کمالوندی

کمالوندی

 

Amerika Serikat dalam sebuah tindakan keji dan ilegal, meneror Komandan Pasukan Quds Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan drone di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.

Delapan pengawal mereka juga gugur syahid dalam serangan udara pasukan teroris AS ini. Serangan tersebut dilakukan atas perintah langsung Presiden AS Donald Trump. Dia menggunakan kebohongan dan bermacam alasan untuk menjustifikasi perintah langsung yang dikeluarkan untuk meneror petinggi militer Iran di Irak.

Trump berusaha membenarkan aksi terorisme ini dan pelanggaran kedaulatan nasional Irak sebagai tindakan pencegahan dalam perang di kawasan. Padahal menurut pengakuan para pejabat Washington sendiri, Jenderal Qasem Soleimani memainkan peran yang tak tergantikan dalam perang melawan teroris di kawasan.

Dua hari setelah pembunuhan Jenderal Soleimani, televisi CNN melaporkan bahwa para pejabat senior keamanan nasional AS bekerja keras untuk membela klaim Gedung Putih, yang menuding Jenderal Soleimani sedang merencanakan serangan terhadap kepentingan AS. Namun, tidak adanya bukti pendukung telah menimbulkan keraguan Kongres dan opini publik tentang apakah serangan seperti itu dibenarkan atau tidak.

Serangan teror Amerika terhadap komandan Pasukan Quds Iran dan rekan-rekannya, kembali membuktikan bahwa AS tidak berperang menumpas terorisme, karena AS sendiri adalah sumber terorisme serta penyebab utama kekacauan dan kejahatan di kawasan.

Jenderal Qasem Soleimani – sebagai ahli strategi militer – telah menyingkap kebohongan klaim-klaim Amerika dalam perang melawan terorisme dan menantang kebijakan AS di Asia Barat (Timur Tengah), yang mengklaim ingin menciptakan stabilitas dan keamanan di kawasan.

Foto Donald Trump dan Benjamin Netanyahu.
Jenderal Soleimani mengalahkan Daesh dan membuka jalan bagi perlawanan di kawasan melalui kerja sama dengan para penasihat militer di Suriah dan Irak. Garis yang ditarik oleh Jenderal Soleimani dalam bentang geografi poros perlawanan, telah menggagalkan skenario Amerika-Israel untuk membagi negara-negara di kawasan, yang sesuai dengan peta kekhalifahan kelompok teroris Takfiri dan Daesh.

Meskipun Presiden Donald Trump bertanggung jawab atas perintah pembunuhan Jenderal Soleimani, namun ada bukti-bukti yang juga mengonfirmasikan keterlibatan Israel dalam aksi teror tersebut. Sebelum Jenderal Soleimani dibunuh, rezim Zionis melakukan kampanye yang mengesankan Iran sebagai ancaman besar di kawasan, dan secara khusus menekankan peran Pasukan Quds di Irak dan Suriah.

Menteri Peperangan Israel Naftali Bennett berulang kali berbicara tentang apa yang disebutnya sebagai waktu yang sangat tepat untuk mengakhiri kehadiran Iran di wilayah tersebut, dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan intimidatif.

Tiga hari sebelum pembunuhan Jenderal Soleimani, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghubungi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo via telepon. Dia berterima kasih kepada Pompeo atas “tindakan penting” terhadap Iran dan menyerukan tindakan tegas terhadap ancaman Tehran.

Pompeo dalam sebuah statemen, mengakui bahwa Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dicap sebagai organisasi teroris oleh AS karena rezim Zionis Israel. Menurut surat kabar Jerusalem Post, Pompeo mengatakan pada pertemuan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS bahwa mendaftarkan IRGC sebagai organisasi teroris semata-mata demi Israel.

Bagaimana pun, tidak ada bedanya apakah Amerika atau Israel yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, sebab Washington dan Tel Aviv adalah dua sisi mata uang.

Rencana teror ini masuk dalam agenda Amerika dan Israel setelah Iran – berbeda dengan harapan mereka – mampu mengalahkan strategi tekanan maksimum Trump yang bertujuan melumpuhkan Republik Islam melalui sanksi.

Hari ini kekuatan arogan global ingin meluapkan kebencian, permusuhan, dan kekalahannya dengan aksi teror dan menyingkirkan para ilmuwan Iran dari ranah sains dan kemajuan.

Upacara pelepasan jenazah Syahid Soleimani di Tehran.
Upacara pemakaman Jenderal Soleimani dan al-Muhandis yang dihadiri oleh jutaan orang, mengirimkan pesan yang penuh makna kepada AS dan menunjukkan bahwa kebencian terhadap AS telah mencapai puncaknya di luar perbatasan Iran yaitu di Irak, Afghanistan, Yaman dan di banyak negara lain. Kemarahan dan kebencian ini tidak dapat dipadamkan dengan tweet dan ancaman.

Reaksi di tingkat regional dan internasional atas pembunuhan Jenderal Soleimani juga menjadi tantangan besar bagi Washington, karena aksi teror itu melukai rakyat Iran dan Irak serta semua orang yang telah disakiti oleh Amerika.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pidatonya mengatakan, “Musuh telah melakukan segala upaya dan pekerjaannya. Tujuan mereka adalah memaksa para pejabat untuk menyerah dan mengubah perhitungannya sedemikian rupa sehingga membuat mereka menyerah, yaitu menyerah kepada Amerika dan menempatkan rakyat berhadap-hadapan dengan negara. Inilah tujuan musuh.”

“Perhitungan ini adalah sebuah perhitungan yang salah. Artinya perhitungan AS adalah perhitungan yang salah. Sebelum ini dalam beberapa tahun terakhir, dalam 40 tahun terakhir, para pejabat AS memiliki perhitungan yang sama dan mereka gagal memperoleh hasil, mereka telah kalah, dan mereka gagal memberikan pukulan yang diinginkan terhadap Republik Islam,” tambahnya.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei.
“Sekarang juga seperti itu. Kali ini mereka juga pasti akan gagal, tidak ada keraguan tentang ini. Kebencian dan dendam yang mereka miliki terhadap Iran Islami telah membutakan mereka; yaitu telah merusak perhitungan mereka dan mereka tidak mampu membuat perhitungan yang benar,” kata Ayatullah Khamenei.

Pengalaman menunjukkan bahwa kehadiran AS di kawasan dan pengerahan pasukan di Irak dan Afghanistan merupakan sumber dari banyak krisis regional. Namun, hari ini situasi di kawasan serta perimbangan politik dan militer telah berubah. Bangsa-bangsa dan pemerintahan di kawasan tidak mentolerir lagi kehadiran tersebut. Ini bermakna munculnya sebuah perubahan penting dan strategis di kawasan bahkan di tingkat internasional.

Resolusi parlemen Irak tentang pengusiran pasukan AS yang dikeluarkan pada 5 Januari 2020 serta kecaman dan protes keras terhadap tindakan terorisme AS, membawa sebuah pesan yang jelas. Saat ini situasi regional berubah lebih cepat dari yang dibayangkan oleh AS dan sekutunya, dan proses penurunan kekuatan AS telah dimulai. 

 

Syahid Soleiman bukan hanya tokoh militer dan keamanan saja, tapi juga pejuang sejati yang memiliki kekayaan pengetahuan dan spiritual, juga ketinggian moralitasnya. Beliau mencurahkan segenap hidupnya untuk membela Islam yang melampaui batas teritorial tertentu.

Perjalanan hidup pejuang Islam ini menarik banyak orang untuk menelahnya, termasuk sisi lain dari kehidupan komandan pasukan Quds Sepah Pasdaran  yang tidak banyak diketahui masyarakat luas, terutama di Indonesia.

Selengkapnya simak wawancara ekslusif Partoday Indonesia dengan Mehrdad Rakhshandeh Yazdi, Konselor Kebudayaan Iran di Indonesia bagian kedua berikut ini:

Tentu saja, kesyahidan adalah harapan Haji Qassim Soleimani, dan beliau meraihnya dengan kemuliaan. Namun, semua orang yang mencintai kebebasan, hatinya terbakar atas kepergian pejuang Islam ini.

Tampaknya penting untuk mengenali kehidupan dan kepribadian manusia mulia ini dari berbagai aspeknya, termasuk dari kezuhudan dan kesalehannya, dan kemampuannya mengguncang pemerintahan kolonial yang rapuh dan sekutu Zionisnya di kawasan, yang membuat mereka mengambil langkah meneror Syahid Soleimani.

Mereka mengira telah menang dengan menerornya, tapi yang pasti kemenangan justru berada di tangan Syahid Soleimani dan pengikut jalannya. Sebab jalan perjuangan Syahid Soleimani senantiasa hidup, beliau tetap berada dalam ingatan selamanya dan mazhab Soleimani akan menciptakan ribuan dan puluhan ribu Soleimani di berbagai penjuru dunia Islam, Insya Allah.

Kepercayaan diri dan ketulusan beliau menunjukkan salah satu kualitasnya sebagai seorang pejuang Islam. Dia benar-benar seorang komandan nasional, dia adalah contoh dari pejuang yang mencintai dan dicintai rakyat, sehingga semua orang memiliki kenangan baik dengannya.

Apabila kita hendak merangkum karakteristik khusus pria mulia ini, saya akan menyinggung tentang ketulusannya. Dimensi kepribadiannya ini tidak hanya di ranah militer dan pertempuran yang telah membuatnya menjadi sosok yang hebat bagi kita hari ini. Beliau adalah prajurit abdi negara, zahid, alim, sekaligus seorang politikus.

 Haji Qassim bisa dikatakan sebagai perwujudan spiritualitas manusia yang sempurna, dan kebijakannya adalah kebijakan akhlak dan taqwa. Kekuatan manajerialnya merupakan fitur lain dari Syahid Soleimani. Kebijaksanaan dan ketabahannya sebagai seorang komandan militer yang mumpuni menjadikan dirinya dicintai rakyat.

