
کمالوندی
Kedubes AS di Baghdad kembali Diserang Roket
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad, ibukota Irak dilaporkan kembali menjadi sasaran serangan roket pada Selasa (15/9/2020) dini hari.
Televisi al-Sumariya News melaporkan, sejumlah roket mengenai pangkalan militer Amerika di Kedubes negara ini di zona hijau Baghdad.
Masih menurut sumber ini, alarm tanda bahaya di Kedutaan Besar Amerika di Baghdad berbunyi keras.
Sampai saat ini belum ada perincian yang dirilis mengenai serangan roket tersebut.
Beberapa jam lalu dua bom dilaporkan meledak di rute yang dilalui konvoi logistik militer Amerika di Provinsi Qadisiyyah dan Babil, Irak.
Media-media Irak mengumumkan, ledakan dua bom tersebut mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap truk dan konvoi logistik militer Amerika.
Kedubes AS di Baghdad, konvoi militer dan pangkalan militer Amerika di Irak termasuk pangkalan al-Taji dan al-Balad selama beberapa bulan terakhir menjadi target sejumlah serangan.
Mayoritas rakyat dan faksi Irak menuntut penarikan pasukan Amerika dari neagra mereka dan parlemen negara ini juga telah meratifikasi draf penarikan pasukan Amerika.
Ziyad al-Nakhalah: Kehinaan, Hasil Perdamaian Ilusi dengan Israel
Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan, perdamaian ilusi dengan rezim Zionis Israel hanya menghasilkan kelemahan dan kehinaan bagi para pelakunya.
Menurut laporan Palestine al-Youm, Ziyad al-Nakhalah Senin (14/9/2020) malam saat merespon pengumuman normalisasi hubungan Bahrain dan Israel menambahkan, umat Islam tanpa Palestina akan terpecah belah dan persatuan faksi Palestina merupakan faktor utama stabilitas rakyat Palestina.
"Bangsa Palestina tidak akan pernah mengakui secara resmi rezim penjajah Israel," tegas Ziyad al-Nakhalah.
Presiden AS Donald Trump Jumat malam lalu mengkonfirmasi normalisasi hubungan Bahrain dengan rezim Zionis Israel.
Sementara itu, 13 Agustus lalu, menyusul upaya Trump mempermudah proses normalisasi hubungan rezim-rezim Arab dengan Israel, Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel mencapai kesepakatan normalisasi penuh hubungan diplomatik di antara mereka.
Kesepakatan ini menuai kecaman luas di dunia Islam.
Al-Wefaq: Rakyat Bahrain Dukung Perjuangan Palestina
Deputi Sekretaris Jenderal Al-Wefaq Bahrain menegaskan dukungan penuh rakyat negaranya terhadap perjuangan bangsa tertindas Palestina.
Televisi Al-Mayadeen melaporkan, Sheikh Hussein al-Daihi hari Selasa (15/9/2020) menyinggung perjanjian tercela normalisasi hubungan diplomatik antara rezim Al Khalifa dan Israel.
"Penguasa UEA dan Bahrain menggunakan dalih perdamaian dengan menargetkan cita-cita bangsa Palestina," ujar Sheikh Al-Daihi.
Sebelumnya, gerakan Al-Wefaq Minggu malam mengumumkan bahwa rezim Al-Khalifa telah memaksa lembaga keagamaan, olahraga dan sipil Bahrain supaya mengeluarkan pernyataan mendukung langkah kompromis dengan Israel.
Menyusul pengumuman kesepakatan normalisasi antara rezim Zionis dan UEA pada 13 Agustus, Presiden AS Donald Trump pada 11 September juga mengumumkan normalisasi hubungan antara Bahrain dan rezim Zionis.
Helikopter militer AS Jatuh di Timur Laut Suriah
Sumber Suriah melaporkan jatuhnya helikopter militer AS di timur laut Suriah.
Kantor berita resmi Suriah (SANA) hari Selasa (15/9/2020) melaporkan sebuah helikopter militer AS jatuh di desa Tal Haddad, di Reef al-Arabiya, provinsi al-Hasakah.
