengidupkan agama dan nilai-nilai Islam bukan karena hawa nafsu, tapi seperti leluhurnya Imam Husein as. Dengan demikian, rakyat Iran menyambut seruan Imam Khomeini dan melawan kezaliman, seperti ombak kuat melawan para taghut. 

Revolusi Islam menjadi seperti matahari yang terbit dengan jiwa-jiwa yang lelah akan penindasan, penghinaan, ketergantungan, ketidak-beragama, korupsi dan kejahatan yang menghancurkan suatu masyarakat, berharap dapat bangkit, menciptakan perubahan dan mengubah struktur sosial politik masyarakat ke arah yang lebih baik. Imam Khomeini bukan hanya seorang revolusioner, tetapi juga menciptakan transformasi ini dalam pikiran dan hati bangsa. Koordinasi ini melahirkan sistem Islam yang didasarkan pada partisipasi rakyat dengan slogan “Kemerdekaan, Kebebasan, Republik Islam”.


Syahid Sayid Morteza Avini, salah satu pemikir Iran dan pakar tentang Barat, menulis tentang Imam Khomeini: "Imam Khomeini bukanlah seorang nabi baru, tetapi dia adalah pengingat ... yang mengingatkan orang-orang tentang perjanjian fitrah mereka dengan Tuhan" Manusia mengalami a contoh kolektif umum, seperti para pendahulu mereka, dari Ibrahim dan Ismail hingga Muhammad (SAW), mematahkan periode ketidaktahuan dan memulai era lain. "

Imam, seperti nenek moyangnya yang murni, berusaha untuk mendidik dan memurnikan individu dan masyarakat, dan dengan kata lain, berusaha untuk mempromosikan moralitas yang bajik. Mempromosikan akhlak mulia adalah salah satu perintah Tuhan dalam al-Quran kepada Nabi Muhammad (SAW) sehingga semua Islamis harus menyadari bahwa pemerintah dan politik tidak terpisah dari moralitas dan kebajikan manusia dan spiritual dan masyarakat ideal Islam hanya dapat terealisasi dalam penyatuan kedua wacana tersebut. Terkait hal ini, Allah Swt telah mengingatkan kaum Muslim melalui firmannya di Surah al-Ahzab ayat 21, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Rasulullah (SAW) adalah model tertinggi dari penguasa Islam dan setelah dia Imam Ali (as) menggambarkan manifestasi keadilan sosial dan martabat manusia yang paling indah dalam pemerintahan Islamnya. Imam Khomeini, dengan meneladani para pemimpin agama, berupaya menghidupkan kembali dan menyebarkan nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip Islam dan yurisprudensi Syiah, di mana kebajikan moral dan spiritual dimanifestasikan.

Pemerintahan seperti itu membutuhkan seorang penguasa yang sendiri komprehensif serta memiliki penguasaan penuh dalam Fiqih (yurisprudensi), pengetahuan agama, ketaatan dan etika , dan Imam Khomeini memiliki kualitas tinggi ini. Sejak usia dini, dia telah berusaha untuk mendidik dirinya sendiri dan memperkuat moral dan kualitas positifnya, dan dia unik dalam mengamati moralitas dan kesalehan. Teman sekamarnya di masa mudanya di Hauzah Ilmiah tahu bahwa Khomeini memiliki dua kualitas khusus: bangun di tengah malam untuk salat malam dan kedua, menghindari ghibah dan mendengar ghibah. Orang yang begitu layak seperti ini sangat menekankan pada kebenaran ucapan dan tindakan, dan dapat dikatakan bahwa "kejujuran dalam ucapan dan tindakan" membuat Imam Khomeini lebih populer daripada karakteristik lainnya.

Imam shalat awal waktu di pesawat
Kejujuran adalah salah satu perintah Tuhan dalam al-Quran dan pedoman pemimpin agama dan salah satu tanda takwa dan iman; Imam Ali (AS)berkata : "Kejujuran adalah pilar iman terkuat" dan "Tuhan mengilhami kebenaran ketika dia mencintai seorang hamba." Imam setia pada apa yang dia katakan dalam kehidupan pribadi dan politiknya. Jika dia menasihati pihak berwenang tentang asketisme dan hidup sederhana, dia akan menjadi panutan yang nyata. Ketika orang-orang Iran melihat manisnya kejujuran dalam perkataan dan perbuatan Imam, kepercayaan mereka pada cita-cita dan jalan Imam meningkat, dan inilah cara mereka mendukung Imam mereka sampai akhir.

Cinta masyarakat kepada Imam Khomeini adalah cinta untuk semua hal yang baik. Cinta dan kasih sayang dari Imam ini mungkin lebih dari itu. Imam menyukai orang dan mencintai mereka. Dia menyebut orang-orang sebagai walinya dan menyebut dirinya pelayan mereka.

Jiwa lembut Imam dan kebaikannya yang tak terlukiskan menarik hati seperti magnet. Imam lebih memperhatikan orang-orang tak mampu dan memperingatkan para pejabat untuk melayani orang-orang dengan ikhlas, terutama yang tertindas. Dia berkata: "Tugas kami dan seluruh pejabat adalah melayani masyarakat dan kita bersama mereka baik dalam kegembiraan maupun kesedihannya, Saya tidak melihat ibadah lebih baik dari melayani mereka yang membutuhkan dan tidak mampu."

Kehidupan Imam disertai dengan hidup sederhana dan kepuasan yang besar. Imam Khomeini, seperti para leluhurnya yang suci, telah memilih hidup sederhana dan jauh dari keduniawian, dan percaya bahwa penguasa masyarakat Islam harus hidup seperti kelas lemah dan menengah. Imam tidak pernah memisahkan dirinya dari orang-orang dan selalu bersama orang-orang dan di sisi mereka. Menurut Pemimpin Tertinggi Revolusi, Ayatullah Khamenei: "Ada tiga keyakinan pada Imam, yang memberinya tekad, keberanian, dan ketekunan. Percaya pada Tuhan, percaya pada rakyat, dan percaya pada diri sendiri. "Ketiga keyakinan ini, dalam keberadaan Imam, dalam keputusan Imam, dalam semua gerakan Imam, menunjukkan diri mereka sendiri dalam arti kata yang sebenarnya."


Imam Khomeini adalah seorang pejabat tinggi dan mistik, dan pada saat yang sama seorang politikus yang cerdas, karismatik, anti-diktator, dan independen dari kekuatan Barat dan Timur. Imam memiliki wawasan dan pengetahuan yang mendalam tentang masyarakat pada masanya dan berita serta kondisi negara lain. Dia adalah orang yang saleh dan sangat disiplin.

Sejak usia muda, imam dikenal karena kebersihan dan disiplinnya, dan salah satu rahasia kesuksesan Imam di ilmu dan perbuatannya, dalam kepemimpinan dan politik, adalah bahwa ia memiliki ketertiban yang baik dalam segala hal. Dia telah menyiapkan meja untuk pekerjaan sehari-harinya di mana pekerjaan Imam termasuk dalam semua jam siang dan malam, kecuali untuk jam-jam malam ketika dia bangun untuk shalat malam dan bermunajat kepada Tuhan. 

Perintahnya sangat tepat sehingga orang-orang di sekitarnya, yang melihat aktivitasnya, menyadari jam berapa sekarang! Karena Imam makan pada waktu tertentu dan tidur pada waktu tertentu dan bangun pada waktu tertentu. Jika mereka punya janji, mereka akan datang tepat waktu. Putrinya Zahra Mostafavi meriwayatkan: "Imam sangat teliti dan teratur sehingga jika mereka terlambat lima menit untuk makan siang, semua orang di rumah akan khawatir mengapa mereka terlambat. Itu berarti kita semua akan diseret ke kamar Imam tanpa sengaja. "Saya melihat, misalnya, Haji Ahmad Agha (putra Imam) datang dan mengajukan pertanyaan kepadanya, dan ini menyebabkan dia terlambat."

Rahbar, Ayatullah Khamenei yang juga murid Imam Khomeini saat menyebut kepribadian gurunya ini mengatakan,,“Alasan mengapa Imam kita yang terhormat berbicara di ruang publik yang luas di negeri ini, ... dalam semua kasus, memiliki efek yang luar biasa, adalah spiritualitasnya, kemurnian batinnya, hubungannya dengan Tuhan, air matanya di tengah malam. ... Pria baja, orang yang peristiwa dan kerusakan yang menimpanya seperti mengguncang suatu bangsa, tetapi ia tetap kokoh dan tidak terguncang, orang yang kebesaran dan hegemoni kekuatan dunia bukanlah apa-apa di hadapan dirinya, namun ia akanu menangis di hadapan keagungan ilahi serta air matanya bercucuran saat berdoa dan memohon bantuan-Nya. "

Di ucapan lainnya terkait Imam Khomeini, Rahbar mengatakan, "Imam disukai Allah karena kedekatan dirinya dengan sang pencipta. Dengan tawakal, ikhlas dan usaha, mari kita lanjutkan jalan beliau."

 

Wacana Revolusi Islam Iran menjelaskan serangkaian aspek spiritual yang dapat memberikan solusi bagi krisis-krisis manusia modern.

Sebagaimana diketahui Revolusi Islam Iran berdasarkan kesaksian sejumlah banyak analis, dari berbagai sisi merupakan sebuah revolusi unik dan berbeda dengan revolusi-revolusi dunia lainnya. Salah satu karakteristik yang membedakannya dengan revolusi lain adalah karena Revolusi Islam Iran menang dengan bersandar pada mazhab dan agama.
 
Padahal di masa itu karena pengaruh pemikiran Marxisme, agama dianggap candu masyarakat dan menjadi dalih penindasan oleh para penguasa. Akan tetapi Revolusi Islam membuktikan ia mampu bangkit atas nama Tuhan, dan bersandar pada ajaran Islam serta Syiah di hadapan tirani, penindasan, dan kelaliman penguasa, serta memberikan kebebasan dan keadian sosial kepada rakyat.
 
Revolusi Islam Iran dengan menghidupkan agama dan spiritualitas di era modern, berhasil memberikan solusi yang tepat bagi manusia kontemporer yang tersandera teknologi dan kehidupan yang serba cepat, kesibukan, dan keterasingan dari diri sendiri. Dari sisi ini, Revolusi Islam memberikan penawar dan solusi atas berbagai permasalahan masyarakat modern dengan bersandar pada agama dan spiritualitas. 
 
Menurut banyak pengamat, modernisme meski memberikan banyak kemajuan bagi umat manusia, namun juga menciptakan banyak perubahan negatif di berbagai bidang kehidupan mausia, dan moral. Di dunia modern, manusia dihadapkan dengan krisis-krisis baru dan rumit.
 
Beberapa pengamat membagi krisis manusia modern ke dalam dua kelompok besar, kelompok pertama adalah krisis-krisis yang lahir dari konflik manusia dengan dirinya sendiri, dan dengan Tuhannya, sementara kelompok kedua lahir dari konflik manusia dengan masyarakat dan dunia di sekelilingnya. Pada bagian pertama, dikarenakan konflik manusia dengan Tuhan dan dirinya sendiri, maka ia mengalami sebuah kriris identitas individual, merasa terasing dan sendiri.
 
Dewasa ini dengan adanya dominasi “rasionalitas instrumen” perhatian aspek eksistensi manusia seperti perasaan dan rasa kemanusiaan perlahan terpinggirkan, dan manusia modern gagal mencapai keseimbangan antara akal, perasaan dan afeksi.
 
Revolusi Islam Iran
 
Materialisme dan hedonisme yang mencari kelezatan fisik, dan prinsip keuntungan serta kepentingan dalam hubungan sosial, telah menjerumuskan manusia ke jurang skeptisme karena bersandar pada nalar murni, sehingga ia terjebak dalam krisis spiritual, dan keterasingan diri. Sungguh disesalkan manusia modern karena semakin jauh dari spiritualitas, tidak mampu mengatur dengan baik relasi dengan dirinya sendiri dan Tuhannya, akibatnya ia terjerumus pada ketidakbermaknaan dan nihilisme.
 
