کمالوندی

کمالوندی

 

Sayyidah Zainab Ra adalah salah satu istri Rasulullah Saw. Ayahnya bernama Jahsh bin Ri’ab dan ibunya Umaymah Binti Abdul Muthalib, Bibi Rasululullah Saw. Salah satu peristiwa yang terjadi pada tahun kelima Hijriah adalah pernikahan Rasulullah Saw dengan Sayyidah Zainab binti Jahsh.

Dalam perihal pernikahan Rasulullah saw dengan Ummul Mu’minin Sayyidah Zainab binti Jahsh, seyogyanya dijelaskan terlebih dahulu peristiwa pernikahan Sayyidah Zainab dengan suami pertamanya, Zaid bin Haritsah Ra.

Dikatakan bahwa  laki-laki kedua yang beriman kepada Rasulullah Saw adalah Zaid bin Haritsah Ra. Beberapa tahun sebelum hari diutusnya Rasulullah Saw  beliau datang ke rumah Ummul Mu’minin Sayyidah Khadijah Ra dalam keadaan budak dan Rasulullah Saw mengambilnya dari Sayyidah Khadijah Ra dan memerdekakannya dan setelah itu ia menjadi anak angkatnya Rasululullah Saw dan masyarakat Mekkah pun setelah itu menamainya Zaid bin Muhammad.

PERISTIWA PENAWANAN DAN PERBUDAKAN ZAID

Dia adalah seorang pemuda dari kabilah Kalb dan karena pertengkaran antara kabilah tersebut (Kalb) dengan salah satu kabilah arab lainnya, mereka menawannya dan di pasar Ukadzh ia diperjualkan sebagai budak lalu Hakim bin Huzam-keponakan Sayyidah Khadijah Ra- sesuai dengan permintaan Sayyidah Khadijah untuk membeli seorang budak, membeli Zaid dan membawanya ke Mekkah ke hadapan Sayyidah Khadijah Ra. Setelah Rasulullah saw menyunting Sayyidah Khadijah, Beliau menyukai Zaid sampai-sampai memanggilnya “Zaidul Hubb” (Zaid tercinta). Sayyidah Khadijah melihat rasa suka Rasulullah saw tersebut sehingga memberikannya kepada Rasulullah Saw.

Zaman berlalu hingga sekelompok dari kabilah Bani Kalb melaksanakan Haji dan kemudian melihat Zaid dan mengenalinya, Zaid pun mengenali mereka dan berkata: “ aku tahu ayah dan ibuku bersedih dan panik karena ketiadaanku dan dia bersya’ir untuk keselamatan dan keridhoannya dan memuji (beryukur) kepada Allah Swt karena telah tinggal di rumah Rasulullah Saw yang mulia.  

فانّی بحمد اللّه ِ فی خیرٍ اُسْرَةٍ کرامٍ مَعَدٍّ کابرا بعد کابر

“Sesungguhnya aku memuji Allah Swt telah berada dalam kebaikan keluarga mulia…”

Rombongan Bani Kalb menyampaikan kabar kepada ayahnya Zaid bahwa ia masih hidup dengan tepat waktu.  Ayah dan pamannya Zaid mendatangi Rasulullah Saw untuk membayar Fidyah dan memerdekakan Zaid dan berkata: “Wahai putra Abdul Muthalib! Wahai putra Hashim! Wahai putra pemimpin kaumnya! Kami datang untuk membicarakan perihal anak kami, kasihinilah kami, berbaiklah kepada kami, ambillah fidyah dan merdekakanlah dia”. Nabi Saw bertanya:” Siapa dia?”. Mereka menjawab: “Zaid bin Haritsah”. Rasululullah saw berkata: “mengapa tidak membicarakan permintaan lain?”, mereka bertanya: “permintaan apa?”, Rasul berkata: “Panggillah dia dan berikanlah pilihan padanya, jika dia memilih kalian, maka dia adalah milik kalian dan jika dia memilihku, aku bersumpah demi Allah Swt, barang siapa yang memilihku, aku tidak akan berurusan dengan orang yang mau mengambilnya dengan cara apapun dan dengan siapapun. Mereka berkata: “Kau berbicara dengan adil kepada kami dan engkau berbuat baik kepada kami”.