Setelah jatuhnya helikopter Amerika, kendaraan lapis baja tentara Amerika mengepung daerah tersebut.
Hingga berita ini dilaporkan beluam diketahui penyebab kecelakaan.
Amerika Serikat tidak hanya mendukung kelompok teroris di Suriah, tetapi juga berupaya menekan pemerintah Damaskus dengan menjatuhkan sanksi ketat terhadap Suriah demi mencegah terjalinnya kerja sama negara Arab ini dengan dan sekutunya dalam membangun kembali Suriah yang porak-poranda akibat perang.
Wilayah utara dan timur Suriah menjadi tempat berbagai demonstrasi rakyat negara ini menentang pendudukan dan sanksi baru AS terhadap Suriah, serta pergerakan tentara Turki.
Bela Palestina, Qatar Tolak Ikuti Jalan UEA dan Bahrain
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Lolwah Al-Khater mengatakan negaranya tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Zionis sampai masalah Palestina diselesaikan.
"Sikap Qatar mengenai masalah normalisasi hubungan dengan rezim Zionis berpijak pada perjanjian perdamaian yang adil dan komprehensif dengan Palestina, dan berdirinya negara Palestina merdeka di ibu kota Quds," kata Jubir kemenlu Qatar hari Selasa (15/9/2020).
Menurut Al-Khater, normalisasi hubungan dengan Israel tidak bisa menjadi solusi masalah Palestina, sebab langkah ini justru menyebabkan kondisi bangsa Palestina sebagai bangsa yang tidak memiliki kewarganegaraan dan diduduki semakin terjepit.
Tidak lama setelah pengumuman kesepakatan normalisasi antara rezim Zionis dan UEA pada 13 Agustus, Presiden AS Donald Trump pada 11 September juga mengumumkan normalisasi hubungan antara Bahrain dan rezim Zionis.
Perjanjian tersebut menyulut banjir kecaman dari berbagai kalangan, terutama di dunia Islam dan Palestina.(
Shamkhani: Harapan Israel Kuasai Nil Hingga Furat tidak akan Terwujud
Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran seraya menjelaskan bahwa rezim Zionis melalui rencana "perdamaian" ingin merealisasikan slogan menguasai Nil hingga Furat, mengatakan, Dunia Islam tidak akan pernah mengijinkan rencana berbahaya seperti ini terwujud.
Ali Shamkhani Senin (14/9/2020) saat bertemu dengan Nouri al-Maliki, ketua Koalisi Negara Hukum dan mantan perdana menteri Irak di Tehran seraya menjealskan strategi pengobaran perpecahan dan instabilitas oleh Amerika di kawasan Asia Barat, menilai prioritas utama berbagai negara untuk melawan pendekatan ini adalah persatuan dalam negeri negara kawasan.
Seraya menjelaskan bahwa musuh persatuan dan kemajuan Irak berencana menjadikan negara ini sebagai pusat pengobaran friksi, bentrokan dan instabilitas, Shamkhani menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan dan kohesi seluruh rakyat Irak khususnya partai, berbagai faksi dan tokoh Syiah.
Shamkhani seraya memperingatkan pemimpin pengkhianat dan yang rela berkompromi dengan musuh dan yang mengorbankan kepentingan dunia Islam, cita-cita Palestina serta pembebasan Quds demi kelanggengan kekuasaannya mengingatkan, upaya total Amerika ini diambil untuk melemahkan negara-negara kawasan dengan tujuan menjaga keamanan Israel dan hegemoni rezim ilegal ini terhadap negara-negara Arab dan Islam.
"Darah suci Syahid Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis serta syuhada poros muqawama lainnya, akan mencerabut akar Amerika dan Israel dari kawasan," papar Shamkhani.
Sementara itu, Nouri al-Maliki seraya memuji peran istimewa Iran di perang kontra terorisme dan menciptakan stabilitas serta keamanan di kawasan, menegaskan pentingnya Iran dan Irak untuk bekerja sama dalam masalah-masalah penting regional dan internasional.