Di sisi lain karena tidak adanya keseimbangan dalam hubungan individu dengan masyarakat dan lingkungan sekitar, muncul banyak krisis terhadap manusia, dan masyarakat modern. Pemanfaatan di luar batas lingkungan alam sebagai sumber kesejahteraan manusia menyebabkan krisis lingkungan semakin akut sehingga menyebabkan manusia terancam bahaya besar kepunahan.
 
Kesenjangan generasi di tengah masyarakat meningkat dan keluarga sebagai inti masyarakat dan bagian penting kehidupan, terancam runtuh. Di tengah semua kekacauan ini, tuntutan keragaman dan konsumerisme ekstrem telah menghilangkan keseimbangan dalam hidup manusia, dan telah mengubahnya menjadi wujud tanpa identitas yang tidak pernah berpikir tentang asal usul dan tujuan akhir hidupnya.
 
Kondisi ini bukan hanya tidak memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi manusia, bahkan setiap hari menambah keresahan dan pergolakan batin dalam diri manusia. Hal ini tampak pada angka kejahatan, perceraian, bunuh diri dan setumpuk masalah lain yang secara mengejutkan mengalami pertumbuhan di banyak masyarakat modern.
 
Dengan kata lain dunia modern bukan saja tidak membawa kegembiraan dan ketenangan permanen bagi manusia, modernitas hanya menghasilkan depresi dan kecemasan serta ketidakbahagiaan pada diri manusia. Pertanyaan yang berkecamuk di dalam benak para pemikir dan sosiolog sekarang ini adalah mengapa sosiologi tidak mampu menjawab permasalahan jiwa dan psikologis manusia, dan mengatasi krisis identitas serta hilangnya spiritualitas dari kehidupan manusia, dan yang terpenting apa yang harus dilakukan manusia sekarang.
 
Di dunia kelam modern dan krisis-krisis nyata yang menghinggapi manusia, Revolusi Islam muncul memberikan teladan dan program baru bagi kehidupan manusia. Salah satu teladan terpenting adalah menghidupkan spiritualitas di dunia modern, oleh karena itu Imam Khomeini bisa dikatakan sebagai pemegang panji penghidup spiritulitas di era modern abad ke-21. Beliau menjadikan Islam sebagai ajaran lengkap dan komprehensif yang memperhatikan seluruh dimensi kehidupan manusia, sebagai landasan perjuangan politik dan poros diskursus Revolusi Islam.
 
Imam Khomeini
 
Beliau meyakini bahwa ajaran Islam dikarenakan penegasannya terhadap akal dan spiritualitas pada saat yang sama, dibandingkan dengan aliran pemikiran buatan manusia, lebih tepat untuk mengatur kehidupan manusia dan membentuk sebuah pemerintahan. Pasalnya ajaran-ajaran Islam mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya sebagaimana disebutkan dalam catatan Imam Khomeini, Safineh Nour, jilid 18, halaman 52, Islam adalah sumber kebahagiaan manusia. Islam datang untuk membangun diri manusia. Islam datang agar manusia sampai kepada cahaya, tidak seperti Thagut.
 
Imam Khomeini menganggap kunci dan rahasia kebahagiaan masyarakat adalah kecenderungan pada spiritualitas dan akhlak, beliau percaya bahwa kesejahteraan materi tidak membuat manusia bahagia. “Kita harus bekerja keras untuk mengajak masyarakat kepada spiritualitas dan akhlak Islam. Mungkin banyak orang mengira bahwa kesejahteraan materi dan aset di bank, kekayaan atau kepemilikan atas tanah dan semacamnya bisa membawa kebahagiaan bagi manusia, namun ini kesalahan yang diperbuat manusia.” (Safineh Nour, jilid 18, halama 17).
 
Imam Khomeini menilai penderitaan umat manusia disebabkan oleh absennya spiritualitas dan ia menegaskan bahwa tujuan Islam dan wacana Republik Islam adalah menghidupkan spiritualitas. “Kami dan bangsa kami bangga menjadi pengikut sebuah mazhab yang menyelamatkan hakikat Al Quran yang sarat dengan anjuran persatuan di antara umat Islam, bahkan seluruh umat manusia, dari kuburan dan pemakaman, dan sebagai penyelamat terbesar umat manusia dari belenggu-belenggu yang mengikat tangan, kaki, dan akal mereka, lalu menyelamatkan umat manusia dari kefanaan, kenihilan dan penghambaan kepada para Thagut. (Sahifeh Nour, halaman 3) 
 
Strategi Imam Khomeini menghidupkan spiritualitas tidak terbatas pada kehidupan pribadi manusia, tapi menurut Imam Khomeini, spiritulitas harus terwujud dan terejawantah dalam pembentukan pemerintahan, perilaku politik, dan sikap para politisi, jika tidak maka ia akan menjadi sistem politik Thagut. Analisa terhadap pemikiran dan politik Imam Khomeini menunjukkan pemerintahan ideal di mata Pendiri Republik Islam Iran ini adalah kembalinya wujud spiritualitas yang hilang di era modern.
 
Imam Khomeini dengan merumuskan dasar dan kerangka demokrasi relijius sebagai sebuah sistem politik yang lahir dari diskursus Revolusi Islam, menganggap penolakan total segala bentuk tirani dan pembaruan kebebasan politik dan sosial warga negara, serta sikap tegas melawan penjajah dan pendudukan kekuatan perampok dan pembelaan atas kemerdekaan, sebagai tujuan akhir pembentukan pemerintahan, selain itu menghidupkan spiritualitas dalam hidup manusia. Imam Khomeini berulangkali kepada pejabat pemerintah Republik Islam Iran menegaskan, segala bentuk kecintaan pada dunia dan tenggelam dalam materialisme dapat meruntuhkan pemerintahan Islam.  
 
Imam Khomeini menyebut prinsip dasar Revolusi Islam adalah kebebasan, kemerdakaan, keadilan, pembangunan, kemajuan, dan peradaban yang beriringan dengan pertumbuhan spiritual dan akhlak. Imam Khomeini percaya pembangunan dan kemajuan minus akhlak dan spiritualitas akan merugikan dan merupakan salah satu ciri khas pemerintahan Thagut.
 
Pekan Fajar Kemenangan Revolusi Islam Iran
 
Beliau menganggap capaian asli Revolusi Islam Iran bagi bangsa-bangsa tertindas dunia, dan orang-orang terbelakang dalam kehidupan masa kini bergantung pada akhlak dan spiritualitas. Masalah penting ini harus dipraktekkan dalam semua sendi kehidupan individu dan politik, dan saling terkait satu sama lain.
 
Penegasan atas spiritualitas sebagai sesuatu yang hilang dari diri manusia modern dan tujuan utama Revolusi Islam,  menjadi perhatian para pemikir besar semacam Michel Foucoult. Filsuf Prancis ini merupakan salah satu kritikus modernisme dan ia percaya modernisme berlandaskan pada sebuah tradisi berpikir yang menolak kesatuan dan keterikatan antara akal, kebebasan dan kemajuan, sehingga ia mengasingkan manusia modern dari moralitas.
 
Michel Foucoult yang berasal dari kalangan filsuf posmodernisme, telah mengkritik keras modernisme dan nilai-nilai yang dianutnya. Ia mencapai sebuah titik bahwa dunia baru kosong dari akhlak dan spiritualitas, dan menjadi faktor munculnya sedemikian banyak permasalahan umat manusia.
 
Foucoult tertarik pada muatan agama dalam Revolusi Islam Iran, ia percaya bahwa Revolusi Islam Iran berarti kekalahan gerakan semi modernisme di Iran. Menurut Foucoult, Revolusi Islam di Iran berusaha menemukan politik berdimensi spiritual dengan meninggalkan kehidupan modernisme. Ia juga meyakini seluruh aspek dalam agama Islam telah memberikan kekuatan kepada elemen-elemen revolusi untuk menghadapi salah satu nilai dunia yang paling modern dan menang. Foucoult menganggap penawar derita umat manusia abad 20 adalah spiritualitas dan ini ditunjukkan oleh Revolusi Islam Iran.
 
Dalam pandangan Michel Foucoult, kekosongan spiritualitas dan kelangkaan yang membuat dunia tak bernyawa adalah krisis peradaban Barat dan manusia modern. Sementara wacana Revolusi Islam Iran berusaha memberikan definisi baru tentang rasionalitas yang didalamnya spiritualitas memainkan peran dan menduduki posisi penting.
 
Foucoult beranggapan bahwa inilah karakteristik khusus Revolusi Islam yang membedakan dengan revolusi lain dan membuatnya menjadi teladan baru. Dari sudut pandang Foucoult, lahirnya Revolusi Islam Iran di tengah rangkaian revolusi yang ada membuktikan keterikatan rasionalitas dan spiritualitas terutama di dunia politik. Keterkaitan ini menjadi jawaban atas kebutuhan manusia dan solusi krisis manusia modern.

Jumat, 05 Februari 2021 16:32

Fatimah Zahra, Mutiara Kebaikan

 

Pada Tanggal 20 Jumadil Tsani tahun kelima pengutusan Nabi Muhammad sebagai Rasulullah, lahir seorang gadis yang membuat rumah Nabi tenggelam dalam sukacita. Pelupuk mata Khadijah, istri Nabi dipenuhi dengan air mata sukacita dan Muhammad yang wajahnya menghadapi langit dalam sebuah doa yang indah kemudian berterima kasih kepada Tuhan.

Setelah itu Nabi Saw menggendong anak yang tidak bisa diam dan terlihat ceria. Nabi mencium dahinya dan memandang wajahnya yang tenang dan luar biasa lalu menangis. Setelah itu beliau berkata, "Aku akan memberi nama anak perempuan ini Fathima, sesuai dengan perintah Allah. Khadijah menyatakan kepuasannya akan penamaan tersebut dengan senyum manis dan pandangan yang ramah.

Fathimah as dibesarkan di rumah manusia terbesar. Ayahnya adalah Muhammad utusan Allah dan pembawa risalah ilahi demi menyempurnakan manusia. Ibunya adalah Khadijah, perempuan agung dan muslimah pertama dalam sejarah. Sejak kecil, Fathimah mempelajari pengetahuan di sekolah wahyu. Ayahnya, guru terbaik manusia yang mengarahkan cahaya wahyu pada Fathimah dan memenuhi hati yang suci dengan hakikat ilahi.

Telinga Fathimah yang akrab turut mendengar rahasia dan belajar dari bibir penuh kasih sayang ayah akan interpretasi dunia. Ayahnya menggunakan metode pendidikan terbaik dalam pengasuhannya. Beliau bahkan mencium punggung tangan anaknya dan berkata, "Fathimah adalah bagian tubuhku."

Manifestasi kesempurnaan dalam kepribadian manusia tidak eksklusif untuk pria atau wanita, tetapi pemberian yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan, sehingga ia dapat memahami hakikat dirinya. Benar bila dikatakan Fathimah as salah satu contoh teladan yang sempurna, dimana mengikutinya bakal menjamin kemenangan, kebenaran dan mencapai kesempurnaan dan keutamaan. Kecintaan yang besar dari Nabi Muhammad Saw kepada putri mulianya Sayidah Fathimah as merupakan poin yang patut direnungkan dalam kehidupan beliau.

Dalam masyarakat yang tidak begitu jauh dari era Jahiliah, dimana perempuan dan anak perempuan bukanlah sumber kehormatan dan kemuliaan, Nabi Saw memperlakukan putrinya sedemikian rupa sehingga membuat orang-orang di sekitarnya keheranan. Nabi Saw adalah pribadi yang ketika melihat satu kebajikan atau keutamaan, pasti beliau mengagumi dan memujinya. Dengan kata lain, ini adalah semangat tinggi dan kebajikan menonjol Fathimaa Zahra as yang membuat Nabi Saw kemudian menghormati dan memuliakannya.

Selain itu, Nabi Saw yang mampu mengantisipasi kejadian di masa depan berusaha menjelaskan semua alasan dan hujjah akan kebeneran Fathimah as dan menekankan kondisi sulit di masa depan. Suatu hari seorang pria memberi tahu Nabi, "Mengapa kamu tidak memperlakukan Fatima seperti putra dan putrimu yang lain?" Nabi berkata kepadanya, "Anda tidak kenal Fathimah. Saya merasakan aroma surga darinya. Anda tidak bisa tahu bahwa kerelaan Fathimah adalah keridaan Tuhan dan kemarahannya adalah murka Tuhan."