Kemudian, Nabi Saw memanggil Zaid dan berkata: “Kau mengenali mereka?”. Dia menjawab: “Iya, mereka adalah ayah dan pamanku”. Nabi saw berkata:”Aku sebagaimana yang kau kenal dan teman dudukku yang kau lihat, aku atau mereka yang kau pilih?”.  Zaid menjawab: “aku tidak mau mereka. Aku tidak akan memilih orang lain selain kamu. Kamu adalah pengganti ayah dan pamanku”. Ayah dan paman Zaid berkata: “ Wahai Zaid! Kamu tak tahu malu, apakah kamu lebih memilih menjadi budak daripada merdeka dan daripada ayah, paman dan keluargamu?”. Zaid berkata: “Iya, Orang ini memiliki keutamaan-keutamaan yang aku tak akan  memilih orang kecuali dia”. Ketika Rasululullah Saw melihat hal tersebut, dia membawanya ke Hijir Isma’il dan mengumumkan: “Wahai orang-orang yang hadir di sini! Jadilah saksi bahwa Zaid adalah anakku, dia mewarisiku dan aku mewarisinya. Ayah dan pamannya melihat hal tersebut, mereka bahagia dan mereka pun kembali ke tanah kelahiran mereka dengan tenang tanpa memikirkan hal ini lagi.

Setelah Nabi Muhammad saw diutus sebagai Nabi dan Rasul dan bebrapa tahun dari peristiwa tersebut telah berlalu sesuai dengan Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 6-5:

ادْعُوهُمْ لآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (٥) النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ وَأُولُو الأرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ إِلا أَنْ تَفْعَلُوا إِلَى أَوْلِيَائِكُمْ مَعْرُوفًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا (٦)

“Panggilah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(5). Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang muhajirin, kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Demikianlah telah tertulis dalam kitab (Allah)(6)”(QS. Al-Ahzab:5-6)

Hukum tersebut dinashkan dan ditetapkan bahwa anak-anak angkat dipanggil dengan nama-nama orang tua asli mereka. Dan setelah itu Zaid pun dipanggil Zaid bin Haritsah.

PERNIKAHAN ZAID BIN HARITSAH DENGAN ZAINAB BINTI JAHSH

Salah satu bentuk cinta Rasulullah Saw kepada Zaid adalah dengan memilihkan Zaid seorang istri, oleh karena itu Beliau datang ke hadapan Zainab binti Jahsh. Pada mulanya Zainab dan keluarganya bahagia karena mengira Rasululullah Saw datang untuk melamar atas dirinya sendiri dan siap menjawab kesediaan, tetapi pada saat mereka tahu bahwa lamaran ini untuk Zaid bin Haritsah, mereka menyesal dan menyampaikan pesan kepada Rasulullah Saw bahwa pernikahan ini melanggar adat keluarga mereka dan  karenanya mereka tidak bersedia menyambung hubungan tersebut. Pada saat surat Al-Ahzab ayat 36 turun:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا (٣٦)

“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, Dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata”(QS. Al-Ahzab:36)

 

Kemudian Zainab mengumumkan kesediaannya dan kemudian menikah dengan Zaid.

Selang beberapa waktu, masalah di antara mereka berdua berdatangan. Zaid mengadukan hal ini kepada Rasul Saw dan menginginkan perceraian dengan Zainab, tetapi Nabi Saw menyuruhnya untuk bersabar dan bersabda:” pertahankanlah istrimu”. 

اَن زیدا جاء یشکوا زوجتُهُ فَجَعَلَ النَبی یقُولُ: اِتَقِ الله وَ اَمسِک عَلیک زَوجک

Bahwasanya Zaid mengadu kepada Nabi saw perihal istrinya, kemudian Rasul bersabda: “Bertakwalah kepada Allah Swt dan pertahankanlah istrimu”

Beberapa waktu kemudian, Zaid mendatangi Rasululullah saw lagi dan mengabarkan bahwa hubungan dengan istrinya sudah hampir hancur dan keduanya sudah mendekati perceraian. Pada saat demikian wahyu turun dan Allah Swt berfirman:

“وَ اِذ تَقول لِلَذی اَنعَمَ اللهُ عَلَیهِ وَ اَنعَمت عَلَیهِ اَمسِک عَلَیکَ زَوجَکَ وَ اتَقِ اللهَ وَ تُخفی فی نَفسِکَ ما اللهُ مُبدیهِ وَ تَخشَی النَاسَ وَ اللهُ اَحَقُ اَن تَخشَهُ فَلَمَا قَضَی زَید مِنهَا وَطَرا زَوَجنَکَهَا لِکَی لایَکونَ عَلَی المومنینَ حَرَج فی اَزوَاجِ اَدعِیائِهِم اِذا قَضَوا مِنهُنَ وَطَرا وَکان اَمرُ اللهِ مَفعُولا”

“Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, "Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap isterinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi” (QS. Al-Ahzab:37)

 

Lalu apa yang membuat Rasul menyembunyikannya karena takut kepada masyarakat? Allah Swt khendak menetapkan suatu hukum dan mengajarkan cara lain kepada masyarkat yang hukumnya berlainan dan tidak  sama dengan hukum dan adat orang jahiliyyah. Jika orang-orang Arab mengangkat seorang anak, mereka memberikan nasab kepada anak tersebut dan tidak menisbatkan kepada orang tua aslinya sebagaimana yang tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 40:

ما کان مُحَمَد اَبا اَحَد مِن رِجَالِکُم وَلَکِن رَسُولَ اللهِ وَ خَاتَمَ النَبیینَ وَ کانَ اللهُ بِکُلِ شَی ء عَلیمَا

“Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

 

Maka Allah swt khendak mengakhiri adat tersebut dan khendak  membangun hukum dan adat baru dalam Islam. Bagaimana pun Akhirnya Zainab dan Zaid bercerai.

PERNIKAHAN RASULULLAH SAW DENGAN ZAINAB BINTI JAHSH

Allah swt bersabda kepada Rasulullah Saw:  “Zainab menikah dengan seorang yang memiliki derajat yang lebih rendah darinya karena untuk keridhoan Allah Swt., menentang kebiasaan orang-orang Arab dan kehendak batin dia mau menikah dengannya; Allah Swt akan memuliakannya dan menjadikannya istrimu”

Sayyidah Zainab yang merupakan salah satu dari kaum muhajirin dan dari keluarga yang terhormat di Mekkah, setelah diceraikan pada tahun ketiga atau kelima Hijriyyah,  sesuai dengan wahyu Illahi, pada umur 35 tahun dia menikah dengan Rasulullah Saw, untuk mensyukuri ni’mat yang Allah berikan, dia berpuasa selama dua bulan.

Setelah menikah dengan Rasulullah Saw, Sayyidah Zainab membanggakan dirinya dan beberapa kali berbicara dengan istri-istri Rasululullah saw yang lain: “aku dengan kalian berbeda karena kalian dinikahkan dengan Rasulullah Saw oleh keluarga kalian, tetapi saya dinikahkan dengan Rasulullah Saw oleh Allah swt dari atas langit ketujuh”

فکانت تفخر علی ازواج النبی "ص" و تقول: زوجکن اهالیکن و زوجنی الله من فوق السموات

“Dan dia berbangga atas pernikahannya dengan Nabi saw dan berkata: pernikahan kalian oleh keluarga kalian, dan pernikahanku oleh Allah Swt dari atas langit-langit”

Sayyidah Aisyah berkata: “tidak ada istri-istri Nabi Saw yang berkompetensi denganku kecuali Zainab”

Rasululllah Saw mengenalkan istrinya itu “اَواه” yang bermakna orang yang khusyu’ dan rendah hati.

Sayyidah Aisyah perihal tersebut bersabda:

" ما رایتُ امراه قط خیرا فی الدین من زینب ، و اتقی لله، و اصدق حدیثا، و اوصَلُ للرحم، و اعظم امانه و صدقه "

“Aku tak melihat seorang wanita pun yang lebih beragama, lebih bertakwa kepada Allah Swt, lebih jujur, lebih bersilaturahmi, lebih dipercaya, lebih banyak bersedekah (selain Zainab)”

Sayyidah Zainab selain wanita yang sholeh dan bertakwa, dia juga sangat kerja keras dan aktif, dia selalu mewarnai kulit-kulit, menjahit pakaian, dan terkenal juga dia sering berpuasa dan sholat malam.

Pekerjaan yang menurutnya baik, dia kerjakan dengan tangannya sendiri dan menyedekahkan hartanya di jalan Allah kepada Fakir miskin dan yang membutuhkan, dan yang lebih penting dari semuanya adalah Sayiidah Zainab perawi Hadits dan menukilkan hadits dari Rasulullah saw sekitar sebelah ribu hadits.

KEHIDUPAN SAYYIDAH ZAINAB SETELAH WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW

Dari keutamaan Sayyidah Zainab di antara istri-istri Nabi yang lainnya adalah dia memiliki harta yang paling banyak kedua setelah Sayyidah Khadijah dan selalu menginfakkan dan memberikan hartanya kepada orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan.