Seraya menekankan pentingnya meningkatkan kohesi di dunia Islam, al-Maliki mengingatkan, "Melalui kerja sama negara-negara Islam, konspirasi terhadap Quds dan eksistensi Palestina dapat dipatahkan."
Qaddumi: Muqawama Solusi Kemenangan terhadap Kubu Arogan
Wakil Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) di Tehran mengatakan, solusi kemenangan berbagai bangsa dihadapan Amerika dan kubu arogan dunia adalah muqawama dan persatuan umat Islan.
Khaled Qaddumi Senin (14/9/2020) di konferensi internasional Front Global Pemuda Muqawama di Qom, selatan Tehran menambahkan, rezim Zionis melalui aksi normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab telah membuat rakyat negara tersebut melawan dirinya.
"Negara-negara yang saat ini menormalisasi hubungan dengan Israel telah berkhianat kepada umat Islam," paparnya.
Wakil Hamas di Tehran seraya menjelaskan bahwa normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel tidak akan berlangsung lama menekankan, normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dengan Israel hanya menghasilkan kerugian materi bagi pemimpin negara-negara tersebut.
Sementara itu, Sheikh Naim Qassem, wakil sekjen Hizbullah Lebanon saat mengikuti konferensi internasional front dunia pemuda muqawama melalui video konferensi seraya mengecam normalisasi hubungan Arab dengan Israel menegaskan, tidak ada negara yang dapat mengambil keputusan mewakili bangsa Palestina.
"Langkah UEA dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel sebuah pengkhianatan terhadap Palestina dan Quds serta langkah ini tidak menguntungkan rakyat Palestina," paparnya.
Konferensi front dunia pemuda muqawama digelar di kota suci Qom hari Senin (14/9/2020) dengan dihadiri tokoh terkemuka dunia dan front muqawama mengecam normalisasi hubungan UEA dan Bahrain dengan Israel.
Lempar Tudingan Baru, Pompeo Tekan Hizbullah Lebanon
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompe mengulangi tuduhan tak berdasar terhadap Hizbullah demi meningkatkan tekanan terhadap gerakan rakyat Lebanon.
Pompeo dalam wawancara dengan radio France Inter hari Selasa (15/9/2020) menyerukan supaya Presiden Prancis Emmanuel Macron berpikir untuk melucuti senjata Hizbullah di Lebanon.
"Upaya untuk membentuk kabinet di Lebanon akan sia-sia sampai Prancis menyelesaikan masalah senjata Hizbullah," ujar pompeo
Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini melakukan perjalanan ke Lebanon untuk campur tangan secara terbuka di negara tersebut dan secara eksplisit mengancam para pejabat Lebanon dengan melaksanakan tuntutan Paris.
Amerika Serikat dan sekutunya meningkatkan tekanan terhadap gerakan perlawanan di kawasan menyusul keberhasilan Iran dan Hizbullah Lebanon dalam melawan kelompok teroris di Asia Barat, terutama di Irak dan Suriah.
Iran dan Hizbullah Lebanon, sebagai anggota kunci Front Perlawanan yang berperan besar dalam melawan plot destruktif AS dan rezim Zionis di kawasan.
Nabi Muhammad Saw dalam Pandangan Orientalis (16)
Orang-orang Eropa yang datang ke tanah bangsa-bangsa Muslim berinteraksi dengan budaya, peradaban, dan keyakinan mereka. Sebagian dari mereka memiliki ketertarikan untuk menggalinya lebih dalam, sehiingga muncul para orientalis yang menghasilkan banyak karya tentang Islam.
Memasuki abad ke-20, semakin banyak orientalis yang tertarik dengan ajaran Islam. Banyak dari mereka yang tertarik terhadap mistisisme Islam dan tradisi Timur. Karena kecenderungan ini, Islam dalam pandangan mereka digambarkan sebagai agama natural yang memiliki gagasan jelas dan mengandung nilai-nilai spiritual. Di Jerman, penyair dan penulis Jerman Rainer Maria Rilke sangat dipengaruhi oleh ajaran Nabi Muhammad Saw.