Fathimah Zahra as menikah dengan Ali as di tahun kedia Hijrah. Hasil dari pernikahan baik dan surgawi ini adalah dua anak laki-laki dan dua perempuan bernama Hasan, Husein, Zainab dan Ummu Kulthum as. Peran paling indah dari Sayidah Fathimah as terejawantahkan di tengah-tengah keluarga. Titik cemerlang dalam kehidupan perempuan mulia Islam ini adalah keberhasilannya memadukan kehidupan pribadi, keluarga dan sosial. Beliau adalah contoh seorang perempuan pekerja keras, rela berkorban dan pejuang.

Fathimah as mengakhiri era kehidupan terhina dan gelap perempuan masa itu. Fathinah as contoh seorang muslim yang senantiasa berpartisipasi di panggung masyarakat dan politik dan pada saat yang sama merupakan orang yang paling dikasihi oleh ayahnya. Fathimah as selalu menghormati posisi ayahnya di sisi Allah Swt dan senantia memanggil beliau dengan Rasul Allah. Fathimah as begitu akrab dan ketika bersama suaminya di jalan kesempurnaan, sehingga suaminya Ali as berkata, "Dengan memandang Fathimah, semua kesedihan saya hilang."

Dalam institusi rumah tangga yang penuh kehangatan, Zahra dan Ali adalah orang-orang yang dibesarkan dengan hebat dan unik, mereka kemudian mendidik pribadi-pribadi besar seperti Imam Hasan dan Husein yang abadi bagi sejarah dan teladan bagi manusia. Fathimah as hidup sebagaimana manusia lainnya di dunia, tapi ia tidak menyembah dunia, bahkan hatinya tidak tertambat pada dunia. Ia menunjukkan mampu menyeimbangkan antara dunia dan spiritualitas dan berlaku sedemikian rupa sehingga tampal lahir dunia dan atributnya tidak mencegah manusia untuk sampai pada kesempurnaan. Siapaun dapat hidup seperti Fathima as di dunia dan menikmati keindahannya, tetapi hati tetap berada dalam bingkai cinta kepada Allah Swt.

Keikhlasan dalam tindakan adalah jembatan menuju keselamatan dan kemenangan. Manusia yang tulus adalah orang yang terbebas dari batas kecenderungan jiwa dan mencapai ke dalam penghambaan murni. Seseorang yang ikhlas dengan seluruh keberadaannya, maka dirinya adalah keindahan, ingin kebaikan, berbuat baik dan kejujuran. Contoh sempurna dari sifat ini muncul dalam bentuk Fathima as.

Suatu hari, Nabi Saw sedang duduk di masjid. Seorang Arab Badui masuk dan berkata, "Wahai Rasulullah! Saya lapar. saya tidak punya pakaian yang sesuai. Saya tidak punya uang dan saya berhutang. Tolong saya!" Nabi Saw berkata kepada Bilal, "Bawa pria ini ke rumah Fathimah dan beri tahu putriku bahwa ayahmu telah mengirimnya."

Bilal datang dan menceritakan kisah itu kepada Sayidah Fathimah as. Ia membuka kalungnya yang merupakan hadiah, dan memberikannya kepada Bilal lalu berkata, "Berikan kalung ini kepada ayah saya untuk menyelesaikan masalah." Bilal kembali dan menyerahkan amanat tersebut Nabi. Rasulullah Saw berkata, "Siapa pun yang membeli kalung ini saya akan menjamin surga baginya."

Ammar Yasir membelinya dan membawa orang miskin tersebut ke rumahnya. Ia memberikan pakaian dan makanan kepadanya dan menggandakan jumlah pinjaman. Lalu Ammar memanggil budaknya dan berkata, "Kau bawa kalung ini ke rumah Fathimah Zahra as dan katakan itu sebagai hadiah. Saya juga menghadiahkanmu kepada Fathimah." Budak itu membawa dan memberikan kalung itu kepada Fathimah as dan berkata, "Ammar juga telah menghadiahkan aku kepadamu." Mendengar itu, Sayidah Fathimah as membebaskan budak itu di jalan Allah.

Budak itu kemudian berkata, "Aku terkejut!" Kalung yang indah dan penuh berkah! Ia mengenyangkan orang yang lapar. Memakaikan baju bagi yang tidak punya. Membayar pinjaman orang yang berutang. Membebaskan budak dan pada akhirnya kembali kepada pemiliknya."

Sayidah Fathimah tidak bisa dikenali dan diperkenalkan hanya dengan kata-kata. Putri Nabi Saw memiliki sejumlah sifat-sifat manusia yang unggul. Fathimah as menyajikan penggambaran yang indah dari gerakan murni dan sakral perempuan sepanjang sejarah. Bahkan Fathimah adalah kumpulan dari apa yang seharusnya dimiliki seseorang.

Ketika seseorang bertanya kepada Imam Mahdi af, "Manakah dari putri-putri Nabi Saw yang lebih tinggi derajat dan lebih utama?" Beliau menjawab, "Sayidah Fathimah as." Orang yang sama lagi bertanya, "Mengapa Fathimah as yang terbaik dari semuanya, sementara usianya lebih mudah dan lebih sedikit bersama Rasulullah Saw?" Imam Mahdi af menjawab, "Allah Swt menganugerahkan keutamaan dan keunggulan ini karena keagungan ketulusan dalam niatnya."

Kepribadian sempurna Fathimah Zahra as, penghulu perempuan menjadi titik balik dalam kehidupan perempuan Muslim, dan hari kelahirannya adalah waktu terbaik untuk mengetahui dan menghormati status tinggi perempuan, terutama para ibu. Perempuan Muslim yang telah menunjukkan martabat kemanusiannya telah menjadi penghangat institusi keluarga dan masyarakat dapat memanfaatkan kehadiran berpengaruh mereka.

 

Presiden Partai Islam Se-Malaysia (PAS) Abdul Hadi Awang pada Kamis, 28 Januari 2021 mempublikasikan sebuah artikel dan pernyataan mengenai pemerintahan baru Amerika Serikat.



DUA SISI DARI KOIN YANG SAMA

Ditulis oleh:

ABDUL HADI AWANG

Presiden Partai Islam Se-Malaysia (PAS),

Utusan Khusus Perdana Menteri untuk Timur Tengah

 

Dunia sangat menantikan pemilihan umum Presiden Amerika Serikat, sebuah pemilu yang diadakan di negara Barat pro-demokrasi terbesar di dunia. Sebuah negara yang mengklaim menjunjung tinggi kebebasan berbicara yang paling progresif itu dianggap sebagai contoh utama bagi seluruh dunia.

Konsep sekularisme yang mereka praktikkan memungkinkan mereka mengelak dari perhitungan agama mereka sendiri, namun agama itu sendiri tidak menawarkan petunjuk dalam urusan politik. Akhirnya, hal itu mengubahnya menjadi tubuh tanpa jiwa atau tubuh terputus dari kepalanya, yang merampas kapasitas intelektualnya untuk berpikir.

Mereka dapat dibandingkan dengan mesin yang digerakkan oleh motor tanpa pikiran  dan tergantung ke arah mana pengemudi berbelok. Jika pengemudi mabuk, maka dia akan jatuh ke tanah. Pada akhirnya, mereka akan hancur berkeping-keping seperti yang terjadi sebelumnya di Blok Timur dengan runtuhnya Uni Soviet dan negara-negara di bawah blok yang sama.

Peran agama hanya terlihat pada upacara pelantikan presiden di gereja usai memenangkan pemilu.

Baru-baru ini, dia hampir kehilangan kemenangan ini karena upaya perampasan kemenangan setelah sebelumnya gagal untuk mencurinya. Begitu parahnya keadaan ketika seseorang cenderung melakukan praktik-praktik ilegal dalam demokrasi yang konsepnya tidak mengandung semangat religius dan secara moral juga tidak berdaya.

Islam mirip dengan demokrasi yang mengakui peran otonomi rakyat dan hak-haknya dalam politik kenegaraan. Namun, politik Islam memiliki ruh tersendiri yang terdiri dari keyakinan ketuhanan dan visi akhirat.

Politik Islam juga mengandung konsep dosa dan pahala yang akan dipertanggungjawabkan manusia dengan memperhatikan kemampuan mukallaf (orang dewasa yang wajib menjalankan hukum agama/ orang yang bertanggung jawab) yang sehat secara mental, dan dipandu oleh akidah, syariah dan akhlak.

Apakah itu pemimpin terpilih atau pengikut yang memilihnya, semua akan dipertanggungjawabkan perbuatan mereka bersama dengan mereka yang memberikan dukungan hingga pemimpin memenangkan pemilihan dan terpilih sebagai pemimpin. Allah SWT dalam Surat al-Isra' berfirman:

يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَـٰئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا ﴿٧١﴾ وَمَن كَانَ فِي هَـٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا ﴿٧٢﴾

"(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun. (71)

"Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (72)

Pada abad terakhir, Blok Islam pernah runtuh ketika mereka meninggalkan ajaran Islam sebagai ganti sekularisme yang menyebabkan runtuhnya Khilafah seperti yang dilakukan oleh Kemal Ataturk. Pergantian peristiwa ini mengubah Turki –kekuatan utama dunia Muslim– menjadi negara yang hina. Adapun negara-negara lain di dunia Muslim, mereka telah terbagi-bagi dan terpecah serta warisan mereka dibagi oleh penjajah Barat dan Timur.

Dalam ilmu politik, peradaban Islam telah memicu reformasi politik melalui modernisasi demokrasi Barat yang memberikan hak politik kepada rakyat. Namun, reformasi yang terjadi di Eropa abad pertengahan didasarkan pada konsep sekularisme, itulah sebabnya dampak negatifnya mulai terlihat saat ini.

Mereka hanya mempelajari Islam tetapi tidak memeluknya dan pengetahuan mereka tidak dijiwai dengan nilai-nilai Islam. Begitu juga dengan peradaban Islam yang mereka jiplakan dengan hanya mengambil aspek ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pada taraf menghancurkan diri mereka sendiri.

Selain terpisah dari agama, politik di AS juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi keuangan dan media. Karena kedua aspek ini sebagian besar didominasi oleh Zionis, siapa pun yang terlihat sangat mendukung Israel, sudah dapat dianggap sebagai pemenang.

Oleh karena itu, baik Partai Demokrat maupun Partai Republik –siapa pun yang menang– keduanya akan tetap membantu dan mendukung Israel yang merupakan kiblat gerakan Zionis. Satu-satunya perbedaan adalah dari segi pendekatan namun dalam hal dukungan, sama persis. Begitulah perbedaan antara dua raksasa politik di Amerika.

Ini adalah situasi yang sangat tidak menguntungkan dan terutama bagi negara-negara Arab dan Muslim yang dipengaruhi oleh Zionis, di mana mereka harus "menari" sesuai dengan arah politik Amerika.

Pada saat mantan Presiden AS Donald Trump mendorong agenda normalisasi hubungan dengan Israel dan mengakui Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel ketika sedang agresif mengkampanyekan pemilu presiden di Amerika, beberapa negara Arab dan Muslim dengan bodoh memilih untuk bergabung dengannya.

Sekarang siapa yang tahu apa yang terjadi pada mereka setelah Trump mengalami kekalahan. Meski kedua partai yang bersaing dalam pemilu adalah pencuri, namun Trump tetap berani menuding lawan-lawannya mencuri pemilu.

Tindakan Trump adalah kenang-kenangan seorang pencuri yang ingin menyelamatkan dirinya dari kerumunan yang mengelilinginya dengan berteriak bersama mereka, "Pencuri! Pencuri!"

Ketika gagal, taktik diubah menjadi perampokan dengan menyerang Gedung Kongres (Capitol Hill), tetapi ini juga menemui kegagalan.