Haji Qassim Soleimani memiliki pandangan dunia yang khas. Perhatian dan pengetahuannya terhadap dinamika dunia Islam dan masalah internasional sangat besar dan luas. Beliau memiliki hati yang lembut, bahkan merasa kasihan terhadap pasukan musuh yang tewas. Beliau merasa kasihan kepada para milisi Daesh yang tertipu oleh imperialis. Setiap kali dia merasakan adanya orang yang tertindas dan teraniaya, maka dia akan menjalankan tugasnya untuk berada di sana. Itulah sebabnya, pandangan Haji Qassim Soleimani melampaui geografi Iran, dan menjadi pejuang di Suriah, Lebanon, dan Yaman, sebagai bentuk pengabdian kepadanya sesama manusia yang tertindas.

Kehidupan Haji Qassim Soleimani sedikit banyak telah kita ulas bersama. Kita melihat bahwa kehidupan beliau menjadi contoh dari banyak ayat Alquran. Oleh karena itu, jika kita ingin memperkenalkan Haji Qaseim Soleimani suatu hari nanti, menurut saya, kita harus mencarinya di ayat-ayat Alquran, seperti "Asyidau ala Al-Kufar".

Bagaimanapun, saya sangat senang Anda memberi saya kesempatan untuk menyampaikan isi hati saya dalam waktu yang sangat singkat ini. Secara khusus, saya menyampaikan terima kasih kepada Parstoday Indonesia atas kesempatan ini dan berbelasungkawa kepada siapa saja yang berduka atas kesyahidan Syahid Soleimani, terutama  rakyat dan pemerintah Republik Islam Iran yang memperingati setahun kesyahidannya.

 

Syahid Soleiman bukan hanya tokoh militer dan keamanan saja, tapi juga pejuang sejati yang memiliki kekayaan pengetahuan dan spiritualnya, serta ketinggian moralitasnya. Beliau juga mencurahkan segenap hidupnya untuk membela Islam yang melampaui batas teritorial.

Perjalanan hidup pejuang Islam ini menarik banyak orang untuk menelahnya, termasuk sisi lain dari komandan pasukan Quds Sepah Pasdaran ini yang tidak banyak diketahui masyarakat luas, terutama di Indonesia.

Selengkapnya simak wawancara ekslusif Partoday Indonesia dengan Mehrdad Rakhshandeh Yazdi, Konselor Kebudayaan Iran di Indonesia bagian pertama berikut ini:

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada semua orang merdeka di dunia, masyarakat Iran, dan siapa saja yang berduka atas kesyahidan komandan tercinta Jenderal Qassim Soleimani.

Saya berterima kasih kepada Pars Today Indonesia yang hari ini memberikan kesempatan kepada saya untuk berbicara dengan para pemirsa tentang syahid agung ini.

Hari ini, satu tahun peringatan kepergian Syahid Letjen Qassim Soleimani. Banyak aspek menarik dari kepribadiannya yang berkarakter. Barangkali Syahid Soleimani di benak banyak orang dikenal sebagai tokoh militer dan keamanan. Beliau memang seorang tokoh militer dan tokoh keamanan, sekaligus pejuang yang terjun langsung di medan tempur.

Tapi selain itu, Syahid Soleimani juga memiliki kekayaan marifat, pengetahuan dan spiritualitas, juga ketinggian moralitas dan adabnya. Beliau sosok sederhana yang memandang dirinya sebagai pelayan rakyat, abdi negara dan pelayan putra-putri syuhada.

Pada awal perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Republik Islam Iran, dia hadir di medan tempur. Benar, dia adalah seorang komandan, dengan kecerdasannya memimpin pasukan. Tetapi juga dia selalu hadir di garis depan sebagai seorang prajurit, dan menjalankan teroi perang dalam aksi di medan tempur. Di bidang militer, beliau sangat ahli.

Tetapi hari ini, ketika kita membaca kehidupannya, ketika kita menelaah perjalanan hidupnya, ketika mendengarkan cerita teman-teman seperjuangannya, kita menyaksikan kebesaran jiwa seorang pejuang yang melampaui semua ini. Tampaknya, kesyahidan adalah hadiah terbaik yang dianugerahkan Allah swt kepadanya. Apalagi beliau syahid di tangan musuh utama Islam dan Muslim, yaitu Amerika.

Syahid Soleimani mengerahkan segenap hidupnya dalam perang melawan Daesh. Ketika kita membaca dan mendengarkan cerita dari teman-teman seperjuangannya, akan muncul kekaguman kita menyaksikan bagaimana beliau membela Islam yang kita cintai tanpa mengenal batas teritorial. Beliau menyerang jantung musuh, sehingga pasukan Daesh merasa ketakutan menghadapi kehadirannya.

Banyak dari para pemimpin dunia menceritakan tentang beliau, terutama tentang kebaikan dan keberaniannya, serta pengaruh besar dari manusia mulia ini. Meskipun kini pahlawan Revolusi Islam ini telah tiada, tetapi pastinya kesyahidannya menjadikan jalan perjuangan Soleimani senantiasa hidup.

Jumat, 05 Februari 2021 16:45

Mengenang Perjuangan Rakyat Palestina

 

Tanggal 19 Januari dalam kalender perjuangan rakyat Palestina melawan rezim Zionis ditetapkan sebagai Hari Gaza. Hari Gaza, sama seperti Hari Quds Sedunia, merupakan sebuah momentum untuk menyuarakan ketertindasan dan tuntutan sah rakyat Palestina kepada dunia.

Ada banyak peristiwa pahit dan pilu dalam sejarah bumi Palestina dari masa penjajahan hingga pembentukan rezim Zionis Israel. Tidak ada bentuk kejahatan yang belum dilakukan oleh Zionis terhadap rakyat Palestina selama pendudukan tanah ini. Rezim Zionis mengusir orang-orang Palestina dari kota dan desa mereka melalui pembantaian sistematis, melakukan kejahatan yang paling paling sadis untuk mengintimidasi warga Palestina, dan memaksa mereka meninggalkan tanah airnya.

Pembantaian mengerikan di Deir Yassin pada 9 April 1948, hanyalah salah satu dari rangkaian pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Zionis terhadap rakyat Palestina. Pembantaian Deir Yassin bukanlah satu-satunya kejahatan atau pembantaian terbesar yang tercatat dalam sejarah kejahatan rezim Zionis di Palestina.

Pembantaian al-Duwaimah di kota al-Khalil dan pembantaian al-Lud merupakan bagian dari kasus kejahatan besar Israel terhadap rakyat tertindas Palestina. Dalam pembantaian tersebut, ribuan orang Palestina yang tidak bersalah – kebanyakan dari mereka wanita, anak-anak, dan orang tua – dibantai, dan orang-orang Palestina dipaksa memilih tiga opsi pahit; kematian, melarikan diri, atau meminta suaka.

Kejahatan itu membuat ratusan ribu orang Palestina terusir dari tanah airnya dan menetap di negara-negara lain. Jadi, segala bentuk terorisme mulai dari pembantaian massal, operasi militer, perang psikologis dengan berbagai cara, hingga pemindahan dan pemaksaan ratusan ribu warga Palestina untuk meninggalkan rumah mereka, tercatat dalam sejarah rezim Zionis.

Ilustrasi serangan Israel ke Jalur Gaza.
Namun, fakta yang lebih pahit dari kejahatan rezim Zionis adalah bahwa sebagian besar negara Arab menjauhkan diri dari perjuangan pembebasan al-Quds dan memilih bungkam dalam menyikapi kejahatan Israel. Pengkhianatan terbaru rezim Arab kepada rakyat Palestina adalah keputusan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko, mengakui rezim penjajah al-Quds dan menormalisasi hubungan mereka dengan Israel.

Kemenangan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) pada pemilu 2006 di Jalur Gaza merupakan titik balik dalam sejarah Palestina pasca pendudukan tanah ini. Berbeda dengan Otoritas Palestina di Ramallah, Hamas menganggap perundingan kompromi dengan Israel selama tiga dekade terakhir, tidak berguna dan memandang satu-satunya opsi untuk memerdekakan Palestina dari penjajahan Zionis adalah perlawanan.

Berkuasanya Hamas di Jalur Gaza merupakan sebuah bahaya besar bagi penjajah Zionis. Oleh karena itu, Israel pertama-tama mencoba menghancurkan Hamas dengan meneror para pemimpin dan komandan gerakan ini serta memblokade Gaza dengan bantuan dan dukungan pemerintah Mesir.

Namun, teror ini membuat Hamas dan warga Palestina yang tinggal di Gaza bertekad untuk bangkit dan melawan kejahatan Israel. Akhirnya, rezim Zionis melancarkan serangan besar-besaran di Gaza setelah gagal dalam mematahkan tekad warga Palestina melalui pembunuhan para petinggi Hamas dan blokade penuh Jalur Gaza.

Setelah kalah dari Hizbullah Lebanon pada 2006 dan runtuhnya hegemoni Israel, rezim ini membutuhkan sebuah kemenangan untuk menutupi kekalahan melawan Hizbullah dan menyemangati warga Zionis yang tinggal di tanah pendudukan. Mereka memandang agresi ke Gaza dan penghancuran Hamas sebagai peluang untuk menebus kekalahan ini.

Pada 27 Desember 2008, rezim Zionis menyerang Jalur Gaza dengan operasi yang disebut Cast Lead. Mereka mengira dalam tempo 7-10 hari operasi dapat menghancurkan kubu perlawanan di Gaza. Tapi setelah 22 hari, Israel terpaksa menarik diri dari Gaza pada 17 Januari 2009 dan menderita kekalahan besar lainnya dari kubu perlawanan, dua tahun setelah Perang 33 Hari di Lebanon.

Warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza meraih kemenangan besar melawan rezim Zionis. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Palestina sejak era pendudukan dan tanpa dukungan negara Arab manapun, mereka berhasil melawan mesin-mesin perang Israel dan memukul mundur tentara Zionis. Beberapa pemerintah Arab bahkan berpihak kepada Israel dalam perang ini.

Kemenangan itu diraih ketika tentara Zionis membunuh ratusan warga Palestina selama pemboman besar-besaran dan penembakan di Gaza serta menghancurkan banyak infrastruktur perkotaan Gaza. Dalam Perang 22 Hari ini, 1.455 orang gugur syahid, di mana 404 orang adalah anak-anak dan 115 perempuan. Jumlah korban luka diperkirakan mencapai 5.303 orang, di mana 1.815 di antaranya anak-anak.