Ia memuji Islam sebagai agama yang pengikutnya memiliki hubungan langsung dengan Tuhan dan tidak membutuhkan perantara untuk menghubunginya. Pada tahun-tahun setelah 1950-an, para ilmuwan Eropa yang mengkaji studi Timur beralih ke sumber-sumber Islam. Setelah menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa ibu mereka, sekelompok penulis menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah orang yang luar biasa, agung, dan mulia.
Berdasarkan ilmu baru yang diperoleh dari Islam, para orientalis mengkaji kembali beberapa gagasan agama dan sosial untuk lebih memahami nilai-nilai Islam. Dengan pertimbangan ini, beberapa orientalis dan ilmuwan yang telah menulis tentang Nabi Muhamamd Saw dalam beberapa tahun terakhir lebih realistis daripada karya generasi sebelumnya. Mereka telah mencoba yang terbaik untuk lebih menggambarkan karakter agung Nabi Muhammad Saw. Salah satunya adalah sejarawan Kristen John Boyer Noss, penulis buku yang terkenal "Man's Religions".
Salah satu karya Noss adalah buku berjudul "A History of the World's Religions". Menurut para peneliti, buku ini merupakan salah satu sumber terbaik di bidang sejarah agama yang membahas beberapa pertanyaan mendasar tentang agama dengan memberikan informasi yang lengkap dan menarik. Pada bab terakhir buku ini disebutkan bahwa agama di Timur Dekat dikaji secara historis seperti Yahudi, Kristen, dan Islam.
Dalam pendahuluan bab terakhir, John Noss menulis tentang Islam, "Agama yang dibawa Muhammad menemukan kecepatan tinggi dalam penyebarannya, dan sering disertai dengan jihad, serta memiliki pengaruh permanen terhadap pemikiran orang-orang di Timur dan Barat. Pada abad pertama setelah kemunculannya di mata orang-orang yang menentangnya, agama baru ini seperti api panjang yang menyala dari pusatnya, dan lidahnya mengembang dengan kecepatan yang tiada henti, dan sebelum sadar dan tahu apa yang harus dilakukan, mereka mempelajarinya,".
Noss memandang karakteristik Islam dalam kesederhanaan dan ketegasan aturan dan hukumnya yang tertuang dalam Alquran. Ia menulis, "Secara umum, agama Islam tidak menjadikan pemikiran pemeluknya jumud akibat ribuan halaman kitab suci dan pemikiran filsafat maupun ribuan masalah lainnya. Agama ini memiliki dasar kitab yang tetap murni dan asli dari awal sampai sekarang, dan tidak ada perubahan atau distorsi yang menimbulkan kontroversi di kalangan para penafsir. Apapun yang ditentukan dalam Alquran dianggap sebagai kebenaran yang teguh dan prinsip tetap oleh semua Muslim. Apa yang tidak ada dalam Alquran tidak ada artinya jika tidak sesuai dengan Sunnah Nabi Islam ... Inilah yang menjadikan Islam bangga bahwa Alquran sebagai pelengkap kebenaran parsial dari agama-agama sebelumnya."
John Boyer Noss menganggap keagungan Islam sebagai hasil dari karakter teologis Nabi Muhammad Saw, yang dimulai dari posisinya sebagai anak yatim. Kakeknya Abdul Mutalib dan pamannya Abu Thalib berjasa membentuk moralitas dan nilai kebenaran yang dibawanya sejak kecil hingga masa mudanya. Dia menulis, "Ketika Muhammad (Saw) mencapai tahap pertumbuhan dan kedewasaan, dia memikirkan banyak kepercayaan dan adat istiadat masyarakatnya dan melihat secara kritis dan penolakan. Ia mengamati bagaimana orang-orang Quraisy terus-menerus memperebutkan kepentingan agama dan sebagai kebanggaan suku dengan sesama mereka sendiri,".