Adapun Joe Biden yang memenangkan pemilu, kebijakan yang sama akan tetap ada karena dia juga di bawah pengaruh Zionis, satu-satunya perbedaan hanyalah pendekatannya yang lebih halus. Ini hanyalah salah satu dari upaya mereka untuk mencapai tujuan mereka setelah semuanya gagal.

Oleh karena itu, pendekatan diplomatik yang lembut dipilih untuk menggunakan pengaruhnya sehingga negara-negara lain dapat dipesan dan diatur sesuka mereka.

Ini mirip dengan realitas politik di AS. Papan catur dan bidak catur tua yang sama, hanya pemainnya saja yang diganti.

Negara-negara lain hanya dipandang sebagai bidak catur yang akan bergerak sesuai dengan keinginan para pemainnya dan tidak dapat bergerak sendiri. Biarpun itu adalah raja, kuda (Knight) atau bidak, pergerakan mereka tetap bergantung pada siapa pemainnya.

Biden adalah pendukung kebijakan sebelumnya tentang Israel dan intervensi dalam urusan negara Muslim seperti invasi ke Afghanistan dan perbudakan orang-orang Kurdi di dekat perbatasan Turki, Suriah, Irak dan Iran. Ini juga termasuk memicu perang proxy di Suriah, Libya dan Yaman, memecah belah Irak, mengepung Iran dan mengancam semua negara yang menolak untuk berpartisipasi dalam skema mereka.

Perubahan kekuasaan pemerintah AS menjadi Biden terjadi hanya karena intervensi sebelumnya gagal. Karena mereka gagal mengambil alih kendali situasi, para pemain perlu diubah.

Biden tetap mempertahankan kebijakan yang sama dengan penambahan perubahan kecil agar sesuai dengan situasi saat ini terutama dalam menghadapi kebangkitan umat Islam.

Sekarang negara-negara saling bersaing dalam mengekspresikan dukungan untuk pemenang dengan harapan bisa mengandalkan AS yang dianggap mapan.

Mereka menolak untuk menyerah dengan harapan mempertahankan kekuasaan mereka dengan dukungan dari AS atau mendapatkan kekuasaan dengan bantuan dari negara ini.

AS dapat mempertahankan perannya selama ada orang-orang yang bersedia menjadi pelayan mereka atau meminta untuk menjadi pelayannya. Kelompok ini akan dimanipulasi seperti biasa.

Semua rencana AS bisa terlaksana selama masih ada bangsa-bangsa atau negara-negara yang masih menderita mentalitas penjajahan meski sudah puluhan tahun mendeklarasikan kemerdekaannya.

Namun, hari ini mereka masih hidup di bawah pengaruh mantan penjajah mereka meskipun yang terakhir telah jatuh satu per satu di negaranya masing-masing.

Beberapa masih tergantung secara finansial yang terlihat dari tindakan mengadopsi dolar AS ke dalam sistem keuangan mereka. Mereka bahkan tidak tahu apakah harus menyerahkan sesuatu sebagai jaminan atau tidak atau apakah uang itu hanya kertas cetak biasa atau sebaliknya.

Sebagian lainnya masih bertumpu pada Dana Moneter Internasional (IMF) yang didukung oleh kaum Yahudi berupa riba, sebuah konsep Zionis yang dibenci Allah SWT.

Di sisi lain, sebagian lainnya mendapat bantuan persenjataan dari Zionis asalkan mereka memperbudak diri mereka kepada Zionis untuk menjaga kepentingan negara yang masih dianggap sebagai kekuatan besar. Mereka harus disembah seolah-olah mereka Yang Maha Kuasa dan mampu tetap abadi seperti Tuhan.

Meski hanya ada satu dolar, namun tetap memiliki dua sisi. Satu-satunya perbedaan adalah ilustrasi di setiap sisi. Namun, beberapa negara tetap bergantung pada uang kertas satu dolar yang pada akhirnya akan robek.

Mereka harus berpegang pada prinsip mereka dengan menjadi mandiri dan mencari teman yang baik atau tidak jahat daripada bergantung pada negara yang terang-terangan melakukan kerusakan. Membantu mereka sama dengan membantu mereka yang memiliki motif tersembunyi.

Tujuan bantuan ekonomi AS ke sebuah negara hanya untuk melanjutkan penjajahan ekonomi setelah penjajahan politik dan militer berakhir, bukan untuk membantu negara itu.

Penyediaan senjata bukan untuk memperkuat negara itu sendiri, tetapi untuk menjaga kepentingan dan keamanan negara yang bertindak sebagai tuannya. Negara, dengan demikian, bersedia memicu perang saudara atas nama tuannya.

Mereka harus mengamati dan memperhatikan negara-negara yang mampu mempertahankan kedaulatannya seperti Jerman dan Jepang yang kalah telak selama Perang Dunia. Saat itu, mereka juga terikat dengan persyaratan yang ketat. Namun, mereka tetap mengembangkan sumber daya manusianya secara mandiri dilengkapi dengan identitas, budaya dan bahasa mereka sendiri untuk pulih dari kerugian mereka.

Ini mirip dengan Rusia dan China yang pernah kalah dalam Perang Dingin di era sebelumnya. Kini kedua negara bisa dijadikan contoh dalam hal kemampuan bertahan dan membangun kembali diri menjadi kekuatan utama.

Begitu pula dengan Korea Utara yang dipandang inferior, juga bisa memantapkan dirinya meski dengan cara yang dianggap bodoh bagi orang lain. Venezuela yang dianggap preman di Amerika Latin masih bisa bertahan hidup tanpa bantuan dari penjajahnya.

Belakangan ini, dua negara Muslim, yaitu Turki dan Iran tampaknya telah bangkit sendiri dan menolak untuk "menari" mengikuti irama pemilu Amerika. Ini pertanda yang sangat positif.

Sayangnya, negara-negara yang kaya akan sumber daya alam tetapi kurang prinsip dan martabatnya masih mengemis simpati dari pemenang pemilu di Amerika. Kenyataannya, pemilu bahkan tidak diadakan di negara itu sendiri atau kalaupun ada, hanya sebatas nama.

Ini sangat disayangkan bahwa mereka menginvestasikan terlalu banyak kekayaan mereka di AS dan Eropa daripada membantu negara rakyat mereka sendiri. Akhirnya, kekayaan diinvestasikan di tempat yang menyimpang dari bidang yang dituju.

Mereka hanya bersenang-senang di perjudian dan klub olahraga karena mereka sangat bergantung pada pesta yang bahkan bukan kerabat dekat mereka.

Ia mencapai tingkat bahwa pengeluaran untuk pertahanan lebih besar hanya untuk melancarkan perang saudara satu sama lain, daripada untuk melawan musuh negara dan rakyat. Bahkan, senjata dibeli untuk membunuh teman atau diri sendiri.

Mari kita semua merefleksikan diri kita sendiri dan melakukan perubahan positif, dengan membebaskan diri kita dengan menjadi bangsa yang benar-benar merdeka dan berdaulat. Membangun identitas dan persatuan di antara umat Islam. Jangan terpecah, baca al-Quran dalam bahasa ibu Anda sendiri. Allah SWT dalam Surat al-Anfal berfirman:

وَأَطِيعُوا اللَّـهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿٤٦﴾

"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (46)

Lantas, apa gunanya kaya raya jika jiwa keji dan buruk.

28 Januari 2021/14 Jumadil Akhir 1441 H

 

Sejak 500 tahun lalu, yakni di era Safawiyah dimana wacana pemerintah-rakyat memiliki arti baru di Iran, negara Iran secara bertahap menjadi perhatian kekuatan dunia.

Pentingnya strategis Iran dan perluasan hubungan internasional saat ini, menyebabkan masalah kebijakan luar negeri Iran melampaui ranah perdamaian dan perang dengan tetangganya dan untuk membangun semacam hubungan antara kebijakan luar negeri Iran dan sistem internasional.

Interaksi ini menyebar ke tingkat yang jauh lebih tinggi dari sekitar dua ratus tahun yang lalu, selama periode Qajar. Pada saat ini, kedua kekuatan, Rusia dan Inggris, bersaing ketat untuk mendapatkan posisi yang baik di Iran, dan pemerintah Iran yang lemah pada saat itu mencoba untuk mencapai keseimbangan positif antara kedua negara adidaya dan membuat pihak-pihak puas dengan memberikan beberapa konsesi untuk kedua negara menjaga keamanan dan stabilitas politik mereka.


Pengaruh dan intervensi orang asing, khususnya pemerintah Rusia dan Inggris selama periode Qajar, sedemikian rupa sehingga konfrontasi dengan orang asing dan memperoleh kemerdekaan secara bertahap menjadi salah satu tuntutan terpenting rakyat dalam Revolusi Konstitusi, dan tuntutan ini di tahun-tahun berikutnya, terutama di tahun-tahun setelahnya, Perang Dunia I menjadi lebih menonjol. Saat itu, meskipun kebijakan netralitas yang dianut oleh pemerintah Iran, negara tersebut juga menjadi mangsa api perang dengan campur tangan negara-negara yang terlibat dalam perang dunia ini, dan akibat dari perang dunia tersebut tidak lain adalah meluasnya kelaparan, waba dan masalah ekonomi yang parah dan ketidakstabilan politik bagi pemerintah dan rakyat Iran.

Pada tahun-tahun setelah Perang Dunia II, karena terbentuknya sistem bipolar dan pembentukan sistem keseimbangan baru dalam sistem internasional yang dikenal sebagai Perang Dingin, hampir semua negara dipaksa untuk bergabung dengan salah satu dari dua blok Barat dan Timur dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun pada puncak perjuangan anti kolonial di dunia, sejumlah negara Asia dan Afrika memutuskan untuk menempuh kebijakan merdeka dalam hubungan internasional untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada blok Timur dan Barat serta kemerdekaan dari Amerika Serikat dan Soviet. Untuk itu pada April 1955 digelar Konferensi pertama negara-negara Asia dan Afrika untuk mendirikan gerakan non blok baru di Bandung, Indonesia.

Konferensi tersebut perwakilan dari negara-negara yang berpartisipasi memberi penghargaan kepada Dr. Mohammad Mossadegh, pemimpin sah pemerintah Iran, yang membuat marah Inggris karena mengejar nasionalisasi industri minyak negaranya dan digulingkan oleh kudeta gabungan AS-Inggris pada tahun 1953, sebagai pelopor kebijakan non blok di dunia ketiga dan perjuangannya melawan pemerintahan kolonial.

Pada konferensi lain di Beograd pada September 1961, Gerakan Non-Blok mengadopsi kebijakan neraca negatif Dr. Mohammad Mossadegh, yang telah diadopsi dan diterapkan selama tahun-tahun nasionalisasi industri minyak dan perjuangan melawan Inggris. Dengan mengadopsi kebijakan keseimbangan negatif, Perdana Menteri Iran mampu mengakhiri intervensi negara-negara kuat di Iran dan memberikan model praktis non-komitmen dalam dunia bipolar kepada para pecinta kemerdekaan di dunia.

Apa yang digulirkan di Revolusi Islam Iran di bawah slogan tidak timur dan tidak Barat, terlepas dari ajaran agama dan al-Quran serta penenakannya untuk tidak bergantung serta menolak hegemoni, dari sisi sejarah dan politik memiliki akar pada kebijakan keseimbangan negatif yang digulirkan di era nasionalisasi minyak dan kemudian menjadi teladan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.Kebijakan keseimbangan negatif berarti kemerdekaan negara dari campur tangan kekuatan asing.Kekuatan asing juga termasuk semua kekuatan yang ingin mencegah perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat dengan menciptakan hubungan yang hegemonik dan tidak setara.


Bangsa Iran percaya bahwa kemerdekaan nasional dan tidak campur tangan orang asing dalam urusan internal negara adalah hak alami dan tidak dapat dicabut dari semua bangsa dan tidak bersedia menarik diri dari hak yang tidak dapat dicabut ini dengan biaya berapa pun, mengingat pengalaman sejarah yang tidak menyenangkan dari  intervensi Rusia dan Inggris di Iran. Kebijakan keseimbangan negatif memandang semua kekuatan asing dengan satu mata dan menolak keras prinsip pembebasan dari Barat dengan mengorbankan ketergantungan pada Timur. Hal ini serupa dengan kebijakan yang telah ditempuh oleh pemerintah Iran dalam waktu yang singkat, pada masa kepresidenan Mirza Taghi Khan Farahani atau Amirkabir, dengan perbedaan bahwa tidak ada ketergantungan pada kekuatan ketiga dalam kebijakan keseimbangan negatif, tapi dukungan kebijakan ini adalah kesadaran dan dukungan rakyat.