Menurut laporan organisasi-organisasi Palestina, 40 rumah sakit dan pusat kesehatan menjadi sasaran langsung dan target pemboman selama Perang 22 Hari. Kerugian yang diderita oleh rumah sakit dan puskesmas milik Kementerian Kesehatan Palestina mencapai 10 juta dolar. Sebanyak 15 mobil ambulans juga menjadi sasaran langsung tentara Israel.

Untuk mengetahui puncak ketidakberdayaan tentara Israel dalam melawan warga Palestina di Gaza, kita cukup melihat kembali luas Jalur Gaza yang kecil dan terkepung. Jalur Gaza terletak di bagian barat daya wilayah pendudukan Palestina, dengan luas lebih dari 360 kilometer persegi dan jumlah populasi mencapai 1,8 juta jiwa. Wilayah ini memiliki populasi terpadat di dunia.

Kejahatan brutal rezim Zionis pada 2008 terhadap warga Gaza, terjadi ketika media-media Barat dan sebagian besar media Arab menyensor kejahatan besar-besaran dan pembantaian brutal yang dilakukan Israel. Mereka menyalahkan Gerakan Hamas atas serangan ini dan memberikan informasi yang keliru kepada warganya tentang realitas perang brutal ini.

Untuk melawan propaganda ini, Republik Islam Iran – yang selalu mendukung poros perlawanan dan rakyat tertindas Palestina – menetapkan tanggal 19 Januari sebagai “Hari Nasional Gaza” pada peringatan tahun pertama Perang 22 Hari. Langkah ini bertujuan untuk mengenang kembali ketertindasan rakyat Palestina dan menyuarakan penindasan ini kepada dunia. Inisiatif ini juga untuk menghormati perlawanan 22 hari para mujahidin Gaza dalam melawan kebiadaban Israel dan mengenang perlawanan heroik ini untuk selamanya.

Perang 22 Hari di Gaza telah membawa kubu perlawanan di Gaza ke dalam perimbangan di tanah Palestina dan kawasan. Mereka berada di hadapan kubu yang memperjuangkan kompromi.

Rahbar dalam pertemuan dengan Ismail Haniyeh di Tehran. (dok)
Pasca kemenangan kubu perlawanan di Gaza, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengirim sebuah pesan kepada Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Teks pesan Rahbar sebagai berikut, “Bismillahirrahmanir rahim. Saudara pejuang Tuan Ismail Haniyeh, Salamun 'alaikum Bima Shabartum. Kesabaran 20 hari Anda dan para mujahidin yang berani serta pengorbanan warga Gaza dalam menghadapi salah satu kejahatan perang yang paling keji di dunia dan dalam sejarah, telah mengangkat panji kemuliaan atas kepala umat Islam. Anda telah membuktikan bahwa kalbu yang penuh dengan iman kepada Tuhan dan hari kiamat serta jiwa mulia orang Muslim yang menolak kehinaan dan ketundukan pada penindasan, telah menciptakan kekuatan yang sedemikian rupa sehingga pemerintahan arogan dan tiran serta tentara yang bersenjata canggih, dibuat tidak berdaya dan terhina.”

Pemerintah Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, memilih bungkam terhadap kejahatan rezim Zionis yang membunuh anak-anak. Pemerintah AS mencegah kecaman Dewan Keamanan dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB terhadap Israel. Terlepas dari semua dukungan ini, rezim Zionis putus asa dan tidak berdaya dalam mengalahkan kubu perlawanan. Pembunuhan wanita dan anak-anak Palestina juga disebabkan oleh keputusasaan ini.

Hamas – sebagai pelopor gerakan perlawanan di Gaza – menguji kembali teori “rumah laba-laba” dan menyimpulkan bahwa perlawanan dan spiritualitas, di samping tindakan nyata di lapangan, dapat menghancurkan Mitos Israel Tak Terkalahkan, seperti yang dilakukan oleh Hizbullah Lebanon pada tahun 2000 dan 2006.

Perang Gaza – sama seperti Perang 33 Hari – kembali mempermalukan para aktivis pembela hak asasi manusia, termasuk komunitas internasional dan kekuatan-kekuatan besar, dan membuktikan bahwa dunia yang beradab ini masih jauh dari prinsip-prinsip HAM dan keadilan.

Jumat, 05 Februari 2021 16:44

Fatimah; Aroma Harum Surgawi di Dunia

 

Di masa ketika masyarakat di sekitarnya merasa malu memiliki seorang anak perempuan, Rasulullah Saw justru bangga memiliki seorang putri, Fatimah Az-Zahra.

Rasulullah memperlakukan Fatimah dengan hormat, ketika putrinya ini datang, Nabi bangkit dari duduknya dan menyambut buah hatinya tersebut. Terkadang di hadapan semuan orang, nabi mencium tangan kecil Fatimah dan menggendongnya. Sambil mencium Fatimah, Nabi bersabda, “Aku mencium bau surga dari Fatimah.”

Bulan akan terlihat penuh di saat bulan purnama. Seiring berlalunya hari, sedikit demi sedikit bulan tertutupi dan hanya terlihat separuh, atau bahkan tidak tampak sama sekali. Fatimah Az-Zahra, putri tercinta Rasulullah Saw tak ubahnya seperti bulan.

Setelah Rasulullah meninggal, Fatimah menghadapi peristiwa terbesar dalam hidupnya. Masyarakat saat itu yang baru ditinggal Rasulullah seakan-akan telah melupakan sabda nabinya, “Siapa yang menjadikan diriku pemimpin, maka setelah aku, Ali adalah pemimpin mereka.”


Tak lama setelah Nabi meninggal, sekelompok orang dengan pedang terhunus menyerang rumah menantu dan putri nabi. Mereka dengan paksa meminta Ali berbaiat. Mereka membakar pintu dan dengan paksa mendobraknya, padahal Fatimah saat itu berada dibalik pintu dan mencegah mereka menyerbu rumahnya.

Apakah mereka tidak mendengar sabda nabi yang mengatakan, “Fatimah bagian dariku, siapa saja yang menyakitinya, berarti menyakitiku juga....” Lantas mengapa hanya beberapa hari setelah Rasul meninggal, mereka melakukan hal-hal hina seperti ini, sehingga putri tercinta nabi mereka sampai mengalami luka? Kelakukan kasar tersebut sampai membuat putri Nabi ini mengalami keguguran. Dengan tubuh terluka, Fatimah masih tetap membela Wilayah yang menjadi hak suaminya serta mencegah mereka membawa paksa Ali.

Dalam membela kebenaran dan hak wilayah Ali, Fatimah tak tinggal diam. Ia pun datang ke masjid dan menyampaikan khutbah. Di khutbahnya Fatimah mengajak masyarakat untuk bertakwa dan menjalankan ajaran serta sabda Rasulullah. Ia pun mengungkap kembali peristiwa Ghadir. Ia pun mendesah karena hatinya yang perih dan terluka, namun bibirnya tetap bungkam dan tidak mengutuk umat ayahnya.

Setelah peristiwa pedih ini, manifestasi bau harum surgawi di muka bumi dan perempuan suci yang dinilai malaikat lebih baik dari seluruh penghuni bumi ini jatuh sakit dengan hati tersayat dan luka-luka fisik yang dideritanya. Di saat-saat akhir hidupnya, Fatimah berkata kepada Ali, “Wahai sepupuku! Kamu tidak pernah menyaksikan kebohongan dan pengkhianatan di seluruh hidupku, dan Aku tidak pernah menentang perintahmu.”

Adapun Ali yang sangat menctai dan menghormati Fatimah serta menyaksikan putri tercinta Nabi ini berada di detik-detik akhir kehidupannya menjawab, “Aku berlindung kepada Allah! Kamu adalah sebaik-baik makhluk, lebih bijak, lebih terhormat daripada aku mencelamu. Jauh dan berpisah denganmu sangat berat bagiku. Aku bersumpah kepada Allah! Kepergianmu akan menambah musibah Rasulullah bagiku. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiuun.

Rasulullah Saw di setiap kesempatan menyebutkan sifat mulai dan derajat tinggi Fatimah Az-Zahra serta mengisyaratkan keutamaan wanita mulia ini. Aisyah, istri Nabi terkait Fatimah mengatakan, “Aku tidak menyaksikan di antara manusia yang perilaku dan ucapannya menyerupai Nabi kecuali Fatimah.”

Manifestasi kesempurnaan dalam kepribadian manusia tidak eksklusif untuk pria atau wanita, tetapi pemberian yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan, sehingga ia dapat memahami hakikat dirinya. Benar bila dikatakan Fatimah as salah satu contoh teladan yang sempurna, dimana mengikutinya bakal menjamin kemenangan, kebenaran dan mencapai kesempurnaan dan keutamaan. Kecintaan yang besar dari Nabi Muhammad Saw kepada putri mulianya Sayidah Fatimah as merupakan poin yang patut direnungkan dalam kehidupan beliau.

Dalam masyarakat yang tidak begitu jauh dari era Jahiliah, dimana perempuan dan anak perempuan bukanlah sumber kehormatan dan kemuliaan, Nabi Saw memperlakukan putrinya sedemikian rupa sehingga membuat orang-orang di sekitarnya keheranan. Nabi Saw adalah pribadi yang ketika melihat satu kebajikan atau keutamaan, pasti beliau mengagumi dan memujinya. Dengan kata lain, ini adalah semangat tinggi dan kebajikan menonjol Fathimaa Zahra as yang membuat Nabi Saw kemudian menghormati dan memuliakannya.

Selain itu, Nabi Saw yang mampu mengantisipasi kejadian di masa depan berusaha menjelaskan semua alasan dan hujjah akan kebenaran Fatimah as dan menekankan kondisi sulit di masa depan. Suatu hari seorang pria memberi tahu Nabi, "Mengapa kamu tidak memperlakukan Fatima seperti putra dan putrimu yang lain?" Nabi berkata kepadanya, "Anda tidak kenal Fatimah. Saya merasakan aroma surga darinya. Anda tidak bisa tahu bahwa kerelaan Fatimah adalah keridaan Tuhan dan kemarahannya adalah murka Tuhan."