Allah Swt memudahkan keadaan Sayyidah Zainab dengan harta yang diberikan kepada keluarga Sayyidah Zainab, selalu dan tanpa terputus Dia berikan. Walaupun dia selalu menguliti hewan, menganyam karpet dan menjualnya kemudian uangnya disedekahkan; dengan istri-istri Nabi Saw yang lainnya pun selalu berkata yang baik.

Suatu hari Rasulullah Saw bersabda pada saat sedang duduk-duduk dengan para istrinya: “siapapun yang tangannya lebih panjang (murah hati), akan lebih cepat menyusulku”

 

.

Dari perkataan tadi, mereka menyimpulkannya secara zhahir,  mereka memanjangkan tangan mereka sampai melihat tangan siapa yang paling panjang. Tetapi kemudian mereka paham maksud Rasulullah saw tersebut adalah  siapa yang paling banyak memberikan hartanya di jalan Allah Swt yang tiada dari mereka kecuali Sayyidah Zainab binti Jahsh.

Sayyidah Zainab setelah wafatnya Rasulullah Saw masih tetap bertakwa dan selalu menolong orang-orang fakir dan yang membutuhkan. Tentang kedermawanan Sayyidah Zainab disebutkan bahwa pada zaman khalifah Umar bin Khattab Ra, dari bagian harta yang memang diberikan kepada istri-istri Rasulullah Saw dia tak pernah gunakan, kecuali dua belas ribu dirham pada setiap tahunnya yang dia dapaat dari bagian tersebut dia bagikan kepada para yatim dan kemudian berdo’a “jangan karuniakanlah lagi saya harta pada umur saya, karena harta adalah fitnah”

Istri-istri Rasulullah Saw setelah wafatnya sayyidah Zainab yang terjadi pada tahun 20 Hijriyah pada umur 53 tahun baru paham bahwasanya Zainab paling dermawan dari semuanya karena dia tidak meninggalkan satu dinar dan dirham pun dan semua hartanya telah dia sedekahkan di jalan Allah Swt.

Sayyidah Zainab binti Jahsh dimakamkan di pemakaman Baqi’.

 

 

 

 

 

 

 

Rabu, 16 September 2020 12:58

Wanita Irlandia Memeluk Islam

 

“Saya seorang muslim. Sebelumnya, saya beragama Kristen, dan hingga saat ini saya telah menjadi seorang muslim selama tiga tahun. Saat masih remaja, saya mempunyai banyak pertanyaan terkait keyakinan saya ketika saya masih memeluk agama Kristen….”

Hi, saya Leslie Carter. Saya bekerja untuk Pusat Kebudayaan Islam di kantor wanita sebagai asisten koordinator.

Saya seorang muslim. Sebelumnya, saya beragama Kristen, dan hingga saat ini saya telah menjadi seorang muslim selama tiga tahun. Saat masih remaja, saya mempunyai banyak pertanyaan terkait keyakinan saya ketika saya masih memeluk agama Kristen.

Terkait pengakuan, saya tidak merasa nyaman dengan hanya masuk ke sebuah ruangan kecil dan menceritakan dosa-dosa saya kepada pendeta. Kemudian pendeta itu berkata kepada saya, katakan ini dan katakan itu, dosamu akan terampuni. Menurut saya, seharusnya hubungan dosaku adalah antara diri saya dengan Tuhan.
 
Saya menganggap diri saya sebagai seseorang yang sangat Irlandia, tetapi saya adalah seorang Muslim. Kebangsaan dan agama saya berbeda; Saya adalah seorang Muslim Irlandia, dan saya seorang Irlandia tetapi juga seorang Muslim. Keduanya tidak dapat berjalan seiringan.

Pusat Kebudayaan Islam dibuka pada tahun 1996 dan didanai oleh “Al-Maktoum Foundation” di Dubai. Yayasan tersebut membangun segala sesuatunya dari arsitek hingga interior. Semuanya dibangun dan dibuat di Irlandia. Sungguh menakjubkan berada di sini, karena merupakan satu-satunya masjid yang dibangun di Irlandia dan merupakan pusat Islam terbesar di Eropa.

Saat bertemu suami saya, dia adalah seorang muslim dan saya Kristen dan kami tidak memiliki masalah dengan hal itu. Saya pergi ke gereja dan dia pergi ke masjid. Saya merayakan Natal dan dia merayakan Idul Fitri. Tidak ada masalah terkait agama.
 