Meskipun kebijakan keseimbangan negatif pemerintah sah Iran dalam perjuangan nasionalisasi industri minyak menjadi model bagi banyak negara tertindas untuk memperoleh kemerdekaan dan mengadopsi kebijakan non-blok antara blok Timur dan Barat, tetapi dengan kudeta  Amerika dan Inggris tahun 1953, tiran Shah Iran yang menganggap keberlangsungan kekuasaannya berhutang pada Washington secara resmi menjadi anggota blok Barat dan dengan memberi konsesi ekonomi, politik dan hukum yang besar kepada Amerika dan menjalin penrjanjian militer serta keamanan dengan negara ini, Iran berubah menjadi negara boneka Amerika.

Shah dengan bersandar pada dukungan AS dan mempertimbangkan pendapatan minyak yang kaya dan peralatan militer dan keamanan canggih yang dia beli dari Amerika Serikat, telah membuat atmosfer dalam negeri penuh dengan ketakutan. Pemerintahan despotik Reza Shah Pahlevi selain menghancurkan idependensi negara dan bergantung pada pemerintahan Barat khususnya AS, juga menghapus kebebasan politik serta sipil warga serta mengubah pemerintahan konstitusional menjadi monarki mutlak dan despotik di mana kubu oposisi langsung ditindas serta tidak ada ijin bagi siapapun untuk mengkritik atau menentang pemerintah.

Di kondisi seperti ini, Revolusi Islam Iran yang dipimpin Imam Khomenini dibentuk untuk menghidupkan independensi dan kebebasan bangsa Iran. Dengan slogan tidak Timur dan tida Barat, Imam Khomeini berhasil mengubah independensi sebagai salah satu poros utama wacana Revolusi Islam dan menjadikannya sebagai dasar kebijakan luar negeri Republik Islam. 

Ayatullah Sayid Mahmoud Taliqani, kuran dari satu bulan setelah kemenangan Revolusi Islam di sebuah acara memperingati wafatnya Dr. Mohammad Mossadegh menyebutkan, "Dr. Mossadegh seperti seorang dokter profesional, menekan jarinya ke titik sakit dan mengatakan kita harus netral di dunia timur dan barat. Dia menyebutkan tesis non blok, tesis yang dikejar oleh Gamal Abdul Nasser dan Nehru dan Soekarno." Kemudian sikap Imam Khomeini dalam menjelaskan kebijakan menjadi landasan bagi kebijakan luar negeri Iran dan dicatat di konstitusi di mana dijelaskan di pasal 152 untuk menolak segala hegemoni dan dominasi, mempertahankan kemerdekaan penuh dan integritas wilayah negara, membela hak-hak semua Muslim dan tidak memihak kekuatan-kekuatan yang mendominasi dan menjalin hubungan timbal balik yang damai dengan negara-negara non-kombatan.


Prinsip ini dan slogan tidak timur dan tidak barat yang menjadi acuan dari kebijakan kementerian luar negeri Iran, mengindikasikan independensi negara di tingkat internasional dan penolakan terhadap hegemoni serta ketergantungan terhadap negara lain, khususnya kekuatan timur dan barat, tapi tidak berarti penolakan hubungan positif dengan seluruh negara dan berdasarkan prinsip saling menghormati. Dengan kata lain, tujuan final dari implementasi prinsip tidak timur dan tidak barat adalah penolakan terhadap hegemoni asing, bukan melemahkan akar hubungan dengan seluruh negara.

Dengan landasan ini, Republik Islam Iran selain mempertahankan independensinya dari Barat dan Timur, senantiasa berusaha menjalin hubungan baik dengan negara lain. Pendekatan ini juga tetap dilanjutkan di era Ayatullah Khamenei dan menjadi landasan kebijakan luar negeri Iran selama 30 tahun kepemimpinan beliau. Terkait hal ini, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Garis utama kebijakan luar negeri Iran, di mana prinsip mendasarnya adalah tidak timur dan tidak barat, tidak pernah mengalami perubahan dan tidak akan pernah...Prinsip tidak timur dan tidak barat artinya tidak menyerah pada ketamakan kubu arogan dan melawan secara serius penyerang kepentingan umat Islam."
Tags

Jumat, 05 Februari 2021 16:28

Revolusi Islam, Pencetak Generasi Unggul

 

Peradaban Islam di sepanjang sejarah telah melahirkan para elit intelektual yang meninggalkan karya-karya berharga, memainkan peran kritis, dan memiliki kontribusi yang luar biasa di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Faktanya, kemajuan peradaban Islam didorong oleh kerja keras dan sumbangan para insan unggul yang bangkit dan mengukir sejarah. Para elit intelektual tidak berbuat semata-mata untuk kepentingannya sendiri. Mereka adalah orang-orang pilihan yang memiliki motivasi untuk melayani, bukan mengejar kekuasaan. Banyak dari mereka, karena berbagai alasan, memiliki rasa cinta kemanusiaan yang tinggi dan menikmati pengabdian yang tulus dengan dukungan agama.

Salah satu karakteristik Revolusi Islam Iran – sebagai revolusi berbasis agama – adalah menciptakan para elit intelektual dan pahlawan yang tak terhitung jumlahnya, dan jumlah mereka semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia revolusi ini.

Sejak awal kemenangan, perkembangan ilmu pengetahuan mendapat tempat yang tinggi dalam cita-cita Revolusi Islam dan pemikiran pemimpinnya, Imam Khomeini ra, karena peristiwa besar ini berusaha memenuhi salah satu tuntutan bersejarah bangsa Iran yaitu mencapai pembangunan dan kemajuan, dan hal ini tidak mungkin tercapai kecuali dengan bertumpu pada ilmu pengetahuan.

Revolusi Islam, dengan identitas religius, ilmu pengetahuan, dan kewajiban menuntut ilmu dari satu sisi, dan membangun independensi dan rasa percaya diri di sisi lain, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem nilainya. Kewajiban menuntut ilmu dan kebutuhan akan sains untuk kemandirian dan kemajuan bangsa, telah menciptakan kondisi yang tepat untuk meraih kemajuan ilmu dan budaya ilmiah di tengah masyarakat Iran.

Program kegiatan ilmiah Iran tidak terbatas pada sains dan teknologi, tetapi juga mengejar kemajuan pengetahuan dan mendidik para ilmuwan dan elit intelektual di segala bidang, termasuk militer, budaya, politik, sosial, dan bidang-bidang lain.

Setelah Imam Khomeini ra wafat, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menganggap para elit intelektual sebagai andalan dan tumpuan masyarakat, dengan kata lain, “aset spiritual masyarakat.” Jelas bahwa aset spiritual tidak bisa dinilai dengan kekayaan materi. Sejalan dengan itu, kekayaan spiritual ini menemukan nilai yang sangat tinggi, meskipun ilmu dan keahlian seseorang akan menjadi poin pembedanya dengan orang lain dan sarana untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera.

Ketika usia Revolusi Islam belum genap satu tahun, Presiden Irak Saddam Hussein menginvasi Iran dengan slogan tiga hari penaklukan dan meluncurkan perang yang tidak seimbang ke Iran selama delapan tahun. Fenomena langka dalam perang ini adalah partisipasi banyak anak muda yang meninggalkan bangku sekolah dan universitas, mereka bergegas ke medan perang atas perintah Imam Khomeini.

Selama perang ini, muncul para pemuda pemberani di mana masing-masing memiliki semangat iman, jihad, dan perlawanan yang luar biasa. Di masa sulit akibat perang yang dipaksakan ini, mereka telah mengawinkan antara ilmu pengetahuan dan iman sehingga negara – dengan segala keterbatasannya – mampu menghadapi pasukan Saddam yang mendapat dukungan dari Timur dan Barat.

Pada tahun yang sama, para elit universitas meluncurkan gerakan jihad ilmiah untuk menciptakan kemandirian negara. Setelah perang berakhir, generasi muda Iran – dengan dukungan Pemimpin Besar Revolusi – mampu mencapai jenjang kemajuan dan membawa Revolusi Islam melewati jalan terjal.

Para elit intelektual Iran di bawah sistem revolusioner, tidak hanya mengejar aspek teknologi saja, tetapi mereka juga menjadi pelita bagi banyak kemajuan di bidang budaya dan sosial, seperti menghidupkan gerakan jihad ilmiah dan budaya di universitas-universitas.

Sebelum Revolusi Islam, Iran tidak memiliki lembaga yang memayungi para elit intelektual. Namun, pasca revolusi khususnya dalam dua dekade terakhir, Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar Ayatullah Sayid Ali Khamenei, mengambil langkah-langkah seperti membentuk lembaga untuk menjaring dan mendukung para elit intelektual. Rahbar memainkan peran penting dalam menghidupkan gerakan dan kebangkitan ilmiah di Iran.

Republik Islam mendirikan Iran National Elites Foundation pada tahun 2006 sehingga kapasitas ilmiah para elit intelektual dapat diarahkan untuk pembangunan negara dan mewujudkan gerakan revolusioner ke arah produksi pengetahuan. Saat ini lebih dari 12.000 elit intelektual dan pemilik talenta terbaik dibina dan didukung oleh Iran National Elites Foundation.

Rahbar menganggap salah satu tugas penting para elit intelektual Iran adalah berperan untuk mematahkan monopoli di bidang ilmu pengetahuan global. Rahbar menilai bahwa untuk mewujudkan Iran yang kuat dan religius, negara harus mendidik generasi yang berani, pintar, berperadaban, inovatif, visioner, dan percaya diri. "Mereka harus menyiapkan dirinya untuk tujuan ini dan bergerak secara serius, dengan kata lain menjadi pemuda yang revolusioner. Para pemuda berprestasi adalah motor penggerak generasi seperti itu," tambahnya.

Pelaksanaan lebih dari 10 pertemuan dengan para elit intelektual setiap tahun dan pertemuan mingguan secara rutin dengan mereka, merupakan bukti atas perhatian besar Ayatullah Khamenei atas kemajuan ilmiah. Rahbar percaya bahwa mengidentifikasi, membina para elit intelektual, dan menempatkan dalam sebuah kelompok yang saling terkait, dapat menciptakan lompatan dalam pembangunan dan kemajuan di Iran.

Berdasarkan statistik yang diterbitkan sebelum Revolusi Islam, Iran sama sekali tidak memiliki ilmuwan top dunia, tetapi pada 2016, menurut situs internasional yang kredibel, Web of Science, Iran memiliki 208 ilmuwan hebat yang namanya berada di antara satu persen para ilmuwan top dunia. Pemeringkatan ini didasarkan pada jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir di 22 bidang studi. Namun, para guru besar hauzah ilmiah dan pakar ilmu-ilmu keislaman tidak dianggap dalam kelompok ini.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan muda Iran telah menciptakan berbagai inovasi dan pencapaian di berbagai bidang sains, termasuk sel punca, nanoteknologi, bioteknologi, nuklir, teknik, dan cabang-cabang lain.

Musuh-musuh revolusi khususnya Amerika Serikat, mencoba menghalangi kemajuan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan Iran. Mereka menggunakan tuas tekanan, termasuk sanksi di bidang ilmiah dan teknologi untuk mengisolasi Iran dan menciptakan ketergantungan. Sanksi merupakan tantangan besar bagi para elit intelektual untuk membuka jalan baru, belum lagi jumlah sanksi terus bertambah dari hari ke hari, namun mereka berhasil membuktikan potensinya.

Vaksin Corona buatan Iran.
Sistem hegemoni selalu berusaha untuk merampas aset yang sangat berharga ini dari tangan bangsa-bangsa dengan tujuan memonopoli sains dan teknologi. Mereka ingin memonopoli sesuatu yang bisa mendatangkan kekayaan dan kekuatan.

