
کمالوندی
Posisi Undang-Undang dalam Al-Quran dan Sunnah (2)
Sebagaimana telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya bahwa undang-undang dan supremasi hukum telah menjadi perhatian manusia sejak awal kehidupan sosialnya.
Sepanjang sejarah, banyak orang yang berusaha menyusun undang-undang dan memberikan kekuatan hukum padanya demi mencipakan keteraturan di tengah masyarakat dan atau memiliki tujuan lainnya. Tapi pengalaman manusia menunjukkan bahwa undang-undang manusia ternyata tidak mampu menciptakan masyarakat yang taat hukum. Karena ketaatan terhadap hukum menjamin kebahagiaan manusia di seluruh bidang. Bahkan boleh dikata para pelaksana undang-undang juga tidak menjaga kehormatan undang-undang dan juga tidak mengamalkannya.
Satu-satunya undang-undang yang dapat menciptakan masyarakat yang sehat dan taat hukum adalah undang-undang ilahi. Begitu juga hanya para nabi dan pengganti mereka yang benar-benar taat hukum dan menjadikan hukum sebagai pedoman aktivitas mereka serta mengamalkannya dengan baik dan benar. Hanya mereka yang benar-benar menjaga kehormatan hukum ilahi. Di antara undang-undang ilahi, ajaran Islam yang memberikan kehidupan ini merupakan yang paling sempurna dari sekian undang-undang ilahi yang pernah diturunkan oleh Allah Swt. Ajaran Islam sebagai penyempurna semua undang-undang ilahi dan dibawa oleh pamungkas para nabi.
Hasil pertama dari undang-undang adalah keteraturan dan undang-undang sama dengan menghormati aturan. Menyepelekan undang-undang yang mengawasi perilaku sosial manusia yang paling sederhana sekalipun dapat merusak wajah masyarakat, bahkan bisa menciptakan krisis dan kebuntuan. Dalam sebuah masyarakat yang tidak menghormati supremasi hukum, maka dapat dibayangkan setiap orang dapat melakukan perbuatan apa saja yang diinginkannya. Dan ini merupakan kondisi terburuk yang bisa dibayangkan dalam sebuah masyarakat. Stress, kerusuhan dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain menjadi hasil alami dari ketiadaan hukum.
Ketika al-Quran diturunkan kepada manusia, masyarakat Arab waktu itu tidak teratur, terpisah dan berpecah belah. Tapi al-Quran berhasil memperbaiki masyarakat terkebelakang masyarakat Arab itu dengan ajaran lahit yang benar seperti disebutkan dalam al-Quran, "... dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya ..." (QS. Ali Imran 103)
Sesuai dengan ayat-ayat al-Quran, ciri khas lain dari masyarakat Arab waktu itu adalah syirik, mengingkari Ma'ad atau hari kebangkitan, percaya hal-hal khurafat, kebobrokan moral, penindasan, menaati setan, kebodohan dan kesesatan. Di tengah-tengah semua kebobrokan, kesulitan dan perpercahan yang ada di masyarakat Arab waktu itu, Allah Swt menurunkan al-Quran. Dengan demikian, al-Quran berhasil mengubah nasib masyarakat Arab waktu itu dengan undang-undang yang komprehensif. Undang-undang ilahi menggantika segala kecemasan dengan ketenangan, kekacauan dengan keteraturan, kebuasan dengan persahabatan dan lain-lain. Kinerja agama dapat terulang kembali di setiap masa. Setiap masyarakat yang ingin berjalan dengan kaidah agama dapat meriah kebahagiaan.
Satu lagi harapan dari supremasi hukum adalah menciptakan keadilan. Yakni, semua menginginkan undang-undang dilaksanakan secara adil. Undang-undang harus tidak berpihak dan menentukan hak setiap orang dengan adil. Sekaitan dengan hal ini, diharapkan undang-undang dilaksanakan sedemikian rupa sehingga akal sehat dan hati nurani manusia dapat menerimanya. Undang-undang yang adil harus berdasarkan akal dan sesuai dengan kebutuhan riil manusia, bukan mengikuti kepentingan kelompok dan hawa nafsu pribadi.
Al-quran menyebut tujuan pengutusan para nabi dan pengiriman kitab langit untuk menegakkan keadilan. Satu prinsip keadilan dalam Islam adalah semua manusia sama di hadapan hukum. Pada dasarnya setiap manusia tidak memiliki kelebihan dibandingkan lainnya. Pencipta dan tujuan penciptaan semua manusia adalah sama. Tidak ada seorang yang diciptakan untuk menjadi hamba bagi lainnya dan tidak ada kelompok tertentu yang menjadi pemimpin bagi lainnya. Berdasarkan undang-undang al-Quran, hanya takwa yang menjadi tolok ukur kelebihan satu orang dengan lainnya, itupun di akhirat.
Undang-undang Islam yang adil dapat ditemukan dalam al-Quran dan Sunnah. Undang-undang ini mengatur seluruh dimensi kehidupan manusia. Dengan kata lain, dengan melaksanakan undang-undang ilahi, maka keadilan akan tercipta di segala bidang. Pemerintah yang berdasarkan undang-undang Islam akan berlaku adil, pengadilan menjadi tempat orang-orang lemah mendapatkan hak-haknya, penyusunan undang-undangpun dilakukan berdasarkan keadilan. Setiap orang sama di hadapan hukum dan semua memiliki hak yang sama. Keadilan sosial dan ekonomi juga akan tercipta.
Hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam dan hubungan di antara manusia termasuk yang telah diatur dalam al-Quran dan Sunnah Nabi dan Ahli Bait as. Setiap bagian dari hubungan ini memiliki undang-undang yang detil. Mengamalkan undang-undang ini berarti mengatur hubungan ini sesuai dengan takarannya. Demi mengontrol dan menghilangkan faktor-faktor yang menghancurkan manusia, al-Quran telahmenyiapkan undang-undang yang komprehensif dan abadi. Mengamalkannya akan membuat masyarakat selamat dari kegelapan dan meraih kesempurnaan hakikinya. Supremasi hukum dan mengamalkan undang-undang ilahi bakal memekarkan segala potensi yang ada. Undang-undang ilahi juga menentukan batasan kebebasan manusia, mencegah terjadinya penindasan dan mengajak semua manusia untuk bersama-sama menuju kesempurnaan.
Masalah penting lainnya terkait undang-undang adalah jaminan pelaksanaannya. Al-Quran menyebut iman kepada Allah dan percaya akan Ma'ar atau hari kebangkitan sebagai jaminan pelaksanaan undang-undang ilahi. Artinya, jaminan pelaksanaan undang-undang ilahi ada dalam diri manusia sendiri. Pribadi mukmin bukan hanya tidak membutuhkan "polisi" untuk melaksanakan perintah ilahi, tapi dirinya sendiri menjadi motifator bagi orang lain untuk melakukan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan buruk. Iman merupakan modal maknawi paling penting manusia. Iman hakiki memiliki dampak dan hasil yang banyak dan luar biasa seperti tegar dalam menghadapi segala masalah, layak mendapat berkah dunia dan langit dan jelas dan tegas dalam mengambil keputusan.
Manusia beriman dengan penuh keikhlasan serius mengenal hukum dan perintah Allah lalu mengamalkannya. Dengan kata lain, orang beriman adalah orang-orang yang berserah diri di hadapan Allah. Setiap penyerahan diri ini semakin mutlak di hadapan undang-undang ilahi, kesiapan untuk mengamalkannya akan semakin besar. Iman dan amal saleh merupakan dua wajah yang saling memperkuat. Hasilnya, yang paling berpengaruh dalam memperluas undang-undangadalah memperdalam keimanan. Dengan cara ini, setiap orang tanpa ada pengawas tetap akan mengamalkan undang-undang.
Seluruh masalah, penyimpangan dan pelanggaran terhadap undang-undang kembali pada tidak adanya iman yang hakiki kepada Allah Swt. Padahal, seorang mukmin meyakini bahwa Allah mengetahui segala yang tampak dan tersembunyi. Begitu juga keyakinan ini membuat seorang yang melanggar hukum mendapat dua balasan; dunia dan akhirat. Balasan akhirat lebih penting dan lebih sulit. Jadi, bila seorang yang melanggar hukum dapat meloloskan diri dari hukuman di dunia, maka ia tidak akan pernah bisa selamat dari hukuman akhirat. Melaksanakan ajaran-ajaran agama akan diberikan balasan yang lebih baik di akhirat. Keyakinan seperti ini memiliki dampak luar biasa dalam perilaku individu dan sosial seseorang dan yang lebih penting mereka akan terjaga dari ketergelinciran dan pelanggaran terhadap hukum.
Kehidupan sosial yang sehat akan terwujud bila orang-orang menghormati hukum, batasan dan hak orang lain, menilai keadilan sebagai sesuatu yang suci dan mengasihi sesama. Dalam masyarakat yang semacam ini, setiap orang akan mencintai sesuatu bagi orang seperti ia mencintainya untuk dirinya sendiri. Bila ia tidak menyukai sesuatu, ia tidak akan melakukannya kepada orang lain. Selain itu, sesama anggota masyarakat saling percaya. Penguatan nilai-nilai positif akhlak dalam jiwa manusia dan penghormatan setiap orang akan nilai-nilai akhlak akan memunculkan semangat ketaatan dalam dirinya dan membuatnya lebih komitmen mengikuti undang-undang. Individu dan masyarakat yang komitmen terhadap akhlak tentu lebih memiliki kecenderungan untuk menaati undang-undang.
Banyak perintah akhlak dalam Islam yang memiliki dimensi sosial. Bila perintah akhlak ini dilaksanakan, maka secara alami orang yang melaksanakannya akan melaksanakan undang-undang. Melaksanakan satu prinsip akhlak memiliki dampak positif dan banyak bagi masyarakat. Bila semua tunduk pada hak dan undang-undang, maka kelazimannya adalah semua menghormati supremasi hukum. Setiap orang akan berusaha mendahulukan hak orang lain, bukannya melanggar hak orang lain. Manusia harus belajar bahwa sekalipun di alam pikiran, ia harus tetap menghormati hak orang lain.
Begitu pentingnya akhlak, sehingga Nabi Muhammad Saw menyebut tujuan pengutusan untuk menyempurnakan akhlak mulia. Karena dengan adanya akhlak, dengan sendirinya ada penghormatan terhadap undang-undang dan melaksanakannya. Tak syak bahwa satu dari faktor terpenting kesuksesan Nabi Saw dalam menyebarkan budaya dan peradaban Islam adalah sikap beliau yang taat pada hukum. Bahkan prinsip terpenting dalam sirah kehidupan beliau adalah taat pada undang-undang ilahi. Melindungi kehormatan undang-undang dan hukuman bagi pelanggar kehormatan undang-undang dengan keadilan memiliki posisi penting dalam agama Islam. Rasulullah Saw sendiri sangat memperhatikan masalah ini.
Posisi Undang-Undang dalam Al-Quran dan Sunnah (1)
Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa undang-undang, baik itu dalam bentuk adat, tradisi atau undang-undang tertulis, senantiasa mengatur kehidupan manusia. Tanpa adanya aturan sosial, manusia tidak akan pernah bisa hidup. Terlebih lagi setelah hubungan sosial manusia menjadi semakin kompleks, kebutuhan adanya aturan dalam kehidupannya menjadi hal yang penting.
Undang-undang merupakan kumpulan perintah dan larangan yang menentukan cara berperilaku manusia dalam kehidupan sosial.Tanpa adanya aturan, kehidupan manusia akan bermasalah dan muncul kekacauan.