Berkaitan dengan karakteristik Sayidah Fatimah, Imam Ali berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, 'Ia dinamakan Fatimah, karena Allah Swt akan menyingkirkan api neraka darinya dan dari keturunannya.Tentu keturunannya yang meninggal dalam keadaan beriman dan meyakini segala sesuatu yang diturunkan kepadaku',"(Bihar al-Anwar, jilid 43, hal 18-19).

Kedudukan spiritual Sayidah Fatimah sangat tinggi sampai-sampai malaikat berbicara dengannya. Oleh karena itu, ia disebut Muhaddatsah, artinya orang yang mampu berkomunikasi dengan malaikat. Para malaikat dapat berbicara dengan selain para nabi atau rasul. Mereka bisa mendengar suara dan melihat para malaikat. Allah Swt telah menjelaskan bahwa Maryam binti Imran as melihat malaikat dan berbicara dengannya. Dalam surah al-Imran ayat 42, Allah Swt berfirman: "Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)."

Sayidah Fatimah az-Zahra adalah penghulu para wanita seluruh alam, dari awal sampai akhir. Sayidah Fatimah dikenal keteladanannya dalam rumah tangga. Beliau contoh terbaik dari sosok istri dan ibu. Bersama suaminya, Ali bin Abi Thalib, Sayidah Fatimah menjalani suka dan duka kehidupan, dan sepanjang sejarah hingga kini sebagai teladan keluarga terbaik.Terkait hal ini, Imam Ali berkata, "Demi Allah dia tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menolak perintahku sama sekali. Kapan saja aku melihat Fatimah, maka hilanglah semua kesedihanku."(Biharul Anwar, jilid 43, hal 134).


Pada permulaan malam setelah pernikahan Imam Ali dan Sayidah Fatimah, Rasulullah Saw membagi pekerjaan untuk mereka berdua, pekerjaan dalam rumah adalah urusan Sayidah Fatimah sedangkan pekerjaan di luar rumah adalah urusan Imam Ali as. Setelah pembagian itu Sayidah Fatimah as berkata, "Hanya Allah yang tahu betapa gembiranya aku akan pembagian kerja ini. Karena Rasulullah Saw telah menghalangi aku dari melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan lelaki." (Biharul Anwar, jilid 43, hal 81)

Sayidah Fatimah bukan saja pendamping hidup bagi suaminya tapi beliau juga mitra dalam urusan spiritual. Ketika Imam Ali as ditanya Rasulullah Saw, bagaimana engkau menilai Fatimah? Imam Ali as menjawab, "Ia adalah sebaik-baiknya penolong dalam ketaatan kepada Allah."(Biharul Anwar, jilid 43, hal 117)

Sayidah Fatimah adalah istri yang tidak pernah meminta sesuatu di luar kemampuan suaminya. Dalam hal ini beliau berkata kepada Imam Ali as, "Aku malu kepada Tuhanku bila aku meminta sesuatu kepadamu sementara engkau tidak mampu memenuhinya."(Amali Syeikh Thusi, jilid 2, hal 228).

Imam Ali dan Sayidah Fatimah adalah pasangan yang tiada duanya. Mengenai kehidupan mereka, Rasulullah Saw bersabda, "Jika Allah tidak menciptakan Ali maka Fatimah tidak memiliki pasangan yang sekufu baginya."(Yanabi'ul Mawaddah, hal 177 dan 237).

Selain dalam keluarga, sayidah Fatimah juga memainkan peran penting dalam masyarakat terutama meningkatkan budaya dan pemikiran masyarakat ketika itu. Beliau juga memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi umat Islam di masanya.

Dari Fatimah lahir manusia-manusia suci, Imam Hasan, Husein, Sayidah Zainab dan Ummu Kultsum. Di rumah sederhana ini aroma Ilahi dan surgawi mengalir. Kasih sayang dan kecintaan serta saling menghormati menjadi landasan perilaku di rumah sederhana ini.

Penghambaan dan ibadah menjadi karakteristik utama putri tercinta Nabi ini seperti yang disebutkan berbagai riwayat. Ia merupakan pribadi agung dan didikan rumah wahyu. Terkait ibadah dan zuhud Fatimah, Rasul berkata kepada Salman, “Wahai Salman! Putriku, Fatimah imannya telah meresap ke seluruh bagian tubuh dan hatinya, di mana ketika ia beribadah kepada Tuhan, ia melupakan segala sesuatu.”

Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, "Putriku yang mulia, Fatimah adalah pemimpin perempuan dunia di seluruh zaman dan generasi. Ia adalah bidadari berwajah manusia. Setiap kali Fatimah beribadah di mihrab di hadapan Tuhannya, cahaya wujudnya menyinari malaikat. Layaknya bintang-gemintang yang bersinar menerangi bumi."

Akhirnya putri tercinta Nabi dan pemimpin perempuan di seluruh zaman ini setelah berjuang membela wilayah suaminya dan kesedihan mendalam setelah kepergian ayah tercintanya serta kesedihan mendalam akibat menyaksikan umat ayahnya, bersiap menghadap Tuhannya dan berkumpul bersama ayahnya.


Ali saat itu tengah duduk disamping Fatimah, ia dengan diam mendengarkan wasiat istrinya. Wanita yang terluka fisik dan hatinya ini berwasiat kepada Ali: “Mandikan dan kuburkan Aku di malam hari.”

Ali yang dililit kesedihan mendalam dan didampingi anak-anaknya, Hasan, Husein dan Zainab, memandikan Fatimah Az-Zahra. Hanya dengan disaksikan segelintir sahabat, Ali memakamkan putri Nabi ini. Makam Fatimah tetap menjadi misteri di kota Madinah, sehingga ketertindasan dan keterasingan bidadari bermuka manusia ini tetap kekal sepanjang sejarah.

 

 

Manuver militer Pasukan Garda Revolusi Islam Iran "Nabi Agung" ke-15 dilengkapi berbagai alutsista canggih, salah satunya pengujian rudal balistik Sejjil yang menarik perhatian dunia terhadap kemampuan rudal Republik Islam Iran.

Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) pada hari Sabtu, (17/1/2021) berhasil menembak target di Samudera Hindia pada hari kedua manuver militer Nabi Agung ke15 pada jarak 1.800 kilometer.

Fox News melaporkan bahwa rudal Iran mendarat sekitar 100 mil di utara kapal induk AS, Nimitz di Samudra Hindia. Peristiwa ini merupakan perkembangan strategis dalam pembahasan rudal balistik anti kapal di dunia, karena belum ada negara yang menggunakan rudal semacam itu dalam rentang tersebut hingga saat ini.

Dalam latihan perang ini, digunakan rudal balistik berbahan bakar cair seperti Qadr dan Emad, serta rudal balistik berbahan bakar padat dua tahap Sejil yang mampu mengenai target angkatan laut dengan akurasi tinggi pada jarak 1800 km yang menunjukkan kekuatan rudal Republik Islam.

Rudal balistik Sejil merupakan salah satu rudal balistik tercepat yang dimiliki Iran. Keberhasilan dan masuknya rudal Sejil dalam daftar alutsista Iran menunjukkan perhatian kementerian pertahanan negara ini dalam peningkatan kemampuan pertahanan negaranya. Lalu, mengapa rudal Sejil termasuk rudal yang diperhitungkan di dunia.

Situs berita AS, National Interest dalam laporannya di tahun 2017 menggambarkan rudal Sejil sebagai titik lompatan industri rudal Iran. Sebelum peluncuran rudal Khorramshahr, Sejil dianggap sebagai rudal tercanggih buatan Iran karena mampu membawa hulu ledak seberat 650 kg menggunakan bahan bakar padat.

 

Rudal Sejil
 

Analis Miiter Israel Akui Kehebatan Rudal Sejil

Sejil adalah rudal jarak jauh pertama dari generasi rudal balistik berbahan bakar padat yang diproduksi Iran. Rudal Sejil 2 merupakan peningkatan dari rudal Sajil 1 yang dioptimalkan. Generasi kedua rudal Sejil memiliki waktu peluncuran yang lebih singkat dan kecepatan operasional yang lebih tinggi, dan kemampuan membawa hulu ledak yang lebih besar.

Rudal Sejil paling ditakuti oleh musuh-muush Republik Islam, terutama rezim Zionis Israel. Sebab rudal ini melampaui jangkauan hingga Tel Aviv yang hanya berjarak sekitar 1300 km dari Iran. Rudal ini bisa mencapai Tel Aviv hanya dalam waktu  7 hingga 10 menit.

Pakar militer Zionis Tal Inbar percaya bahwa jika Iran meluncurkan rudal Sejil ke Israel akan sangat sulit untuk dilacak karena penggunaan bahan bakar padat dan kecepatannya yang sangat tinggi untuk sistem anti-rudal Israel.Tal Inbar meragukan kemampuan sistem pertahanan rudal balistik yang terbaru, Arrow 3 bisa menangkal Sejil. Analis militer rezim Zionis ini menyebut karakteristik misil Sejil mampu menembus sistem anti-udara Israel dan menghancurkan sasaran yang ditujunya.

 

Berbagai tipe rudal Iran 
 

Fitur Teknis Rudal Sejil

Rudal balistik permukaan-ke-permukaan Sejil terdiri dari tiga bagian yaitu blok 1, blok 2 dan hulu ledak. Dengan berat lebih dari 23 ton, rudal tersebut memiliki mesin berbahan bakar padat dua tahap yang dapat mencapai kecepatan hingga 4.300 meter per detik yang mampu menghancurkan target tertentu dengan presisi tinggi.

Kecepatan rudal ini sekitar Mach 13 (Mach 1 = 1224 km / jam) dan jangkauan terakhirnya adalah 2000 km dan saat ini menjadi salah satu rudal balistik terkemuka Iran. Sejil saat ini memasuki generasi kedua dengan kemampuan hulu ledak yang dapat dilepas dengan berat 650 kg. Panjang rudal Sejil sekitar 18 meter dan diameternya 125 sentimeter serta dapat diluncurkan dari berbagai sudut.