Kemudian, saya perlahan-lahan bergeser lebih jauh dari Kristen dan mulai bertanya tentang Islam. Saya baru saja membaca sedikit hal, seperti hak-hak perempuan dalam Islam dan bagaimana Islam memandang Yesus. Saya pikir pertanyaan-pertanyaan saya telah terjawab dalam agama Islam. Kemudian tiga tahun lalu, tanpa direncanakan, sepenuhnya tiba tiba, saya memutuskan untuk mengucapkan syahadat (menyatakan iman saya) dan menjadi seorang Muslim.

Pada hari saya menjadi muallaf , suami saya datang kesini untuk shalat. Saat itu, saya akan pergi ke pasar, dan saya ikut bersamanya. Karenanya, saya mengenal seorang wanita yang bekerja di kantor itu, dan saya mengunjunginya.
 
Sebenarnya, saya tidak berencana untuk menjadi seorang muslim pada hari itu. Saya tahu, saya telah mengatakan, mungkin saya akan menjadi seorang Muslim dalam waktu 10 tahun lagi atau apa pun, tetapi ketika saya berada di sana dan mendengar suara adzan (panggilan untuk shalat), saya mulai menangis. Hal itu seperti sebuah cahaya dalam hati saya. Saya tahu saya tidak dapat pergi ke masjid tanpa menyatakan keyakinan saya.

Antara Kristen dan Islam, saya rasa kedua agama ini sangat mirip. Kami percaya pada hal-hal seperti sepuluh perintah. Kami percaya pada semua nabi. Hanya masalah pengakuan dan trinitas yang benar-benar membedakan.

 
Selain itu, kemiripan lainnya adalah kita harus mengasihi sesama  dan tidak boleh membunuh atau mencuri serta harus percaya pada satu Tuhan. Semua itu sangat mirip. Kristen adalah agama yang paling dekat dengan Islam.


Saya memakai pakaian biasa. Saya tidak mengenakan jilbab sepanjang waktu. Saya hanya berpakaian sopan. Saya memiliki pakaian dari toko manapun, tetapi saya tidak pernah memakai apa pun yang ketat atau menampakkan bagian tubuh saya yang terlarang. Saya tidak pernah memiliki pakaian seperti itu, bahkan sebelum saya bertemu dengan suami saya dan sebelum menjadi seorang Muslim. Saya juga tidak pernah mengenakan pakaian ketat atau vulgar. Jadi saya tidak melewatkan aspek itu.


Putri sulung saya berumur lima tahun. Ketika dia duduk dan menonton TV kemudian melihat wanita dengan pakaian yang tidak pantas, dia akan berteriak "Haram, ganti salurannya!”. Mungkin ketika kita sibuk atau tidak menonton atau melakukan sesuatu dan kemudian hal itu terjadi, dia akan berteriak "Haram", haram berarti dosa, dan dia akan berkata "Ubah channelnya.” Padahal dia baru berusia lima tahun!.
 
Dia memiliki beberapa rok, namun dia tidak suka jika panjang roknya itu hanya sampai di atas lututnya. Rok-rok itu haruslah panjang. Dan itulah dia, dirinya sendiri dan cara yang telah dia pilih.

Di tempat yang pernah saya tinggali sebelumnya, utamanya para remaja memberikan komentar rasial tentang Muslim. Hal itu tidaklah penting, Anda tahu, cara saya memandang hal itu jika mereka mepunyai masalah dengan saya adalah itu masalah mereka bukan masalah saya. Saya membiarkannya, karena saya menggangap hal itu terjadi karena kurangnya rasa hormat, minimnya pendidikan, dan kurangnya moral.

Kami memiliki banyak orang yang datang ke masjid di sini dan meminta salinan al-Quran, kemudian mengatakan "Saya tahu ini bukan agama, dan tidak bisa mengatakan hal ini dalam al-Quran", tetapi mereka ingin salinan al-Quran untuk memperjelas hal tersebut.
 
Saya mendengar berbagai cerita pasca peristiwa 11 September, terutama di Inggris. Ada banyak serangan dan pembakaran terhadap masjid-masjid dan juga penikaman terhadap orang. Di Irlandia, kami memiliki ketakutan akan bom di salah satu sekolah. Kami memiliki kekuatan media yang sebenarnya sangat negatif pada saat ini.

Tetapi banyak masyarakat yang justru mencari Islam dan memeluknya. Orang-orang melihat para muallaf kemudian berpikir "Pasti ada sesuatu yang baik tentang agama itu sehingga begitu banyak orang yang memeluknya ". Saya tegaskan, Irlandia bukan negara yang sangat besar tetapi memiliki 23.000 orang (Muslim) yang telah menjadi muallaf tinggal di dalamnya, pastilah ada sesuatu yang baik tentang agama tersebut.