Ketika masyarakat menginginkan hidup sosial, bekerjasama dengan yang lain dan membagi kerjasama ini di antara mereka, maka muncul benturan antara kepentingan dan keinginan mereka. Siapa yang menginginkan saham yang lebih dari lain atau menentukan cara menyikapi orang lain sesuai dengan keinginannya yang tidak disukai orang lain, maka yang muncul adalah ketegangan di antara mereka. Untuk mencegah terjadinya perselisihan ini, harus ditentukan batasan-batasan dan menyusun undang-undang. Bila hal ini tidak dilakukan, maka kehidupan sosial manusia akan goyah dan fondasinya akan hancur. Pertanyaannya, sejak kapan dan di mana undang-undang ini disusun dan ditampilkan, sekalipun sederhana
Tampaknya undang-undang yang paling tua dan komprehensif untuk pertama kalinya di kerajaan Babel yang disusun oleh Hamurabi. Ia berkuasa sejak tahun 2123 hingga 2080 SM di Babel (sekarang Irak). Piagam dunia yang dibuatnya lebih banyak terkait dengan urusan seperti menuduh orang lain, bersumpah bohong, menyuap hakim, tidak adil dalam menghukumi, hubungan antara pemilik dan budak, hukum perdagangan dan hak-hak keluarga. Tapi latar belakang undang-undang ilahi sudah ada pada masa Nabi Nuh as yang lebih tua dari piagam Hamurabi.
Nabi Nuh as sendiri merupakan satu dari Nabi Ulul Azmi yang memiliki syariat dan hidup sebelum Nabi Musa dan Isa as. Berkembang luasnya masyarakat dan munculnya perselisihan terkait kepentingan materietnis dan lain-lain menyebabkan para nabi membawa undang-undang yang sesuai untuk masyarakatnya demi menyelesaikan perselisihan dan menunjukkan jalan kebahagiaan. Undang-undang ini dibawa mereka kepada manusia dalam bentuk agama yang secara bertahap semakin menyempurna, sehingga Nabi Muhammad Saw pamungkas para nabi membawa undang-undang Islam secara sempurna.
Undang-undang Islam dalam bentuk kitab langit yang disebut al-Quran dibawa oleh Rasulullah Saw untuk manusia. Dengan demikian, al-Quran itu sendiri menjadi buku undang-undang Islam. Dalam buku undang-undang ini termuat program untuk membimbing manusia, bagaimana hubungan sosial, perintah dan larangan baik yang bersifat hukum maupun moral dan lain-lain. Al-Quran menjadi penjelas undang-undang ilahi. Di sini, undang-undang ilahi memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan undang-undang lain yang disusun oleh manusia.
Undang-undang yang tepat dan komprehensif semestinya dapat menjawab kebutuhan materi dan spiritual manusia. Pelaksanaan undang-undang ini dengan sendirinya menjadi sarana bagi kesempurnaan dan pertumbuhan semua potensi manusia baik di bidang materi maupun spiritual, sekaligus menciptakan ketenangan bagi manusia. Mencermati ayat-ayat al-Quran dengan mudah menemukan hakikat ini bahwa pembuat undang-undang ini adalah Allah Swt yang Maha Kuasa dan Bijaksana. Undang-undang yang sesuai untuk manusia memiliki parameter dan bila penyusunnya tidak mengetahuinya, maka ia tidak akan dapat menyusun undang-undang seperti ini.
Satu dari parameter yang harus ada dalam sebuah undang-undang adalah kebenaran sebagai porosnya. Yakni, para penyusun undang-undang harus memperhatikan keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap individu dan kelompok-kelompok masyarakat. Undang-undang yang dihasilkan jangan sampai menekan sebagian orang atau kelompok masyarakat dan tidak juga memberikan kelebihan yang tidak rasional kepada sejumlah orang atau kelompok. Undang-undang harus menguntungkan semua orang dan kelompok. Dengan kata lain, menjamin maslahat setiap pribadi atau kelompok dan menyesuaikannya dengan maslahat orang atau kelompok lain. Undang-undang yang harus menyoroti maslahat dan mafsadah individu dan masyarakat, ada jaminan pelaksanaan dan mendukung kesempurnaan spiritual dan tujuan penciptaan manusia.
Apakah manusia yang menyusun undang-undang memiliki parameter yang diinginkan? Tak syak bahwa pengetahuan manusia terbatas. Manusia tidak dapat membangun Madinah Fadhilah atau utopia yang sempurna berdasarkan aturan dan undang-undang yang sudah ada sebelumnya. Kekurangan paling utama dari undang-undang buatan manusia bersumber dari kebodohannya. Pengetahuan biasa manusia yang didapat lewat panca indera dan akal berperan besar dalam menjamin kebutuhan hidupnya.Tapi untuk mengenal jalan kesempurnaan dan kebahagiaan hakiki baik dari sisi individu dan sosial, materi dan spiritual serta duniawi dan ukhrawi, panca indera dan akal saja tidak cukup. Bila tidak ada jalan lain untuk menutupi kekurangan ini, maka tujuan Allah dalam menciptakan manusia tidak pernah terealisasi. Jalan itu adalah wahyu yang diberikan kepada para nabi.
Menguasai segala dimensi kehidupan manusia dan menentukan arah bagi manusia bukan saja sulit bagi satu ada beberapa orang, tapi ribuan pakar di pelbagai disiplin ilmu humaniora juga tidak dapat mengungkap formula yang kompleks ini dan membuat undang-undang yang detil dan lengkap. Undang-undang yang menjamin semua maslahat individu dan sosial serta materi dan spiritual manusia. Proses perubahan undang-undang yang terjadi berkali-kali sepanjang sejarah manusia menunjukkan bahwa sekalipun telah ada upaya serius dari para pakar, tapi tetap saja mereka masih belum mampu membuat sebuah sistem hukum yang benar dan sempurna. Tentu saja untuk menyusun undang-undang ini telah ada upaya untuk memanfaatkan semaksimal mungkin sistem hukum ilahi dan syariat ilahi.
Undang-undang ilahi memiliki banyak pembagian dan telah disinggung dalam al-Quran. Satu bagiannya disebut "undang-undang takwini". Yakni sistem yang mengatur alam ini dan ciri khasnya telah ditanamkan pada semua makhluk. Dalam surat Thaha ayat 50 telah dijelaskan mengenai undang-undang takwini ini yang dikenal dengan hidayah umum. Allah Swt berfirman, "Musa berkata, 'Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." Setiap jenis makhluk memiliki jalur khusus untuk mencapai kesempurnaannya dan tidak ada kesalahan dalam menjalani jalur ciptaan yang telah ditentukan bagi masing-masing jenis makhluk.
Bentuk lain dari undang-undang ilahi adalah "undang-undang tasyri'i" yang hanya khusus bagi manusia. Undang-undang ini mengatur hubungan antara makhluk dan khalik dan begitu juga hubungan antara individu masyarakat secara adil. Allah Swt menyampaikan undang-undang ini lewat orang-orang pilihan yang diutus kepada manusia. Hidayah ini juga biasa disebut hidayah tasyri'i. Dalam surat al-Baqarah pada ayat 213 disebutkan, "..., Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan ..."
Ayat 213 surat al-Baqarah ini mengisyaratkan satu kenyataan bahwa satu dari alasan pengutusan para nabi adalah menyelesaikan perselisihan di antara manusia dengan undang-undang ilahi. Dengan demikian, Allah Swt tidak membiarkan begitu saja kebutuhan manusia akan hidayah dan undang-undang. Dalam banyak ayat al-Quran, Allah Swt telah menyinggung hakikat ini bahwa Kami telah menunjukkan jalan hidayah kepada manusia. Al-Quran sendiri merupakan kitab undang-undang langit terakhir dan wahyu ilahi yang menjadi metode terbaik dalam mendapatkan hidayah. Allah Swt dalam al-Quran surat al-Isra ayat 9 berfirman, "Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar."
Undang-undang ilahi dari sisi substansi dan bingkai amal memiliki perbedaan mendasar dengan undang-undang buatan manusia. Tujuan dari seluruh undang-undang manusia adalah membimbing individu untuk memanfaatkan kelebihan materi dan duniawi yang ada dengan lebih baik dan banyak. Sementara kebahagiaan dan kesempurnaan manusia tidak terbatas hanya pada hal-hal yang bersifat materi. Kesempurnaan ruh dan dimensi batin manusia lebih dalam dan penting, sementara pada saat yang sama undang-undang manusia tidak mampu menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa kebahagiaan manusia ada pada pemahaman dan pelaksanaan undang-undang ilahi yang tidak ada kekurangan di dalamnya.
Kelebihan undang-undang ilahi adalah hubungannya yang erat dengan moral. Apa yang membuat undang-undang berpengaruh di tingkat individu dan sosial kembali pada adanya kekuatan moral dan komitmen individu dan masyarakat untuk mengamalkan undang-undang. Karakter moral agama menyebabkan ajaran-ajaran agama dapat menyebar ke seluruh dunia dan orang-orang mukmin dengan tenang dapat mengamalkan undang-undangnya. Dalam keyakinan mereka, ajaran ilahi terbentuk berdasarkan maslahat hakiki dan nilai-nilai moral manusia. Dengan dasar ini, seorang muslim komitmen dengan kewajibannya. Kewajiban ibadah pada dasarnya merupakan bentuk ujian penghambaan dan dengan mengamalkannya, seorang mukmin akan semakindekat dengan Allah Swt.
Sesuai dengan ajaran agama, nilai hakiki manusia sesuai dengan seberapa dekatnya dengan Allah. Dari sini, kita melihat banyak hukum dan undang-undang dalam al-Quran yang dijelaskan disertai dengan peringatan yang pada gilirannya merupakan peringatan moral. Sebagai contoh, berpuasa dengan takwa, jihad dengan mengingat Allah, perceraian dengan menjauhi bersikap zalim, menaati Allah dan Nabi disertai dengan sikap hormat dan mengeluarkan hukum disertai keadilan. Hubungan erat ini menyebabkan manusia dengan mudah dan senang melaksanakan undang-undang ilahi. Karena beramal disertai takwa dan menuruti nasihat akhlak membuat manusia semakin dekat kepada Allah Swt.
Tips Mengatasi Depresi Menurut Islam (2)
Dewasa ini depresi sulit dihindari dalam kehidupan manusia modern. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa depresi menjadi salah satu penyebab utama berbagai penyakit dan gangguan mental. Meski demikian, sebagian orang dengan mudah mampu menghadapinya.Tapi sebagian orang lainnya tidak mampu menghadapinya, dan membiarkan depresi mengganggu kehidupannya. Akibatnya muncul berbagai masalah besar yang menimpa kehidupan mereka.
Lalu, mengapa demikian ? Faktor apa yang menyebabkan sebagian orang mampu menghadapi depresi yang menimpanya, tapi sebagian lainnya tidak. Pada acara ini kita akan mengupas mengenai faktor-faktor tersebut.
Penelitian yang dilakukan para psikolog memperlihatkan adanya hubungan langsung antara kesehatan fisik, mental dan spiritual dengan keyakinan beragama dan interaksi dengan Allah Swt. Penurunan depresi, peningkatan daya tahan tubuh terhadap berbagai jenis penyakit, dan juga kestabilan tekanan darah adalah termasuk dampak-dampak positif doa dan munajat. Sebuah riset yang dilakukan oleh Universitas Louisville, AS terhadap perempuan penderita kanker di tahun 2001, menunjukkan kesimpulan menarik. Mereka menemukan bahwa perempuan dengan motivasi spiritual yang tinggi memiliki sistem kekebalan tubuh lebih kuat dibanding orang-orang yang mengabaikan spiritualitas.