Noss melanjutkan paparannya tentang Nabi Muhammad Saw, dengan menulis, "Dia tidak menyukai hal-hal ini. Secara khusus, dia tidak menyukai sisa-sisa kepercayaan primitif penyembahan berhala dan politeisme maupun kepercayaan terhadap roh imajiner yang ada di kalangan suku-suku Arab. Dari ritual-ritual buruk dan tidak bermoral yang dilakukan suku-suku tersebut selama pertemuan dan pesta, seperti meminum alkohol, berjudi, menari, dan perbuatan jahat lainnya yang umum pada saat itu, juga mengubur anak perempuan hidup-hidup memunculkan perasaan benci yang kuat. memikirkan masalah ini, Muhammad pergi ke padang pasir di pegunungan dan pantai di sekitar Mekah, hanya berpikir selama berhari-hari ... sampai hampir empat puluh tahun telah berlalu sejak hidupnya yang diberkahi. Akhirnya, Muhammad mencapai tahap kesempurnaan transformasi spiritualnya,".
Orientalis Kristen ini dengan halus dan hati-hati memperkenalkan kenabian Muhammad dengan menghindari jatuh ke jurang penghinaan dan ilusi kecurigaan. Pertama, dia menceritakan kisah kebangkitan dan turunnya Jibril Amin kepada Nabi dan menggambarkan keadaan batinnya yang bergejolak.
Noss menulis, “Jelas hatinya tidak menyangkal apa yang telah dilihatnya, tapi dia takut tidak akan mampu menanggungnya ... Muhammad, setelah hidup dalam keheranan dan putus asa, akhirnya sadar dan pulih. Dengan kekuatan mukjizat, dia menjadi seorang Nabi yang jujur sekaligus seorang utusan Tuhan. Yakni, utusan dari satu Tuhan yang benar yang disebutkan oleh orang Yahudi dan Kristen dengan nama lain. Kelanjutan dari wahyu tentang dia menyebabkan fakta bahwa tanah Arab memiliki kitab langit. Sebuah buku yang lebih diutamakan daripada kitab suci Yahudi dan Kristen dalam hal akurasi, kebaruan, dan kebenarannya."
Sejarawan Kristen ini menggambarkan migrasi Nabi ke Madinah dan pendirian Negara Islam olehnya, dan dengan misi Nabinya terjadi perubahan mendasar dalam karakter dan perilaku suku-suku Arab. Dia menaklukkan Mekah tanpa pertumpahan darah dan mendeklarasikan amnesti umum. John Noss menulis, "Pada saat itu, menjadi jelas bahwa Muhammad (Saw) telah mencapai kemenangan yang menentukan atas politik dan agama di tanah Arab, dan para pembangkang dan pemberontak yang berada di dekat Hijaz merendahkan diri di hadapannya. Ia juga mengundang suku-suku yang jauh dan mengirim perwakilan kepada mereka untuk menerima Islam,".
Salam untuk utusan terakhir Tuhan, Nabi Muhammad Saw yang mempersembanhkan keindahan, iman, persaudaraan dan cinta kepada dunia, sehingga beliau menjadi teladan bagi manusia dalam cara hidupnya, sebagaimana dalam al-quran surat al-Ahzab ayat 21,
لَقَدْ کانَ لَکُمْ فِی رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ کانَ یَرْجُوا اللَّهَ وَ الْیَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَکَرَ اللَّهَ کَثِیراً
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(
Nabi Muhammad Saw Dalam Pandangan Orientalis (15)
Nabi Muhammad Saw lebih dari 14 abad lalu diutus Allah Swt kepada umat manusia, dan kitab suci Al Quran yang berisi firman Tuhan yang Esa, dan kumpulan ajaran ilmu pengetahuan serta praktik kehidupan, sekaligus mukjizat abadi-Nya, telah menjadi tuntunan hidup jutaan manusia selama ratusan tahun. Tokoh Ilahi ini merupakan salah satu faktor terpenting perubahan dan penyempurna kehidupan umat manusia.