 

 

 

Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian damai dengan rezim Zionis di Gedung Putih hari Selasa (15/09/2020), sementara kemarahan bangsa-bangsa Muslim terhadap pengkhianatan ini semakin meningkat.

Menteri Luar Negeri UEA dan Bahrain secara resmi menandatangani perjanjian damai dengan rezim Israel Selasa, 15 September, bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.

"Hari ini adalah hari hitam dalam sejarah bangsa Arab dan deklarasi kekalahan Liga Arab. Liga Arab tidak lagi menjadi persatuan dan telah menjadi faktor perpecahan dan penghancuran solidaritas Arab. Hari ini ditambahkan ke kalender penderitaan Palestina dan catatan kekalahan Arab," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh
Protes terhadap tindakan pengkhianatan ini tidak terbatas pada level Otorita Palestina, tetapi juga pada masyarakat dan faksi-faksi Palestina, serta masyarakat dan aktivis sipil di berbagai negara Islam. Kelompok-kelompok Palestina menyatakan 15 September sebagai hari kemarahan publik atas perjanjian pengkhianatan itu, dan menyebut Jumat depan sebagai hari berkabung publik.

Di negara lain, orang telah menggunakan dunia maya untuk mengungkapkan kemarahan mereka terhadap penguasa UEA dan Bahrain yang berkompromi. Beberapa aktivis masyarakat sipil di media sosial menyebut aksi UEA dan Bahrain sebagai mempertanyakan "kehormatan Arab."

Beberapa orang menyebut langkah tersebut sebagai "kemunduran" dari UEA dan Bahrain, dan mengejek klaim Arab Saudi atas kepemimpinan di dunia Arab, karena Riyadh, meskipun belum mengumumkan perjanjian dengan rezim Zionis, memiliki hubungan rahasia yang luas dengan rezim tersebut. Di sisi lain, kesepakatan antara UEA dan Bahrain dengan rezim Israel tidak akan tercapai tanpa dukungan Riyadh.

Selain itu, hashtag anti-kompromi seperti "rakyat Bahrain menentang normalisasi hubungan", "negara-negara Arab telah berpaling dari al-Quds", "Palestina dalam darah kita" telah menjadi tren global di dunia maya, dan ini menunjukkan kesenjangan antara Al Khalifah dan rakyat Bahrain berada pada level tinggi.

Reaksi publik yang marah atas pengkhianatan UEA dan Bahrain mengandung beberapa poin strategis.

Pertama, para penguasa UEA dan Bahrain serta beberapa negara Arab lainnya menghadapi sedikit dukungan rakyat. "Para pangeran Arab lebih mementingkan kemewahan dan hiburan daripada penderitaan rakyat Palestina yang tertindas, dan kesepakatan yang memalukan dengan rezim rasis Israel. Hal ini menunjukkan kepribadian para pelaku kesepakatan," tulis Dr. Farooq Hassanat, seorang profesor ilmu politik dan hubungan internasional di Universitas Lahore di Pakistan, di Twitter. Oleh karena itu, perjanjian ini dapat menjadi instrumen yang menekan para penguasa ini dalam jangka panjang.

Kedua, opini publik masih memiliki kekuatan besar. Karena jika bukan karena ketakutan Al-Saud terhadap reaksi publik, Arab Saudi, bersama dengan UEA dan Bahrain, akan mempublikasikan hubungannya dengan rezim Zionis hari Selasa.

Ketiga, Palestina dapat menggunakan kekuatan opini publik di negara-negara Arab dan dunia Islam untuk mengutuk perjanjian pengkhianatan dengan rezim Zionis. Berkaitan dengan hal tersebut, para aktivis Arab melancarkan kampanye di dunia maya untuk menandatangani Piagam Palestina.

Kemarahan rakyat Palestina terkait normalisasi dengan rezim penjajah al-Quds
"Palestina adalah negara Arab yang diduduki, yang pembebasannya adalah kewajiban, dan normalisasi hubungan apa pun dengan rezim Zionis adalah pengkhianatan," kata Piagam Palestina, yang beredar luas secara online.

Kampanye tersebut didukung oleh para aktivis yang menentang normalisasi hubungan dengan rezim Zionis di berbagai negara, termasuk UEA, Arab Saudi, Oman, dan negara-negara Arab lainnya.

