کمالوندی

کمالوندی

 

William James Durant, filosof, sejarawan dan penulis Amerika termasuk mereka memperhatikan peradaban Islam dan faktor pembentukan peradaban di sepanjang sejarah.

Pasang surut dan kemunculan atau kehancuran perdadaban termasuk peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah. Sepanjang sejarah, banyak peradaban yang terlahir, berkembang dan pada akhirnya mengalami kemunduran. Masalah ini merupakan salah satu sunnah Ilahi terpenting serta janji kepada kaum tertindas bahwa kemenangan dan kekuasaan kubu arogan tidak langgeng dan juga ketertindasan kaum tertindas oleh penguasa juga tidak abadi.

Allah Swt di Surah al-Qisas ayat kelima bersabda: «وَ نُرِیدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَی الَّذِینَ اسْتُضْعِفُوا فِی الْأَرْضِ وَ نَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَ نَجْعَلَهُمُ الْوارِثِینَ» Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).

Will Durant, sejarawan asal Amerika ini di karyanya memiliki perhatian terhadap peradaban Islam dan juga faktor-faktor yang melahirkan peradaban di sepanjang sejarah. Sejarawan Amerika ini meyakini bahwa ada banyak faktor dan unsur yang memainkan peran di kelahiran sebuah peradaban.


Ia menulis, kelahiran sebuah peradaban hanya mungkin ketika kerusuhan dan instabilitas berakhir. Karena hanya ketika ketakutan di dalam diri manusia lenyap, maka rasa penasaran dan keinginan untuk membuat inovasi baru bisa aktif. Ketika itu, muncul kondisi bahwa seseorang secara normal memiliki kecenderungan untuk menuntut ilmu dan memulihkan kondisi kehidupan mereka.

Karya terpenting Will Durant adalah The Story of Civilization sekitar 11 jilid yang ditulis melalui kolaborasi dengan istrinya Ariel Durant. Di bukunya dengan memanfaatkan karya sejarawan lain yang ditulis sejak awal sejarah penulisan umat manusia hingga ini, ia mampu menciptakan aliran sejarah baru. Di jilid pertama buku The Story of Civilization dengan tema “Dunia Timur, Tempat Kelahiran Peradaban, Will Durant menulis artikel unik dan menakjubkan tentang budaya, peradaban,seni dan arsitektur Iran.

Di bukunya ini, Will Durant juga memuji Nabi Muhammad Saw dan membahas laju ilmu pengetahuan di bawah ajaran nabi besar Islam ini. Ia menulis, “Peradaban Islam sejak tahun 81-597 Hq (700-1200 M) berada di puncak kejayaannya di bidang keilmuan dan seni. Ilmu eksakta baik kedokteran, kimia, fisika, geologi, biologi dan botani berada di puncaknya dan ilmuwan besar Islam di cabang ilmu ini aktif memberi kuliah, menulis dan melakukan riset. Mereka tak segan-segan mengajar dan membagikan ilmu ini ke negara tetangga dan para pencari ilmu dari berbagai penjuru dunia...Sementara Dunia Barat di era keemasan Islam tersebut tenggelam di ideologi abad pertengahan, kekejaman dan dikuasi pemikiran Gereja serta sepenuhnya jauh dari rasionalitas. Sebaliknya, di dunia Islam muncul ilmuwan besar seperti Ibnu Sina, Kharazmi, Farabi, Mohammad bin Zakaria Razi, Abu Raihan Biruni, Hakim Omar Hayyam, Ibni Khaldun dan lainnya yang menyebarkan ilmunya di dunia tanpa pembatasan.”

Periode emas Islam ini adalah periode yang sama yang bertepatan dengan kehidupan Nabi Mohammad Saw dan zaman pendirian Islam di Madinah. Sama seperti benih yang ditanam dan pohon muncul darinya dan menghasilkan buah setelah waktu yang tepat dan makanan dari bumi, pohon peradaban Islam, beberapa abad setelah ditanam oleh tangan yang diberkati oleh Nabi Suci mulai berbuah dan buahnya muncul di bidang budaya, seni, ilmu keagamaan, intelektual, dan ilmu sastra.

Sebenarnya, pencapaian Nabi Suci Islam adalah penciptaan peradaban yang, dengan sendirinya, mengembangkan mekanisme sistem ilmiah terbesar dan menghadirkan kepribadian yang berharga bagi dunia dalam berbagai bidang ilmiah. Dia membacakan wahyu Allah kepada manusia, memperbaiki moral mereka, dan mengajarkan mereka al-Quran dan kebijaksanaan. Akibatnya, perkembangan Islam yang cepat memperluas ruang lingkup peradaban Islam, dan partisipasi berbagai segmen dari berbagai kebangsaan dan ras dalam pendirian dan promosi peradaban ini mengejutkan semua orang hingga ke titik di mana banyak pemikir, terutama pemikir Barat, terpaksa mengaku dalam hal ini.

Will Durant dan Istri
Memperkenalkan karakter hebat Nabi, Will Durant menulis: "Muhammad [saw] berasal dari keluarga bangsawan yang mewarisi kekayaan kecil dari ayahnya. Muhammad berarti - sangat terpuji -. Ada hubungan spiritual antara kata ini dan beberapa frasa Alkitab, dan diantaranya adalah kabar gembira tentang kedatangan Muhammad yang sebutkan oleh Alkitab... Ayahnya, Abdullah, mewarisi lima unta dan sejumlah domba, sebuah rumah dan pelayan untuknya. .. Ibunya meninggal ketika dia berusia enam tahun, dan pada awalnya, kakeknya, yang berusia tujuh puluh enam pada saat itu, merawatnya.

Setelah kakeknya, Mohammad kemudian dirawat pamannya, Abu Thalib. Saat itu Mohammad mendapat kasih sayang besar, tapi seperitnya tidak ada yang berpikir bahwa ia belajar membaca dan menulis. Saat itu, menulis dan mambaca tidak penting menurut pandangan orang Arab. Dengan demikian di seluruh suku Quraisy saat itu tak lebih dari 17 orang yang memiliki kemampuan menulis dan membaca. Namun demikian bahasa paling fasih bahasa Arab keluar dari mulut Muhammad dan ia memiliki pemahaman lebih baik dari orang paling terpelajar di berbagai urusan.

Pemikir Amerika ini adalah salah satu yang pertama menganalisis sejarah di sekitar poros peradaban, yaitu, bagaimana sejarah bangsa-bangsa telah memengaruhi sejarah peradaban manusia, dan pada dasarnya memeriksa peradaban sebagai pemikiran historis. Dia menambahkan: "Mohammad memiliki penampilan penuh kasih (kebesaran). Dia akan memaafkan musuhnya jika dia bertobat. Berurusan dengan urusan pemerintah menghabiskan sebagian besar waktunya, karena ia memperhatikan dengan cermat perincian undang-undang dan urusan peradilan, perdagangan, agama, dan perang. Dia juga memperhatikan kalender dan mengaturnya untuk para pengikutnya ... Dia bertindak atas dasar wahyu dalam pekerjaan legislatif, sebagaimana disyaratkan oleh risalahnya, serta pada urusan kehidupan biasa dan saat ini, instruksi yang diperlukan diumumkan melalui wahyu. »

Mengacu pada keberhasilan besar Nabi, ia menambahkan: "Muhammad berusaha untuk meningkatkan tingkat pengetahuan etnis dan moralitas, yang telah jatuh ke dalam kegelapan kebiadaban oleh panasnya cuaca dan kekeringan gurun. Dia berhasil dalam hal ini, dan ini lebih dari keberhasilan semua reformis di dunia. Kecuali dia, hanya sedikit yang bisa memenuhi aspirasi mereka di jalan agama. Muhammad (saw) menciptakan satu bangsa, lebih tinggi dari pengikut Yudaisme, Kristus, dan agama kuno Arab Saudi, dari suku-suku kafir yang tersebar di padang pasir. Dia menciptakan agama yang sederhana dan agama yang terang dan kuat ... sehingga dalam waktu kurang dari satu abad, sebuah kerajaan besar dan luas terbentuk ... agamanya adalah kekuatan penting di zaman kita yang memiliki pengaruh lebih dari setengah dunia dan jumlah pengikutnya. Karena itu, jika kita mengukur kebesaran pengaruh orang-orang hebat pada manusia, kita harus mengatakan bahwa Muhammad (SAW) adalah salah satu dari orang-orang hebat terbesar dalam sejarah.