Alexis Carrel, ahli bedah dan pakar biologi Perancis dalam bukunya yang berjudul "Man, the Unknown (1935)" menulis, "Doa dan munajat memiliki pengaruh unik terhadap anggota badan kita. Kondisi ini pada awalnya tidak begitu menyita perhatian, namun ketika proses itu berlanjut, maka tidak ada kenikmatan yang sebanding dengannya. Manusia pasrah di hadapan Tuhan ketika mereka larut dalam doa. Mereka memohon rahmat dan kasih sayang Tuhan...."
Doa merupakan salah satu cara untuk memohon bantuan dari Allah swt. Doa dan munajat adalah interaksi berkelanjutan dan terus-menerus antara manusia dengan pencipta alam semesta. Ketenangan jiwa merupakan salah satu dampak positif dari interaksi tersebut. Padahal ketenangan jiwa merupakan kebutuhan seluruh manusia. Apalagi di dunia modern saat ini terutama di Barat, ketika kebanyakan orang menderita masalah psikologis seperti depresi. Islam sangat menekankan masalah doa yang merupakan media menjalin hubungan mental dan spiritual dengan Yang Maha Kuasa. Dalam al-Quran surat al-Gafir ayat 60, Allah Swt berfirman, "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina."
Dalam kondisi sulit dan terhimpit problematika kehidupan, doa membantu manusia meringankan beban hidupnya. Rasulullah Saw bersabda, "Doa adalah senjatanya orang-orang mukmin." Selain itu, dalam surat Ar-Ra'd ayat 28, Allah Swt berfirman, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."
Selain doa, Islam juga mengajarkan shalat yang merupakan ibadah ritual sekaligus cara terbaik untuk meredakan depresi. Dewasa ini, ilmu medis menunjukkan bahwa kebahagiaan manusia dipengaruhi oleh perubahan susunan kimia dalam tubuh manusia. Contoh, emosi tanpa sebab yang biasa muncul pada pagi hari disebabkan perubahan atau banyak dan sedikitnya sejumlah komposisi kimia pada darah.Meningkatnya cortisol dalam tubuh manusia dapat membuat manusia bahagia. Hormon itu bertambah saat pagi hari. Jika seseorang bangun tidur pada pagi hari, ia akan merasakan keceriaan tersendiri yang tentunya akan berpengaruh dalam kehidupannya. Untuk itu, para psikolog berkeyakinan bahwa ibadah dan shalat di pagi hari akan membantu manusia tampil ceria dan bahagia sepanjang hari. Di samping itu, shalat dan ibadah yang merupakan perjalanan spiritual, juga berperan penting dalam kebahagiaan manusia.
Pada intinya, kewajiban shalat Subuh mendorong seseorang bangun di pagi hari. Melalui bangun pagi, manusia akan merasakan keceriaan sepanjang hari. Apalagi aktivitas pertama pada pagi hari dimulai dengan beribadah kepada Allah Swt. Banyak penemuan ilmiah yang berhubungan dengan shalat Subuh. Selain itu, banyak riwayat yang membicarakan dampak shalat dalam kesehatan dan kebahagiaan jiwa. Para psikolog menyebut bangun pagi dan ibadah pada saat itu sebagai salah satu faktor yang mengantisipasi gangguan mental.
Sejumlah psikolog meyakini bangun pagi dan beribadah saat itu sebagai salah satu cara mengantisipasi depresi. Al-Quran juga menekankan doa dan ibadah pada pagi hari. Ibadah pada pagi hari sangat bermanfaat, bahkan dapat menyebabkan berkurangnya gangguan mental. Shalat membangunkan setiap orang yang tidak lalai kepada Allah Swt, pada pagi hari. Pada hakekatnya, seseorang ketika bangun pagi dan beribadah, dapat mengurangi tekanan jiwanya dan membangkitkan keceriaan sepanjang hari. Pada pagi hari, seseorang melakukan kontak ibadah kepada Allah Swt dan memenuhi kebutuhan spiritualnya, sehingga ia memulai harinya dengan rasa tawakal dan percaya diri. Imam Ali as bersabda, "Allah Swt setiap kali menghendaki kebaikan bagi hambanya, menuntunnya untuk mengurangi tidur, makan dan berbicara."
Selain Shalat, Islam juga menganjurkan untuk membaca al-Quran sebagaicara menghadapi depresi. Dalam al-Quran surat al-Isra ayat 82, Allah swt berfirman, "Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."
Di antara masalah penting yang dikaji kalangan psikolog adalah kepribadian yang stabil dan labil. Depresi menyebabkan orang berkepribadian labil, mempunyai sikap yang berubah-rubah dan tidak memiliki kekuatan dalam mengambil sikap yang tetap. Sejumlah psikolog mengungkapkan bahwa shalat dapat mengatasi penyakit seperti ini, bahkan dapat dikatakan sebagai obat yang paling ampuh untuk mengatasi masalah ini.
Dr Majid Malek Mohammadi mengatakan, "Salah satu karakter menonjol orang yang mengerjakan shalat adalah patuh terhadap ajaran agama dan berjalan di garis yang lurus. Dengan mengulangi zikir-zikir dalam shalatnya yang dikerjakan setiap hari, ia mengingat kembali serangkaian keyakinannya. Dampaknya, ia akan memiliki pribadi yang tangguh. Untuk itu, shalat yang dilakukan berulang-ulang dapat mengokohkan kepribadian dan keseimbangan mental. "
Islam mengajarkan berbagai cara untuk menghadapi depresi akibat berbagai masalah dalam kehidupan. Selain keimanan dan tawakal kepada Allah swt, ada juga cara lain seperti membaca al-Quran dan merenungi isinya, berdoa, dan shalat sebagai cara untuk mengatasi depresi. Tidak hanya itu, agama Islam juga memberikan cara lain untuk meredakan depresi seperti hubungan yang baik dengan keluarga dan berakhlak mulia kepada masyarakat.
Secara psikologis orang yang memiliki ikatan hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat lebih mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Untuk itu, ia dengan mudah mampu mengatasi depresi yang menimpanya. Saking pentingnya masalah ini, agama Islam begitu menekankan hubungan sosial yang baik. Bahkan sebagian besar ibadah yang dilakukan manusia selain berdimensi individu justru sebagian besar berdimensi sosial. Hubungan sosial yang baik selain menciptakan ketentraman bagi individu dan orang lain.
Tips Mengatasi Depresi Menurut Islam
Manusia semakin maju dari sisi pemakaian teknologi-teknologi baru dan bersamaan dengan itu, kehidupan ala mesin yang dijalani oleh mereka menjadi kian kompleks. Kehidupan seperti ini senantiasa dibayangi dengan depresi dan tekanan mental, yang tampak dalam berbagai jenis penyakit fisik dan mental. Terapi medis terhadap penyakit-penyakit itu merupakan sebuah solusi temporal dan gejala-gejalanya muncul kembali ketika proses pengobatan dihentikan.
Psikologi modern dan temuan-temuan ilmiah memberikan beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut dan ilmu psikiatri menaruh perhatian besar untuk menghilangkan faktor-faktor yang merampas ketenangan mental manusia. Faktanya adalah bahwa rutinitas dan aktivitas sehari-hari manusia secara praktis mencegah mereka untuk memikirkan hal-hal yang diciptakan oleh Tuhan untuk ketenangan dan kebahagiaan manusia. Saat ini, kebanyakan manusia modern menempuh cara lain untuk menyelesaikan gangguan-gangguan mental mereka.
Ajaran agama khususnya Islam memberikan tips-tips untuk menyelamatkan manusia dari kekhawatiran tersebut. Perbedaan utama tips itu dengan temuan-temuan manusia terletak pada pengetahuan mutlak Tuhan terhadap semua ciptaannya dan rahasia-rahasia mereka dan solusi ini juga bersumber dari wahyu serta bersifat komprehensif. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana agama dapat menghadirkan ketenangan mental dan jiwa kepada manusia? Sebuah poin yang tentunya telah dijawab oleh Islam. Ajaran-ajaran agama membantu manusia untuk mengurangi depresi dan memperkenalkan kepada mereka kiat-kiat mengatasi gangguan mental.
Kitab suci al-Quran mendidik manusia dengan ajaran-ajaran luhur Islam dan melindungi mereka dari berbagai penyakit mental. Seorang individu yang memahami realitas dunia dan memikirkan tanda-tanda kebesaran Tuhan, tidak akan pernah khawatir terhadap banyak masalah yang ditakuti oleh orang lain dan mereka melihat hakikat sesuai dengan wujud aslinya. Individu seperti ini bersandar pada kekuatan mutlak Tuhan dan tidak ada kekuatan lain yang dapat mempengaruhinya serta tidak takut terhadap faktor-faktor lain.
Dalam surat al-Baqarah ayat 112, Allah Swt berfirman, "(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
Orang-orang yang menerangi hatinya dengan cahaya iman, mereka tidak menyaksikan fenomena lain di dunia ini kecuali kebaikan, keindahan, dan kemaslahatan. Akan tetapi, orang-orang yang tidak memiliki interaksi dengan Tuhan dan tidak bersahabat dengan-Nya, mereka akan didera kegelisahan, depresi, dan kesendirian ketika menghadapi masalah. Sementara orang-orang yang beriman tidak pernah merasa sendiri dan tanpa penolong. Saat mereka menghadapi musibah dan cobaan, mereka menemukan Tuhan sebagai penolong dan selalu siap membantu mereka keluar dari kesulitan.
Selain itu, iman akan menjernihkan pandangan serta menjauhkan manusia dari angan-angan dan ilusi. Mereka tidak mengizinkan dirinya disibukkan dengan khalayan dan menghabiskan umurnya dengan sia-sia. Oleh karena itu, individu yang taat tidak membiarkan depresi dan tekanan mental menguasai dirinya.
Kekuatan spiritual termasuk di antara banyak kiat yang ditawarkan oleh Islam untuk mengatasi tekanan mental. Nilai-nilai iman memainkan peran signifikan dalam menghadapi situasi-situasi yang penuh tekanan. Kebanyakan orang percaya bahwa ketakwaan dan keimanan merupakan cara yang baik untuk mengatasi problema hidup. Keyakinan kita bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita dengan sendirinya akan menghilangkan segala bentuk ketakutan. Ketika kita menemukan Tuhan Yang Maha Pengasih ada di setiap tempat dan waktu, kita tidak lagi takut terhadap semua masalah.
Dengan hilangnya rasa takut, pada dasarnya kita telah berhasil mengatasi salah satu faktor utama depresi dalam hidup kita, dan ini tidak akan diperoleh kecuali di bawah cahaya iman dan kekuatan spiritual. Sebenarnya, perasaan bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita dan siap membantu kita, adalah penjamin terciptanya keamanan dan ketenangan mental. Dalam surat Al-An'am ayat 82, Allah Swt berfirman, "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Tawakkal kepada Allah Swt merupakan faktor lain untuk mengobati depresi dan tekanan mental. Sifat ini membantu pemperkuat tekad dan mencegah pengaruh-pengaruh negatif yang merusak mental. Hasilnya, seorang individu akan sukses mencapai tujuannya dan ia siap menerima kegagalan karena yakin bahwa Tuhan lebih mengetahui maslahat manusia dan ia tidak terpukul dari segi mental. Dengan bertawakkal kepada Tuhan, manusia selain wajib melaksanakan semua tugasnya dengan benar, juga menyerahkan semua urusannya kepada Tuhan. Dengan begitu, ia tidak berkecil hati atas setiap masalah dan yakin bahwa Tuhan Maha Mengetahui maslahat manusia.