 

Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh menyatakan bahwa cita-cita bangsa Palestina tidak akan bisa diwujudkan melalui normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.

Haniyeh dalam percakapan telepon dengan Pemimpin Otoritas Ramallah Mahmoud Abbas hari Selasa (15/9/2020) mengatakan bahwa semua kelompok Palestina bersatu dalam satu front menghadapi konspirasi musuh.

Otoritas Palestina juga menyatakan penentangannya terhadap kesepakatan menormalisasi hubungan diplomatik yang dilakukan sejumlah negara Arab dengan rezim Zionis.

Tidak lama setelah pengumuman kesepakatan normalisasi antara rezim Zionis dan UEA pada 13 Agustus, Presiden AS Donald Trump pada 11 September juga mengumumkan normalisasi hubungan antara Bahrain dan rezim Zionis.

Perjanjian tersebut menyulut banjir kecaman dari berbagai kalangan, terutama di dunia Islam dan Palestina.

 

Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan secara resmi hubungan diplomatik dengan rezim Zionis Israel pada Kamis (13/8/2020). Abu Dhabi dan Tel Aviv berencana untuk bertukar kedutaan dan duta besar.

UEA dan Israel telah sejak lama menjalin hubungan secara rahasia. Gagasan untuk meresmikannya muncul beberapa kali dalam setahun belakangan, hingga akhirnya terwujud dalam beberapa bulan terakhir.

Dengan kesepakatan ini, UEA menjadi negara Arab ketiga yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania, masing-masing pada 1979 dan 1994.

Pada 31 Agustus 2020, delegasi Israel-Amerika lepas landas pada penerbangan komersial pertama dari Tel Aviv ke Abu Dhabi. Arab Saudi mengizinkan penerbangan melintasi wilayah udaranya.

Arab Saudi pada 2 September 2020 mengizinkan penerbangan UEA ke semua negara untuk terbang melewati zona udaranya. Keesokan harinya, Bahrain mengumumkan keputusan serupa, pihaknya setuju mengizinkan penerbangan UEA ke dan dari Israel untuk terbang melintasi wilayah udaranya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (11/09/2020) malam mengumumkan normalisasi hubungan antara Bahrain dan rezim Zionis Israel.  .

"Terobosan BERSEJARAH lagi hari ini! Dua teman BAIK kami, Israel dan Bahrain, menyetujui Kesepakatan Damai, negara Arab kedua yang mencapai kesepakatan damai dengan Israel dalam 30 hari!" kata Trump melalui Twitter, Jumat.

Tak lama setelah itu, AS, Israel, dan Bahrain merilis pernyataan bersama yang menegaskan bahwa mereka akan menjalin "hubungan diplomatik penuh." Dengan demikian, Bahrain menjadi negara Arab keempat yang memiliki hungan diplomatik dengan rezim Zionis.

UEA dan Bahrain kemudian resmi menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel di Gedung Putih pada Selasa (15/9/2020).  Kesepakatan damai itu menjadi sangat bersejarah karena selama ini negara-negara Asia Barat yang tergabung dalam Liga Arab menolak hubungan diplomatik dengan Israel demi membela Palestina. 

 

Serangan rudal balasan kelompok perlawanan Palestina ke sejumlah distrik Zionis, menyebabkan beberapa orang terluka.

Situs rezim Zionis Israel, Walla (16/9/2020) melaporkan, Juru bicara pasukan Israel, Israel Defense Forces, IDF, Avichay Adraee, Rabu (16/9) mengumumkan, sebuah rudal yang ditembakan dari Gaza, mengenai sebuah pusat perbelanjaan di distrik Ashdod, dan melukai sedikitnya 13 orang.

Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth mengabarkan, serangan kelompok perlawanan Palestina ke distrik Ashdod ini menimbulkan kerugian materi yang cukup besar.

Sebelumnya drone Israel pada Selasa (15/9) malam menyerang wilayah Deir Al Balah di pusat Jalur Gaza, dan dibalas dengan beberapa rudal oleh kelompok perlawanan Palestina. 

 

Anggota senior gerakan Jihad Islam Palestina mengumumkan, kelompok perlawanan di Tepi Barat akan mengakhiri proyek rezim Zionis Israel, dan persatuan rakyat Palestina berdampak besar pada upaya melawan proyek-proyek mencurigakan terhadap Palestina.

