کمالوندی

کمالوندی

Sabtu, 05 September 2020 14:29

Lebanon Tangkap Tim Teroris ISIS

 

Intelijen militer Lebanon melaporkan penangkapan anggota tim teroris yang memiliki hubungan dengan Daesh (ISIS) di negara itu.

Menurut situs Alahed, Komando Angkatan Darat Lebanon dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa elemen-elemen dari kelompok teroris yang terkait dengan ISIS berencana untuk melakukan operasi teroris di dalam negeri, namun berhasil ditahan oleh pasukan intelijen militer.

Pernyataan itu mengatakan bahwa elemen ISIS telah ditahan dalam beberapa operasi keamanan di wilayah al-Shamal dan al-Beqaa pada tanggal yang berbeda.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa unsur-unsur tersebut telah menerima pelatihan militer dan memiliki senjata dan amunisi.

 

Delegasi Iran, yang melakukan perjalanan ke Kabul untuk berkonsultasi dengan pejabat senior Afghanistan, menekankan perlunya persatuan dalam kekuatan politik Afghanistan.

Kedutaan Besar Iran di Kabul mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu (05/09/2020) setelah kunjungan Mohammad Ebrahim Taherian Fard, utusan khusus Iran untuk Afghanistan, ke Kabul mengeluarkan statemen yang menyatakan, "Kebijakan prinsip Iran terhadap Afghanistan didasarkan pada mendukung pencapaian dua dekade terakhir, dan karenanya, Tehran mendukung penyelenggaraan pemilihan presiden di Afghanistan, dan setelah pemilihan berusaha kerasa untuk menyelesaikan perbedaan antara saingan politik dan menciptakan pemahaman di antara mereka."

Mohammad Ebrahim Taherian Fard dan Ashraf Ghani
Pernyataan itu menambahkan, "Pada kondisi penting saat ini, tentang pembentukan kerangka kerja untuk negosiasi antar-Afghanistan yang bertujuan untuk mencapai perdamaian berkelanjutan di Afghanistan, delegasi Republik Islam Iran melakukan perjalanan ke Kabul demi mengejar kebijakan prinsip yang sama dalam mempertahankan struktur republik dan UUD dengan melakukan konsultasi dengan para pejabat senior, termasuk Presiden, Ketua Dewan Rekonsiliasi, mantan Presiden, Penjabat Menteri Luar Negeri, Penasihat Keamanan Nasional, dan beberapa tokoh politik Afghanistan terkemuka lainnya."

Kedutaan Besar Iran di Kabul dalam pernyataannya lebih lanjut mengatakan bahwa dalam semua pertemuan ini, pentingnya penekanan pada persatuan kekuatan politik Afghanistan untuk melindungi pencapaian ini dan terutama untuk melindungi hak-hak fundamental suku-suku negara dan hidup berdampingan yang efektif dan damai di antara mereka di masa depan.

 

Komite Perlawanan di Palestina menekankan bahwa para penguasa UEA tidak dapat menyimpangkan permusuhan lama antara bangsa Arab dengan penjajah dengan memukul umat Arab dan Islam melalui kompromi dengan Zionis.

Menurut laporan FNA, Komite Perlawanan di Palestina menyebut pendaratan pesawat rezim Zionis di UEA sebagai kelanjutan dari serangkaian pengkhianatan dan memalukan serta pukulan baru bagi Umat Islam, kemudian menekankan bahwa ini tidak akan mengubah sifat konflik Arab-Israel.

Komite Perlawanan di Palestina
"Musuh Zionis akan tetap menjadi musuh utama umat Arab dan Islam," tegas Komite Perlawanan di Palestina.

Pesawat pertama rezim Zionis mendarat pada Senin (31/08) di Abu Dhabi, ibu kota UEA.

Ini adalah penerbangan langsung pertama dari Tel Aviv ke Abu Dhabi, yang berlangsung hanya 17 hari setelah pengumuman kesepakatan normalisasi antara UEA dan rezim Zionis. Penerbangan itu membawa delegasi Amerika-Israel.

Langkah UEA untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis telah mendapat kecaman dari banyak negara Islam dan kelompok perlawanan Palestina.

 

Tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam dua ledakan terpisah di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab (UEA) dan pusat pariwisata, Dubai pada hari Senin, 31 Agustus 2020. Ledakan di Abu Dhabi terjadi di sekitar Jalan Rashid bin Saeed, tepatnya di restoran KFC dan Hardees yang berada di area tersebut.