Dalam surat at-Talaq ayat 3, Allah Swt berfirman, "Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
Faktor lain untuk melawan depresi menurut Islam adalah meyakini takdir dan ketentuan Tuhan. Dalam ajaran Islam, keyakinan seperti ini termasuk dari derajat tinggi iman. Dalam surat at-Taubah ayat 51, Allah Swt berfirman, "Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." Keyakinan seperti ini membantu seseorang dalam menghadapi berbagai kesulitan dan masalah. Dengan kata lain, keyakinan akan ketetapan Tuhan, mencegah seseorang dari kegelisahan dan keterpurukan.
Salah satu faktor yang menciptakan kekhawatiran dan depresi bagi banyak orang adalah masalah ekonomi dan pendapatan. Mengenai masalah ini, Islam menekankan bahwa seorang mukmin tidak perlu khawatir terhadap rezeki, sebab Tuhan adalah Dzat pemberi rezeki dan pemilik segala sesuatu. Tentu saja, seorang mukmin harus bekerja keras untuk memperoleh rezeki, tapi tidak boleh takut terhadap kemiskinan. Dia harus selalu rela dengan ketetapan dan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, masalah ekonomi dan materi jangan sampai menghalangi seseorang untuk meraih tujuan-tujuan besarnya.
Seorang mukmin harus selalu optimis dengan janji-janji Ilahi dalam mengatasi berbagai problema dan menjaga ketenangannya. Optimisme ini akan mencegah kehancuran manusia, menjauhinya dari kegelisahan dan depresi, serta membuat ia selamat. Tuhan pastinya juga punya solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia. Manusia secara fitrah mencari Tuhan sebagai tempat sandaran abadi. Akan tetapi, kesibukan duniawi terkadang membuatnya lalai dan hancur akibat terjangan masalah. Namun, insan yang diperkenalkan oleh Islam adalah sebuah makhluk yang tidak akan memperoleh kebahagiaan kecuali dengan mengingat Tuhan. Rasul Saw bersabda, "Zikir kepada Allah akan menyembuhkan hati."
Mengingat Tuhan akan membuat seseorang merasa dekat dengan-Nya dan menikmati kedamaian yang luar biasa. Hal ini akan membangkitkan rasa percaya diri, memberi kekuatan, keamanan, dan ketenangan. Mengingat Tuhan akan menentramkan hati dan jiwa, mencegah seseorang dari depresi, dan mengarahkannya untuk bergerak pada rel asli kehidupan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa "Allah akan mengingat dan menyayangi hamba mukmin dengan mengirimkan masalah dan kesulitan. Sama seperti seseorang yang baru pulang dari perjalanan jauh dengan membawa hadiah kepada keluarganya."
Syeikh Zakzaky, Pejuang Jalan Kebenaran (2)
Sebelumnya, kita telah mempelajari biografi singkat dan sepak terjang Pemimpin Gerakan Islam Nigeria, Syeikh Ibrahim Zakzaky. Ia pernah dua kali bertemu Imam Khomeini ra dan merasakan perubahan spiritual yang luar biasa dalam dirinya.
Mujahid dari Afrika ini menemukan sosok Imam Khomeini ra sebagai teladan praktis terbaik dalam berbagai dimensi kepribadian, agama, dan politik, dan kemudian ia memutuskan untuk menjadi pengikut Bapak Pencetus Revolusi Islam Iran itu.
Setelah pertemuan tersebut, Syeikh Zakzaky memilih mazhab Ahlul Bait as dan ia kemudian menjadi seorang pemimpin yang berani dan adil berkat perilaku mulianya dan perjuangan tak kenal lelah. Ia adalah seorang tokoh yang dicintai oleh banyak hati. Keikhlasan dan dakwahnya telah melahirkan generasi yang mencintai mazhab Ahlul Bait dan Imam Husein as di Nigeria.
Hassan Bala, juru bicara Gerakan Islam Nigeria mengatakan, “Alasan mengapa Syeikh Zakzaky sekarang memiliki banyak pengikut adalah karena ia memilih pendekatan damai di Nigeria. Dalam waktu kurang dari 20 tahun, jumlah Syiah di Nigeria mencapai jutaan orang dan ini terjadi karena teladan perilaku Syeikh Zakzaky yang terilhami dari para imam maksum as.”
Perjuangan Syeikh Zakzaky membuat populasi Syiah di Nigeria meningkat signifikan dalam tiga dekade lalu. Selama masa itu, jutaan Muslim Sunni dan warga Kristen memilih menganut mazhab Ahlul Bait as. Syeikh Zakzaky percaya bahwa Islam membawa sebuah pesan universal dan bukan milik bangsa Arab, tapi ia milik seluruh umat manusia dengan keanekaragaman budaya. Dalam perspektifnya, Islam murni Nabi Muhammad Saw adalah Islam yang penuh kasih sayang, cinta, dan persaudaraan, di mana Ahlul Bait as adalah figur-figur yang mengamalkan Islam murni ini dengan sempurna.
Ia mengatakan, “Islam datang sebagai sebuah pesan universal untuk mengubah pemikiran kita. Budaya masyarakat tentu saja dibiarkan lestari, tapi landasan pemikiran dan perilaku kita yang dirubah. Sebagai contoh, seseorang meninggalkan kebohongan – sebelum ia masuk Islam – demi menjaga reputasi sosialnya, tapi setelah memeluk Islam, ia meninggalkan dusta demi mencari keridhaan Allah Swt dan karena yakin tentang kehidupan setelah kematian, surga, dan neraka. Hal ini berlaku untuk semua dimensi perilaku pribadi Muslim. Ia sekarang berbuat baik demi mencari keridhaan Allah Swt dan mendekatkan diri kepada-Nya.”
Menurut Syeikh Zakzaky, semua dimensi positif yang ditemukan seseorang setelah menjadi Muslim adalah karena sebuah kekuatan perubahan yang disebut tauhid.
Seorang mahasiswa Nigeria yang masuk Syiah di tangan Syeikh Zakzaky, mengatakan, “Syeikh Zakzaky sekembalinya dari Iran pada tahun 1980, tidak membawa kata-kata Syiah dalam memperkenalkan keyakinan barunya itu dan semua isi dakwahnya disampaikan dalam format persaudaraan Islam.” Dengan kata lain, masyarakat pertama tertarik dengan akhlak mulianya dan kemudian tertarik dengan mazhabnya.
Berkat ajaran yang disampaikan Syeikh Zakzaky, masyarakat Syiah Nigeria memiliki perilaku Islami yang unik. Mereka bahkan tidak membangun masjid-masjid khusus yang terpisah dari saudara-saudara Sunni dan banyak dari keluarga miskin Ahlu Sunnah di Nigeria juga dibantu oleh Muslim Syiah. Setelah tragedi Mina di Mekkah, Syeikh Zakzaky mendatangi rumah-rumah Muslim Sunni untuk menyampaikan rasa duka dan mereka juga menjadi makmum shalat di belakang tokoh Syiah ini. Jadi, tidak heran jika kelompok Wahabi Al Saud sangat marah menyaksikan fenomena tersebut.
Menurut keterangan mahasiswa Nigeria itu, pengikut mazhab Ahlul Bait as sekarang punya nama harum di tengah rakyat Nigeria. Di mana saja mereka berurusan dengan seorang Muslim Syiah, mereka mengetahui bahwa ia benar-benar dapat dipercaya. Mereka tahu bahwa individu tersebut tidak berkata dusta, tidak mencuri, atau melakukan pelanggaran hukum. Semua keindahan perilaku ini adalah hasil dari kerja keras Syeikh Zakzaky.
Jumlah Muslim Syiah di Nigeria sekarang mencapai sekitar 8-12 juta orang dan ini terjadi setelah dakwah tak kenal lelah yang dilakukan oleh tokoh agama tersebut. Di Nigeria, para pengikut dan pecinta Ahlul Bait Nabi khususnya Imam Husein as, menunjukkan kecintaan mereka dalam berbagai pawai akbar dan mengikuti ritual-ritual keagamaan. Pada Hari Asyura dan Arabain, jutaan Muslim menempuh perjalanan jauh dengan jalan kaki ke kota Zaria untuk bersama-sama dengan saudaranya mengenang perjuangan Imam Husein as di Husainiyah Baqiyatullah.
Menurut sumber-sumber akurat, jalan kaki massal itu dilakukan secara spontan dan didasari oleh kecintaan Muslim Nigeria kepada Ahlul Bait as. Irak mencatat rekor dalam jalan kaki massal pada Hari Arbain dan Nigeria menduduki posisi kedua. Jumlah mereka semakin bertambah di setiap tahun dan disebutkan bahwa 10 juta Muslim Nigeria mengikuti pawai akbar itu pada tahun 2015. Ini semua berkat perjuangan Syeikh Zakzaky di negara Afrika Barat itu.
Bertambahnya jumlah pecinta Ahlul Bait as di Nigeria telah mengundang kekhawatiran banyak pihak terutama Arab Saudi, Amerika Serikat, dan rezim Zionis Israel. Mereka melancarkan konspirasi dan menginfiltrasi lembaga-lembaga pemerintah dan dinas intelijen Nigeria. Mereka sudah lama terganggu dengan aktivitas Syeikh Zakzaky dan sejak masih mahasiswa jurusan ekonomi ia dikenal sangat aktif dan berani.
Setelah Syeikh Zakzaky meraih sukses di Nigeria, musuh-musuh dalam negeri dan asing semakin marah terhadap kegiatan tokoh agama itu. Mereka khawatir bahwa pertumbuhan pesat Islam di Nigeria akan menumbangkan pemerintahan sekuler dan melahirkan sebuah pemerintah Islam di bawah pimpinan Syeikh Zakzaky. Musuh benar-benar takut bahwa Zakzaky akan berubah menjadi Khomeini ra kedua dan dengan membentuk pemerintahan Islam seperti Iran, maka celah untuk infiltrasi asing di Nigeria akan tertutup rapat.
Kekhawatiran yang dirasakan Arab Saudi, AS, dan otoritas Nigeria membuat tekanan terhadap Syeikh Zakzaky meningkat signifikan. Pada tahun 2014, pawai akbar peringatan Hari Quds Sedunia memantik kemarahan pemerintah dan militer Nigeria. Militer menyerang aksi damai masyarakat dan membunuh tiga orang putra Syeikh Zakzaky. Namun, pejuang Islam ini justru mendirikan shalat untuk jenazah putranya dan menegaskan bahwa putra-putranya adalah pengorbanan yang tidak berarti jika dibanding para syuhada Karbala. Sikap ini menunjukkan bahwa Syeikh Zakzaky mengorbankan seluruh wujudnya di jalan Islam dan mendidik manusia-manusia mulia. Ia siap mempersembahkan jiwanya dan keluarganya di jalan suci ini.
Pada 12 Desember 2015, militer Nigeria juga menyerang Muslim Syiah dengan alasan menghadang konvoi kendaraan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Nigeria, Jenderal Tukur Yusuf Buratai. Militer memberondong orang-orang tak berdosa, khususnya perempuan dan ana-anak di kota Zaria dan Husainiyah Baqiyatullah. Jumlah korban pembantaian itu mencapai lebih dari 1000 orang. Militer Nigeria juga menangkap 500 perempuan dan anak-anak sejak tentara menyerang rumah Syeikh Zakzaky.