Menurut Will Durant, apa yang menciptakan dasar bagi perkembangan ini adalah ajaran-ajaran transenden dari Alquran, yang merupakan mukjizat abadi Nabi Suci Islam. Dia menulis: "Dalam Alquran, hukum, dan moralitas adalah satu. Dalam Alquran, perilaku keagamaan termasuk perilaku duniawi, dan semua isinya telah diungkapkan kepada Muhammad oleh Tuhan. Al-Qur'an berisi peraturan yang mencakup etika, kesehatan, perkawinan, perceraian, perlakuan terhadap anak-anak dan hewan dan budak, perdagangan, politik, riba, agama, kontrak, wasiat, urusan industri, properti, perang dan perdamaian, dan sebagainya. Kitab suci ini mempromosikan moral dan budaya umat Islam dengan berkat-berkatnya dan menetapkan prinsip-prinsip tatanan sosial dan persatuan kolektif di antara mereka...”

Lebih lanjut ia menambahkan, “...Selain itu, ia mendorong mereka untuk mengikuti peraturan kesehatan; Dia membebaskan pikiran mereka dari banyak ilusi dan takhayul dan dari penindasan dan kekerasan; Dia memberi orang-orang martabat dan harga diri dan menciptakan kesederhanaan dan kesalehan dalam komunitas Muslim yang belum pernah ada di masyarakat berkulit putih. Al-Qur'an mengajarkan orang untuk menghadapi masalah hidup tanpa mengeluh dan bosan, untuk menanggung keterbatasannya; "Pada saat yang sama, itu mendorong mereka untuk berkembang dan maju, yang merupakan salah satu keajaiban sejarah."

 

Allah Swt memberikan dua sarana kepada manusia untuk mengantarkan mereka menuju tujuan utama penciptaan. Salah satu dari sarana itu adalah akal yang menghiasi manusia dengan kekuatan ini.

Jika manusia hanya mengandalkan akal untuk sampai ke titik tujuan, tentu ia dengan sendirinya tidak dapat memenuhi keinginan mereka, karena cakupan hidayahnya terbatas. Oleh karena itu, Allah Swt mengutus nabi dan rasul di zaman yang berbeda untuk membimbing umat manusia dan Dia menjadikan para utusan-Nya sebagai penunjuk jalan.

Ketetapan dan sunnah Ilahi ini dimulai dari zaman penciptaan manusia, sesuai dengan keadaan dan kondisi masyarakat serta berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan akal manusia hingga berlanjut sampai periode Rasulullah Saw. Pada masa Nabi Saw, akal manusia mencapai kematangan dan pertumbuhan yang tidak memerlukan lagi kehadiran nabi baru. Manusia bisa mengadopsi aturan dan panduan kehidupannya dari ajaran yang dibawakan oleh Rasulullah.

Agama ini akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia hingga hari kiamat. Allah menutup pintu kenabian dengan mengutus Muhammad Saw dan menetapkannya sebagai nabi terakhir, artinya tidak akan ada nabi setelahnya. Umat manusia berkewajiban untuk mendengarkan dan mengikutinya.

Seruan global Nabi Muhammad Saw mendapat banyak rintangan. Suku-suku yang ingin dibimbing oleh Rasulullah tidak berada pada level yang sama dari segi budaya, peradaban, moralitas, dan wawasan. Kondisi ini menciptakan banyak rintangan baginya dalam menyebarkan agama Islam.


Tetapi, sosok agung ini tidak pernah menyerah dan terus menyeru orang-orang kepada Islam dan iman dengan akhlak mulianya. Imam Ali as pernah mengisahkan bagaimana perjuangan Rasulullah Saw dalam berdakwah dengan mengatakan, “Allah mengutus Nabi di saat manusia sedang tersesat dalam kebingungan dan sedang bergerak ke sana sini dalam kejahatan. Hawa nafsu telah menyelewengkan mereka dan tipu daya menyimpangkan mereka. Kejahilan yang amat sangat telah membuat mereka menjadi tolol. Mereka dibingungkan oleh ketidakpastian dan kejahatan jahiliah.

Kemudian Nabi Saw berusaha sebaik-baiknya dalam memberikan kepada mereka nasihat yang tulus; beliau sendiri berjalan di jalan yang benar dan menyeru (mereka) kepada kebijaksanaan dan nasihat yang baik.”

Kali ini kita akan mengkaji pandangan seorang orientalis dan sejarawan terkenal Barat, Arnold Joseph Toynbee tentang sosok Nabi Muhammad Saw. Ia dilahirkan pada 14 April 1889 di London, Inggris. Toynbee menimba ilmu di Winchester College and Balliol College yang berada di bawah Universitas Oxford.

Dia menulis banyak buku dan yang paling terkenal adalah A study of history sebanyak 12 jilid yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk menyelesaikannya. Dia juga menulis buku-buku lain di bidang sejarah seperti, buku tentang sejarah dan peradaban Yunani, buku Nationality and The War, Civilization on Trial, The World and The West, Aquaintances (tentang sejumlah tokoh terkemuka), East to We, East to West: a Journey Round The World, dan Mankind and Mother Earth.

Toynbee memandang agama sebagai fondasi peradaban dan mengatakan, “Saya percaya bahwa setiap model peradaban, ada manifestasi agama di dalamnya. Saya sepenuhnya setuju bahwa agama menjadi sumber kekuatan kehidupan yang menciptakan peradaban dan membuat mereka tetap hidup.

Yang saya maksud dengan agama adalah pandangan hidup yang memberikan orang-orang kemampuan dalam memecahkan kesulitan tentang esensi manusia. Dalam arti bahwa agama memberikan jawaban yang bermakna dan meyakinkan atas pertanyaan-pertanyaan mereka tentang misteri ilmu dan peran manusia. Dan dengan menyediakan panduan praktis, mereka dipersiapan untuk hidup di alam ini.

Setiap kali orang kehilangan kepercayaan pada agamanya, maka peradaban mereka akan mengalami perpecahan sosial dan menyerah di hadapan agresi militer asing. Kemudian, peradaban yang telah hancur karena kehilangan kepercayaan pada agama, digantikan oleh peradaban baru yang diilhami oleh agama yang berbeda.”

Arnold Joseph Toynbee.
Nabi Muhammad Saw – dengan model peradaban Islam – mampu membawa perubahan fundamental di tengah masyarakat Arab dalam waktu singkat dan mengubah masyarakat jahiliyah menjadi komunitas yang beradab dengan pemerintah yang terpusat, yang dilengkapi dengan lembaga-lembaga politik, hukum, dan peradilan dengan hukum yang jelas dan solutif.

Gebrakan Nabi Muhammad Saw menyebabkan perubahan struktur masyarakat jahiliyah dan meletakkan dasar-dasar peradaban yang orisinil, kreatif, dan inklusif, sehingga masyarakat Islam dan manusia sampai sekarang masih memperoleh manfaat dari pencapaian material dan spiritual Rasulullah.

Arnold J. Toynbee menyajikan sebuah bab khusus tentang Muhammad: Nabi dan Negarawan dalam bukunya, Mankind and Mother Earth: A Narrative History of the World. Meskipun ia memuji Islam dan peradaban Islam sebagai sebuah agama dan peradaban, tetapi ia kadang memiliki pandangan yang bertentangan tentang Islam dan Muslim.

Yang pasti, dia memperkenalkan Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Tuhan yang merupakan sumber lahirnya peradaban Islam. “Agama Islam muncul dan berkembang berkat kejeniusan pemberian ilahi kepada Muhammad – Utusan Tuhan – dalam kaitannya dengan sejarah Arab Saudi," tulisnya.

Toynbee kemudian menggambarkan kondisi sosial dan politik Arab Saudi pada masa itu, dan menyebut Islam dan misi Nabi Muhammad sebagai pengalaman spiritual Muhammad. Dia menulis, “Wahyu pertama yang turun dari Tuhan kepada Muhammad sekitar tahun 610 Masehi. Pada masa itu ia menikah dengan Khadijah dan membangun keluarga di Mekkah. Pengalaman spiritual Nabi Muhammad terjadi dengan datangnya Jibril, malaikat Tuhan.”

“Muhammad mendengar Jibril mendiktekan kata-kata kepadanya untuk disampaikan kepada pengikutnya di Mekkah. Awalnya ia meragukan tentang kebenaran dan kevalidan pengalaman spiritual ini, tetapi ketika itu disampaikan berulang-ulang dan tegas, Muhammad mulai yakin dengan kebenaran wahyu dan misinya, dan kemudian berbicara seperti Isa sebagai sosok yang memiliki kekuatan ilahi,” tulisnya.