Fars News (16/9/2020) melaporkan, Mohammed Al Hindi terkait serangan rudal balasan kelompok perlawanan Palestina ke Israel pada Rabu (16/9) dinihari mengatakan, rudal-rudal Gaza membawa pesan bahwa rakyat Palestina akan menumbangkan kesombongan melampaui batas Amerika Serikat, dan Israel.
 
Seperti dikutip Palestine Today, Mohammed Al Hindi menjelaskan, pertempuran di masa depan akan pecah di Tepi Barat, tempat yang dijadikan Israel sebagai jantung proyek-proyek Zionis, dan kelompok perlawanan di Tepi Barat akan memulai proses keruntuhan Zionis.
 
Menurutnya masalah Palestina adalah akar, dan sumber konflik di kawasan.
 
"Kesepakatan Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel dilakukan untuk melayani Presiden Amerika Donald Trump, orang yang tanpa memperhatikan kebijakan luar negeri negaranya, bekerja keras untuk bertahan di Gedung Putih," pungkasnya. 

 

Asisten Khusus Ketua Parlemen Iran Urusan Internasional, Hossein Amir-Abdollahian menilai normalisasi hubungan antara dua negara Arab dengan rezim Zionis sebagai cara baru Israel untuk menduduki negara-negara di kawasan Teluk Persia.

Amir Abdollahian di akun Twitternya hari Rabu (16/9/2020) menyinggung masalah normalisasi hubungan diplomatik antara Bahrain dan UEA dengan rezim Zionis.

"Zionisme kemarin menduduki sebagian dunia Arab, kini menduduki negara-negara Teluk Persia dengan cara baru," tulis Amir Abdollahian.

Asisten khusus parlemen Iran urusan Internasional mengingatkan kesalahan sejarah sebelumnya dengan menjelaskan, "Perjanjian dengan Mesir tidak membuka pintu apapun bagi Israel dan kali inipun perjanjian dengan UEA dan Bahrain pasti akan membawa lebih banyak ketidakamanan bagi rezim Zionis,".

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdel Latif bin Rashid Al-Zayani dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa (15/9/2020) menandatangani menormalisasi hubungan diplomatik di hadapan Presiden AS Donald Trump yang berlangsung di di Gedung Putih.

 

Profesor sejarah universitas California, David Yaghoubian menilai penguasa Uni Emirat Arab dan Bahrain tertipu oleh Trump dan Netanyahu dengan menyepakati perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara negaranya dengan rezim Zionis.

"Alih-alih berupaya mewujudkan stabilitas dan keamanan di kalangan masyarakat dan bekerja sama dengan negara-negara kawasan, para penguasa UEA dan Bahrain justru mengikuti ilusi Netanyahu dan Trump," kata seorang profesor California State University.

“Pada dasarnya, pengumuman kesepakatan normalisasi antara para pemimpin UEA dan Bahrain dengan rezim Zionis dilakukan demi menyelamatkan Donald Trump dan Benjamin Netanyahu dari masalah internal yang mereka hadapi," tegasnya.

Pakar sejarah politik ini memandang pemerintahan Trump yang tidak berdaya mengatasi masalah dalam dan luar negerinya menjelang pemilu presiden sedang bekerja keras untuk menunjukkan prestasi baik dalam beberapa hari terakhir ini.

"Salah satu dari tujuan menormalkan hubungan dengan Israel untuk meminggirkan orang Palestina dan pendukung mereka," papar akademisi AS ini

Bertentangan dengan aspirasi orang-orang Palestina, para menteri luar negeri UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis di hadapan Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (15/9/2020).

Langkah UEA dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis menyulut banjir kritik dari berbagai kalangan di arena internasional, terutama dunia Islam dan kelompok Palestina.

Rabu, 16 September 2020 11:58

Venezuela Tembak Jatuh Pesawat AS

 

Pemerintah Venezuela mengumumkan sebuah pesawat Amerika Serikat yang memasuki zona udara negara itu tanpa izin, ditembak jatuh.

HispanTV (16/9/2020) melaporkan, Menteri Dalam Negeri Venezuela, Nestor Reverol mengatakan, angkatan bersenjata Venezuela menembak jatuh sebuah pesawat Amerika yang mengangkut narkotika, dan masuk ke zona udara negara ini secara ilegal di negara bagian Zulia, dekat perbatasan Kolombia.

Menurut pasukan Venezuela, pada badan pesawat yang ditembak jatuh itu terdapat gambar bendera Amerika.

Menurut Mendagri Venezuela, militer negara ini selalu disiagakan untuk menghadapi segala bentuk pelanggaran zona udara oleh pihak asing.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…