Rasulullah Saw diutus untuk membimbing dan menyelamatkan umat manusia. Tujuan terpenting beliau adalah menegakkan keadilan di muka bumi. Maka dari itu, ia dianggap rahmat bagi umat manusia, dan mengemban tugas lintas batas teritorial. Allah Swt pada Surat Al Anbiya ayat 107 berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Meski para sejarawan dan peneliti sejak awal Islam sampai sekarang telah menuliskan kehidupan dan sirah Nabi Muhammad Saw dalam karya-karyanya, dan telah menjadi rujukan para peneliti, dan meskipun kedudukan spiritual Nabi Muhammad Saw bak bintang bersinar di langit kenabian tetap memancar, namun mengingat kondisi terkini dan sikap para budayawan imperialis yang anti-Islam dan anti-Nabi Muhammad Saw, mengkaji pandangan para peneliti Barat tentang hal ini masih urgen, dan kali ini kita akan mengulas pandangan seorang orientalis Arab Kristen dari abad-20, Philip Khuri Hitti.
Philip Khuri Hitti pada tahun 1908 lulus dari sebuah universitas Amerika di Beirut, Lebanon. Meski merupakan seorang sejarawan Lebanon, namun Philip adalah warga Amerika dan mengajar di sejumlah universitas Amerika di Lebanon. Pada September 1939 ia menerbitkan buku berjudul History of The Arabs. Bab 8 buku ini mengulas khusus tentang Nabi Muhammad Saw.
Ia memulai dengan menulis tahun kelahiran, nama dan keluarga Nabi Besar Islam. Di beberapa bagian buku ini, Philip menulis, seruan, dan pesan Muhammad Arab, layaknya nabi-nabi Bani Israel yang nama-nama mereka tercantum dalam Perjanjian Lama, benar-benar seruan dan pesan seorang nabi. Isi risalahnya diawali dengan kesaksian atas keesaan Tuhan, Tuhan yang Maha Perkasa, Pencipta semua makhluk, dan hari perhitungan, jiwa Muhammad dipenuhi muatan dari sumber kesucian, dan kegembiraan memikul serta melaksanakan tanggung jawab sebagai utusan Tuhan. Ia berjalan di antara kaum-kaum dan mengajar serta menasihati mereka.
Philip bahkan mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw dengan kerja keras dan keseriusannya, perlahan-lahan mampu menambah pengikut dan di jalan ini ia dan para pengikutnya mengalami banyak gangguan. Philip menambahkan, hari-hari penyiksaan kelam yang menimbulkan kerugian sementara bagi para pengikut Muhammad, tidak mempengaruhi keberaniannya, dan ia terus melanjutkan dakwahnya. Ia berusaha agar masyarakat meninggalkan tuhan-tuhan palsu, dan menyembah Tuhan yang Esa.
Dalam karya terkenalnya itu, Philip menulis, Muhammad saat berada di puncak kejayaannya tetap menjalani hidup seperti saat ia lemah. Kehidupannya sederhana dan penuh keikhlasan. Sejumlah kecil uang yang ditinggalkannya setelah meninggal dunia dimasukkan ke kas negara. Perilaku sehari-harinya baik dalam masalah-masalah yang penting, maupun dalam hal-hal kecil, selalu berdasarkan aturan yang di masa kita sekarang ini diikuti dan dipatuhi dengan seksama.
Tidak pernah ada di kaum manapun orang seperti Muhammad yang merupakan manifestasi sempurna seorang manusia, dan semua orang meniru amalnya sedetil mungkin. Ia adalah satu-satunya manusia sempurna yang seluruh perbuatannya kecil maupun besar sesuai dengan aturan, dan jutaan orang Muslim sekarang mengamalkan perbuatannya.
Ketika berada di Mekah, Nabi Muhammad Saw mengalami tekanan luar biasa dari kaum musyrik yang bahkan berniat membunuhnya di malam hari. Namun Nabi Muhammad Saw mengetahui rencana tersebut dari berita wahyu. Mekah sudah tidak aman lagi untuk ditinggali, dan Imam Ali bin Abi Thalib as di malam ketika Nabi Muhammad Saw akan dibunuh, tidur di tempat tidur beliau, dan sejak saat itu hijrah sejarah terpenting dimulai. Tujuan dari hijrah ini adalah kota Yathrib atau Madinah. Umat Islam Madinah saat mengetahui Nabi Muhammad Saw tengah menuju ke kota mereka, segera menyambut beliau.