Menurut Toynbee, karena situasi sulit di kota Mekkah, hijrah Nabi Muhammad ke Madinah telah menyebabkan perkembangan dan kemajuan Islam. Dia menulis, “Nabi Muhammad sebagai pemimpin agama orang-orang Yathrib, menyatukan dan merekonsiliasi berbagai suku Yathrib satu sama lain dan juga orang-orang Mekkah yang hijrah bersamanya ke Madinah. Tampaknya mayoritas non-Yahudi dengan sukarela masuk Islam dan agama Islam telah menjadi ikatan yang efektif antara penduduk asli dan muhajirin.”

Di bagian lain bukunya, Toynbee membandingkan Rasulullah Saw dan Nabi Isa as dari segi kepemimpinan politik. “Situasi politik yang dihadapi Nabi Muhammad berbeda dengan situasi politik Nabi Isa ketika ia ditangkap. Isa salah satu penduduk Kekaisaran Romawi, dan jika ia memberontak melawan kekaisaran, maka pemberontakannya akan menelan banyak korban jiwa, tanpa memperoleh kemenangan militer. Nabi Muhammad tidak memiliki peluang apapun untuk menang, tetapi ia telah menang, ia menang sebagai seorang pemimpin/negarawan, dan Islam terlibat dalam urusan politik,” ujarnya.

Di tempat lain, Toynbee mengklaim agama Kristen akan menyebar di masa depan. Namun dalam bukunya Civilization on Trial, dia berbicara tentang penguasaan agama Islam atas dunia. “Pan-Islamisme telah mati, tetapi jika kaum tertindas dunia memberontak melawan hegemoni Barat dan berada di bawah satu kepemimpinan, ia akan bangkit lagi dan seruan pemberontakan ini mungkin efektif dalam mengobarkan semangat Islam, dan Islam kembali bangkit untuk memainkan peran efektif dan historisnya,” tulisnya.

Minggu, 06 September 2020 20:05

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (21)

 

Untuk menciptakan perubahan dalam hidup, dan menuju hidup lebih baik, kita memerlukan inspirasi baru, dan rekreasi yang sehat.

Manusia adalah makhluk bumi sekaligus langit, dan jiwanya sebagaimana fisiknya akan lelah dengan aktivitas berulang dan monoton. Berdasarkan fitrahnya, manusia membutuhkan keragaman dan perubahan, jika irama hidupnya monoton, ia bisa mengalami depresi dan putus asa. Pada hakikatnya, keinginan untuk bepergian, rekreasi dan menghibur diri adalah sifat alamiah yang ada dalam diri manusia, dan selalu ada bersamanya sejak lahir hingga akhir usianya.
 
Pengalaman membuktikan, menjalankan kegiatan rutin dan monoton, seiring berjalannya waktu akan menurunkan efisiensi kerja seseorang, tapi jika pekerjaannya dibarengi dengan rekreasi, dan hiburan yang sehat, kuantitas dan kualitas kerjannya akan meningkat. Oleh karena itu, mulailah bergerak dan bekerjalah untuk perubahan yang positif. Dapat dipastikan dalam kondisi saat ini kita harus menciptakan perubahan, dan menyelamatkan hidup kita dari rasa bosan, dan rutinitas keseharian. Sebagai langkah awal, kita membutuhkan ide-ide baru.
 
Rekreasi, hiburan dan menciptakan perubahan positif dalam hidup juga dijelaskan dalam beberapa hadis Islam dengan cara menarik. Salah satu contohnya, Imam Ali as berkata, waktu hidup seorang mukmin di bagi menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk munajat kepada Allah Swt, dan untuk melaksanakan berbagai urusan spiritual, bagian kedua untuk memikirkan kehidupan keseharian, dan bagian ketiga untuk memanfaatkan kenikmatan dunia yang halal, dan sesuai syariat agama. Hal yang menarik adalah dalam hadis itu ditambahkan kalimat “memanfaatkan kenikmatan dunia yang halal" tersebut dapat membantu bagian yang lainnya.
 
Artinya bahwa rekreasi dan hiburan dalam hidup sedemikian pentingnya sampai dalam beberapa hadis "memanfaatkan kenikmatan hidup yang halal" ditempatkan pada posisi yang sejajar dengan urusan kehidupan dan hari akhir. Dalam hadis-hadis itu disebutkan, seorang Muslim hakiki mengkhususkan sebagian waktunya untuk menikmati kenikmatan hidup yang halal, sehingga menciptakan kebahagiaan, dan akhirnya memberi kesempatan bagi dirinya untuk lebih mudah melaksanakan kewajiban agama dan dunia.
 
Untuk menciptakan perubahan hidup, dan beranjak ke arah yang lebih baik, dibutuhkan ide-ide baru, dan rekreasi yang sehat. Mungkin di masa kecil kita biasa disibukkan dengan sebuah bola kecil, dan terkadang hanya dengan beberapa boneka buatan tangan, setengah hari kita habiskan dengan penuh suka cita. Di dalam khayalan, kita seolah menjadi ibu dari boneka itu, kita menidurkan dan membangunkannya, memberinya makan dan merapikan rambutnya, atau sembari membayangkan pemain sepakbola idola kita, kita menendang bola ke udara, dan merasa sangat hebat.
 
Tapi ketika beranjak dewasa, manusia membutuhkan hiburan dan rekreasi yang lebih menantang, dan permainan-permainan atau petualangan yang lebih berbahaya, baginya menjadi lebih menarik.
 
Kehidupan akan lebih menarik dengan hiburan baru yang mencakup ragam dan jenis lebih luas yang sebagian bisa diperoleh secara gratis dan banyak yang berbayar namun sangat terjangkau. Sebagai contoh jogging yang dilakukan sendirian setiap hari atau bersama anggota keluarga lain, ikut kelas olahraga, bertamasya ke alam bebas, bermain dengan anak di alam, melakukan aktivitas berkelompok seperti mendaki gunung atau panjat tebing, bepergian ke tempat-tempat baru seperti gua yang menghadirkan nuansa petualangan, menonton pertunjukan teater atau film di bioskop, dan masih banyak jenis rekreasi sehat lainnya.
 
Mengubah rutinitas hidup sekalipun dengan hal-hal kecil dan tidak terlalu penting sangat bisa dilakukan, dan tidak perlu merusak fondasi asli hidup. Terkadang dengan perubahan kecil dalam rutinitas hidup, kita bisa membuat waktu yang kita lewati semakin indah. Misalnya daripada melakukan sarapan pagi seperti biasa di rumah, kita pergi ke alam, dan menikmati udara segar lalu menyantap makan pagi.
 
Perubahan-perubahan positif, sedikit membutuhkan kreativitas dan semangat tinggi yang dapat membuat hidup lebih menarik, dengan keputusan-keputusan kita. Kepercayaan manusia dalam hal ini memainkan peran penting. Menurut sebagian pembesar kita, manusia membangun hidup atas kepercayaannya. Orang-orang yang percaya diri, dan berpikiran positif akan memilih pilihan-pilihan terbaik meski dalam kondisi paling sulit sekalipun, dan orang-orang yang berpikiran negatif terus menambah kesulitan dalam hidupnya.
 
Sangat penting bagi manusia untuk percaya kepada diri dan Tuhannya, dan tahu bahwa Tuhan menginginkan semua yang terbaik baginya. Iman kepada Tuhan, ridha dan bersyukur, mencintai diri dan sesama, dan berpikiran positif akan membuat seseorang mampu mengubah hidup dan irama kehidupannya menjadi lebih indah dengan kreativitas kecil.
 
Perubahan positif lain yang bisa membuat hidup lebih bergairah adalah rumah yang nyaman dan tenang. Rumah yang bersih memberikan pengaruh positif pada penghuninya. Untuk membuat hidup lebih menarik, pertama kita dapat melakukan perubahan kecil pada tata ruang rumah sehingga menambah kenyamanan.
 
Kebersihan tempat tinggal kita menyebabkan rumah tampak lebih luas, lebih terang dan menambah energi positif, dan ini diperlukan untuk membuat hidup lebih bergairah. Rumah yang berantakan dapat menambah kelelahan pada pikiran, dan jiwa seseorang, dan menghilangkan ketenangan. Terkadang perubahan dekorasi rumah menyebabkan perubahan kondisi psikologis penghuninya, dan ia merasa lebih nyaman tinggal di rumah.
 