Rakyat Nigeria di berbagai kota kemudian menggelar demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap perlakuan keji militer terhadap Muslim Syiah. Mereka mengutuk keras kesewenang-wenangan itu dan menuntut agar Syeikh Zakzaky segera dibebaskan. Setelah menyaksikan maraknya protes, akhirnya diperoleh informasi bahwa Syeikh Zakzaky dan istrinya masih hidup dan mereka sedang dalam perawatan medis.
Pada 13 Januari 2016, Dewan Tinggi Nasional untuk Urusan Islam Nigeria (NSCIA), mengunjungi Syeikh Zakzaky yang dipenjara di Abuja. Menurut anggota NSCIA, Profesor Dahiru Yahya, kelompok itu telah bertemu dengan Syeikh Zakzaky dan istrinya dan mereka telah pulih dari luka tembak selama penangkapan.
Gerakan Islam Nigeria kembali mengulangi permintaan mereka bahwa Syeikh Zakzaky harus dibebaskan tanpa syarat. Pemerintah juga dituntut mengembalikan jasad korban tewas kepada keluarga mereka, merilis angka korban dan membentuk komisi yudisial yang independen untuk menentukan apa yang terjadi selama pembantaian di Zaria.
Syeikh Zakzaky sejauh ini melarang Muslim Nigeria melakukan perlawanan bersenjata. Ia lebih memilih jalan damai untuk menyelesaikan semua perkara dan meminta masyarakat Muslim untuk tidak memberi alasan di tangan pemerintah dan militer Nigeria. Meski demikian, militer tetap saja menyerang Muslim Nigeria.
Syeikh Zakzaky, Pejuang Jalan Kebenaran
Syeikh Ibrahim Zakzaky, pemimpin Muslim Nigeria dilahirkan pada 5 Mei 1953 di kota Zaria, Nigeria Utara. Ia menempuh pendidikan dasarnya di sekolah tradisional al-Quran dan Islam di Zaria di bawah bimbingan guru-guru besar seperti, Isa Madaka dan Sani Abdulkadir.
Syeikh Zakzaky mulai tahun 1971-1975 menimba pendidikan di sebuah lembaga terkenal Sekolah Studi Arab (SAS) di Kano. Setelah meraih prestasi cemerlang di sekolah tersebut, ia langsung diterima di Universitas Ahmadu Bello (ABU) di Zaria.
Syeikh Zakzaky memilih jurusan ekonomi di ABU dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1979. Tapi, pihak universitas menahan ijazah Zakzaky dengan alasan keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan Islami. Ia adalah anggota aktif di Muslim Student Society (MSS). Selama menjadi mahasiswa, ia bahkan dikenal di tingkat nasional Nigeria karena sangat aktif di kegiatan keagamaan dan Islami. Oleh sebab itu, ijazah Zakzaky ditahan oleh universitas yang dikuasai kubu sekuler.
Universitas sengaja menahan ijazah Zakzaky, karena pada tahun 1978, saat menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Muslim Student Society, ia dituding sebagai otak utama di balik demonstrasi nasional dalam mendukung masuknya syariat Islam ke dalam konstitusi Nigeria. Meskipun kaum Muslim membentuk setengah dari populasi Nigeria, namun konstitusi negara itu disusun berdasarkan parameter-parameter lain dan protes masyarakat telah mengundang kemarahan otoritas Nigeria. Untuk itu, pemerintah dan penguasa Nigeria sangat marah terhadap Zakzaky.
Sebuah goncangan besar terjadi dalam kehidupan Zakzaky pada tahun 1978 dan 1979. Pada masa itu, ia bertemu dengan Imam Khomeini ra di pengasingan di Paris. Satu tahun setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, Zakzaky sebagai Sekjen Mahasiswa Muslim Afrika datang ke Iran untuk bertemu Imam Khomeini ra di Tehran. Pada kesempatan kedua ini, Imam Khomeini ra menyerahkan sebuah al-Quran kepadanya sebagai hadiah sambil berkata, “Pergilah dan berilah hidayah kepada rakyatmu dengan al-Quran.”
Setelah peristiwa itu, kehidupan Zakzaky menemukan makna yang sesungguhnya dan seakan-akan sebuah jalan terang sedang terbentang di hadapannya, di mana pancaran cahayanya mengarahkan Zakzaky ke arah kebenaran yang besar. Setelah pertemuan tersebut, ia memilih mazhab Ahlul Bait dan masuk Syiah. Ia bertekad untuk memberi teladan perilaku yang mulia dan baik seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya.
Syeikh Zakzaky benar-benar ingin meneladani akhlak Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya. Ia mendahului dalam mengucapkan salam bahkan kepada anak-anak. Ia memilih pakaian sederhana, tapi bersih dan selalu memperlihatkan kesantunan dan penghormatan kepada semua orang baik Muslim maupun non-Muslim. Perilaku mulia dan sikap adil yang ditunjukkan oleh Syeikh Zakzaky mendorong banyak warga Kristen dan kelompok-kelompok Islam lain di Nigeria untuk memilih mazhab Ahlu Bait.
Syeikh Zakzaky menjadi rujukan ketika terjadi perselisihan antara Muslim dan non-Muslim di Nigeria. Ia benar-benar ingin menyingkap kebenaran dan memutus perkara dengan adil. Jika kebenaran ada di pihak non-Muslim, Syeikh Zakzaky akan memberi keputusan sesuai fakta dan memberikan hak mereka. Perilaku adil ini dan akhlak luhurnya telah memperluas penyebaran Islam murni di Nigeria. Kecintaan kepada Ahlul Bait as, khususnya Imam Husein as telah mengisi setiap sudut di negara Afrika Barat itu.
Syiah merupakan kelompok asing di Nigeria sebelum Syeikh Zakzaky memilih mazhab itu dan hanya ada beberapa orang yang menganut Syiah. Akan tetapi berkat dakwah dan perjuangan Syeikh Zakzaky, Nigeria sekarang menjadi negara dengan mayoritas penduduk Muslim di Afrika. Data resmi menyebutkan bahwa kaum Muslim membentuk sekitar 65 persen dari total 180 juta penduduk Nigeria. Meski penduduknya mayoritas Muslim, pemerintah Nigeria dikenal sekuler.
Syeikh Zakzaky memimpin Gerakan Islam Nigeria dan ia aktif di dalamnnya. Organisasi ini memiliki lebih dari 300 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang tersebar luas di berbagai daerah, terutama di wilayah utara Nigeria. Mereka dikenal dengan nama Sekolah Fudiyyah. Selain mengelola banyak pusat-pusat Islam dan lembaga lainnya, gerakan itu juga memiliki koran yang paling banyak beredar di Nigeria yaitu, Al Mizan dalam bahasa Hausa. Gerakan Islam Nigeria memiliki misi untuk mencerahkan masyarakat Muslim untuk tugas mereka sebagai individu atau komunitas.
Syeikh Zakzaky sebagai pemimpin Gerakan Islam Nigeria telah menghabiskan banyak umurnya untuk berdakwah tentang ajaran Islam murni dan mazhab Ahlul Bait as. Ia berkali-kali dipenjara oleh rezim Nigeria karena ideologinya. Ia juga menghafal seluruh al-Quran serta menghabiskan waktunya untuk mengkaji dan meneliti berbagai dimensi Islam. Syeikh Zakzaky mampu berbicara dalam banyak bahasa termasuk Hausa, Arab, Inggris, Spanyol, dan Persia. Ia pernah diundang ke Sierra Leone, Niger, Aljazair, Inggris, Perancis, Spanyol, Amerika Serikat, Lebanon, Azerbaijan, dan Iran, untuk menyampaikan caramah agama.
Syeikh Zakzaky sangat mencintai Ahlul Bait Nabi as dan berkali-kali datang ke kota Mashhad untuk berziarah ke Makam Imam Ali Ridha as. Dalam sebuah wawancaranya tentang Imam Ridha, ia mengatakan, “Berbicara tentang Imam Ridha atau apapun yang disampaikan tentangnya, tidak hanya terbatas di buku, makalah, seminar atau di tempat-tempat di mana kita tinggal. Kita harus menanamkan semua perilaku seperti yang diucapkan oleh Imam Ridha. Kesantunan itu harus tampak dalam perilaku kita. Ini jauh lebih penting. Kita harus mempelajari adab, jihad, rasionalitas, kerja keras, kesabaran, dan… dari beliau dan kemudian mengamalkannya.”
Ia lebih lanjut menjelaskan sebuah poin penting yang menjadi tujuan dakwahnya di Negeria. Ia mengatakan, “Ketika kita kembali ke negara masing-masing, kita harus mengamalkan ucapan Imam Ridha yang berkata, ‘Semoga Allah merahmati orang-orang yang menghidupkan perintah kami. Ketika para sahabat bertanya tentang isi perintahnya, beliau berkata, ‘Pelajarilah makrifat ucapan kami dan ajarilah masyarakat, karena jika masyarakat mendengar keindahan ucapan kami dan mengenalinya, mereka pasti akan mengikuti kami.’”
Pemimpin Syiah Nigeria ini dalam penjelasannya menyinggung gerakan-gerakan keagamaan Imam Ridha dan Imam Husein as, dan mengatakan, “Kita punya dua nadi kehidupan dalam sejarah para imam maksum as; pertama gerakan Imam Husein dan satu lagi gerakan Imam Ridha. Pada masanya, Imam Ridha menghidupkan kembali agama dan itupun ketika pemikiran-pemikiran sesat merasuki Dunia Islam. Beliau datang ke Khorasan dan memilih wilayah itu untuk berhijrah. Kehadirannya di kota Mashhad adalah sebuah hikmah Ilahi dan Allah Swt berkehendak agar ia datang ke daerah itu, ia hidup di tempat terasing dan syahid dalam keterasingan serta dimakamkan di daerah asing. Semua ini mengandung hikmah Ilahi.”
Syeikh Zakzaky juga menyimpan ketertarikan luar biasa kepada Revolusi Islam dan pemimpinnya yaitu, Imam Khomeini ra dan Sayid Ali Khamenei. Ia percaya bahwa konflik dan kekerasan di dunia telah mencapai puncaknya, dan Republik Islam Iran – sebagai negara pengikut Ahlul Bait as yang mengajari dialog rasional – memainkan peran signifikan di dunia modern. Ia menambahkan, “Dengan berpijak pada rasionalitas dan budaya Imam Ridha as, Iran menyelesaikan masalah nuklir di meja perundingan dan ini adalah sebuah pesan yang harus kita bawa bersama di negara-negara kita.”
Ayatullah Yazdi, Kepergian Faqih Pejuang
Stabilitas dan keabadian Republik Islam Iran ditegakkan oleh perjuangan rakyat dan orang-orang terbaiknya, termasuk ulama dan pemikir.
Salah satunya adalah Ayatullah Mohammad Yazdi, seorang ahli hukum, mujahid dan ulama besar yang baru-baru ini meninggal pada usia 89 tahun.
Ayatullah Mohammad Yazdi menghabiskan hampir 70 tahun hidupnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, agama dan menjaga Revolusi Islam. Sebelum kemenangan Revolusi Islam, beliau dikenal sebagai salah satu tokoh perjuangan melawan rezim Pahlevi.
Beliau bergabung dalam gerakan Imam Khomeini pada tahun 1343 Hs, dan termasuk salah satu murid pertama dari kelas fikih Imam Khomeini di Qom.