Pembunuhan para elit dan tokoh nasional Iran merupakan salah satu cara kekuatan hegemoni untuk menghancurkan harta karun ini dari sebuah bangsa. Hari ini, tujuan musuh dari meneror ilmuwan nuklir dan elit militer Iran adalah untuk menghentikan Revolusi Islam.

Pembunuhan tokoh hebat Iran di Baghdad, seperti Jenderal Qasem Soleimani, dan ilmuwan lain seperti Syahid Mohsen Fakhrizadeh, bertujuan untuk menghentikan cita-cita luhur Revolusi Islam. Di awal kemenangan Revolusi Islam, musuh membunuh tokoh-tokoh seperti Syahid Muthahari, Mufatteh, Beheshti, Rajaei, Bahonar, dan lain-lain dengan tujuan menghentikan gerakan revolusi, dan sekarang mereka ingin mengulangi cara yang sama.

Namun terlepas dari semua konspirasi, Republik Islam Iran kini mengambil langkah cepat di bidang riset untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Para peneliti dan ilmuwan Iran – tanpa ketergantungan pada negara maju – telah mengukir prestasi besar di berbagai bidang sains seperti, produksi sel punca, kloning, energi nuklir, dan nanoteknologi.

Salah satu karya ilmiah terbaru yang ditorehkan oleh para ilmuwan Iran adalah memproduksi vaksin virus Corona dan alat-alat yang diperlukan untuk penanganan pandemi ini. 

 

Republik Islam Iran mengambil langkah berkesinambungan dan progresif di bidang rudal dan teknologi luar angkasa dalam empat dekade terakhir. Peluncuran satelit produksi dalam negeri selama beberapa tahun terakhir merupakan simbol kemajuan kedirgantaraan Iran.

Kini, termasuk jajaran 10 negara antariksa dunia, yang merupakan hasil perjuangan panjang dari lebih dari empat dekade dengan mengandalkan para ahlinya sendiri. Oleh karena itu, Iran memiliki posisi yang dapat diandalkan dalam industri ini di antara sedikit negara yang menguasai teknologi canggih tersebut.

Saat ini, pembangunan pangkalan peluncuran satelit berada di tangan enam negara, dan Iran menempati peringkat berikutnya dalam hal pengembangan pangkalan luar angkasa. Industri luar angkasa adalah salah satu industri canggih teknologi tinggi. Meskipun menghadapi berbagai tekanan dan pembatasan di beragam sektor, tapi Republik Islam Iran telah mencapai siklus penguasaan teknologi luar angkasa.

Merancang dan membangun satelit sebagai langkah penting yang telah dicapai Iran di bidang prestisius ini. Amerika Serikat dan Eropa menggunakan isu peluncuran satelit Iran untuk membenarkan tudingannya terhadap Tehran dalam masalah program rudal Iran dan mereka meneybutnya sebagai ancaman bagi keamanan internasional.

Brigadir Jenderal Amir Hatami, Menteri Pertahanan Iran dalam pesan yang disampaikan pada peringatan Hari Teknologi Luar Angkasa Iran yang jatuh pada 14 Bahman, mengatakan,"Jalan terjal yang sulit, disertai berbagai pembatasan terhadap kemajuan antariksa telah dilalui selangkah demi selangkah dengan ketabahan yang berbuah kemenangan manis dan kegagalan sebagai wahana belajar, menunjukkan bukti kemampuan dalam negeri di bidang sains dan teknologi maju di tengah monopoli para ahli kekuatan besar dunia,".

Di bidang antariksa, khususnya peluncuran dan penggunaan satelit, saat ini menjadi isu sangat penting dalam kehidupan masyarakat manusia. Menurut Dr. Morteza Barari, kepala Badan Antariksa Iran, saat ini, layanan dan aplikasi satelit begitu luas hingga bisa dikatakan bahwa kehidupan tanpa satelit tidak mungkin atau sangat sulit.

Saat ini, layanan satelit digunakan di berbagai bidang, termasuk komunikasi, siaran parabola, lingkungan, penanganan bencana alam, pertanian, hutan dan padang rumput, pertambangan, energi, sumber daya air, pembangunan perkotaan, meteorologi, layanan publik, dan banyak bidang lainnya. 

Satelit juga dapat memberikan informasi dan data yang sangat berguna untuk pengelolaan negara kepada para pengambil keputusan, yang akan menjadi dasar bagi perkembangannya, sehingga layanan satelit dan ruang angkasa semakin meningkat dari hari ke hari.

Keberhasilan Iran meluncurkan satelit Zoljanah sebagai langkah besar lainnya di bidang antariksa pada Senin (1/2/2021) menjadi perhatian media internasional.

Para ahli Iran merancang dan membangun tujuh satelit satelit, dan sejak dua tahun lalu berhasil membuat peluncur satelit Zoljanah dengan teknologi mesin bahan bakar padat.

Dengan peluncuran yang sukses ini, langkah penelitian penting diambil di bidang peluncuran satelit. Pada saat yang sama, keberhasilan peluncuran Zoljanah menunjukkan bahwa aktivitas luar angkasa Iran telah mengalami lompatan penting di tengah gencarnya sanksi AS.

Salah satu pencapaian terpenting dari terobosan luar angkasa ini adalah pencapaian dalam mesin berbahan bakar padat paling kuat di negara ini dengan daya dorong lebih dari 75 ton dan menggunakan teknologi baru lainnya yang digunakan dalam peluncuran satelit ini. 

Peluncur satelit tiga tahap Zoljanah secara teknis kompetitif dengan satelit modern di dunia, yang memiliki dua fase propulsi padat dan satu fase propulsi cair, dan mampu membawa satelit seberat 220 kg dalam orbit 500 km. 

Peluncur satelit ini memiliki panjang 25,5 meter dan berat sekitar 52 ton. Diameter tahap pertama dan kedua adalah 1,5 meter dan diameter tahap ketiga adalah 1,25 meter. Peluncur satelit ini menggunakan mesin berbahan bakar padat paling kuat buatan Iran. Bahan bakar padat terutama digunakan pada tahap awal penerbangan satelit karena menghasilkan banyak energi dalam waktu singkat.

Ahmad Hosseini, Juru Bicara Bidang Antariksa Kementerian Pertahanan Iran mengatakan, ide utama peluncur satelit Zoljanah yang dibuat sekitar 2 hingga 3 tahun lalu berhasil menguasai teknologi peluncuran mesin berbahan bakar padat dan mengevaluasi kinerjanya.

Pada tahap pertama, satelit beroperasi di atas peluncur Zoljanah selama sekitar 70 detik dan mencapai ketinggian 15 km, di mana booster terlepas. Para peneliti menempatkan muatan penelitian di satelit dan menguji bagian dari subsistem pada tahap ini untuk mengukur jumlah getaran, suhu, dan sebagainya.

Menurut Hosseini, tujuannya bukan untuk mencapai orbit dan peluncurannya ditujukan untuk mencapai di bawah orbit. Misi yang ditetapkan untuk satelit Zoljanah adalah menempatkan satelit dengan berat maksimum 220 kg di ketinggian 500 km dan orbit melingkar yang memiliki kemampuan mendekati satelit Simorgh.

Ia menekankan bahwa satelit itu dapat digunakan untuk meluncurkan satelit seberat 220 kilogram. Padahal, dengan peluncur satelit Zol-janah, 10 satelit bisa ditempatkan di ketinggian 500 km.

Sebagai perbandingan, peluncursatelit Safir sebagai satelit Iran generasi pertama dengan diameter sekitar 1,25 meter dan berat total 26 ton, bisa membawa satelit seberat 50 kg dapat mengorbit di ketinggian 450 kilometer.

Iran juga berhasil meluncurkan sekitar 10 satelit ringan Noor ke luar angkasa pada Ordibehest 1399 Hs dengan menggunakan peluncur satelit Qassid. Kini, peluncur satelit Zoljanah siap untuk menempatkan satelit operasional di orbit setelah uji penelitian dan stabilisasi teknologi.

Salah satu keunggulan dari peluncur satelit Zoljanah adalah mesin bahan bakar padatnya, yang merupakan mesin bahan bakar padat paling kuat  di Iran saat ini. Dengan daya traksinya sebesar 75 ton, yang dapat ditingkatkan menjadi 100 ton, merupakan terobosan pertama kalinya di Iran pada mesin berbahan bakar padat buatan dalam negeri.

Alasan penggunaan bahan bakar cair pada tahap akhir peluncur satelit Zoljanah karena waktu terbangnya yang lama yaitu 300 detik ke atas, maka diperlukan waktu pembakaran yang tinggi pada tahap atas. Selain itu, kemampuan kontrol dan akurasi penyuntikan satelit ke orbit ditingkatkan dengan menggunakan bahan bakar cair.

Poin penting lain dari peluncur satelit Zoljanah terletak pada lokasinya yang tidak terbatas pada titik tertentu saja, dan dapat diluncurkan dari bagian lain negara itu, terutama wilayah tenggara dan pantai Makran.

Pembangunan pangkalan peluncuran ruang angkasa di Chabahar memakan waktu panjang dan biaya mahal. Pada saat yang sama, memiliki peluncur seluler untuk operator satelit dapat memungkinkan Iran untuk meluncurkan luar angkasa dari wilayah seperti Chabahar dengan infrastruktur seminimal mungkin.

Chabahar adalah titik terdekat dari daratan Iran ke ekuator, dan karena lokasi orbit bumi yang berbeda, semakin dekat titik peluncuran ruang angkasa ke ekuator, semakin pendek jarak untuk mencapai orbit yang berbeda dan semakin mudah injeksi dalam waktu yang lebih singkat.

Fitur lain dari satelit ini adalah kemampuannya untuk membawa banyak satelit, yang sangat penting dalam sistematisasi satelit. Saat ini pembahasan tentang sistematisasi satelit dengan menggunakan satelit ringan sudah sangat umum terjadi. Sistematisasi di luar angkasa mengharuskan dapat diluncurkan dari berbagai sudut orbit. Realisasi pencapaian sistematisasi satelit Iran, dengan kedatangan peluncur satelit Zoljanah menunjukkan kekuatan antariksa Iran yang mengalami kemajuan signifikan.

 

Perempuan Iran sampai hari ini masih memegang teguh komitmen dan janjinya untuk membawa Revolusi Islam yang berdiri berkat darah putra-putra mereka, hingga ke tujuan akhir.

Revolusi Islam Iran sudah menginjak usia 42 tahun, namun wacana pertumbuhan dan pembangunan terus dibahas, setiap saat tujuan dan cita-cita Revolusi Islam diancam, perempuan di samping laki-laki muncul dan membuktikan bahwa perempuan Iran masih memegang teguh janji setia terhadap Revolusi Islam. Setiap kali kemampuan pengetahuan Iran meningkat dan Revolusi Islam menunjukkan keunggulan dan efektivitasnya, di sana selalu ditemukan peran perempuan di tengah para ilmuwan Iran.
 
Ketika wabah virus Corona melanda Iran sebagaimana negara-negara dunia lainnya, perempuan Iran dalam baju dokter dan perawat membantu para pasien, beberapa dari mereka bahkan menunda pernikahanan demi membantu pasien, di sisi lain kita menyaksikan seorang guru yang tetap mengajar dari atas ranjang rumah sakit. Vaksin Covid-19 pertama buatan Iran disuntikan kepada Fatemeh Mokhber yang menjadi relawan pertama uji klinis vaksin ini.
 
Ketika ilmuwan nuklir Iran gugur syahid di depan mata keluargnya sendiri, istri syahid lantang berteriak, teror ini tidak akan mampu menghalangi langkah kami mencapai tujuan, dan saya akan meniti jalan suami saya dan melanjutkan cita-citanya.
Sedikit mundur ke belakang, tahun lalu Amerika Serikat meneror Komandan Pasukan Quds IRGC, Letjend Qassem Soleimani, negara itu mengira bisa menghentikan Revolusi Islam dengan meneror orang besar ini, namun saat itu pula Zainab dan Fatemeh bangkit dengan tegas mengumumkan akan melanjutkan jalan ayah mereka.
 