Secara umum, rudal balistik diluncurkan dari peluncur tetap dan bergerak secara vertikal atau pada suatu sudut tertentu tergantung pada jangkauan dan operasinya. Analis militer percaya bahwa rudal Sejil adalah model yang lebih maju dari rudal Shahab 3 yang umumnya menggunakan bahan bakar cair. Hingga kini beberapa negara masih menggunakan bahan bakar cair dalam produksi rudal balistiknya. Salah satu kelebihan Sejil dari penggunaan bahan bakar padat yang lebih tahan lama dibandingkan bahan bakar cair.

 


 

Fitur Operasional

Faktor terpenting lain dari rudal Sejil mengenai kecepatan persiapan rudal sebelum menembak. Perancang roket membangun Sejil dengan mengikuti fitur ini. Rudal Sejil, sebagai rudal bahan bakar padat jarak jauh pertama di Iran, siap diluncurkan dalam beberapa menit, dan setelah ditembakkan, kendaraan peluncurnya dengan cepat meninggalkan titik tembak, yang mengurangi kemungkinan menghancurkan rudal sebelum diluncurkan. Di saat yang sama, karena akselerasi yang tinggi dari misil ini tidak mudah dihancurkan.

Rudal Sejil memiliki dua tahap dengan dua mesin yang menggunakan bahan bakar padat generasi baru dengan tingkat kecepatan dan akurasi tinggi. Mekanisme kerja Sejil adalah setelah rudal meninggalkan pangkalannya di bumi, rudal mengambil posisi horizontal dan mulai bergerak ke luar hingga mencapai puncak target dengan kecepatan sangat tinggi.

Kecepatan rudal balistik Sejil mendarat mengenai target sekitar 13 Mach, yang membuat penghancuran rudal sangat sulit untuk semua sistem pertahanan udara yang ada saat ini. Sistem navigasi baru dan sensor yang sangat canggih dalam rudal ini meningkatkan koefisiennya. Sehingga rudal ini menjadi lebih akurat dan membuatnya sangat sulit dilacak radar canggih dunia.

Sejil dirancang sedemikian rupa sehingga sistem anti-pesawat dan anti-rudal Patriot Amerika maupun sistem anti-rudal Israel Arrow 3 tidak mampu menangkalnya. Penggunaan penutup anti-radar pada rudal Sejil dirancang upaya para ahli pertahanan dan sektor akademis Iran untuk tujuan tersebut. Tiga faktor, termasuk warna spesifik, bahan dan badan rudal serta penggunaan beberapa sistem elektronik khusus, merupakan elemen siluman yang bisa lolos dari deteksi radar. 

Pada rudal Sejil generasi kedua hulu ledak rudal telah mengalami perubahan, terutama penambahan blok pemandu rudal. Dengan menggunakan blok tersebut, akurasi rudal Sejil 2 mengalami peningkatan yang luar biasa dan mencapai di bawah 50 meter. Rudal Sajil 2 dibandingkan dengan Sajil 1 dilengkapi dengan sistem navigasi baru serta sensor yang akurat dan canggih. Tampaknya, cara mengarahkan misil Sejil 2 menggunakan kombinasi dari sistem pemandu inersia dan GPS.

 

 


 

Spesifikasi teknis rudal Sejil

Berat:                   lebih dari 23 ton

Panjang:              18 meter

Diameter:              1,25 meter

Mesin:                   bahan bakar padat (dua tahap)

Jangkauan:            2000 km

Ketinggian penerbangan : 450 sampai 500 km

Penggerak mesin            :   bahan bakar padat gabungan  tahap pertama dan kedua

Kecepatan                       : 11 hingga 13 Mach atau 3600 hingga 4300 meter perdetik

Tingkat akurasi                : Sejil 1 tanpa kemampuan pemandu pada tahap akhir dengan tingkat kesalahan maksimum 50 meter

                                    : Sejil 2 misil dengan penggunaan hulu ledak baru terpandu dengan kesalahan kurang dari 10 meter.

Peluncur                            : platform landasan peluncuran bergerak dan silo peluncuran bawah tanah

Sistem pemandu               : panduan inersia untuk rudal Sejil 1 dan kombinasi panduan inersia  dan GPS untuk rudal Sejil 2.(PH)

 

Sehari pasca pelantikan Joe Biden sebagai Presiden baru Amerika Serikat, Cina mengajukan permintaan untuk menjalin kerja sama dengan Biden demi memulihkan hubungan dua negara.

Menurut Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, di tengah perbedaan pandangan yang ada, Beijing dan Washington memiliki banyak kepentingan yang sama, dan peluang kerja sama yang luas. Cina berharap pemerintah baru Amerika bisa berjalan beriringan dengan Beijing.
 
Hubungan Cina dan Amerika selama empat tahun terakhir yaitu sejak Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika, jatuh ke level terendah disebabkan kebijakan ketat Washington terhadap Beijing, termasuk kebijakan penambahan tarif dan sanksi perusahaan-perusahaan teknologi canggih Cina yang dikaitkan dengan masalah Hong Kong, Taiwan dan Laut Cina Selatan.
 
Pada kenyataannya, Cina berharap setelah terlewatinya masa konflik dengan Trump, di masa Joe Biden ia bisa mencapai sejumlah kesepakatan dengan Washington. Tapi bukan dari pihak Cina saja yang ingin memulai kembali hubungan bersahabat dengan Amerika, korporasi-korporasi Amerika juga menuntut pemulihan hubungan negaranya dengan Cina.
 
Menurut keyakinan Dewan Bisnis AS-Cina, USCBC, peningkatan hubungan bilateral Cina dan Amerika sangat penting, dan menghidupkan hubungan dua negara dalam kondisi wabah virus Corona yang telah melumpuhkan perekonomian global, lebih urgen dari sebelumnya. Para pelaku industri dan pengusaha Amerika juga menyambut baik dimulainya hubungan bilateral dengan Cina.
 
Penekanan perusahaan-perusahaan Amerika untuk memulai hubungan dengan Cina muncul disebabkan prediksi para pengamat bahwa perang dagang Amerika dan Cina dapat membawa dampak dan masalah ekonomi luas jangka panjang bagi kedua negara.
 
Menurut data yang ada, perang dagang dua negara menyebabkan hilangnya lebih dari 300.000 lapangan kerja dan sekitar 30 persen Produk Domestik Bruto, PDB Amerika. Di sisi lain, penurunan neraca perdagangan komoditas produk Amerika dengan Cina mengalami peningkatan akibat perang dagang ini, dan pada tahun 2018 menyentuh poin yang cukup luar biasa yaitu 419,2 miliar dolar.
 
Presiden Amerika Joe Biden realitasnya masuk ke Gedung Putih berhadapan dengan setumpuk permasalahan dalam dan luar negeri. Hal yang pasti adalah, di bidang kebijakan luar negeri, mengelola hubungan dengan Cina menjadi masalah yang sangat penting bagi Joe Biden, pasalnya dalam empat tahun terakhir, Trump telah menurunkan tingkat hubungan dua negara hingga ke level terendah, dan jelas bahwa perhatian terbesar Biden terpusat pada upaya mengelola hubungan dengan Beijing.
 
 
Sehubungan dengan ini calon Menlu Amerika Antony Blinken mengatakan, Donald Trump berhak mengambil kebijakan terhadap Cina, karena tidak diragukan lebih dari negara manapun, Cina menciptakan hambatan bagi Amerika, dan dalam menghadapi Beijing, dicapai kata sepakat lintas partai di Amerika.
 
Blinken yang pernah menjabat sebagai Deputi Penasihat Keamanan Nasional Amerika di masa Barack Obama itu menjelaskan, Cina adalah tantangan besar. Negara ini merupakan tantangan terbesar yang kita hadapi dalam hubungan dengan negara-negara asing. Kita bersaing dengan Cina dalam bidang teknologi, ekonomi, militer, bahkan diplomasi. Saat ini, diukur dengan tolok ukur apapun Cina lebih kuat dari Amerika dari sisi strategi.
 
Surat kabar Inggris, The Guardian saat menganalisa tantangan terbesar kebijakan luar negeri Amerika menulis, Cina bersama Rusia merupakan satu dari dua negara yang disebut dalam laporan Departemen Luar Negeri Amerika, Pentagon pada tahun 2018 sebagai tantangan militer paling serius bagi Amerika.
 
Dua tahun telah berlalu sejak diterbitkannya laporan itu dan tantangan ini semakin kuat sekarang. Angkatan Bersenjata Cina berkat kebijakan modernisasi cepat negara ini, telah berubah menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan di dunia dan dapat dengan mudah mengirim pasukanya ke seluruh wilayah Samudra Hindia dan Pasifik, bahkan lebih jauh dari itu.
 
Sekarang, bersamaan dengan naiknya Joe Biden, muncul pertanyaan akan seperti apakah kebijakan Gedung Putih terkait Cina empat tahun mendatang ? Apakah Biden akan melanjutkan kebijakan anti-Cina yang dimulai Trump ? atau Apakah Biden akan berusaha menurunkan ketegangan dan memulihkan hubungan Amerika dengan Cina ? Para pengamat berbeda pendapat soal masa depan hubungan Cina dan Amerika.
 
Beberapa dari mereka meyakini bahwa Biden akan menyeimbangkan kebijakan-kebijakan keras Trump terhadap Cina, dan akan menurunkan tingkat ekstremisme dalam kebijakan Amerika yang diterapkan empat tahun kebelakang terkait Cina. Sementara sebagian pengamat lain percaya bahwa Biden dengan melibatkan sekutu-sekutu Eropanya, akan berusaha menjinakan Cina dengan kerja sama lebih besar, dan terkait hal ini ia juga akan memanfaatkan sekutu-sekutunya di belahan dunia Timur.
 
Terlepas dari analisa mana yang benar terkait masa depan hubungan pemerintah Amerika dan Cina, yang jelas adalah kebangkitan Cina dan pembangunan negara ini dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan Amerika bergerak ke arah rivalitas strategis dengan negara ini.
  
Para pengamat mengatakan meski pemerintahan di Amerika berganti, namun ketegangan negara itu dengan Cina akan tetap ada, karena konflik Cina dan Amerika pada dasarnya terkait dengan pertarungan ekonomi jangka panjang, dan konfrontasi ini dalam bidang perdagangan, finansial dan teknologi sampai sekarang belum juga terselesaikan. 
 