Kita bisa membuat rumah kita lebih indah dengan mengeluarkan barang-barang yang tidak terpakai dan rusak, mengubah dekorasi, dan meletakkan barang-barang pada tempat yang tepat. Menambahkan pot bunga alami, dan bunga berwarna warni di ruangan rumah, selain membersihkan udara ruangan, juga membuat pemandangan indah untuk mata kita.
 
Selain lingkungan di dalam rumah, kita juga harus memperhatikan lingkungan luar rumah sebagai tempat rekreasi sehat. Dalam pandangan Islam, rekreasi dan hiburan yang tidak sehat justru membuat jiwa seseorang semakin lelah dan menjadikan tubuhnya semakin lemah. Rekreasi dan hiburan yang sehat dilakukan dengan menikmati kenikmatan hidup secara alami, tapi hiburan yang tidak sehat, menikmati kelezatan hidup yang tidak sehat, tidak alami dan menyimpang, bukan saja tidak membawa ketenangan hakiki bagi manusia, bahkan membawa kerusakan baginya.
 
Oleh karena itu Imam Ridha as berkata, jadikanlan kenikmatan dunia untuk keberhasilan kalian, dan penuhilah dorongan naluri duniawimu dengan cara yang dibenarkan oleh syariat agama. Berhati-hatilah dalam hal ini jangan sampai sifat ksatria dan kemuliaanmu rusak, dan terjebak dalam sikap ekstrem dan berfoya-foya, gunakannlah semua kenikmatan dunia dan hiburan ini untuk membuat urusan duniawimu lebih baik.  
 
Beberapa rekreasi dan hiburan tidak sehat yang juga membahayakan fisik manusia di antaranya adalah merokok, mengkonsumsi narkotika, dan obat penenang. Menikmati kelezatan, ikut-ikutan dan ingin menunjukkan diri, merupakan sebagian faktor yang mendorong seseorang merokok dan mengkonsumsi narkotika. Masalah ini banyak menghinggapi kaum muda dan remaja. Mengkonsumsi narkotika dan obat penenang dapat menciptakan pertemanan dengan orang-orang yang tidak baik, dan menghasilkan kesenangan semu yang sementara, namun ia lalai bahwa semua ini hanya kenikmatan palsu, dan membawa dampak negatif yang besar terhadap tubuh terutama otak manusia.
 
Bentuk rekreasi dan hiburan tidak sehat lainnya adalah meghadiri pertamuan, pesta dan acara hura-hura yang dipenuhi kerusakan moral. Menjalin hubungan tidak sehat dengan lawan jenis mungkin saja menjadi hiburan sesaat bagi seseorang, namun dokter mengatakan ia membawa dampak buruk seperti penyakit Aids, dan depresi akut. Menarik untuk diketahui banyak artis film porno mengalami depresi akut, dan akhirnya bunuh diri, atau meninggal setelah menderita penyakit Aids.
 
Menonton film kekerasan, dan porno melaui video, siaran parabola dan televisi juga sama merusaknya, karena mengganggu pikiran manusia, membuatnya menjadi pemarah dan agresif. Kegiatan-kegiatan tersebut menjauhkan manusia dari urusan-urusan penting hidup, dan membuatnya kecanduan. Lebih penting dari itu, menonton film-film tidak sehat semacam ini bisa mempengaruhi kehidupan keluarga. Para psikolog meyakini menonton film-film porno merusak fondasi keluarga. 
 
Pada akhirnya harus kita katakan mengenal jenis rekreasi dan hiburan yang sehat, dan perencanaan untuk melakukannya merupakan perubahan positif terbaik yang bisa meningkatkan kualitas hidup, dan membuat hidup lebih ideal.(

Minggu, 06 September 2020 20:04

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (20)

 

Menepati janji merupakan sebuah prinsip universal, dan termasuk di antara keutamaan akhlak terbaik yang diakui seluruh masyarakat dunia. Sebaliknya tidak menepati janji, atau melanggar janji merupakan keburukan akhlak dan termasuk pengkhianatan.

Untuk memiliki sebuah kehidupan yang baik dan sehat, kita membutuhkan hubungan sosial yang positif yaitu ketika orang-orang yang ada dalam kehidupan kita begitu berharga, layak dihormati dan penting. Kita memiliki sahabat-sahabat yang menolong kita di saat kita kesulitan. Orang-orang yang saat berada di samping mereka, kita merasa tenang dan membuat hidup kita nyaman.
 
Orang-orang yang ikhlas dan mengubah kesedihan kita menjadi kebahagiaan, adalah nikmat yang besar. Mereka bisa jadi salah satu anggota keluarga kita atau mungkin sahabat kita. Orang-orang yang keberadaannya harus kita hargai, dan berusaha kita jaga. Menjaga persahabatan, dan hubungan sosial yang baik membutuhkan kerja keras serta komitmen.
 
Dengan menjauhkan diri dari sikap sombong, takabur, harapan tinggi, dan memupuk sikap tepat janji, dan berbuat baik, kita bisa memperkuat persahabatan. Salah satu sikap sosial penting yang memainkan peran signifikan dalam mengokohkan hubungan sesama manusia adalah tepat janji. Banyak pertemanan dan persahabatan yang hancur gara-gara satu ingkar janji.
 
Kata janji atau ahd dalam bahasa Arab pada kenyataannya adalah sejenis kontrak moral, sosial dan duniawi yang diikat oleh dua orang, dua kelompok, beberapa orang, beberapa kelompok atau di antara banyak orang dari sebuah bangsa dengan pemimpin. Agama Islam sangat menekankan sikap tepat janji, dan menganggapnya sangat bernilai, sehingga dicatat dalam banyak ayat Al Quran. Salah satunya dalam Surat Al Isra ayat 34,
 
وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
“…… dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”
 
Menurut pendapat Allamah Tabatabaei, ayat suci ini seperti ayat-ayat Al Quran lainnya memuji sikap tepat janji, dan mengutuk sikap melanggar janji, ini mencakup janji seorang atau dua orang, juga mencakup janji sosial dan antar kaum, etnis, umat dan masyarakat dunia. Dalam pandangan Islam, menepati janji sosial dan internasional lebih penting ketimbang janji individu, karena keadilan sosial lebih penting, dan pelanggarannya lebih berat.
 
Al Quran dalam banyak ayatnya sangat menekankan sikap menepati janji, dan menganggap sikap mulia ini sebagai fitrah karena sudah dibawa manusia sejak dilahirkan. Artinya sejak kanak-kanak, orang sudah bisa memahami sikap melanggar janji, dan menganggap tepat janji sebagai sikap yang penting. Seorang anak akan langsung bersedih dan marah saat kedua orangtuanya melanggar janji, ia akan menganggap perilaku itu sebagai kebohongan, dan mencelanya.
 
Setiap manusia tumbuh bersama sikap ini, dan dalam setiap fase kehidupannya menganggap tepat janji sebagai sikap yang penting. Untuk menjalani hidup yang lebih baik, maka kita harus menjaga diri agar selalu menepati janji dalam kehidupan sosial kita. Al Quran dalam surat Maryam ayat 54, menyebut sikap tepat janji sebagai salah satu sifat menonjol Ismail, putra Nabi Ibrahim as.
 
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.”
 
Pada tafsir ayat ini yang dikutip dari Imam Jafar Shadiq as disebutkan, Nabi Ismail mengikat janji dengan seseorang namun orang itu tidak datang di tempat yang sudah dijanjikan. Nabi Ismail menunggu lama di tempat itu sampai para pengikut beliau khawatir. Akhirnya seseorang yang kebetulan melewati tempat  tersebut melihat Nabi Ismail dan berkata, Wahai Nabi Tuhan, kami khawatir karena Engkau tak kunjung datang. Nabi Ismail menjawab, saya berjanji untuk bertemu seseorang di tempat ini, tapi dia tidak datang, dan selama ia tidak datang saya akan tetap menunggunya di sini. Kemudian orang itu menyampaikan keterangan Nabi Ismail kepada masyarakat, dan mereka mendatangi orang yang berjanji bertemu Nabi Ismail, dan membawanya. Orang tersebut dalam keadaan malu berkata, Wahai Nabi Tuhan saya lupa telah berjanji untuk bertemu dengan Anda. Lalu Nabi Ismail menjawab, jika kamu tidak datang, aku akan terus berada di sini.
 
Menepati janji merupakan salah satu sifat Tuhan, dan teladan orang-orang berakal, sementara melanggar janji akan melahirkan kefasikan dan kerugian serta menyebabkan laknat Tuhan.
 