Ulama pejuang ini diam-diam mengadakan pertemuan di Qom dan Tehran, serta bertukar pandangan dengan berbagai orang dan arus masyarakat. Menjelang kemenangan revolusi, rumahnya menjadi pusat usaha serta penyelesaian berbagai masalah revolusi.
Setelah kemenangan Revolusi Islam, beliau menjadi pendukung setia Imam Khomeini yang memainkan peran sangat penting dalam menjaga stabilitas pemerintahan Islam. Ayatullah Yazdi mengungkapkan, "Pada dasarnya Islam tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan, dan jika sebagian orang menganggap bahwa agama Islam datang hanya untuk hubungan antara manusia dengan Tuhan dan tidak ada pendapat tentang hubungan antara manusia dan rakyat, dan kualitas tata kehidupan sebagai sebuah kesalahan. Sebagaimana disampaikan almarhum Imam [Khomeini], musuh telah melakukan sesuatu yang bahkan sebagian ulama kita percaya bahwa dunia yang adil dan sempurna adalah dunia yang tidak ada hubungannya dengan masalah politik. Imam menggagalkan propaganda ini dan menjelaskan bahwa Islam tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan."
Menjelang kemenangan Revolusi Islam, Ayatullah Yazdi sebagai kepala Pengadilan Revolusi dan Komite Kota Qom mengambil langkah-langkah keamanan dan peradilan yang penting. Ketika Imam Khomeini tiba di Qom dan rumah almarhum menjadi kediaman pemimpin besar Revolusi Islam, Ayatullah Yazdi menjadi kepala kantornya.
Ayatullah Yazdi terpilih menjadi anggota Dewan Ahli Kepemimpinan sebagai wakil rakyat Tehran dan memainkan peran utama dalam pengesahan Konstitusi. Beliau menjadi anggota parlemen periode pertama dan kedua serta menempati wakil Ketua Majelis Syura Islami Iran.
Ayatullah Muhammad Yazdi juga aktif mengajar dan menulis. Sejauh ini, banyak buku dan artikelnya, termasuk lebih dari 40 buku dalam bahasa Persia dan Arab. Beliau juga seorang orator dan pembicara yang kuat. Ciri khas dari pidato Ayatullah Yazdi dalam pidatonya menyampaikan masalah Ahlul Bait sebagai simbol perjuangan. Misalnya, ketika berbicara tentang gerakan Imam Hussein dan kejahatan Yazid bersama para pengikutnya, beliau membawanya dalam konteks yang kondisional.
Buku “Mari Mengenal Hussein bin Bani Ali Lebih Baik” merupakan hasil ceramah Ayatullah Yazdi dan sebelum revolusi beberapa kali pernah diberedel SAVAK. Dalam buku ini, beliau mengingatkan, "Para penjaga keadilan selalu ada di antara orang-orang yang berjuang untuk menggulingkan istana Fir'aun, dan Imam Hussein berada di garda depan. Nabi dan dua belas penerusnya membawa umat manusia menuju kebahagiaan, dan mereka semua berusaha menyelamatkan umat manusia dari jurang berbahaya, terutama Imam Hussein, yang berjuang melawan penindas."
Hauzah ilmiah Qom adalah salah satu pusat pendidikan keagamaan terpenting di Iran. Ayatullah Muhammad Yazdi berperan besar dalam pengembangan hauzah ilmiah. Beliau mengatakan, "Hauzah ilmiah Qom sebagai salah satu pusat pendidikan menunjukkan banyak peran dan kredibilitasnya yang dihormati banyak orang,".
Masyarakat memandang hauzah atau pesantren sebagai pendidikan orang-orang saleh dan berbudi luhur. Mereka percaya bahwa para guru dan pelajar agama berbicara dan bertindak untuk kebaikan menunaikan tugas agamanya.
Sebagai ketua Dewan Tinggi perhimpunan Guru Pesantren Qom, Ayatullah Yazdi percaya bahwa dengan bertawakal kepada Allah swt dan bersikap berani akan memperkuat kekuatan internal dan kekuatan batin dari Republik Islam. Beliau menegaskan, "Kini, posisi global dan otoritas nasional kita adalah hasil dari darah syuhada dan perjuangan umat yang setia dan tangguh. Mempertahankan posisi dan martabat bangsa kita dalam konfrontasi global dan diplomasi luar negeri adalah salah satu masalah terpenting,".
Ayatullah Muhammad Yazdi menjadi anggota Dewan Ahli Kepemimpinan dari periode pertama hingga kelima, dan pada tahun 1393 Hs dipilih sebagai ketuanya. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran memuji peran Ayatullah Yazdi dengan mengatakan, "Kepribadian, latar belakang dan kompetensi Ayatullah Yazdi menunjukkan bahwa pemilihannya sebagai ketua Dewan Ahli kepemimpinan sangat tepat dan sesuai."
Pada awal Desember tahun ini, Ayatullah Muhammad Yazdi mendedikasikan rumahnya di Qom untuk pembangunan pesantren atau hauzah. Citra politik dan sikap revolusioner Ayatullah Yazdi membuat Departemen Keuangan AS menempatkan lima anggota Dewan Garda Revolusi, termasuk Ayatullah Mohammad Yazdi dalam daftar sanksi pada Maret 2020. Menanggapi tindakan Departemen Keuangan AS ini, beliau mengatakan, “Saya bangga bahwa orang-orang yang tangannya berlumuran darah syahid tercinta Haj Qassem Soleimani telah memboikot saya sesuai keinginan mereka,".
Ayatullah Mohammad Yazdi wafat pada 19 Azar 1399 Hs, karena usia tua dan penyakit pencernaan kronis. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengirimkan pesan belasungkawa, dengan mengatakan, "Jejak revolusional dan peran beliau di era thagut dalam administrasi negara, seperti kepala kehakiman dan keanggotaan di Dewan Ahli Kepemimpinan dan Majelis Syura Islami, bersama dengan kegiatan ilmiah dan yurisprudensi telah menciptakan kepribadian yang komprehensif dan berpengaruh dari ulama mulia ini. Keyakinan yang kuat terhadap dasar-dasar revolusi dan ketekunannya serta semangat religius dan revolusioner sebagai tanda-tanda lain yang jelas dari figur terhormat ini ..."
Genosida Muslim Rohingya di Myanmar (1)
Salah satu hak paling mendasar dan diterima oleh seluruh umat manusia menurut hukum internasional adalah memiliki kewarganegaraan di sebuah negara di mana ia lahir dan tinggal. Namun Muslim Rohingya di Myanmar tidak memiliki hak ini. Padahal negara bagian Rakhine adalah tempat lahir, tinggal dan tahan leluhur etnis Rohingya.
Etnis ini tinggal di Arakan atau Rakhine dan di masa lalu mereka memiliki pemerintahan khusus di wilayah tersebut. Etnis Rohingya di negara bagian Arakan antara tahun 1430 hingga 1784 memerintah wilayah ini. Peninggalan bersejarah Islam dan koin emas menunjukkan keberadaan pemerintahan tersebut. Selama kurun waktu 45 tahun, raja-raja keturunan Shah Sulaiman, pendiri kesultanan Rohingya berkuasa di wilayah ini.
Etnis Rohingya sebelum masuknya Islam ke Arakan, menganut agama Hindu yang marak di India. Setelah masuknya Islam ke wilayah ini, mayoritas warga memeluk Islam. Sampai saat ini masih ada sejumlah etnis Rohingya yang mempertahankan keyakinan Hindunya. Masuknya Islam ke Arakan dan pengenalan etnis ini terhadap Islam melalui pedagang Iran dan Arab terjadi di awal tahun-tahun munculnya Islam.
Di era pemerintahan Kesultanan Mughal yang berkuasa di Asia Tengah, Arakan bergabung dengan kesultanan ini dan Islam di zaman tersebut semakin luas melalui para urafa dan sufi dari Afghanistan, Asia Tengah dan Iran. Kondisi ini berlanjut hingga era kolonialisme Inggris dan penjajahannya di Anak Benua India. Namun setelah kolonialisme Inggris, etnis Muslim Rohingya menghadapi kondisi baru.
Faktanya, dapat dikatakan bahwa masalah kewarganegaraan Rohingya berakar dari hal-hal tersebut. Ini berarti bahwa pada masa pemerintahan Gurkha (Kesultanan Mughal), meskipun Rohingya memiliki monarki sendiri, pada saat yang sama orang Arakan dianggap sebagai bagian dari Benggala Besar, India. Benggala Besar dibagi menjadi dua bagian setelah kehancuran anak benua India. Sebagian disebut Pakistan Timur dan sekarang Bangladesh, dan sebagian lagi adalah negara bagian Bengal, India. Sisi ketiga Benggala Besar adalah Arakan, yang terletak di Myanmar.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa masalah kewarganegaraan Rohingya lebih pelik dari yang dikira. Ini memiliki perdebatan sejarah di baliknya dan kembali ke cara Gurkha memerintah India, di mana setiap wilayah memiliki pemerintahannya sendiri saat menjadi bagian dari kekaisaran. Bengal berada dalam situasi yang sama pada saat itu, dan tidak ada demarkasi dalam arti memisahkan orang dan suku. Dengan cara ini, Rohingya secara alami dapat hidup bebas di Bengal Besar, termasuk Arakan.
Pemisahan etnis ini, yang dipaksakan setelah penjajahan Inggris di wilayah tersebut, tidak sejalan dengan struktur kerajaan India. Fakta bahwa pemerintah Myanmar mengklaim bahwa Rohingya adalah orang Bangladesh tampaknya tidak relevan. Pakar urusan Myanmar Dr. Robert Anderson percaya bahwa masalah yang terkait dengan minoritas Rohingya tetap marjinal di Myanmar. Anderson, yang belajar antropologi di Universitas Chicago, sekarang menjadi Profesor Komunikasi yang Terhormat di Universitas Simon Fraser di Vancouver, Kanada. Pada tahun 1973, dia pertama kali mengunjungi pantai Arakan (Negara Bagian Rakhine). Anderson telah berkunjung ke negara itu berkali-kali dan sekarang menulis sejarah Myanmar pada 1940-an.
Robert Anderson percaya bahwa warga Bamar Myanmar yang diidentifikasi sebagai penganut Buddha mengkhawatirkan jumlah relatif dan pengaruh populasi Muslim di negara tersebut, bahkan penganut Buddha yang lahir dan besar di pantai Arakan (sekarang disebut Negara Bagian Rakhine) karena kehadiran Muslim. Mereka telah khawatir sejak tahun 1920-an, tetapi ini bukanlah hal baru dan telah diungkapkan oleh orang Burma lainnya.
Tapi setidaknya selama lima ratus tahun terakhir, komunitas Muslim telah hadir di bagian Myanmar ini, dan pada abad ke-18 dan 19, komunitas-komunitas ini telah tumbuh dan berkembang di sepanjang pantai Arakan. Sejak 1948, pemerintah Myanmar telah menjadikan penindasan terhadap komunitas minoritas menjadi tugas yang mudah dan menggunakannya bila diperlukan, terutama di daerah perbatasan seperti pantai utara Arakan, tempat minoritas Rohingya sekarang terkonsentrasi.
Tapi setidaknya selama lima ratus tahun terakhir, komunitas Muslim telah hadir di bagian Myanmar ini, dan pada abad ke-18 dan 19, komunitas-komunitas ini telah tumbuh dan berkembang di sepanjang pantai Arakan. Sejak 1948, pemerintah Myanmar telah menjadikan penindasan terhadap komunitas minoritas menjadi tugas yang mudah dan menggunakannya bila diperlukan, terutama di daerah perbatasan seperti pantai utara Arakan, tempat minoritas Rohingya sekarang terkonsentrasi.