Berdasarkan keterangan polisi dan media lokal, lokasi ledakan terletak tak jauh dari jalan utama menuju bandara, di mana para pembantu utama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan mendarat pada Senin malam, dalam perjalanan bersejarah dalam hubungan diplomatik antara UEA dan Israel.

Polisi mengatakan, insiden di Abu Dhabi juga menyebabkan beberapa luka ringan dan sedang, dan warga di gedung di sekitarnya dievakuasi. Namun menurut kantor media pemerintah Abu Dhabi, ledakan itu disebabkan oleh tabung gas.


UEA telah secara terbuka mengumumkan hubungan resminya dengan Israel pada Kamis, 13 Agustus 2020. Dalam pernyataan bersama Trump, Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Al Nahyan, mengklaim bahwa normalisasi hubungan UEA dan Israel "diharapkan akan memajukan upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah."

Trump dalam tweetnya menyebut perjanjian untuk "normalisasi penuh hubungan" antara Israel dan UEA sebagai "terobosan diplomatik bersejarah." UEA dan Israel berencana untuk bertukar kedutaan dan duta besar. Dengan kesepakatan ini, UEA menjadi negara Arab ketiga yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania, masing-masing pada 1979 dan 1994. Hubungan resmi UEA dan Israel telah menuai kecaman luas di dunia Islam.

Selasa, 01 September 2020 13:37

Hamas: UEA Besarkan Wajah Israel

 

Anggota senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengatakan, pemimpin Uni Emirat Arab (UEA) mengenakan pakaian Israel dan tengah membesarkan citra rezim Zionis ini.

Menurut laporan televisi al-Mayadeen Selasa (1/9/2020), Mushir al-Masri seraya memprotes langkah Emirat menormalisasi hubungan dengan Israel menambahkan, penerbangan langsung pertama antara Israel dan Uni Emirat Arab merupakan tikaman dari belakang terhadap bangsa Palestina.

Al-Masri seraya menjelaskan bahwa pemimpin Emirat melaluai langkahnya ini ingin menjalankan rencana AS kesepakatan abad, menekankan, di kondisi seperti ini, muqawama opsi tunggal strategis.

Menyusul normalisasi hubungan antara UEA dan Israel, Senin (31/8/2020), penerbangan langsung pesawat antara kedua pihak melalui zona udara Arab Saudi mendarat di Abu Dhabi.

Senin, 31 Agustus 2020 13:43

Imam Hadi, Mentari Pembimbing Umat

 

Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw mencurahkan hidupnya untuk membimbing manusia dengan ketinggian ilmu dan keutamaan akhlaknya. Salah satu dari Ahlul Bait Rasulullah saw adalah Imam Hadi yang telah menunjukkan keagungannya sejak kecil hingga akhir hayatnya.

Imam Ali al-Hadi lahir tanggal 15 Dzulhijjah 212 HQ di kota Madinah. Ketika ayahnya Imam Jawad syahid, Imam Hadi memegang tanggung jawab kepemimpinan umat Islam. Beliau memberikan petunjuk dan bimbingan kepada masyarakat selama 33 tahun.

Kepemimpinan Imam Hadi semasa dengan enam orang penguasa dari dinasti Abbasiah. Di masa kepemimpinan beliau inilah Ahlul Bait Rasulullah Saw banyak mengalami tekanan dari pihak penguasa lalim. Salah satu dari enam khalifah yang sezaman dengan beliau dan paling membenci Ahlul Bait adalah Mutawakkil.

Keimamahan Imam Ali al-Hadi menjadi ancaman bagi musuh-musuh Ahlul Bait, terutama penguasa lalim. Untuk itulah, mereka berupaya memisahkan Imam dari umat Islam. Bahkan sejak kecil, para imam mendapat tekanan dari penguasa lalim. Tapi tekanan tersebut tidak menghalangi para Imam dalam membimbing masyarakat bahkan sejak usia kecil beliau.

Dengan alasan mengajar, ulama terkemuka Madinah saat itu, Abdullah Junaidi diminta untuk mengajar Imam Hadi yang masih berusia delapan tahun. Keagungan ilmu dan ketinggian akhlak Imam Hadi membuat Abdullah Junaidi terpesona.

Suatu hari seseorang bernama Muhammad bin Said bercerita, "Hari Jumat aku melihat Junaid, lalu aku bertanya tentang sesuatu kepadanya. Bagaimana pendapatmu tentang anak yang sedang engkau ajar. Junaid memandangku, lalu menjawab, "Anak itu adalah sheikh besar dari Bani Hasyim. Demi Tuhan, apakah engkau melihat orang yang lebih berilmu dariku di Madinah ini ?". "Tidak", jawabku singkat.