Para penyampai wahyu Tuhan yang mengajak umat manusia untuk menyembah Allah Swt, dan mengutamakan akhlak mulia dalam kehidupan, memberikan perhatian khusus pada janji. Mereka meminta umatnya untuk menepati janji yang benar dan sehat, dan yang lebih penting dari itu mengikat janji penghambaan dengan Tuhan. Saat seorang manusia menganggap dirinya sebagai hamba Tuhan, maka perilakunya akan indah.
 
Saat Allah Swt dijadikan sebagai inti penciptaan, kekuatan serta kecintaan mutlak, dan tetap di jalan penyembahan-Nya, maka kita telah tepat janji. Tidak lalai mengingat Tuhan, dan karena-Nya kita berbuat baik kepada sesama maka kita perlahan-lahan akan merasakan diri kita menjadi baik dan jernih. Maka dari itu tepat janji yang paling penting adalah tepat janji manusia kepada Tuhannya.
 
Menepati janji dalam kehidupan sosial, memainkan peran signifikan, dan merupakan salah satu hal yang sangat jelas. Manusia adalah makhluk sosial, dan kehidupan sosialnya menuntut dia untuk berinteraksi dengan sesama, di satu sisi interaksi seseorang dengan yang lain harus dilakukan berdasarkan komitmen dan kepercayaan sehingga urusan pribadi dan sosial bisa dilakukan dengan kepercayaan penuh.
 
Jika kita perhatikan secara seksama kehidupan sosial, kita akan menyaksikan seluruh aturan hidup bermasyarakat yang dengannya kita hidup lebih tenteram, berdiri di atas pondasi komitmen sosial. Islam untuk menjaga komitmen dan kepercayaan ini memerintahkan umat manusia untuk menepati janji. Keutamaan akhlak ini dan penekanan atasnya oleh Islam merupakan bentuk penghormatan atas hak seseorang, dan komitmen internasional Islam yang menyebabkan penguatan hubungan individu, sosial, politik, dan ekonomi.
 
Jika kita mendambakan sebuah masyarakat yang sehat, maka kita harus berubah menjadi masyarakat yang ideal, dan berperilaku dalam kerangka keutamaan akhlak terutama menjadi orang yang tepat janji. Untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang sehat, sikap menepati janji adalah salah satu prasyaratnya. Sebaliknya, sikap melanggar janji akan mengikis akar kepercayaan, dan melemahkan pondasi hubungan sosial. 
 
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, jangan mempercayai orang yang tidak menepati janji.
 
Masalah seputar janji dan komitmen akan selalu ada dalam setiap tahapan kehidupan manusia. Mulai dari rumah yang merupakan inti sosial terkecil, hingga ke masyarakat. Dalam setiap hubungan sosial sebagian janji dan komitmen itu dicatat, dan sebagian lain tidak dicatat, semuanya dimaksudkan untuk membuat hidup kita lebih baik. Sikap tidak menepati janji akan menurunkan kredibilitas seseorang, dan nilainya di mata orang lain akan jatuh.
 
Jika orang yang tidak menepati janji menduduki jabatan tertentu dan merupakan orang berpengaruh di masyarakat, maka pelanggaran janjinya akan lebih merusak, dan menyebabkan kepercayaan publik hilang, menimbulkan penindasan dan memecah belah masyarakat. Menepati janji bagi para politisi terhadap konstituennya sedemikian penting sampai Imam Ali as dalam suratnya kepada Malik Ashtar menyebut tepat janji sebagai sebuah urusan publik dan kemanusiaan. Imam Ali berkata, jangan sampai engkau mengikat janji dengan sebuah masyarakat lalu melanggarnya karena menganggap lebih bermanfaat.
 
Seorang raja pada suatu malam di musim dingin keluar dari istananya. Saat kembali ke istana, ia melihat seorang penjaga tua dengan pakaian tipis tengah berjaga di tengah dinginnya malam. Kemudian raja bertanya kepadanya, apakah kamu tidak kedinginan ? penjaga tua menjawab, saya kedingingan wahai raja, tapi saya tidak punya baju hangat, dan terpaksa harus menahan dingin ini. Raja berkata, sekarang saya akan pergi ke istana, dan memerintahkan pengawal untuk membawakan salah satu baju hangat saya untukmu.
 
Penjaga tua terkejut, dan berterimakasih kepada sang raja. Akan tetapi seketika masuk ke istana raja lupa dengan janjinya. Pagi hari kemudian ditemukan jasad penjaga tua yang sudah membeku di sekitar istana. Di sisi jasad tampak sebuah tulisan yang hampir tak terbaca, tulisan itu berbunyi, wahai raja saya setiap malam menahan dingin dengan baju tipis ini, tapi janji Anda untuk memberikan baju hangat, telah membunuh saya.

Minggu, 06 September 2020 20:02

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (19)

 

Kegiatan membantu orang lain memiliki aspek yang sangat luas dan mencakup semua urusan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Menyelamatkan seseorang dari jurang narkoba, membantu pendidikan anak-anak dan remaja, menolong keluarga miskin, mendonor organ, dan mendengarkan keluh-kesah orang lain adalah contoh dari kegiatan membantu orang lain.

Membantu orang lain merupakan salah satu kegiatan ibadah terbaik dalam ajaran Islam. Dari perspektif wahyu dan hadis Nabi Saw, ada hubungan erat antara membantu orang lain dan memperoleh kecintaan dari Allah Swt.

Al-Quran menaruh perhatian besar pada kegiatan membantu orang lain dan jika seseorang ingin memperoleh bimbingan dari al-Quran, maka ia harus melakukan infak dan membantu mengatasi kesulitan orang lain.

"Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah, ayat 2 dan 3)

Berdasarkan ayat ini, Allah Swt akan memberikan hidayah kepada orang yang bertakwa, yaitu di samping mengimani yang ghaib dan mendirikan shalat, juga membantu orang lain dan mengabdi kepada sesama. Rasulullah Saw bersabda, "Semua makhluk adalah keluarga Allah. Jadi makhluk Allah yang paling disayangi Allah adalah yang berbuat baik kepada keluarga-Nya."

Setiap individu dapat membantu orang lain sesuai dengan kemampuan mereka. Pelayanan adalah setiap perbuatan baik termasuk memberikan manfaat serta mendukung orang lain secara finansial, moral, dan budaya. Kita harus berlomba-lomba melakukan perbuatan baik dan membantu orang lain sehingga tidak kehilangan kesempatan berbuat baik.


 

Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang dibukakan pintu kebaikan baginya, maka pergunakan kesempatan itu dengan segera, karena sesungguhnya dia tidak tahu kapan pintu kebaikan itu ditutup baginya."

Membantu dan melayani orang lain membawa dampak baik pada individu. Di antara efek baik ini adalah menumbuhkan dan memperkuat spirit pengorbanan dalam diri seseorang. Perbuatan baik ini juga menciptakan iklim kerja sama dan gotong royong di tengah masyarakat yang tentu sangat bermanfaat.

Menurut ajaran al-Quran, berbuat baik tidak hanya terbatas pada suku, kelompok, dan ras tertentu, tetapi dapat dilakukan dalam kondisi keuangan bagaimana pun dan waktu kapan pun.

"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran, ayat 134)

Orang-orang yang berbuat baik dalam situasi apapun, sejatinya ruh menolong orang lain telah tertanam kuat dalam jiwa mereka. Mengenai pentingnya menolong orang lain, Imam Muhammad al-Baqir as berkata, "Ada tiga perbuatan yang paling dicintai oleh Allah yaitu seorang Muslim memberikan makanan kepada Muslim yang lain, mengatasi kesulitannya, dan melunasi utangnya."

Oleh karena itu, seorang Muslim bukan hanya tidak boleh merasa lelah atas kesulitan yang dihadapi orang lain, tetapi karena itu adalah nikmat dari Allah (diberikan kesempatan untuk berbuat baik), maka ia harus bergegas sehingga dengan mengatasi setiap kesulitan, ia akan memperoleh nikmat baru dari-Nya.

Jika seseorang menjadi rujukan masyarakat untuk mengatasi kesulitannya, ia harus berbahagia karena Allah Swt menyayanginya. Jika pintu rumah atau kantornya tertutup untuk masyarakat dan mereka tidak bisa menemuinya, ia perlu tahu bahwa ia telah kehilangan rahmat Tuhan dan ia harus bersedih atas kondisi ini bukannya bahagia.

Lalu, jika ia sendiri adalah orang yang tidak mampu, bagaimana ia dapat membantu orang lain? Jawabannya adalah, orang-orang yang tidak mampu dapat berbuat baik kepada orang lain sebatas kemampuannya. Perlu dicatat bahwa kebaikan dan infak tidak terbatas pada harta, tetapi mencakup setiap anugerah yang diberikan Tuhan, apakah itu harta atau ilmu pengetahuan dan atau pemberian lainnya.