Dua wilayah Benggala Besar dan Negara Bagian Arakan berada tepat di seberang Sungai Naf, yang secara geografis jauh satu sama lain, tetapi keseluruhan wilayah yang sekarang membentuk Bangladesh, Bengal, India, dan Negara Bagian Arakan, Myanmar, adalah rumah bagi kelompok etnis dan agama yang berbeda. Ini berbeda dan Rohingya telah menjadi satu-satunya dari suku-suku ini yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan populasi di Arakan.
Dapat dikatakan bahwa sama seperti etnis Bengali yang terbagi oleh agama di bawah pengaruh kebijakan kolonial Inggris setelah 1947 dan Muslim Bengali menetap di Bangladesh dan India dan Buddha Bengali di negara bagian Bengal, India, Rohingya juga memisahkan diri dari anak benua India yang baru. Dan dipindahkan ke Myanmar, tetapi dalam hal ini mereka menghadapi masalah kewarganegaraan.
Ini berarti bahwa kebijakan kolonial Inggris telah menyebabkan Muslim menjadi minoritas di Arakan dari waktu ke waktu, dan kelompok etnis Rakhine, yang bermigrasi ke wilayah tersebut dari Thailand, menjadi mayoritas dan memberikan nama mereka kepada Arakan yang bersejarah dan tempat tinggal mereka. Untuk mengambil alih pimpinan Muslim Rohingya karena agama Budha mereka.
Namun, kelompok etnis lain yang tinggal di Benggala Besar tidak menghadapi situasi seperti itu dan mempertahankan mayoritas relatif mereka di permukiman historis mereka, dan satu-satunya alasan pemisahan mereka adalah agama, yang dipicu oleh kolonialisme Inggris, yang menyebabkan Disintegrasi Bengal tumbuh. Muslim di Bangladesh memiliki populasi mayoritas dan Hindu dan Buddha di negara bagian Bengal, India, mempertahankan populasi mayoritas mereka, tetapi Rohingya-lah yang menjadi minoritas di Myanmar, dan ini menjadi alasan bagi penganut Buddha fanatik untuk menyangkal kewarganegaraan mereka.
Tampaknya karena hubungan historis etnis dan agama di Bengal Besar inilah Rohingya dari Negara Bagian Arakan terus berlanjut secara etnis di seberang Sungai Naf, dan sisa-sisa mereka adalah etnis minoritas di Bangladesh dan negara bagian Bengal di India, telah bertahan dan melestarikan budaya etnis, bahasa dan tradisi mereka. Faktanya, Muslim Rohingya merasa secara budaya dan bahasa lebih dekat dengan Muslim India dan Bangladesh daripada umat Buddha Myanmar.
Apa yang menegaskan pandangan ini adalah permintaan yang dibuat oleh para intelektual dan ulama Rohingya pada tahun 1947, selama disintegrasi anak benua India, mendesak Pemimpin Kemerdekaan Pakistan Mohammad Ali Jinnah untuk menjadikan Arakan bagian dari Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). Diperhitungkan. Mohammad Ali Jinnah, yang mengetahui politik Inggris dengan baik, menolak permintaan mereka dan Arakan dianeksasi ke Myanmar.
Dengan demikian etnis Muslim Rohingya muncul sebagai sebuah etnis tanpa kewarganegaraan yang jelas dan pemerintah Myanmar menyebutnya sebagai imigran Bangladesh serta mulai membantai etnis ini serta mengusirnya. Sementara Bangladesh menyebut etnis ini warga Myanmar dan menolak memberi kewarganegaraan.
Nabi Muhammad Saw dalam Pandangan Orientalis (21)
Kali ini kita akan mengkaji apa yang ditulis oleh Victor-Marie Hugo tentang Nabi Muhammad Saw. Victor-Marie Hugo adalah salah satu pendiri aliran romantisme pada abad ke-19 dan sering dianggap sebagai salah satu penyair terbesar Prancis.
Banyak orang mengenal Victor Hugo karena novel terkenalnya seperti, Les Miserables, Notre-Dame de Paris, dan The Man Who Laughs. Ia juga meninggalkan banyak kumpulan puisi dan sejumlah karya teater.
Cerita dan puisi-puisi karyanya umumnya berdasarkan realitas yang terjadi di masyarakat. Salah satu ucapan Victor Hugo adalah, “Engkau hanya bisa menemukan berlian di perut bumi dan kebenaran hanya di kedalaman pikiran. Apakah kita benar-benar mencari kebenaran? Jika demikian, kenapa kita tidak membebani pikiran kita (untuk berpikir)?”
Salah satu buku kumpulan puisi Vitcor Hugo berjudul “Les Orientales” (The Orientals). Dalam kata pengantar, dia menulis, “Pada masa Louis XIV, semua orang mengenal Yunani. Hari ini kita harus menjadi seorang orientalis dan memanfaatkan budaya dan adat-istiadat masyarakat Asia. Belum pernah ada begitu banyak pemikir yang mencoba melakukan penelitian di Asia yang luas. Oleh karena itu, warna-warna dunia Timur dengan sendirinya telah menguasai semua pikiran dan fantasi saya.”
Kumpulan lain dari buku puisi Victor Hugo berjudul, “La Legende des Siecles” (The Legend of the Ages). Dia menulis karya puiti ini di pengasingan antara tahun 1855 dan 1876. Bab ketiga dari buku ini memuat sebuah puisi panjang dengan judul tahun kesembilan Hijriyah yang bercerita tentang peristiwa di hari-hari terakhir kehidupan Rasulullah Saw.
Puisi-puisi dalam bab ketiga ini menunjukkan bahwa Victor Hugo mempelajari sejarah kehidupan Rasulullah secara mendalam dan ia memuji sosok Nabi Muhammad Saw.
Dia memulai bab ini dengan membandingkan Nabi Muhammad Saw dengan Nabi Nuh as. Seolah-olah Victor Hugo ingin menghapus gambaran keliru tentang Rasulullah, yang disuguhkan oleh kaum orientalis yang fanatik dan orang-orang yang berpikiran sempit di Barat selama bertahun-tahun.
Dia menulis, “Dia seakan-akan Nuh dan tahu rahasia banjir dahsyat. Dia adalah seorang hakim yang sabar di mana setiap kali orang-orang membawa pertikaian mereka ke hadapannya, ia membiarkan satu pihak untuk menerimanya, sementara yang lain membantah dan mengolok-oloknya.”
Sepertinya Nuh mengetahui rahasia banjir dahsyat. Jika pria datang untuk menyelesaikan perkara kepadanya, hakim ini membiarkan yang satu menerima dan yang lain tertawa dan menyangkal.
Dia (Muhammad) makan sedikit dan terkadang menempelkan batu ke perutnya untuk melawan rasa lapar. Dia memerah susu dombanya sendiri, duduk di atas tanah seperti orang miskin dan menjahit pakaiannya dengan tangannya sendiri. Meskipun usianya tidak muda lagi, selain bulan Ramadhan, dia juga berpuasa pada hari-hari lain.
Sebelum Muhammad Saw diutus menjadi nabi, ia selalu memikirkan tentang tanda-tanda keberadaan Tuhan. Muhammad sering mendatangi Gua Hira untuk waktu yang lama dan merenungkan rahasia penciptaan. Victor Hugo kemudian berkata, “Dia sepertinya sedang melihat surga, melihat cinta, masa depan dan masa lalu tampak baginya di depan matanya.”
Hugo lalu menulis tentang karakteristik Rasulullah Saw, “Dia menyimak dalam diam dan menjadi orang yang terakhir yang berbicara, dan dia selalu berdoa.”
Dalam pandangan Victor Hugo, Rasulullah Saw adalah sosok yang sangat berwibawa dan bijak, di mana ia tidak mencela orang lain. Setiap kali melewati lorong-lorong, orang akan memberikan salam kepadanya dan ia menjawab salam itu dengan ramah.
Nabi Muhammad Saw memperkenalkan Ali as sebagai penggantinya pada berbagai kesempatan sehingga dia dapat melanjutkan risalah ilahi dan menunjukkan jalan menuju kebahagiaan kepada masyarakat. Victor Hugo juga menulis tentang itu dalam puisinya:
“Dia diam dan tenang, tapi tatapannya seperti elang yang terbang tinggi dan terpaksa harus meninggalkan langit. Dia membawakan al-Quran dari sisi Tuhan kepada masyarakat, dia telah membacanya kembali secara utuh. Dan kemudian panji Islam diserahkan kepada pembawa panji, Ali sambil berkata, ‘Ini adalah fajar terakhir dalam hidupku, Tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Esa, berjuanglah di jalan-Nya.’”
Rasulullah Saw adalah utusan terakhir Tuhan serta penerus jalan para nabi dan rasul yang telah tiada. Dia adalah penyempurna mata rantai para utusan Tuhan dan dengan kedatangannya, sejarah umat manusia mengalami perubahan besar.
Victor Hugo menggambarkan hal itu dalam puisinya sebagai berikut: “Aku adalah sebuah kalimat dari lisan Tuhan, aku abu seperti manusia dan aku api seperti para nabi – pemberi kehangatan dan penerangan – Al Masih adalah pendahulu kedatanganku… Putra dari Maryam adalah sosok yang lembut dan indah bertutur kata, tetapi aku sebuah kekuatan yang menyempurnakan cahaya yang dibawa oleh Isa. Orang-orang yang hasut menumpahkan kebenciannya kepadaku, mereka menolak aku, tetapi karena aku merasakan kebenaran dalam diriku, aku bangkit untuk bertarung, aku sendirian dan masih sendirian… mereka menyerang aku dengan kejam, tapi akhirnya kalah dan aku tidak mundur selangkah pun.”
Ketika Nabi Saw merasa ajalnya sudah dekat karena penyakitnya, ia pergi ke masjid dan berkata kepada masyarakat, “Adakah aku berhutang dengan kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau jika bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia.”
Masyarakat terharu dan menangis mendengar ucapan itu. Semua terdiam, tetapi tiba-tiba seorang lelaki bangkit dari barisan dan berkata, “Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta kau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa. Aku masih ingat ketika Perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Tetapi, cemeti tersebut tidak mengenai kuda dan terkena pada dadaku.”
Rasulullah Saw berkata, “Sesungguhnya itu adalah hutang.” Sahabat itu berkata, “Kalau begitu aku ingin segera membalasnya wahai Rasulullah.” Para sahabat terkejut dan bercampur marah mendengar itu. Rasulullah kemudian mengangkat bajunya pertanda siap dituntut balas, namun sahabat tersebut melempar cemeti itu jauh-jauh dan memeluk tubuh Rasulullah Saw. Ia berkata, “Ya Rasulullah, aku sengaja melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sesungguhnya aku takut dengan api neraka. Maafkanlah aku ya Rasulullah.”
Victor Hugo mengabadikan kejadian itu dalam puisinya dan menggambarkan kondisi Rasulullah Saw yang datang ke masjid sesaat sebelum wafat untuk bertemu dengan masyarakat, mendoakan mereka, dan mengucapkan salam perpisahan.
“Wajah pucat dan dengan tubuh yang gemetar dia berkata, ‘Wahai manusia! Sebagaimana hari yang cerah akan berakhir dengan malam yang gelap, kehidupa anak manusia juga akan berakhir dengan kematian, kita semua diciptakan dari dunia yang fana dan tidak berarti, dan hanya Tuhan yang kekal dan esa.”