Junaid kembali berkata, "Demi Tuhan, ketika aku membahas sebuah masalah dengan bersandar pada ilmuku, ia (Imam Hadi) membukakan pintu hakikat mengenai masalah tersebut untukku. Terkadang aku memintanya untuk membaca sebuah ayat al-Quran. Lalu dengan suaranya yang merdu, anak itu membaca al-Quran yang membuatku begitu terpesona. Subhanallah, maha suci Allah swt, dari mana ia mendapatkan pengetahuan itu?

Masyarakat mengiranya akulah yang mengajari anak itu, padahal sebaliknya akulah yang belajar darinya. Demi Tuhan  ia adalah manusia terbaik di muka bumi dan ia adalah manusia terbaik yang diciptakan oleh Allah swt."  Sejarah juga mencatat berbagai keutamaan Imam Hadi sejak usianya yang masih beliau hingga akhir hayat.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei pernah menyinggung peran penting Imam Hadi dalam masa sulit ketika itu dengan mengatakan, "Di kota Samarra, sejumlah besar para tokoh Syiah berkumpul selama masa Imam Hadi. Beliau berhasil mengelola mereka dan melalui mereka disebarkan pesan Imamah ke seluruh dunia. Islam disebarkan melalui korespondensi dan komunikasi dengan jaringan yang tersebar luas. Jaringan Syiah ini berada di Qom, Khorasan, Rey, Madinah, Yaman, bahkan di daerah terpencil di berbagai tempat sehingga jumlahnya semakin meningkat dari hari ke hari. Imam Hadi melakukan semua ini dalam kondisi yang sulit dalam pengawasan ketat pejabat penguasa Abbasi yang tidak menyadari keberadaan mereka".

Imam Hadi as memulai perjuangannya melawan para penguasa Abbasiah secara tidak langsung dengan penyadaran sosial, budaya dan pendidikan. Ahlul Bait Rasulullah Saw mengajarkan pondasi pemikiran dan keyakinan yang kokoh dan logis  kepada masyarakat yang berada di bawah tekanan politik penguasa lalim.

Tekanan berat dari sisi politik dan menyebarnya kerancuan pemikiran dan keyakinan merupakan dua fenomena yang muncul di zaman Imam Hadi as. Tanpa beliau, dasar keyakinan dan pemikiran Islam bakal terancam.

Sebelum Imam Hadi as dipindahkan ke Samara oleh pasukan Abbasiah, beliau tinggal di Madinah yang menjadi pusat keilmuan dan fikih dunia Islam. Aktifitas Imam Hadi di Madinah memicu kekhawatiran dari para penguasa zalim. Oleh karena itulah mereka memaksa Imam Hadi as untuk meninggalkan Madinah dan selama 10 tahun beliau hidup dalam tekanan berat di masa kekuasaan Bani Abbasiah.

Tekanan berat politik para penguasa Abbasiah terhadap Imam Hadi  menyulitkan masyarakat untuk bisa menemui beliau. Hal ini dilakukan mereka dengan harapan bahwa ketidakhadiran Imam Hadi di tengah-tengah masyarakat bakal memunculkan masalah keyakinan.

Situasi dan kondisi demikian secara perlahan-lahan memunculkan aliran-aliran sesat di tubuh umat Islam. Hal ini membuat agama Islam betul-betul berada dalam bahaya. Untuk menghadapi kondisi sulit ini, Imam Hadi as memperkuat "Lembaga Perwakilan" dan menyebarkannya ke daerah-daerah guna menciptakan koordinasi antara sesama pengikut Ahlul Bait yang tersebar di daerah-daerah.

Sebenarnya sebelum Imam Hadi as, telah ada lembaga perwakilan yang dibentuk oleh para Imam sebelumnya. Tapi kelebihan Imam Hadi adalah menjadikan badan ini resmi perwakilan dirinya, sehingga masyarakat tetap dapat berkomunikasi dengan beliau lewat wakil-wakilnya. Dengan demikian, tuntunan beliau juga dapat sampai ke masyarakat, tanpa kehadirannya. Metode ini mampu melanggengkan sistem Imamah di tengah tekanan kuat penguasa.

Manajemen Imam Hadi di masa itu sangat berpengaruh dan efektif untuk bisa keluar dari krisis-krisis selanjutnya yang lebih sulit. Karena kondisi politik saat itu berkembang sedemikian rupa sehingga Ahlul Bait pasca Imam Hadi, yakni di masa Imam Hasan Askari, semakin tertekan.