Pada dasarnya, Tuhan ingin menumbuhkan dan memperkuat spirit pengorbanan dan kedermawanan, bahkan di tengah orang-orang yang lemah dan membutuhkan. Bagaimana pun, membantu orang lain berarti seseorang punya rasa peduli terhadap kesulitan kehidupan anggota keluarga, tetangga, kolega, dan bawahannya, dan bergegas untuk menyelesaikannya.

Spirit seperti ini sangat penting sehingga Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang mendengar permintaan pertolongan dari seorang Muslim, tetapi tidak menolongnya, maka ia bukanlah seorang Muslim."

Dalam pandangan Islam, melayani orang lain merupakan sebuah perbuatan terpuji dan misi para auliya Allah dalam menolong masyarakat tidak terbatas pada orang-orang Muslim, tetapi seluruh umat manusia. Rasulullah bersabda, "Pangkal akal setelah beriman kepada Allah adalah berbuat sesuatu yang dapat mendatangkan kecintaan manusia kepadanya, berbuat kebaikan kepada orang lain baik ia orang baik maupun orang jelek, fajir."

Jadi, beriman merupakan salah satu pangkal akal, tetapi untuk menyempurnakannya, ia harus berbuat baik kepada orang lain dan berusaha menyelesaikan kesulitan mereka.

Budaya membantu orang lain merupakan salah satu aturan sosial Islam, dan bentuk terbaiknya adalah tidak mengharapkan pamrih dan sebisa mungkin harus menyembunyikannya (tidak riya'). Al-Quran pada ayat 264 surat al-Baqarah berbicara tentang bantuan tanpa pamrih kepada orang lain. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)…"

Para nabi dan imam maksum menyembunyikan kebaikan yang dilakukan kepada orang lain. Mereka akan menceritakan kepada orang lain jika itu dapat memotivasi masyarakat untuk berbuat kebaikan juga.

Dikisahkan bahwa sebuah kafilah Muslim yang ingin menunaikan ibadah haji tiba di kota Madinah. Mereka menetap selama beberapa hari di Madinah untuk menghilangkan rasa lelah. Kafilah ini kemudian mempersiapkan tunggangannya dan bergerak ke arah Mekkah. Mereka didatangi oleh seorang laki-laki di tengah jalan antara Madinah dan Mekkah. Para anggota kafilah mengenal lelaki tersebut.

Laki-laki itu kemudian bercerita panjang lebar dengan anggota kafilah. Di tengah pembicaraan, dia melihat seseorang di tengah kafilah yang melayani orang lain dengan penuh semangat dan antusias. Lelaki itu menatap wajah pria tersebut dengan seksama. Wajahnya memancarkan cahaya dan dari raut mukanya, bisa ditebak bahwa ia orang yang saleh dan bertakwa. Lelaki ini mengenal pria tersebut dan berkata dalam hatinya, "Ya Tuhan, apa yang telah dilakukan oleh kafilah ini."

Lelaki tersebut berbalik ke arah kafilah dan berkata, "Apakah kalian mengenal siapa pria yang sedang melayani dan melakukan pekerjaan untuk kalian?" Mereka menjawab, "Tidak, kami tidak mengenalnya. Pria itu bergabung dengan rombongan kami di Madinah. Dia orang yang saleh dan bertakwa. Kami tidak meminta dia untuk melakukan apapun buat kami, tetapi dia sendiri ingin membantu orang lain dan meringankan pekerjaan mereka."

"Jelas kalian tidak mengenalnya, jika kalian tahu, kalian pasti tidak akan bersikap tidak sopan kepadanya dan membiarkan dia melayani kalian," ujar lelaki itu. Kafilah kemudian bertanya, "Siapa gerangan pria tersebut?" "Dia adalah putra Husein bin Ali as, cucu baginda Rasulullah Saw. Dia adalah Ali Zainal Abidin bin Husein as," jawabnya.

Para anggota kafilah bergegas bangkit dari tempatnya. Dengan terburu-buru dan rasa malu, mereka mendatangi Imam Ali Zainal Abidin as. Mereka berkata, "Kami benar-benar merasa malu, mengapa engkau tidak memperkenalkan dirimu kepada kami? Mungkin saja kami telah merendahkan kamu karena ketidaktahuan kami dan kami akan menanggung dosa besar di sisi Allah."

Imam Ali Zainal Abidin as berkata, "Aku sengaja memilih kafilah kalian dan melakukan perjalanan bersama kalian. Ketika aku memilih kafilah yang mengenaliku, mereka akan mencurahkan kebaikan dan kasih sayang untukku karena rasa hormatnya kepada Rasulullah Saw, dan mereka tidak akan membiarkanku melakukan pekerjaan apapun. Oleh karena itu, aku ingin memilih kafilah yang tidak mengenaliku dan aku juga tidak memperkenalkan diri kepada mereka sehingga aku bisa dengan senang hati melayani teman-teman seperjalanan." 

Minggu, 06 September 2020 20:02

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (18)

 

Memiliki teman merupakan salah satu nikmat hidup yang berharga. Seorang teman adalah orang yang setia mendampingi, melengkapi, dan menjadi lawan bicara yang berada di dekat kita dalam suka dan duka.

Para ilmuwan percaya bahwa memiliki teman yang care dengan kita adalah sesuatu yang sangat penting. Teman semacam ini dapat menghadirkan kepada kita kesehatan mental, kesuksesan, kebahagiaan, dan momen-momen yang indah. Untuk kehidupan yang lebih baik, kita membutuhkan teman yang baik pula.

Imam Ali as berkata, “Orang yang paling lemah adalah mereka yang tidak mampu menggaet teman, dan orang yang lebih lemah dari dia adalah mereka yang kehilangan teman-temannya.”

Mencari teman adalah sebuah keahlian, dan salah satu kemampuan dari individu yang sehat (ruhani dan jasmani) adalah menemukan teman yang baik, ceria, dan jujur. Sebagian orang karena interaksi sosial yang sangat baik, memiliki kemampuan yang baik dalam mencari teman, tetapi introvert (tipe kepribadian yang lebih fokus pada perasaan internal di dalam dirinya sendiri) biasanya memiliki hubungan yang terbatas dan teman yang lebih sedikit. Tentu saja sekedar punya banyak teman bukan suatu kebaikan, tetapi memiliki teman yang baik, jujur, peduli, religius dan bijak itulah kebaikan.

Teman adalah seseorang yang menemani manusia, pemikiran, gaya, ide-ide, dan minatnya sangat berpengaruh pada individu lain. Manusia biasanya meniru temannya dari segi moral, perilaku, dan bahkan dalam memilih agamanya. Jadi, seorang teman punya pengaruh besar pada orang lain. Rasulullah Saw bersabda, “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”

Al-Quraan membahas masalah penting ini pada ayat 28 dan 29 surat al-Furqan dan menyinggung dialog di antara para penghuni neraka. Allah Swt berfirman, “Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran ketika al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.”

Benar, peristiwa-peristiwa aneh akan terjadi pada hari kiamat seperti rasa penyesalan sia-sia yang disampaikan oleh orang zalim atas kesalahan dan dosanya di masa lalu. Penyesalan ini tidak lagi memberikan keuntungan apapun kepada mereka. Salah satu penyesalan mereka adalah berteman dengan orang jahat dan sesat di dunia.


Mereka adalah orang-orang yang menyesatkan manusia dan menarik orang lain dari jalan lurus kepada kesesatan. Mereka seperti sahabat secara lahiriyah, tetapi sebenarnya mereka musuh berbahaya yang menyesatkan dan menyengsarakan manusia. Mereka menjerumus manusia dalam dosa dan kelalaian, dan akhirnya menjadikan orang lain sebagai ahli neraka.

Berbeda dengan teman buruk, teman yang baik akan menghadirkan suasana positif dalam kehidupan seseorang. Ia mampu mengurangi rasa sepi orang lain serta menularkan semangat dan energi positif. Teman yang baik mengurangi stres dan meningkatkan semangat kita.

Mereka membawa nuansa ceria dan keakraban serta menghadirkan momen-momen bahagia. Teman yang baik membuat hidup lebih mudah bagi seseorang dan menjadikan masalah terlihat kecil. Mereka menjadi tumpuan orang lain di tengah kesulitannya dan meringankan kesedihannya dengan sikap empati dan simpati.