Zainab lantang mengatakan saya akan meneruskan jalan perjuangan dan perlawanan ayah. Tak hanya itu, Zainab melakukan langkah revolusioner dengan memimpin Lembaga Syahid Soleimani selain menjaga perjuangan beliau, juga meneruskannya. Masih banyak perempuan Iran yang seperti Zainab, terutama istri dan ibu para syuhada.  
 
Perempuan menurut kesaksian para aktor perjuangan dan Revolusi Islam Iran, memainkan peran penting dalam memajukan prestasi yang diraih revolusi dan pemerintahan Islam di negara ini. Perempuan Iran berhasil mencapai puncak keberhasilan dengan melawan konspirasi musuh asing dan dalam negeri.
 
Kapanpun mereka diserahi tugas, para perempuan Iran akan melaksanakannya dengan sepenuh hati. Mereka memainkan peran efektif dan luas di tengah masyarakat terutama dalam aktivitas sosial, budaya, politik dan ekonomi demi menjaga Revolusi Islam dan mereka selalu terdepan dalam memajuan tujuan Revolusi Islam.
  
Urgensitas partisipasi perempuan dalam kebangkitan Islam menyebabkan Imam Khomeini sebagai pemimpin kebangkitan ini selalu mengingatkan peran serta perempuan dan urgensinya dalam perjuangan di berbagai bidang. Beliau di bulan pertama kemenangan Revolusi Islam Iran menjelaskan peran dan partisipasi perempuan dalam kemenangan Revolusi Islam Iran, dan pidatonya pada 17 Esfand 1357 Hijriah Syamsiah (8 Maret 1979) menyebut perempuan sebagai pionir dan pelopor perjuangan.
 
Imam Khomeini berkata, Anda para perempuan telah membuktikan berada di garis depan. Anda membuktikan telah maju melewati para laki-laki, mereka terinspirasi dari Anda. Laki-laki Iran, Anda harus belajar dari para perempuan berhijab Iran. Para lelaki Qom juga terinspirasi dari gerakan perempuan mulia Iran, dan belajar darinya. Anda berada di garis depan kebangkitan.
 
Peran bersejarah lelaki dan perepmuan Muslim dalam membela keyakinan dan tanah air mereka, berakar dari budaya Islam, dan teladan asli dapat ditemukan di era awal Islam. Meski di dalam Islam tidak ada kewajiban berjihad bagi perempuan, namun bukan berarti bahwa perempuan tidak ikut dalam gerakan perjuangan.
 
Mereka berada di pos logistik dan dukungnan membela agama dan tanah air, para perempuan bersama laki-laki berpartisipasi aktif dalam perjuangan. Para perempuan seperti Nusaybah, Jaraha, dan Ummu Athiyah hadir dalam banyak pertempuran bersama Nabi Muhammad Saw dan bertugas membantu korban perang.
 
Dalam pandangan Islam, perempuan juga sama seperti lelaki, mereka bebas beraktivitas di tengah masyarakat dan memainkan peran di berbagai bidang. Perbedaannya, kebebasan ini harus digunakan dengan tetap menjaga kehormatan manusia, pribadi dan kesucian perempuan, jika hal ini diperhatikan mereka bebas melakukan berbagai aktivitas.
 
Dalam Revolusi Islam Iran, kehadiran luas perempuan di berbagai bidang budaya, ilmu pengetahuan, politik dan militer menjadi perhatian perempuan Muslim. Banyak perempuan Iran sebagai ibu dan istri mendorong orang-orang yang mereka sayangi untuk terjun ke medan perang.
 
Sekelompok perempuan bersama para laki-laki bertugas sebagai dokter, perawat, petugas bantuan, dan logistik di lokasi-lokasi paling berbahaya di perbatasan Iran. Mereka adalah simbol perlawanan dan pengorbanan yang melindungi tanah air dan keyakinan.
 
Para perempuan ini dengan mengikuti jejak langkah perempuan-perempuan agung semacam Khadijah, Fathimah dan Zainab as, terjun ke medan perjuangan, dan dengan seluruh yang dimilkinya,  membantu kaum lelaki dalam membela tanah air.
 
Imam Khomeini berulangkali memuji semangat memburu kesyahidan dan pengorbanan para perempuan Iran. Imam Khomeini berkata, cahaya iman inilah yang tidak membuat Anda para perempuan takut akan kesyahidan, para pemuda Anda, laki-laki dan perempuan kita siap untuk syahid.
 
Partisipasi perempuan dalam berbagai unjuk rasa dan keberanian mereka menyebarkan selebaran-selebaran anti-rezim Syah, menjadi bukti aktivitas politik perempuan Iran sehingga pantas mereka dijuluki sebagai pejuang di medan tempur politik. Perempuan adalah para pembentuk manusia dan dapat dipastikan jika para perempuan disingkirkan dari sebuah bangsa, maka bangsa itu akan kalah dan moralnya akan merosot.
 
Perempuan Iran dengan meneladani Sayidah Fathimah dan Zainab bangkit melawan rezim Syah dan mengirim orang-orang yang dicintainya ke medan tempur dan menyerahkannya untuk Revolusi Islam. Kehadiran mereka di medan perang memperkuat semangat dan jiwa putra-putra dan suami mereka sehingga dengan mudah menyerbu musuh. Di Iran, ibu-bu syuhada dengan pengetahuannya tentang peran para syuhada dalam menghidupkan masyarakat, dengan hati yang penuh kecintaan pada Allah Swt, melangkah di jalan-Nya.
 
Para ibu inilah yang memiliki semangat juang tinggi dan saat mendengar berita kesyahidan orang-orang yang dicintainya, dengan hati suci, mereka memohon kepada Allah Swt untuk menerima pengorbanan orang-orang yang dikasihinya di jalan kebenaran.
 
perempuan Iran dalam sebuah pawai
 
Sebagian dari mereka dengan kesabaran tinggi, memakamkan putra-putranya sendiri. Seorang ibu yang dua putranya gugur, dengan harapan mendapatkan ridha Allah Swt, mendorong putra ketiganya untuk terjun ke medan perang membela tanah air dan agama.  
 
Partisipasi efektif perempuan Muslim dalam peristiwa sosial-politik terbesar di abad 20 yaitu Revolusi Islam Iran, telah menciptakan diskursus baru di arena perempuan. Masyarakat internasional terkejut saat melihat perempuan Iran dibandingkan sebelumnya sangat aktif di bidang sains, budaya, politik, dan sosial. Bahkan banyak perempuan di negara-negara Muslim menjadikan aktivitas perempuan Iran sebagai teladannya.
 
Seorang wartawan Prancis setelah mengunjungi Iran di awal-awal Revolusi Islam menulis, di Iran semua orang disibukkan dalam sebuah perubahan besar sosial-politik untuk mendirikan struktur pemerintahan Islam, di tengah semua ini yang paling menarik perhatian adalah kesabaran dan ketabahan perempuan yang berjuang bersama kaum laki-laki.
 
Pasca Revolusi Islam Iran, terbuka banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh kaum perempuan untuk meningkatkan level kemampuannya di berbagai bidang. Jika kita melihat titik awal pergerakan para perempuan Iran, dan mengalihkan pandangan ke puncak cita-cita yang akan mereka raih, kita akan percaya bahwa Revolusi Islam Iran memiliki segudang kapasitas bagi gerakan kemajuan perempuan dengan mengikuti perkembangan zaman.
 
Kenyataannya, pemerintahan Islam di Iran menghormati perempuan dan masyarakat diuntungkan oleh kemampuan perempuan pada posisinya sebagai seorang manusia. Posisi ini akan mempercepat gerakan perempuan ke arah kemajuan. Perempuan Muslim harus memperhatikan hal ini bahwa perempuan dan laki-laki keduanya adalah makhluk Allah Swt, dan sama dari sisi kemanusiaannya. Allah Swt tidak akan mengabaikan amal perbuatan semua manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 195,
 
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik". 

Jumat, 05 Februari 2021 16:24

Zainab, Perempuan Pembela Kebenaran

 

Kelahiran Sayidah Zainab al-Kubra, pembawa panji dan bendera gerakan pasca kesyahidan Imam Husein as diperingati sebagai Hari Perawat di Republik Islam Iran.

Tanggal 5 Jumadil Awal tahun 5 HQ, Sayidah Zainab, cucu Rasulullah Saw, putri Imam Ali as dan Sayidah Fathimah az-Zahra as, terlahir ke dunia. Di Iran, hari kelahiran Sayidah Zainab diperingati sebagai "Hari Perawat" untuk mengenang jasa beliau yang menjadi perawat dan pelindung para korban tragedi Karbala.

Sayidah Zainab dilahirkan pada tanggal 5 Jumadil Awal tahun kelima Hijriah di Madinah. Beliau diasuh dan dibesarkan oleh manusia agung sepanjang sejarah yaitu, Nabi Muhammad Saw, Imam Ali dan Sayidah Fatimah. Selain itu, beliau adalah saudari dari dua pemuda penghulu surga, Imam Hasan dan Imam Husein.

Sayidah Zainab merupakan salah satu wanita yang menjadi contoh bagi seluruh perempuan di berbagai bidang. Zainab tidak hanya berkaitan dengan masa lalu, tapi juga hari ini dan esok. Sebab, kemuliaan manusia, pengabdian, penghambaan, perjuangan untuk menegakkan keadilan, kemerdekaan dan kebenaran adalah nilai-nilai yang tidak terkait hanya untuk periode khusus atau masyarakat tertentu saja.

Manusia besar melampaui sejarah hidupnya. Zainab Kubra, termasuk wanita yang berada dalam naungan pancaran cahaya imamah. Sejak kecil, Zainab berada di pangkuan risalah dan imamah. Sayidah Zainab telah menghiasi diri dengan ketinggian akhlak, kesempurnaan spiritualitas dan keagungan perilaku.

Sayidah Zainab mewarisi ilmu dan marifat Rasulullah Saw. Martabat dan harga diri Sayidah Zainab as mirip dengan Sayidah Khadijah, dan kesucian serta kesederhanaan serta kesopanannya bak Sayidah Fatimah. Kezuhudan, kefasihan dan retorika Zainab dalam berpidato mirip dengan Imam Ali bin Abi Thalib. Beliau juga memiliki kelembutan dan kesabaran seperti Imam Hasan, serta keberanian dan keteguhan hati sebagaimana Imam Husein.

Salah satu karakteristik yang paling menonjol dari Sayidah Zainab adalah keberaniannya yang tiada tara. Dalam ziarah yang biasa dibaca, disebutkan kaya "Labwatul Hasyimiah" atau perempuan pemberani dari keluarga Hasyimi.

Para ahli etika mengklasifikasikan keberanian dalam tiga kategori. Pertama, tidak takut kepada orang lain. Kedua, keberanian yang lebih tinggi dari pertama yaitu keberanian yang dibarengi dengan penguasaan diri. Sedangkan keberanian ketiga adalah keberanian yang lebih tinggi lain, dengan tidak mempertimbangkan situasi dan kondisi, baik itu penentangan maupun kecaman dari pihak lain demi memperjuangkan kebenaran.Zainab menampilkan keberanian pada tingkatan yang tertinggi.

Suara perlawanan Sayidah Zainab melawan kezaliman dan menegakkan keadilan senantiasa tertancap di jantung sejarah. Ketika beliau menjadi perempuan yang ditawan oleh pasukan Yazid, bersama tawanan lainnya pasca terjadinya tragedi Karbala memasuki Istana Yazid, semua orang menanti putri Sayidina Ali ini meminta maaf kepada putra Muawiyah yang membantai Imam Husein. Tapi, Sayidah Zainab dengan keberanian dan keahlian retorikanya menunjukkan kesalahan Yazid di istananya sendiri.

Sayidah Zainab tegar berdiri di hadapan orang-orang zalim Dinasti Umayah dan menyampaikan kebenaran yang dibawa Imam Husein, hingga beliau dan pengikutnya syahid di padang Karbala. Pidato Sayidah Zainab bukan hanya mengguncang pilar-pilar kezaliman Dinasti Umayah, tapi lebih dari itu menghantam sistem rusak di sepanjang sejarah.