Oleh karena itu banyak pengamat percaya di tahun-tahun mendatang ketegangan Amerika dan Cina di bidang ekonomi, politik, geopolitik, hak asasi manusia dan bidang-bidang yang terkait dengan rakyat masih akan berlangsung. Ada kemungkinan kecil hubungan dua negara dalam beberapa tahun ke depan akan pulih, namun tidak diragukan akan ada perubahan metode dalam pengelolaan krisis di Washington.
 
Diplomat Amerika di Asia, Kurt Tong mengatakan, akses ke kesepakatan antara Cina dan Amerika tidak mudah dicapai. Apa yang sedang terjadi di antara kedua negara saat ini lebih merupakan konflik daripada kesepahaman.
 
Secara umum dapat dikatakan, Biden yang baru saja menduduki kursi kepresidenan Amerika, di tahun-tahun mendatang akan berhadapan dengan banyak tantangan dalam kebijakan luar negeri. Dalam pandangan banyak pengamat, salah satu tantangan terbesar dalam kebijakan luar negeri Amerika di masa Biden adalah Cina.
 
Sekalipun sebelum pemilu presiden Amerika dan setelah pengumuman hasilnya, beberapa pejabat yang dekat dengan Biden, menyampaikan beberapa pandangannya terkait masa depan hubungan Cina dan Amerika, namun sampai sekarang pemerintah Biden belum juga mengumumkan strategi akurat soal Cina. Di sisi lain, Cina karena memiliki kapasitas besar di berbagai bidang untuk menjadi kekuatan global, upaya untuk menjinakkannya merupakan perhatian besar Partai Demokrat dan Republik.
 
Dengan kata lain, Cina telah menjadi masalah lintas partai di Amerika. Tapi Demokrat dan Republik berbeda dalam metode pengelolaan dan cara menjinakan Cina. Realitasnya interaksi atau konflik merupakan dua cara berbeda yang dipilih partai politik Amerika dalam menghadapi Cina. Namun yang jelas kebijakan konfrontatif Trump dalam 4 tahun terakhir untuk menjinakan Cina tidak menghasilkan apapun selain mundurnya dia dari Gedung Putih.
 
Rencana jangka panjang Partai Demokrat dan Republik, nampaknya akan melanjutkan kebijakan konfrontatif Amerika di tahun 2021, meskipun secara tampilan lahir sepertinya pemerintah Biden dibandingkan Trump lebih lembut di hadapan Cina dalam masalah ekonomi, namun terlalu cepat untuk menyimpulkannya sekarang. Kita masih harus menunggu dan melihat hubungan Cina dan Amerika akan bergerak ke arah mana.

 

21 Januari 2015 (1 Bahman 1393 Hs), di tengah-tengah beragam berita dari berbagai belahan dunia yang menyita perhatian masyarakat dunia dan mayoritasnya serangan terhadap dunia Islam serta isu Muslim, ada berita yang menarik perhatian dunia.

Di kondisi ketika media Barat santer menulis berita anti Islam dan Muslim, berita terbaru yang membawa surat penting Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei yang ditujukan kepada pemuda Eropa dan Amerika membuat syok atmosfir Islamofobia di Barat. Surat Rahbar ini meminta perhatian dan perenungan serius terkait Islam dan Muslim yang diberitkan oleh media Barat.

Jarang sekali di ajang internasional seorang pemimpin atau presiden sebuah negara menulis surat dan audiensnya adalah para pemuda negara lain, namun Ayatullah Khamenei yang merasa hal ini sangat penting melakukan hal ini. Surat Rahbar ini dirilis menyusul peristiwa terbaru di Prancis dan publikasi karikatur yang menghina sakralitas Islam di sebuah tabloid Prancis serta eskalasi arus Islamofobia oleh petinggi dan media Barat. Surat ini untuk mencerahkan pemuda dan para pencari kebenaran dunia.

Tabloid Charlie Hebdo
Ayatullah Khamenei di dua periode, November 2015 dan di sebuah pesan singkat pada Oktober 2020 kepada pemuda Prancis, menggunakan metode ini untuk menyadarkan dan membangunkan hati nurani warga Barat khususnya pemuda negara-negara tersebut dalam menyikapi Islamofobia.

Kita sekarang sedang merayakan ulang tahun ke enam dari surat pertamanya kepada pemuda Barat, khususnya pemuda Eropa dan Amerika Utara. Dalam surat yang diterbitkan pada Januari 2015, Ayatullah Khamenei secara khusus ditujukan kepada sejumlah besar Muslim, kaum muda di Eropa dan Amerika . Dalam surat ini, dia mengimbau kaum muda yang sebagian besar beragama selain Islam untuk membaca teks al-Quran, sumber asli dan biografi Nabi (SAW) dan menyarankan mereka untuk melakukannya dengan cara ini dan tidak melalui media arus utama di Barat untuk memahami agama Islam.

Mereka yang akrab dengan Islam murni dengan baik memahami bahwa seruan Ayatullah Khamenei kepada pemuda diilhami dari hadis dari Imam Sadiq as yang berkata kepada sahabatnya, "Pergilah kepada pemuda karena mereka cepat menerima kebenaran dan bergerak ke arah kebaikan. (Usul al-Kafi, jilid 8) 

Ayatullah Khamenei saat menjelaskan alasan suratnya kepada pemuda Barat menulis, "Saya menyapa kalian bukan karena Saya mengabaikan orang tua kalian, tapi karena masa depan bangsa dan tanah air kalian berada di tangan kalian, dan Saya menemukan naluri mencari kebenaran di hati kalian lebih hidup dan cerdas."

Pada saat insiden teroris di Prancis dan beberapa peristiwa lain mencoba menghadirkan citra Islam yang menyimpang dan tidak menyenangkan, Pemimpin Revolusi Islam Iran meminta pemuda yang penasaran dan mencari kebenaran di Eropa dan Amerika Serikat untuk  meneliti  alasan dan motivasi utama media dan elit politik Barat melancarkan Islamofobia dan merujuk sumber asli yakni al-Quran dan ajaran Rasulullah Saw. Ayatullah Khamenei meyakini bahwa jika pemuda Barat melakukan riset seperti ini dan belajar dengan benar, maka banyak kebenaran akan terungkap.

Di bagian lain suratnya kepada pemuda Eropa dan Amerika Serikat, Rahbar berkata: Jangan izinkan teroris munafik memperkenalkan diri kepada Anda sebagai perwakilan Islam. Kenal Islam melalui sumber aslinya dan sumber tangan pertama. Berkenalan dengan Islam melalui Alquran dan kehidupan nabi besarnya (SAW). Saya ingin bertanya di sini, apakah Anda pernah merujuk langsung ke al-Quran orang Muslim? Sudahkah Anda mempelajari ajaran Nabi Islam (SAW) dan ajaran manusiawi dan moral beliau? Apakah Anda pernah menerima pesan Islam dari sumber lain selain media? Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana dan atas dasar apa, nilai-nilai Islam mampu menciptakan peradaban ilmiah dan intelektual terbesar di dunia serta membina ilmuwan dan pemikir terhebat selama berabad-abad?

Para pendengar yang budiman, ayat-ayat al-Quran penuh dengan konsep yang memikat hati setiap orang muda yang mencari kebenaran. Jika pemuda pencari kebenaran mengacu pada al-Quran, dia akan terpesona oleh firman Tuhan  dalam ayat 8 Surah Al-Maidah: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Protes atas pelecehan terhadap Nabi Saw oleh tabloid Charlie Hebdo
Fitrah pemuda pastinya menyadari dengan benar pesan ini, "Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".  (QS, Al Imran: 64)

Ia tidak akan menyebut Islam agama kekerasan dan berpaling darinya ketika membaca Surah al-An'am ayat 108, Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."

Pemuda Barat yang haus kebenaran jika merujuk kepada al-Quran akan menyadari bahwa Islam terkait kebebasan berekspresi di Surah Taubah ayat 6 menyebutkan, "...Jika seorang musyrik meminta suaka kepadamu maka berilah perlindungan sehingga ia mendengar firman Tuhan dan kemudian bawa dia ke tempat aman karena mereka adalah kelompok yang tidak tahu."

Bagaimana pemuda murni Barat menganggap Islam sebagai agama di luar nalar dan logika ketika dia melihat banyak ayat al-Quran yang menyerukan akal, berpikir, memperoleh pengetahuan dan kesadaran? Bagaimana dia berpaling dari Islam dan menemukan spiritualitas dalam agama selain Islam ketika dia membaca ayat-ayat moral dan manusiawi? Ayat-ayat yang menyeru manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua (QS, al-Ankabut:8) berperilaku baik kepada istri (QS, An-Nisa':19) berjalan dengan baik dan puluhan sifat baik lainnya.

Ayat-ayat al-Quran, dengan berbagai masalah politik, sosial, moral, dan aturan individu, menempatkan hati setiap pencari kebenaran dalam orbit ketertarikan dan memetakan jalan keselamatan baginya. Pemimpin Revolusi Islam Iran, dalam posisi pemimpin ilahi dengan visi dan karakter yang berasal dari al-Quran, mencari keselamatan dan kesejahteraan masyarakat manusia.

Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah global dunia saat ini, dia bertindak atas nasehat Nabi besar Islam (SAW) di mana dalam wasiat terakhirnya, Rasul berbicara kepada umat Islam dan berkata: Aku meninggalkan di antara kalian dua amanah yang berharga dan berharga, satu adalah Kitab Allah, al-Quran dan lainnya adalah Itrrah (keluargaku). Selama kalian berpegang teguh kepada keduanya maka kalian tidak akan pernah tersesat.

Dengan demikian, yang penting bagi Nabi di seruannya kepada Islam  adalah  menghilangkan debu kelalaian dari sifat murni manusia. Ini terbukti dalam perkataan dan perbuatan Nabi. Nabi welas asih kepada manusia dan menekankan kesadaran dalam mengajak mereka kepada kebenaran. Dia menggunakan alat kebijaksanaan, ajakan yang baik, dan debat yang baik untuk mencapai tujuannya. Karena misi Nabi Islam (SAW) adalah membangkitkan pemikiran dan gagasan serta menumbuhkan kekayaan intelektual.