Teman yang baik dan tulus akan membantu di saat bahaya serta saat kesulitan materi, masalah pekerjaan, dan keluarga. Mereka menghadirkan ketenangan saat-saat sulit. Teman yang baik berkontribusi pada kesuksesan seseorang dengan meningkatkan motivasinya serta mendorong kemajuan dan kesuksesannya.

Memiliki teman dan menjalin hubungan emosional yang bersahabat merupakan sebuah kebutuhan manusia. Bahkan jika kita tidak menerima manusia sebagai makhluk sosial, memiliki teman adalah sebuah kebutuhan fitrah dan naluriah serta sebuah fakta yang tidak dapat disangkal.

Islam memiliki saran-saran praktis dalam persahabatan dan memilih teman. Agama ini mendorong persahabatan dengan orang lain dan juga melarang pertemanan dengan kelompok lain. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, “Siapakah teman terbaik?” Beliau bersabda, “Orang yang bertemunya akan mengingatkanmu kepada Tuhan, ucapannya menambah pengetahuanmu, dan perbuatannya menghidupkan kembali ingatan akan hari kiamat dalam wujudmu.”

Cara untuk mengenal sahabat sejati sudah dijelaskan oleh Rasulullah Saw dan para imam maksum, mereka juga memperjelas batas-batas persahabatan. Teman yang baik adalah orang yang mengingat Tuhan dan tujuannya tidak lain kecuali sampai kepada-Nya. Dia rasional, bijaksana, dan memiliki makrifat. Dia bukan pengkhianat, bukan penindas, atau penyebar gosip, tetapi ia individu yang bisa menjaga rahasia dan punya harga diri.

Imam Jakfar Shadiq as berkata, “Waspadalah terhadap tiga kelompok! Pengkhianat, penindas, dan penyebar gosip, karena individu yang mengkhianati orang lain demi menguntungkan kamu, suatu hari nanti ia akan berkhianat kepadamu juga! Orang yang membelamu dengan merampas hak-hak orang lain dan terbiasa berbuat lalim, suatu hari nanti dia akan menindasmu juga! Manusia penyebar gosip akan menyebarkan ucapanmu kepada orang lain, sama seperti dia membawa kata-kata orang lain kepadamu.”

Di antara karakteristik teman yang baik adalah menjunjung tinggi akhlak, ikut bahagia dan senang atas kesuksesan temannya. Dengan kata lain, apa yang dia sukai untuk dirinya, dia juga menginginkan itu untuk Anda, dan apa yang tidak disenangi oleh dirinya, dia juga tidak menginginkan itu untuk Anda.

Ciri lain teman yang baik adalah bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya dan tidak memutuskan tali silaturahim. Menjauhi pertemanan dengan orang yang mencari-cari keburukan orang lain, manusia seperti ini hanya mencari kekurangan orang lain. Mereka mengurangi rasa percaya diri dan menciptakan frustrasi dengan terus-terusan mengkritik atau mencari kekurangan temannya.

Pertemanan dengan orang fasik juga dilarang. Imam Ali as berkata, “Tali persahabatan dengan orang fasik akan lebih cepat terputus daripada persahabatan dengan orang lain.”

Traveling.
Ciri lain teman yang baik adalah bahwa ia bukan penyembah syaitan dan musuh Allah Swt. Orang-orang seperti ini dimurkai oleh Allah, mereka menghancurkan orang lain, dan menjauhkannya dari kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.

Disebutkan dalam riwayat, teman yang baik adalah keluarga terbaik. Jika kita ingin mengetahui apakah ia teman sejati atau bukan, kita perlu mengujinya dengan beberapa hal. Pertama, lihatlah apakah persahabatannya berubah ketika kita jatuh miskin atau tidak. Kedua, ketika marah, apakah dia akan mengupat dan mengeluarkan kata-kata kotor atau menahan diri. Ketiga, apakah ia membantu di saat-saat sulit atau meninggalkan kita sendirian. Imam Ali as berkata, “Teman akan diuji dalam kesulitan.”

Kegiatan travel juga akan memperlihatkan karakter asli seorang teman. Traveling memiliki suka dan duka dan di sini akan terlihat sikap mengalah atau sikap egois. Teman yang baik adalah orang yang selalu jujur ​​dengan temannya dan tidak menipu dia. Sikap licik dan berbohong akan memutuskan jalinan persahabatan.

Manusia harus berusaha menjadi sahabat sejati bagi teman-temannya. Jika punya seorang teman yang tidak menyandang sifat-sifat baik, berusahalah untuk jujur ​​padanya seperti cermin. Dengan sikap baik dan tutur kata yang lembut, sampaikan keburukan temanmu kepadanya dan membantu dia untuk perkembangan dan kesuksesannya.

Dapat dikatakan bahwa pertemanan dengan orang-orang baik akan membawa perkembangan, kesuksesan, dan kesempurnaan bagi kita.

Minggu, 06 September 2020 19:56

Syeikh Tabarsi

 

Abu Ali Fadhl ibn Hassan Tabresi atau Syeikh Tabarsi (468-548 Hijriah Qamariah) adalah salah satu ulama besar Syiah, dan mufasir Al Quran abad ke-5 dan ke-6 Hq. Syeikh Tabarsi menulis sejumlah kitab tafsir Al Quran, dan yang paling terkenal adalah Majma Al Bayan.

Syeikh Tabarsi lahir pada tahun 468 Hq, dan ayah beliau memberinya nama Fadhl. Allamah Majlesi meyakini kata Tabresi merupakan pelafalan kata bahasa Farsi, Tafresh dalam bahasa Arab, oleh karena itu Syeikh Tabarsi berasal dari Tafresh, salah satu daerah yang masih bagian dari kota Qom.
 
Keluarga Syeikh Tabarsi merupakan keluarga terkenal di kalangan Syiah. Ayah beliau Hassan bin Fadhl adalah ulama di masanya, dan putra beliau Radhi Ad Din Tabarsi bersinar seperti mentari di langit ilmu pengetahuan, kezuhudan, dan ketakwaan. Radhi Ad Din adalah murid ayahnya, dan penulis banyak kitab salah satunya Makarim Al Akhlaq.
 
Syeikh Tabarsi atau Fadhl bin Hassan menghabiskan masa kanak-kanak, dan pelajaran dasarnya di lingkungan Makam Suci Imam Ridha as, setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjutkan belajar ilmu-ilmu Islam, dan mengikuti kelas para ulama besar.
 
Syeikh Tabarsi dikenal luar biasa dalam sastra Arab, qiraat, tafsir Al Quran, hadis, fikih dan ushul, juga kalam, ia bahkan sampai ke derajat ahli di masing-masing bidang ilmu tersebut. Meski di masa itu di sekolah-sekolah tidak lazim diajarkan ilmu berhitung, matematika, dan yang lainnya, namun Syeikh Tabarsi mempelajarinya dan menjadi pakar matematika.
 
Ulama-ulama besar dan para penulis riwayat hidup menyebut Syeikh Tabarsi sebagai seorang mujtahid dan fakih besar. Dengan bantuan lebih dari 500 ayat Al Quran tentang hukum ibadah, dan muamalah, Syeikh Tabarsi membahas tema-tema fikih di kitab-kitab tafsirnya. Dia pertama menjelaskan pendapat berbagai mazhab Islam, kemudian menyampaikan pendapatnya sebagai fatwa dari sudut pandang Syiah. Kebanyakan ahli fikih atau fakih besar Syiah memuji pandangan-pandangannya.
 
Syeikh Tabarsi tinggal selama sekitar 54 tahun di kota suci Mashhad, kemudian pindah ke Sabzevar pada tahun 523 Hq atas undangan tokoh-tokoh besar kota itu. Pasalnya di Sabzevar fasilitas untuk mengajar, menulis dan menyebarkan luaskan agama, tersedia lengkap baginya. 
 
Hal yang pertama dilakukan Syeikh Tabarsi di Sabzevar adalah menerima tanggung jawab mengurus Madrasah Darvazeh Iraq, yang kelak berubah menjadi sebuah Hauzah Ilmiah besar dan penting, di bawah kepemimpinannya. Kekayaan budaya, dan ilmu pengetahuan tempat ini menarik banyak pelajar dari tempat-tempat jauh di Iran. Para pelajar agama atau Talabeh muda dengan kecintaannya untuk mencapai kesempurnaan, dan melayani agama, menuntut ilmu di madrasah itu, seperti ilmu fikih dan tafsir dari Syeikh Tabarsi.
  