Sebagai rasa hormat dan pengakuannya atas Nabi Muhammad Saw, Victor Hugo menulis wasiat terakhir yang disampaikan Rasulullah kepada umatnya dalam bentuk puisi.
“Wahai manusia! Berimanlah kepada Allah dan bersujud kepada-Nya, bersikaplah ramah dan bertakwa, dan berlaku adil. Beruntunglah engkau tetap berada di balik tembok yang memisahkan surga dari jurang neraka, tidak ada orang yang tanpa kesalahan tetapi ia berusaha agar terbebas dari siksaan.”
Penyair Prancis ini kemudian menjelaskan kisah pertemuan terakhir Nabi Saw dengan masyarakat di masjid. “Ia kemudian terdiam lalu larut dalam pikiran, orang-orang memandangnya dengan penuh kasih, untuk sosok gagah ini yang telah menjadi sandaran mereka seumur hidupnya.”
Victor Hugo melanjutkan puisinya dengan menggambarkan detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah Saw.
“Di malam hari, malaikat maut muncul di depan pintu rumah dan meminta izin untuk masuk. Nabi mengizinkannya, dan orang-orang yang bersamanya melihat bagaimana tatapannya memancarkan cahaya. Mereka melihat cahaya yang sama di matanya seperti yang mereka lihat hari itu, saat ia terlahir ke dunia. Kemudian nafas terakhir keluar dari mulutnya dan Muhammad telah wafat.”
Nabi Muhammad Saw dalam Pandangan Orientalis (20)
Kepribadian luhur Nabi Muhammad Saw termasuk perilaku yang luar biasa telah menjadikannya sebagai penghulu para nabi dan utusan Tuhan. Dia telah memproklamasikan dan mendirikan agama Islam.
Dengan bersandar pada ayat-ayat al-Quran yang diwahyukan kepadanya, Nabi Muhammad Saw menyebarkan perilaku terpuji ke seluruh dunia seperti, keadilan, sifat amanah, persaudaraan, kasih sayang, keberanian, dan ketakwaan.
Terlepas dari derajat spiritualitasnya, kedudukan yang tinggi, hubungannya dengan alam ghaib, dan kedekatannya dengan Tuhan, Nabi Muhammad adalah contoh sempurna dari semua keutamaan yang dimiliki oleh para nabi dan utusan Tuhan di sepanjang sejarah.
Sebagaimana ungkapan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, “Ketika kita menyebut nama Nabi Muhammad, maka seakan kepribadian Ibrahim, Nuh, Musa, Isa, dan Lukman as serta kepribadian semua hamba yang saleh dan terkemuka dan kepribadian Imam Ali as dan para imam maksum, terukir dalam wujud suci ini (Nabi Muhammad Saw).”
Selama bertahun-tahun dan bahkan berabad-abad, dilakukan upaya untuk menyembunyikan kepribadian sosok yang luar biasa ini. Namun upaya ini tidak berhasil dan sebaliknya, masyarakat dunia menjadi semakin sadar akan sirah dan kehidupan Rasulullah Saw.
Ulama dan intelektual Iran, Syahid Murtadha Muthahhari mengatakan, “Tidak seperti kebanyakan orang, saya tidak marah tetapi justru senang – dengan semua kecintaan dan keyakinan saya kepada agama dan Rasulullah – ketika ada orang yang menciptakan keraguan tentang agama Islam, karena saya percaya dan saya menyaksikan sendiri bahwa Islam telah muncul semakin kuat, semakin berkibar, dan semakin digemari di setiap tempat yang menjadikannya sebagai target serangan.”
John Davenport, seorang peneliti dan pendeta Puritan Inggris abad ke-17, telah melakukan studi tentang Islam dan Nabi Muhammad Saw. Hasil studinya dituangkan dalam sebuah buku berjudul, “An Apology for Mohammed and the Koran.” Buku ini dicetak di London pada tahun 1869 dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia.
Dalam bukunya, John Davenport mencoba menelaah kepribadian Nabi Muhammad Saw dan ajarannya dengan membuang jauh-jauh fanatisme dan tidak terpengaruh oleh opini yang berkembang saat itu.
Dalam mukaddimah bukunya, Davenport menjelaskan tentang tujuan dan motivasi menulis buku ini. Dia berkata, “Penelitian dan kajian ini hanyalah pekerjaan kecil, tetapi dengan penuh ketulusan dan ketertarikan yang besar, saya berusaha untuk membersihkan noda dari tuduhan palsu dan kebohongan yang tidak adil dari sejarah kehidupan Muhammad. Usaha yang cukup sudah dilakukan untuk membela kebenaran seruannya di mana membuatnya menjadi salah satu orang yang paling baik dan penyeru kebaikan untuk dunia kemanusiaan.”
Davenport membantah satu per satu kebohongan yang tersebar di tengah masyarakat Eropa tentang Nabi Muhammad Saw. Dia menulis, “Muhammad adalah orang Arab yang sederhana, mengubah suku-suku kecil yang tercerai-berai, tidak beralaskan kaki, dan kelaparan menjadi sebuah masyarakat yang bersatu dan disiplin, serta memperkenalkan mereka kepada bangsa-bangsa di dunia dengan atribut dan moralitas baru. Dengan cara ini, dalam waktu kurang dari 30 tahun, dia mengalahkan Kekaisaran Konstantinopel dan menggulingkan raja-raja Iran.”
“Ya, Muhammad Pahlawan adalah sosok yang dengan semangat, kegigihan, dan kejeniusannya, mampu mendirikan sebuah agama yang sangat kuat sehingga mereka mereduksi pengikut Zoroaster menjadi komunitas-komunitas kecil yang terpencar-pencar. Setelah penaklukan India, agama kaum Brahmana dan juga agama Buddha yang tersebar sangat luas, dapat disingkirkan. Ia kemudian menaklukkan Suriah, Mesopotamia, dan Mesir serta memperluas wilayah penaklukan dari Samudera Atlantik ke Laut Kaspia dan Sungai Syr Darya (Asia Tengah),” tulis Davenport.
Bagi John Davenport, Nabi Muhammad Saw memiliki kepribadian yang sangat khas dan karisma yang besar. Dia menulis tentang kebesaran jiwa dan keluhuran akhlak Rasulullah, “Perilaku mulianya terhadap orang-orang yang sombong dan angkuh telah mengundang rasa hormat dan pujian dari semua orang. Kapasitas dan kapabilitas yang dimilikinya memberinya keunggulan dan menjadikannya pemimpin. Dia tidak pernah sekolah, tetapi cakrawala intelektualnya begitu luas sehingga dia bisa mengalahkan lawan yang paling cerdas selama diskusi dan pada saat yang sama, pemikirannya menembus jauh ke dalam pikiran para sahabatnya yang paling bawah sekalipun.”
“Kekuatan sastra dan kefasihannya membentuk sosoknya yang bermartabat dan menarik sehingga membangkitkan rasa hormat dari semua orang, meskipun ia sederhana. Kekuatan kejeniusannya begitu besar sehingga memiliki efek yang sama baik pada golongan sufi maupun masyarakat awam,” tulisnya.
Davenport mencatat bahwa Muhammad Saw dalam berurusan dengan orang lain seperti sahabat, rekan kerja, dan kerabat dekat, memperlihatkan perasaan kemanusiaan yang paling indah yang penuh dengan kebaikan dan kasih sayang. Dia melakukan sebagian besar tugas sosial dan pribadinya sendiri, dan pada saat yang sama tetap menjaga reputasinya sebagai seorang nabi.
“Ketika dia menjadi pemimpin mutlak Arab, ia memperbaiki sepatu dan pakaiannya sendiri. Makanannya terdiri dari kurma, air, dan susu. Ketika dia melakukan sebuah perjalanan, dia membawa beberapa potong roti bersamanya dan membagikannya dengan para pembantunya,” ungkapnya.
Setelah menulis tentang karakter dan sifat Nabi Muhammad Saw, pemikir Inggris ini menjelaskan mengenai prasangka dan pandangan keliru sebagian orang terhadap Nabi.
“Bagaimana bisa orang percaya bahwa sosok ini, yang telah memperkenalkan reformasi besar dan abadi di tanah kelahirannya, di negara yang masyarakatnya tenggelam dalam penyembahan berhala selama berabad-abad dan penyembahan berhala dalam bentuknya yang paling buruk alih-alih menyembah Tuhan Yang Maha Esa… Saya ulangi! Bagaimana orang bisa percaya bahwa reformis besar dan berani ini adalah seorang penipu dan bersikap munafik di sepanjang hidupnya?! Dapatkah kita membayangkan bahwa risalah Ilahi yang dibawanya hanyalah hasil dari karangannya sendiri?” tanya Davenport.
Davenport yakin bahwa seseorang tidak bisa bersikap diam di hadapan sosok seperti itu dan memilih tidak memujinya. “Jika kita melihat situasi penghuni gurun Arab sebelum kemunculan Muhammad dan membandingkannya dengan situasi setelah revolusinya, dan jika kita melihat sedikit pada bara api cinta yang berkobar di hati jutaan pengikutnya dan berlanjut hingga hari ini, kita akan segera menemukan bahwa adalah tidak tahu malu dan egois untuk tidak memuji dan menghormati sosok yang hebat dan luar biasa ini. Kita telah meragukan kekuasaan Tuhan jika kita menganggap kemunculan Muhammad sebagai sebuah kebetulan belaka,” ujarnya.
Penulis buku “An Apology for Mohammed and the Koran” ini menggambarkan al-Quran sebagai ajaran yang paling sempurna dan kitab yang diturunkan oleh Allah Saw. Dia menulis, “Akidah dan keimanan Muhammad Saw terbebas dari kontaminasi prasangka, ambiguitas, dan keraguan. Al-Quran adalah saksi yang nyata dan besar tentang Keesaan Tuhan. Al-Quran benar-benar terbebas dari cacat sehingga tidak membutuhkan revisi atau koreksi sedikit pun. Ia bisa dibaca dari awal sampai akhir tanpa membuat manusia merasa lelah.”
Davenport menambahkan, “Semua orang mengakui bahwa al-Quran diturunkan dengan bahasa yang paling bisa dimengerti, paling fasih, dan dalam dialek suku Quraisy yaitu suku Arab yang paling mulia dan terbaik… Al-Quran penuh dengan kiasan yang indah dan perumpamaan yang kuat.”
Menurut definisi orientalis Inggris ini, Islam dibangun pada prinsip dan argumen yang rasional bahwa segala sesuatu yang lahir harus mati dan segala sesuatu yang bangkit akan sirna, dan atas dasar argumen ini ia menolak penyembahan berhala, orang, dan bintang. Al-Quran menjelaskan tentang keyakinan Muhammad Saw tentang penyembahan terhadap wujud abadi yang tak terbatas, tidak berbentuk, tidak bertempat, tidak beranak, tidak memiliki sekutu, tetapi Dia hadir di sudut yang paling misterius dan tersembunyi dari lubuk hati kita.
Davenport berkata, “Tidak diragukan lagi bahwa jika kita tidak menganggap Muhammad Saw sebagai sosok yang paling langka di dunia dan sosok jenius yang paling mulia yang pernah dilahirkan dunia, maka kita harus menerimanya sebagai salah satu orang terhebat dan kepribadian yang unik, di mana benua Asia harus bangga karena memiliki sosok seperti ini.”