Kini, 6 tahun setelah pesan ini, pentingnya pesan Ayatollah Khamenei dan dorongannya  kepada pemuda Barat untuk memahami agama Islam melalui sumber-sumber tangan pertama menjadi semakin jelas. Ayatullah Khamenei dalam surat yang ditujukan kepada pemuda Barat  tidak menawarkan interpretasi khusus tentang Islam kepada anak muda Eropa, tetapi mengatakan: Saya tidak bersikeras kalian menerima interpretasi saya atau interpretasi Islam lainnya, tetapi saya katakan jangan biarkan realitas dinamis dan berpengaruh ini di dunia saat ini, diperkenalkan kepada kalian dengan niat dan tujuan yang tercemar. Bahkan dia tidak menjelaskan Islam dalam pesan ini, tetapi dengan mengandalkan hak alamiah dan nyata setiap manusia, yaitu hak untuk mengetahui dan sadar, dia meminta mereka untuk melakukan penelitian untuk mengetahui kebenaran. Pencarian untuk menemukan kebenaran yang ada di dalam kodrat setiap manusia.

Permintaan Pemimpin Revolusi Islam Iran kepada pemuda Eropa dan Amerika Utara menunjukkan fakta bahwa setiap hati pencari kebenaran dapat merujuk pada al-Quran dan mempelajari kehidupan Nabi besar Islam untuk mengenal poin-poin dasar, fakta dan ajaran pemberi kehidupan dan makmur dari ajaran Islam.

Teroris Daesh
Oleh karena itu, pemuda Eropa dan Amerika Utara jika memperhatikan seruan Rahbar ini, pastinya mereka akan menyadari bahwa kelompok Takfiri seperti Wahabi, Daesh (ISIS), al-Nusra dan Boko Haram serta penggambaran berlebihan media Barat atas Islam atau tudingan yang diarahkan kepada agama Ilahi ini tidak pernah sesuai dengan Islam murni Muhammadi serta pemuda Eropa dan Amerika dengan sedikit perenungan akan memahami niat para pendistorsi Islam dan mereka yang menyebut teroris bayaran atau yang tertipu sebagai wakil muslim.

Seperti saat ini setelah enam tahun dari surat ini, dan seiring dengan kehancuran kelompok teroris Takfiri serta kian jelasnya peran berbagai pemerintah Barat yang mengklaim pembela demokrasi dan HAM atas arus ini, maka dimensi pencerahan surat Rahbar kepada pemuda Barat semakin jelas. 

Jumat, 05 Februari 2021 16:37

Ummul Banin, Ibunda Syuhada Karbala

 

Tanggal 13 Jumadil Tsani, hari wafatnya istri Imam Ali bin Abi Thalib as, Ummul Banin. Seorang istri yang setia, ibu yang penuh kasih sayang, pribadi yang memiliki akhlak mulia dan kesempurnaan tinggi, sosok yang sabar, penyair dan ibu syuhada Karbala.

Setelah menjalani hidup ini dengan penuh kesabaran serta ketabahan dan juga dengan konsisten atas keimanannya, dimana ia telah dengan penuh keyakinan dan kepasrahan membuktikan kesetiaannya pada Imam Husein as dengan merelakan kesyahidan empat putranya dalam berjuang membela Sang Imam dan Pemimpin para Syuhada. Kini Ummul Banin telah dengan tenang dan penuh kedamaian berbaring di pemakaman Baqi, di samping makam-makam suci putra Sayidah Zahra as.

Namanya adalah Fatimah, ia sering disebut Ummul Banin (Ibu dari anak-anak), ayahnya bernama Hizam dan ibunya adalah Thumamah atau juga disebut Laila. Suaminya adalah Imam Ali bin Abi Thalib dan ia memiliki putra diantaranya adalah: Abbas, Abdullah, Ja'far dan Utsman yang mana keempat putranya ini syahid di padang Karbala dalam membela Imam mereka (Al Husein As).

Sejarah mencatat bahwa orang tua dan paman-paman Ummul Banin adalah terkenal sebagai orang-orang yang sangat pemberani dikalangan Arab sebelum Islam. Bahkan dinukilkan bahwa selain pemberani, mereka juga adalah teladan ditengah-tengah kaumnya. Menurut Aqil, saudara Imam Ali yang juga seorang pakar dan ahli nasab, menyatakan bahwa: "Tidak ditemukan di antara kaum Arab yang lebih pemberani dan heroik dari mereka".

Menjelang beberapa tahun kepergian Sayidah Fatimah Az-Zahra, Imam Ali mencoba memanggil saudaranya - Aqil yang juga ia seorang yang ahli dalam mengenal nasab dan keturunan yang baik - dan menceritakan keinginannya untuk menikah dan meminta Aqil mencarikan wanita yang sekiranya sangat baik dari segi keturunan sehingga melahirkan putra-putri yang pemberani untuk Imam Ali.

Aqil pun memilih Fatimah Kilabiyah (Ummul Banin) dari keturunan Bani Kilab yang merupakan kabilah yang tiada tara keberaniannya, lalu datang menemui Imam Ali dan menceritakan hal tersebut.

Setelah Aqil melakukan pengecekan atas kabilah-kabilah Arab dan memilih Fatimah Kilabiyah, maka Imam Ali mengutus Aqil menemui orang tua pihak pengantin dan menyampaikan keinginan Imam Ali tersebut. Mendengar lamaran tersebut, ayah Fatimah sangat senang dan dengan tergesa-gesa pergi menemui putrinya dan menyampaikan berita menyenangkan tersebut. Setelah mendengar cerita sang ayah, Fatimah Kilabiyah dengan penuh kebahagiaan dan kerelaan menerima lamaran dari sang Imam yang mulia. Dan akhirnya pernikahan pun berlangsung.

Hari pertama ketika Fatimah Kilabiyah menginjakkan kakinya di rumah Imam Ali, Hasan dan Husein tengah sakit. Fatimah Kilabiyah yang menyaksikan dua anak Imam Ali tersebut tengah sakit, langsung menuju keduanya dan dengan penuh kasih sayang ia merawat dua penghulu pemuda surga tersebut.

Sejak hari pertama berada di rumah Imam Ali, ia mengusulkan kepada suaminya untuk selanjutnya memanggil dirinya dengan sebutan Ummul Banin, sehingga anak-anak Sayidaf Fatimah Az-Zahra tidak akan sedih ketika ayahnya memanggil nama asli Fatimah Kilabiyah, karena nama Fatimah akan mengingatkan mereka pada ibunya yang telah tiada. Sejak saat itu, Ummul Banin memainkan peran Sayidah Az-Zahra dalam mengurus rumah tangga Imam Ali dan anak-anaknya. Kasih sayang besar yang ditunjukkan Ummul Banin sedikit banyak mengurangi kepedihan anak-anak Sayidah Zahra.

Para ahli sejarah menuliskan, sesungguhnya kecintaan beliau kepada putra-putri Az-Zahra as. serta perhatiannya kepada mereka lebih besar dibanding cinta dan perhatian beliau kepada keempat putranya, bahkan beliau selalu mendidik putra-putra nya untuk mengorbankan diri menjadi penolong Imam  dan suadara mereka, Alhusain as.

Hal ini telah beliau tandaskan sejak hari pertama beliau memasuki rumah Imam Ali as., beliau mengumpulkan Alhasan, Alhusain, Zainab, dan (dalam riwayat) Ummu Kultsum, kemudian beliau berkata pada putra-putri Az Zahra' as. " Aku datang ke rumah kalian, tidak untuk menggantikan posisi ibu kalian. Tapi aku datang ke sini untuk menjadi pembantu yang akan berkhidmat kepada kalian".

Ummul Banin senantiasa memperioritaskan anak-anak Sayidah Fatimah Az-Zahra dari anak-anaknya sendiri. Bahkan sebagian besar kasih sayangnya diberikan kepada cucu-cucu Rasulullah tersebut. Ia menilai kasih sayang tersebut sebagai sebuah kewajiban, sebagaimana Allah Swt di al-Quran memerintahkan seluruh manusia untuk menyayangi keluarga Nabi.

Ummul Banin menurut lisan menantunya Lubabah, istri Abul fadhl Abbas; beliau lebih penyayang dari ibu, lebih kokoh dari gunung, lebih cantik dari peri, lebih segar dari angin semilir pagi... sifat ini hanya beberapa tangkai bunga dari kebun bunga keberadaan ibu mertua saya, Fatimah Ummul Banin. Beliau begitu beradab, wibawa dan tenang. Tidak berbicara selain pada waktunya. Beliau tegas namun pada saat yang sama beliau sangat lembut dan wibawa, tidak takut cacian. Kalian bisa berbicara berjam-jam dengannya...

Dari pernikahannya dengan Imam Ali, Ummul Banin memiliki empat putra. Abul Fadhl Abbas, Abdullah, Jakfar dan Utsman. Keempat putra Ummul Banin ini gugur di Padang Karbala, membela Imam mereka, cucu Rasulullah dan putra Fatimah Az-Zahra. Garis keturunan Ummul Banin dilanjutkan oleh cucunya, Ubaidillah, putra bungsu Abul Fadhl Abbas. Dengan gugurnya empat putranya di Padang Karbala, Ummul Banin mendapat gelar Ibu Syuhada Karbala.

Ummul Banin tidak hadir pada Peristiwa Karbala. Ketika rombongan kafilah dari para tawanan Karbala memasuki Madinah, seseorang memberinya berita kesyahidan anak-anak, tapi dia malah mengatakan; Katakanlah kepadaku tentang Husein as. Ummul Banin, ketika ia mendengar ke-4 anaknya syahid bersama Imam Husein, berkata: “Seandainya semua anak-anakku dan semua yang ada di bumi berkorban demi Husain dan dia tetap hidup.” Semua pembicaraannya ini dianggap sebagai pernyataan ikhlasnya dalam mengabdi kepada Ahlulbait dan Imam Husain.

Salah satu karakteristik unggul Ummul Banin adalah kefasihan bahasa sehingga ia juga dikenal sebagai seorang penyair. Ummul Banin setelah mendengar kabar kesyahidan anak-anak, setiap hari dia pergi ke pemakaman Baqi dengan cucunya Ubaidillah (anak dari Abbas) dan di sana ia membacakan puisi-puisinya dan melantunkannya dengan penuh tangis dan derita. Penduduk Madinah berkumpul mengitarinya dan menagis seirama bersamanya. Bahkan dikatakan bahwa Marwan bin al-Hakam juga hadir bergabung dengan mereka dan menangis.