Saat singgah sebentar di Quba, Nabi Muhammad Saw memerintahkan pengikutnya untuk mendirikan masjid, dan inilah masjid pertama yang dibangun dalam sejarah Islam. Salah satu langkah terpenting Nabi Muhammad Saw adalah membuat perjanjian antara kaum Muhajirin dan Anshar, dan dua kaum ini dengan kaum Yahudi Madinah.
Isi perjanjian tersebut menggambarkan kedewasaan berpikir Nabi Muhammad Saw dalam memimpin masyarakat, bagaimana beliau mempersatukan kaum-kaum yang saling berperang satu sama lain, yang di antara mereka sendiri berkelahi, dan masing-masing memiliki tradisi serta aturan sosial serta etnis yang berbeda, sehingga mencegah intervensi musuh, sekaligus membentuk sebuah umat bersatu yang membantunya dalam memajukan tujuan Ilahinya.
Nabi Muhammad Saw memasuki sebuah kota yang penduduknya memeluk Islam atas keputusan mereka sendiri, dan mengundang Nabi Muhammad Saw ke kotanya, dan ini adalah kesempatan terbaik untuk membangun pondasi Islam dan menumbuhkan ajaran kebenaran.
Philip menuturkan, masyarakat Madinah adalah miniatur masyarakat Islam di kemudian hari. Muhammad dalam waktu singkat,dari kaum-kaum yang awalnya tidak pernah bersatu, dan di wilayah yang hari itu hanya dianggap sebagai salah satu wilayah geografis semata, membangun agama yang menggeser agama Kristen dan Yahudi dari wilayah-wilayah yang luas, dan merebut posisinya, dan sampai sekarang sejumlah banyak manusia menjadi pengikutnya.
Dia juga mendirikan sebuah imperium besar yang segera menjadi bagian dunia beradab yang paling sejahtera di masa itu dalam wilayah yang luas. Muhammad tidak pernah belajar dari siapapun, tapi sebuah kitab diturunkan kepadanya yang sampai sekarang dianggap sebagai kitab paling lengkap dan mencakup semua ilmu dan aturan, serta mengandung ajaran agama yang lengkap oleh seperlima penduduk dunia.
Salah satu masalah terbesar yang dimiliki oleh para orientalis adalah menganggap Nabi Muhammad Saw dipengaruhi lingkungan tempat ia hidup dalam mengajarkan Al Quran, atau menunjukkan pengaruh kitab-kitab langit lain khususnya Taurat dan Injil atas Al Qruan, dan kisah-kisahnya. Di masa sekarang ini, beberapa orientalis menjelaskan sejumlah kesamaan kisah Al Quran, dan berdasarkan analisa formalitas serta khayalan dari legenda, menganggap sebagian kisah Al Quran sebagai legenda.
Orientalis-orientalis semacam itu menepis realitas sejarah kisah-kisah Al Quran yang merupakan mukjizat kitab suci ini, dan mencocokkannya dengan pendapat pribadi. Philip Khuri Hitti dalam bukunya juga membahas seputar kisah-kisah Al Quran, dan membandingkannya dengan kisah-kisah yang dimuat kitab perjanjian lama dan baru.
Ia mengatakan, Tuhan di dalam Al Quran menjelaskan sejumlah peristiwa yang terkait langsung dengan realitas hakiki kehidupan manusia, dan aturan hidup manusia sepanjang sejarahnya, sehingga dengan cara ini lembaran-lembaran kebaikan dan keburukan kaum-kaum terdahulu menjadi jelas bagi generasi selanjutnya, dan generasi baru belajar dari generasi terdahulu, agar mereka tidak mengulang kegagalan dan terhindar dari penyesalan.
Setelah membandingkan kisah-kisah Al Quran dengan kisah-kisah Taurat, Philip mengakui keunggulan Al Quran dan mengatakan, kisah-kisah Al Quran disampaikan untuk mendidik dan mensucikan diri, tidak ada motif pribadi dari penutur kisah, kisah-kisah Al Quran dimaksudkan agar masyarakat belajar sehingga mengetahui bahwa Tuhan terhadap kaum-kaum terdahulu, memberi pahala kepada mereka yang berbuat baik, dan menghukum mereka yang berbuat buruk.