Dalam kondisi sulit dan kalah secara militer, ketika kepala para syuhada diarak di ujung tombak musuh, dan kondisi paling mengenaskan, Sayidah Zainab menyampaikan pidato yang ditujukan langsung kepada Yazid bin Muawiyah, yang saat itu mengklaim sebagai khalifah kaum Muslimin. Zainab berkata, "Tuhanku! Ambillah hak kami dari orang-orang lalim, dan kirimkanlah kemarahan-Mu kepada orang yang menumpahkan darah kami di bumi, dan membunuh para pendukung kami, ".

Yazid dan pengikutnya menyebarkan propaganda luas supaya langkah Imam Husein dianggap sebagai gerakan bughot dan bertentangan dengan kepentingan umat Islam. Yazid menyebarkan fitnah bahwa Imam Husein as sedang mengejar kekuasaan dan materi dalam revolusinya sehingga ia dengan mudah menumpas para penentangnya. Namun Sayidah Zainab telah menjadi penghalang propaganda itu, dan bahkan juga mengungkap kejahatan dan kebusukan Yazid dan pengikutnya.

Dalam pidatonya yang berapi-api, Sayidah Zainab telah mengguncang pemikiran keliru masyarakat di masa itu. Warga Kufah yang hampir 20 tahun tidak mendengar pidato Imam Ali as, mereka terhentak dengan suara Zainab as yang nadanya seperti perkataan Ali as.

Perkataan seorang perempuan yang menjadi tawanan Yazid menguncang legitimasi pemerintah Bani Umayah. Zainab dengan kecerdasan, kefasihan dan keindahan bahasanya, mengingatkan kepada ayahnya, Ali bin Abi Thalib.

Putri Ali bin Abi Thalib berkata, "Musibah besar menyebabkanku terpaksa harus berbicara dengan orang sepertimu [Yazid] ! Aku melihatmu lebih kecil dari kedudukan zahirmu saat ini. Engkau hina ! Mengapa aku tidak memakimu, ketika aku terluka karena kehilangan orang-orang tercinta. Oh ! Aneh sekali manusia besar yang berada di jalan Tuhan tewas di tangan setan ! Tangan berdarahmu, telah berlumuran darah kami Ahlul Bait Rasulullah Saw, dan mulut kalian dipenuhi sesak oleh daging kami. Ya ! Sesungguhnya bukan tempatnya untuk malu ketika hidup di atas bumi ini dengan bersih dan suci. Srigala gurun liar menerjang mereka dan engkau [Yazid] dengan sombong menduduki singgasana ?"

Zainab menegaskan sebuah poin penting bahwa Ahlul Bait Rasulullah Saw tidak akan bisa dihapus dari sejarah. Putri Ali bin Abi Thalib ini berkata, "Yazid, jika ingin menipu dan makar, maka lakukanlah. Tapi ketahuilah engkau tidak akan bisa menghapus [dalam sejarah] orang-orang mengingat kami. Engkau tidak memiliki kemampuan untuk memusnahkan kami, dan memadamkan orang-orang yang mengingat kami. Suatu hari kebenaran akan datang dengan meneriakkan "Laknat Tuhan bagi orang-orang zalim".

Kemudian, Sayidah Zainab mengakhiri pidatonya dengan bersyukur kepada Allah swt. Beliau berkata, "Kini, aku menyampaikan rasa syukur kepada Allah swt yang memulai kehidupan Ahlul Bait dengan syahadat dan ampunan, serta mengakhiri dengan syahadat dan ampunan serta rahmat ilahi. Tuhanku, tambahkanlah pahala bagi syuhada kami dan nasib kami berada di tangan-Mu."

Dengan pidato ini, Sayidah Zainab menunjukkan bukan hanya kesyahidan saudaranya, Imam Husein bin Ali sebagai sebuah keindahan.Tapi lebih dari itu, putri Ali bin Abi Thalib ini menggambarkan ditawannya Ahlul Bait sebagai puncak keindahan.

Sayidah Zainab melampaui sejarah zamannya. Beliau menunjukkan nilai harga diri keberanian dan ketinggian jiwa kesatria sebagai pakaian kemuliaan. Dalam keadaan sebagai tawanan, putri Ali bin Abi Thalib ini meniupkan optimisme menghadapi kezaliman.

Wanita agung ini memberikan pelajaran bagaimana menghadapi kelaliman kapada umat manusia sepanjang sejarah. Seorang perempuan dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun mampu menampakkan cahayanya menerangi masyarakat di bidang politik dan sosial yang berada dalam kegelapan.

Di hari yang berbahagia ini, kami menyampaikan selamat atas kelahiran perempuan pemberani Ahlul Bait ini. Salam atasmu, ya Sayidah Zainab.

Jumat, 05 Februari 2021 16:17

Drone Shahed Iran; Replika RQ-170

 

Salah satu mekanisme penting menggapai teknologi maju militer dan pertahanan adalah rekayasa terbalik peralatan militer dan senjata modern serta kesuksesannya.

Peluang ini terbuka lebar di bidang drone pada tahun 1390 Hs (2011) bagi unit kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), meski sebelumnya Sepah Pasdaran juga dengan menjatuhkan sejumlah drone AS telah melakukan rekayasa terbalik.

13 Azar 1390 Hs (4 Desember 2011) sebuah drone RQ-170 milik Amerika Serikat yang melanggar zona udara Iran berhasil dijatuhkan unit dirgantara Sepah Pasdaran. Dengan demikian Iran berhasil meraih salah satu teknologi paling rahasia milik militer dan Dinas Intelijen AS (CIA),yakni RQ-170.

RQ-170
Komando pasukan dirgantara IRGC setelah pembongkaran data drone Amerika ini yang berhasil dilakukan secara penuh tahun 1391 (2012) menyatakan, proyek rekayasa terbalik tengah berjalan. Proyek ini diragukan oleh para pengamat militer Barat. Mereka menilai Iran tidak memiliki kemampuan rekayasa terbalik untuk membuat replika drone ini. Meski ada keterkejutan dan bahkan pengingkaran oleh Amerika, kini setelah sembilan tahun berlalu, Iran menunjukkan proyek produksi dan dimulainya proyek replika tersebut.

Berdasarkan informasi terbaru yang baru-baru ini dirilis dalam sebuah video pendek dari jenis pengembangan drone RQ-170 di Iran, sedikitnya ada enam jenis replika drone canggih Amerika ini yang dibikin Iran. Pasukan dirgantara Sepah Pasdaran pada awalnya membuat percontohan 15 persen dari drone RQ-170 untuk pelatihan dan pengembangan guna mempelajari metode pembuatan, perincian dan jaringan kabel (pengkabelan) drone ini.

Selanjutnya pada tahun 1393 (2014) Sepah Pasdaran menginstruksikan pembuatan 40 persen drone ini dengan nama drone Shahed 161 dan 141. Perbedaan antara drone Shahed 141 dan 161 adalah Shahed 161 menggunakan motor jet dan Shahed 141 menggunakan motor piston yang lebih canggih. Shahed 161 berfungsi sebagai drone pengawas pertempuran dan mampu terbang hingga 500 km dengan ketinggian 25000 kaki.

Sementara kecepatan maksimum drone ini adalah 275 km dengan bobot 170 kg dan mampu membawa dua bom cerdas Sadid dengan bobot 50 kg. Sepah Pasdaran memproduksi dua drone ini tahun 2014. Pertama-tama drone tersebut dimaksudkan untuk melengkapi informasi pengetahuan dan menguasai teknologi dinamika penerbangan serta konfigurasi sayap pesawat, kemudian drone tersebut digunakan untuk misi pengawasan dan identifikasi serta operasi pertempuran.

Jelas, modelnya adalah mesin piston murah dan berbiaya rendah dengan biaya penerbangan rendah, dan mengingat keunggulan desain pesawat, ia benar-benar membentuk generasi baru drone di unit dirgantara Sepah Pasdaran.

Tahun 1394 (2015) diproduksi model percontohan 60 persen drone RQ-170 dengan nama Shahed 181 dan Shahed 191. Drone Shahed 191 menggunakan motor jet, sementara Shahed 181 menggunakan mesin piston. Shahed 191 memiliki tiga misi, indentifikasi, pertempuran dan pengawasan dengan jelajah 1500 km dan dapat terbang selama 4,5 jam. Drone ini mampu terbang di ketinggian 25000 kaki dengan kecepatan 350 km perjam. Bobot drone ini sekitar 500 kg.

Selama operasi tempur, drone ini mampu membawa beban sekitar 100 kg. Maket ini dilengkapi dengan sirkulasi internal yang mampu membawa dua bom. Hal ini mencegah pantulan dari peningkatan radar dengan membawa senjata di luar badan pesawat.

Sejumlah drone ini secara serentak pernah digunakan dalam operasi anti Daesh (ISIS) di timur Suriah pada Oktober 2018 (Mehr 1397 Hs). Serangan membuat Iran sebagai pihak yang memiliki teknologi operasi kelompok drone (Drone swarm technology) dan pengguna metode ini pertama di dunia.

Setelah membuat 40 dan 60 persen sampel, selanjutnya pembuatan 100 persen atau one by one RQ-170 di tahun 2017 bernama Shahed 171 atau Simorgh. Jangkauan drone ini sekitar 4400. Drone ini menggunakan motor turbofan dan dengan misi pengintaian dan pengawasan. Selain itu, drone ini terbang dengan ketinggian 36000 kaki dan terbang selama 10 jam.

Bobot maksimum drone ini sebesar 3070 kg dan kecepatannya 460 kg. Untuk pertama kali Iran menggunakan motor turbofan di dronennya dan ini menunjukkan Tehran memiliki teknologi produksi dan desain motor jet canggih.

Karakteristik drone Shahed 171 dapat disebut sebagai drone Iran paling signifikan. Dari sisi jangkuan, drone ini setingkat dengan Shahed 129. Jangkauan operasi drone ini sekitar 2200 km,yakni di jangkauan ini, drone tersebut mampu melakukan sejumlah operasi. Selain itu, drone Shahed 171 dapat disebut sebagai drone paling berat Iran.

Shahed 129
Sejatinya yang dapat menyaingi drone ini adalah Drone Fotros, yang sepertinya kecil kemungkinan bobot maksimumnya mencapai tiga ton. Dengan demikian sepertinya drone Shahed 171 memiliki kapasitas untuk dimanfaatkan sebagai platform pengembangan drone tempur karena ukuran tubuhnya yang sesuai, meskipun saat ini sedang melakukan misi pengintaian.

Masalah lainnya adalah Shahed 171 adalah drone Iran pertama dengan mesin turbofan. Tentu saja, mengingat mesin turbofan asli Jahesh-700 diproduksi pada tahun 1399 (2020), tetapi tahun pembuatan Shahed 171 adalah tiga tahun lalu, IRGC mungkin menggunakan mesin turbofan lain di dalamnya.

Masalah lainnya ketinggian terbang drone saat ini lebih unggul dari mayoritas drone Iran. Sejatinya selain drone Karar  yang memiliki ketinggian 4000 kaki, yakni sekitar 11 persen lebih banyak ketimbang Shahed 171, mayoritas drine Iran memiliki penerbangan yang lebih rendah.

Poin lain adalah drone Shahed 171 memiliki daya terbang yang lebih lama dan rata-rata lebih lama dari drone Iran yang bermesin jet.

Drone Simorgh dari sisi kecepatan terbang berada di bawah drone Karar dan Kian, berada diurutan ketiga. Drone Shahed 171 mengingat bahan pembuatannya dan mengingat bentuk luarnya yang menyerupai pesawat pembom siluman AS, B-2 Spirit, tidak memiliki permukaan dengan sudut siku-siku serta jarang terdeteksi radar. Drone ini termasuk dalam kelompok drone siluman.

Karakteristik ini membuat Shahed 171 sukses melakukan misi mata-mata di wilayah musuh. Drone ini kini juga dimanfaatkan di misi sipil seperti pemupukan awan dan Iran kini menjadi negara kedua pembuat serta pengguna drone (UAV) di dunia.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…