Para ulama banyak memuji Ummul Banin. Zainuddin al 'Amili (Syahid Tsani), terkait dengan keutamaan Ummul Banin, mengatakan bahwa: "Ummul Banin adalah salah seorang wanita yang memiliki makrifat dan keutamaan dan kecintaan serta kesetiaan murni kepada keluarga Nabi dan ia juga telah mewakafkan dirinya untuk berkhidmat dan mengabdi kepada Ahlulbait dan sebaliknya Ahlulbait pun memberikannya kedudukan istimewa pada dirinya serta sangat menghormatinya".

Juga Allamah Sayid Muhsin Amin dalam sebuah pernyataannya terkait dengan Ummul Banin, menyatakan bahwa: "Ummul Banin adalah seorang penyair yang fasih dan dari keluarga yang pemberani".

Ali Muhammad Ali Dakhil, seorang penulis kontemporer Arab, dalam mendekripsikan wanita mulia ini (Ummul Banin) dalam sebuah tulisannya bahwa: "Keagungan wanita ini nampak ketika sampai berita kepadanya akan kesyahidan putra-putranya di padang Karbala, namun ia tidak berkata apa-apa dan tidak perduli dengan itu semua dan justru ia malah menanyakan akan keselamatan sang pemimpin para Syuhada, Husein as, di mana seakan-akan Imam Husein adalah putranya yang sesungguhnya dan yang keempat anaknya itu bukanlah putranya".

Akhirnya wanita mulia ini setelah mengarungi kehidupan dengan kesabaran dan istiqamah serta setelah menyumbangkah empat putranya di Padang Karbala untuk membela Imam Husein dan keluarga Nabi, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada 13 Jumadi Tsani tahun 64 Hijriah. Jenazah wanita mulia yang memposisikan dirinya sebagai pembantu untuk merawat cucu Rasulullah dan putra-putri Fatimah Az-Zahra ini dikebumikan di pemakaman Baqi.

Kemajuan Republik Islam Iran di sektor pertahanan dan persenjataan, termasuk di bidang UAV menjadi perhatian dunia yang membuat kekuatan pertahanan negara ini disegani kawan maupun lawannya.

Iran sekarang adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang mengembangkan desain dan konstruksi berbagai jenis UAV. Masalah ini semakin penting karena meningkatnya peran drone di berbagai wilayah pertempuran darat, udara dan laut, serta memenuhi berbagai kebutuhan sipil.

Shahed 129 merupakan salah satu bentuk pencapaian terpenting industri pertahanan Iran dalam beberapa tahun terakhir yang membuktikan posisinya di kancah internasional. Drone modern ini adalah hasil dari upaya bertahun-tahun ilmuwan muda dari perusahaan berbasis pengetahuan Iran dan Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).

 


 

 

Fitur Umum

Salah satu UAV paling efisien dan efektif yang telah digunakan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dalam beberapa tahun terakhir adalah Shahed 129. Drone tersebut dikembangkan dengan melihat drone WK450 buatan Prancis. Prototipe pertama Shahed 129 terbang pada Isfand 1390 Hs di Bandara Isfahan Badr. Prototipe berikutnya, yang tidak seperti model pertama, dilengkapi dengan roda pendaratan yang dapat ditarik, terbang pada Kordad 1391 Hs.

Prototipe pertama UAV Shahed 129 dilengkapi dengan roda pendaratan tetap dan tidak mampu membawa senjata, melakukan penerbangan operasional pertamanya pada tanggal 13 Tir 1391 Hs pada manuver militer Nabi Agung ke-7. Drone tersebut  mampu merekam dan menyiarkan video langsung peluncuran rudal balistik ke Tehran dari area latihan dan situs peluncuran rudal balistik Angkatan Udara IRGC di Gurun Lut.

Setahun kemudian, pada Mehr 1392, Mayor Jenderal Jafari, komandan Korps Pengawal Revolusi Islam secara resmi meluncurkan UAV Shahed 129, dan mengeluarkan perintah produksi massal.

Beberapa waktu kemudian, Brigjen Amir Ali Hajizadeh, Panglima TNI Angkatan Udara Korps Pengawal Revolusi Islam, mengumumkan spesifikasi drone tersebut dalam sebuah program televisi. Drone ini dibuat oleh Qods Aviation Industry Company, yang merupakan bagian dari Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam Iran.

 

 


 

 

Spesifikasi Teknis

Shahed 129 merupakan drone pengintai dan tempur dengan panjang 8 meter, dan tinggi 3,1 meter dengan lebar sayap 16 meter, yang terbuat dari material komposit dan struktur aluminium. Drone Shahed 129 menggunakan mesin piston empat silinder canggih yang disebut Rotax 914 dan mampu membawa empat rudal pintar Sadid 345 dengan berat total 400 kg.

Para ahli dari industri penerbangan menyaksikan desain dan konstruksi prototipe rudal Sadid 361, yang dapat digunakan melawan target darat yang bergerak dan non-bergerak. Bom pintar tanpa roket bermesin ini diberi nama Sadid 341.

Pengembangan rudal ini dengan sirip penstabil dipasang di sisinya dalam bentuk Sadid 345 yang menjadi senjata utama Shahed 129. Mesin drone berbilah tiga ini dan ruddernya dirancang dalam bentuk V. Roda pendaratan drone dan sistem kontrol serta koneksinya dibuat oleh Saeiran Industries dan kamera pengintai dan penargetannya dibuat oleh Industri optik Iran yang disebut Eagle-6 dan dipasang di atasnya.

Model kontrol baru prototipe Shhed 129 mengalami perbaikan pada penambahan sistem navigasi satelit. Hajizadeh, Komandan dirgantara IRGC menunjukkan penambahan kemampuan ini pada akhir 2015. Model ini sepenuhnya dapat dikenali dengan bagian melengkung di bagian depan UAV yang mirip dengan seri UAV Predator Amerika Serikat.

 

Penambahan kemampuan navigasi satelit memungkinkan untuk menambah jangkauan operasional drone ini tanpa perlu menambah jumlah stasiun darat. Pada tanggal 16 Azar 1398 Hs, model baru UAV Shahed 129 bernama Simorgh diresmikan di hadapan Laksamana Habibollah Sayari, Wakil Koordinator Angkatan Darat, dan Laksamana Hossein Khanzadi, Komandan Angkatan Laut Iran di wilayah ketiga Nedaja di Konarak.

Fitur lain dari Shahed 129 termasuk penargetan akurat dengan radius operasi 1.700 km, ketinggian penerbangan 25.000 kaki (7620 meter), durasi penerbangan 24 jam dengan setiap pengisian bahan bakar, misi berbiaya sangat rendah dan kemampuan untuk duduk di semua bandara.

UAV ini dirancang sedemikian rupa sehingga segala macam peralatan dapat dipasang di atasnya dan dapat digunakan secara efektif dalam mengendalikan lalu lintas jalan raya, pemeliharaan hutan dan sumber daya alam.

Drone kontrol 129 dapat diterbangkan dari jalan yang sederhana tanpa fitur khusus dan pada saat yang sama dapat dikendalikan dari pusat kendali seukuran kabin trailer.

Kemampuan terbang dengan ketinggian 25.000 kaki  menjadikannya menghapusnya bisa lolos dari jangkauan sebagian besar sistem anti-pesawat.

Kendali UAV Shahed 129 dilakukan dengan remote control center portabel yang berbasis di darat. Sistem optik drone ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi target sekitar 211 km pada malam hari maupun siang hari dengan segala kondisi cuaca dan memberikan gambaran yang jelas mengenai targetnya.

Misi yang ditentukan drone Shahed 129 termasuk pengintaian dan menghancurkan posisi musuh dan memotret posisi, dan mentransfernya ke pusat komando untuk keputusan akhir.

Drone Shahed 129 juga dapat digunakan untuk melawan teroris dan penyelundup, pengintaian di perbatasan darat dan air, urusan lingkungan, pemetaan, dan foto udara. Dibandingkan dengan jet tempur, biaya operasionalnya relatif lebih hemat. Biaya setiap jam penerbangan untuk pesawat tempur sebesar $ 11.000, tapi drone hanya membutuhkan biaya 111.000 Tomans per jam atau tidak lebih dari enam dolar.

 

 

 


 

Drone pengintai dan penyerang Shahed 129 memiliki rekam jejak yang brilian selama beberapa tahun terakhir dalam berbagai operasi penumpasan teroris yang berbasis di wilayah timur Iran, Suriah dan Irak. Untuk pertama kalinya pada Farvardin 1393 Hs, perintah dikeluarkan untuk mengirim dua drone pengintai tempur Shahed 129 ke Suriah. Kedua pesawat, bersama dengan kontrol darat termasuk GCS, pilot, pengguna sensor dan personel teknis, bersama dengan suku cadang, diangkut dengan pesawat  Bandara Mehrabad Teheran ke Bandara Internasional Damaskus. 

Salah satu UAV melakukan penerbangan pengintaian pertamanya di atas Ghouta Timur pada 22 Farvardin 1393 Hs. Misi pertama Shahed 129 untuk mengidentifikasi dan memantau dukungan terhadap pasukan darat dan Pasukan Quds bersama kelompok Fatimiyoun dan Haidarion menghadapi kelompok teroris Daesh.

Selanjutnya tiga UAV shahed 129 dikirim ke Suriah pada 1394 Hs dan 1395 Hs. Dua pesawat tanpa awak telah melakukan 129 misi patroli udara bersenjata, dan setiap drone dilengkapi dengan empat bom pintar Sadid 345.

Komandan pasukan dirgantara IRGC, Hajizadeh menjelaskan bahwa drone Shahed 129 telah meancarkan 800 serangan mendadak dan berada di wilayah udara Suriah selama 24 jam sehari. Pada saat yang sama, setidaknya 4 unit dari Shahed 129 telah digunakan untuk melindungi perbatasan timur Iran, terutama perbatasan Iran dan Pakistan, serta memantau setiap pergerakan teroris sejak 1394 Hs.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…