25 tahun di Sabzevar adalah masa terbaik Syeikh Tabarsi dalam mendidik para pelajar agama, menulis buku dan meneliti. Ia mencetak murid-murid cemerlang di Sabzevar, salah satunya adalah putranya sendiri Radhi Ad Din Tabarsi penulis kitab Makarim Al Akhlaq, Ibn Shahr Ashoub Mazandarani penulis kitab Maalim Al Ulama, Syeikh Muntajab Al Din penulis kitab Fehrest, Qutb Al Din Ravandi, dan Sadzan bin Jibril Qomi.
 
Karya Syeikh Tabarsi yang paling terkenal adalah tafsir Majma Al Bayan. Allamah Amini dalam kitab Syuhada Al Fadhilah, terkait kedudukan  keilmuan Syeikh Tabarsi menulis, Amin Al Islam atau yang dikenal dengan Syeikh Tabarsi adalah pemegang panji ilmu dan ayat hidayah. Dia adalah pemuka agama dan pemimpin mazhab Syiah paling terkemuka. Tafsir Majma Al Bayan cukup untuk menggambarkan lautan keutamaan dan kedalaman ilmu Syeikh Tabarsi. Kitab tafsir yang memancarkan cahaya hakikat, dan sinar ilmu serta wahyu Ilahi, sebuah kitab yang memenuhi kebutuhan ilmu semua orang.
 
“Saya menyingsingkan lengan baju dengan tekad kuat, saya bangkit dan berpikir, sangat dalam berpikir dan di hadapan saya ada sejumlah tafsir yang berbeda, dan saya memohon bantuan kepada Tuhan, lalu mulai menulis sebuah kitab yang hasilnya padat, rapih dan tersusun dengan tertib, kitab ini memuat berbagai bidang ilmu tafsir, dan mutiara-mutiara, baik itu ilmu qiraat, sastra Arab, dan lughat, kerumitan serta kebenaran akidah termasuk ushul dan furu, ilmu akal dan naql, dibuat seimbang, ringkas, lebih tinggi dari singkat, lebih rendah dari rinci, pasalnya pemikiran-pemikiran kontemporer sangat berat, dan tidak mampu bertanding di lomba-lomba besar, karena ulama hanya tinggal nama, dan ilmu hanya tinggal sisa-sisanya.”
 
Syeikh Tabarsi menulis kitab tafsirnya Majma Al Bayan dalam waktu tujuh tahun, dengan mengutip kitab tafsir Al Tibyan milik Syeikh Thusi, dan menjelaskan masing-masing teknik Al Quran secara terpisah dalam susunan yang tertib dan rapih. Keteraturan unik ini menyebabkan para ilmuwan Syiah dan Sunni, menganggap kitab tafsir Syeikh Tabarsi lebih unggul dari kitab-kitab tafsir lain dan memujinya.
 
Majma Al Bayan ditulis dalam 10 jilid kitab, dan dicetak dalam lima jilid. Kitab ini dimulai dengan mukadimah penting, dan menjelaskan tujuh teknik terkait jumlah ayat Al Quran, dan manfaat mengenalnya, mencatumkan nama-nama qari terkenal, dan pendapat mereka, definisi tafsir, tawil dan maani, nama-nama Al Quran dan artinya, pembahasan tentang Ulumul Quran dan masalah-masalah terkait, dan kitab-kitab yang ditulis seputar itu, hadis-hadis terkenal terkait keutamaan Al Quran dan pemilliknya, penjelasan yang penting bagi para qari (seperti membaca Al Quran dengan indah).
 
Di salah satu bagian kitabnya, Syeikh Tabarsi berusaha menjelaskan makna ayat, dan memberikan penjelasan lebih dalam, pada sebuah pembahasan yang dinamai Fasl. Tema-tema semacam takwa, hidayah, tobat, dan syaratnya, ikhlas, nama Nabi Muhammad Saw, dan akhirnya ringkasan dari nasihat dan hikmah Lukman Hakim, contoh dari Fasl ini. Begitu juga hadis dan riwayat dalam jumlah yang banyak ditulis dalam kitab ini yang jumlahnya lebih dari 1.300 hadis.
 
Imam Al Mufasirin, Amin Al Islam Tabarsi meninggal dunia setelah hidup kurang lebih 80 tahun pada 9 Dzulhijjah 548 Hq. di malam Idul Adha di kota Sabzevar. Beberapa penulis Islam, menyebut Syeikh Tabarsi sebagai syahid, dan mereka mengatakan ia meninggal karena diracun. Di sisi lain ada yang menganggap Syeikh Tabarsi meninggal dibunuh sekelompok penyerang. Jenazah beliau dibawa dari Sabzevar ke Mashhad, dan dikebumikan di dekat Makam Suci Imam Ridha as.

 

Menteri Perwakafan dan Urusan Islam Yordania memperingatkan rezim Zionis Israel terkait penangkapan tiga staf Masjid al-Aqsa.

Militer Israel Sabtu (5/9/2020) menangkap tiga penjaga keamanan Masjid al-Aqsa.

Menurut laporan kantor berita Yordania (PETRA), Mohammad KhalailehA had (6/9/2020) seraya mengutuk langkah Israel menangkap staf Masjid al-Aqsa menyatakan, seluruh staf kantor perwakafan Quds dan penjaga keamanan Masjid al-Aqsa serta Dewan Wakaf Quds berada di bawah Kementerian Perwakafan dan Urusan Islam Yordania serta kantor perwakafan Islam Quds sekedar penanggung jawab urusan Masjid al-Aqsa.

"Masjid al-Aqsa tidak dapat dibagi dan hak Muslim di tempat suci ini abadi," papar Khalaileh.

Menurut pengumuman pusat informasi Palestina, militer Israel menyerang penjaga keamanan Masjid al-Aqsa dan menangkap mereka serta mengasingkannya. Militer Israel juga membatasi mereka sehingga mencegahnya berperan dalam mendukung Masjid al-Aqsa dan melindungi tempat suci ini. 

Minggu, 06 September 2020 19:47

Haniyah: Kamp Palestina, Benteng Muqawama

 

Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menyebut kamp pengungsi Palestina di Lebanon sebagai benteng muqawama.

Menurut laporan televisi al-Mayadeen, Ismail Haniyah Ahad (6/9/2020) saat mengunjungi kamp Ain al-Hilweh di Lebanon seraya menjelaskan bahwa rencana AS-Zionis kesepakatan abad dan pendudukan lebih besar wilayah Tepi Barat tidak akan dapat dilaksanakan, mengatakan, seluruh wilayah pendudukan termasuk Tel Aviv berada dalam jangkauan rudal muqawama.

Ketua Biro Politik Hamas juga menyebut normalisasi hubungan sejumlah negara dengan Israel bukan indikasi sikap rakyat kawasan dan menambahkan, Palestina tetap hidup di hati nurani bangsa yang bebas.

Ismail Haniyah pekan lalu tiba di Lebanon dan berbagai petinggi termasuk Sekjen Hizbullah Sayid Hasan Nasrullah di Beirut.

 

Sejumlah anggota parlemen Irak mengulangi seruan mereka bagi penarikan pasukan AS dari Irak.

"Resolusi Parlemen Irak untuk mengusir pasukan Amerika dari negara ini mengikat, dan pemerintah harus menerapkannya," kata Mohammad al-Baldawi, anggota koalisi al-Fatah di parlemen Irak, merujuk pada kekejaman AS yang meluas di negara itu. Demikian dilaporkan Iraqi Nws hari Ahad (06/09/2020).

Pasukan AS di Irak
Intishar al-Musawi, anggota lain dari koalisi al-Fatah di Parlemen Irak mengatakan bahwa sebagian pihak-pihak internal di Irak menghalangi penarikan pasukan AS, seraya menambahkan bahwa semua kelompok politik dan nasional di Irak bersatu dalam melaksanakan resolusi parlemen.

Fadhil Jabir, anggota Parlemen Irak juga menyatakan bahwa parlemen bisa meninjau dan membatalkan kesepakatan strategis yang ditandatangani dengan Amerika Serikat.

Pada 5 Januari 2020, parlemen Irak menyetujui rencana penarikan pasukan AS dari negara tersebut.

Terlepas dari resolusi tersebut, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengumumkan setelah kunjungannya baru-baru ini ke Amerika Serikat, mengutip Presiden Donald Trump, bahwa pasukan AS akan meninggalkan Irak dalam tiga tahun.

Kinerja pemerintah Irak dalam menghadapi penarikan pasukan AS mendapat kecaman keras dari pejabat dan anggota parlemen negara ini.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…