Badan perwakilan sangat penting pengaruhnya dalam mengkoordinasi dan mengatur keilmuan, sosial dan keamanan para pengikut Ahlul Bait. Dalam lembaga ini, pesan Imam akan sampai kepada para pengikutnya dengan cepat dan sistematik melalui satu kanal yang terpercaya dan resmi. Sehingga dari sisi keamanan tidak sampai menyulitkan para pengikut Ahlul Bait dan tempatnya tidak sampai diketahui oleh orang lain.

Jaringan penting ini dari sisi keilmuan dan fikih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dari sumber aslinya dan hasil pertamanya secara nyata adalah menjawab syubhah-syubhah keyakinan dan pemikiran. Mengambil jawaban  atas masalah-masalah fikih dan teologi dari kanal yang bisa dipercaya bak payung perlindungan yang besar bagi para pengikut Ahlul Bait yang bisa juga dipakai untuk menghadapi pelbagai serangan budaya. Jaringan perwakilan pada hakikatnya berposisi sebagai sebuah jaringan besar universitas yang menghubungkan para pengikut Ahlul Bait dengan pusat penyebaran pemikiran-pemikiran Ahlul Bait.

Imam Hadi sebagaimana pendahulunya, Imam Ali bin Abi Thalib menjalani kehidupan secara sederhana, zuhud, saleh dan senantiasa membantu orang miskin maupun orang yang membutuhkan.

Imam Hadi berperan besar dalam menyampaikan nilai-nilai Al-Quran kepada umat Islam di zamannya. Mengenai Al-Quran, salah satu pernyataan beliau di antaranya, "Allah Yang Maha Kuasa tidak menempatkan Al-Qur'an hanya untuk waktu tertentu. atau untuk orang-orang khusus saja. Sebab Al-Qur'an berlaku sampai hari kiamat, dan senantiasa baru untuk zaman apapun, dan bangsa manapun,"

Senin, 31 Agustus 2020 13:41

Surat Ghafir ayat 57-60.

 

لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (57) وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ قَلِيلًا مَا تَتَذَكَّرُونَ (58) إِنَّ السَّاعَةَ لَآَتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (59)

Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (40: 57)

Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. (40: 58)

Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman. (40: 59)

Sebelumnya telah disampaikan bahwa para penentang agama berdebat dengan Rasulullah Saw dan orang-orang mukmin dan tidak mau menerima ucapan kebenaran. Ayat-ayat ini mengatakan, “Sebagai jawaban kepada mereka yang mengingkari Hari Kebangkitan, katakan bahwa penciptaan langit dan bumi lebih penting atau menciptakan kembali manusia di Hari Kiamat? Zat yang memiliki kekuasaan untuk menciptakan dan mengelola galaksi dan planet bumi dengan keluasan dan keagungan, apakah lemah untuk menghidupkan kembali mayat dan menciptakan manusia kembali?”

Cara berpikir demikian bersumber dari kebodohan dan ketidaktahuan kebanyakan manusia yang membandingkan kekuasaan Allah dengan kekuatan dirinya dan beranggapan bahwa kekuasaan Allah itu kecil dan terbatas.

Kelanjutan ayat ini menyebutkan bahwa tidak akan pernah sama antara manusia yang buta dan yang tidak. Orang bodoh seperti orang buta yang tidak dapat mengetahui banyak hal. Ada tabir kesombongan yang menggelayut matanya, sehingga ia tidak dapat melihat hakikat apa adanya. Tetapi manusia yang melek menyaksikan kebenaran di balik bayang-bayang cahaya ilmu dan makrifat.

Apakah dua kelompok manusia ini sama? Manusia yang melek dapat melihat kekecilan dirinya dan keagungan dunia yang berada di sekelilingnya. Oleh karenanya, ia mengetahui dengan benar kekuatan dan posisinya. Sementara orang bodoh dan hatinya buta tidak mengetahui posisinya baik dalam waktu maupun ruang, serta tidak juga dunia yang berada di sekelilingnya. Ia salah dalam menilai dirinya, sehingga melakukan perbuatan buruk dan tidak benar.

Tentu saja ada sedikit manusia yang mengingat dan menerima hakikat dari nasihat ini.

Dalam kelanjutan ayat-ayat ini, menyusul perdebatan para pengingkar Hari Kiamat, menyatakan dengan transparan dan tegas bahwa Hari Kiamat pasti akan tiba dan tidak ada keraguan tentangnya. Sekalipun kebanyakan manusia tidak meyakini akan adanya kiamat, tapi pengingkaran mereka tidak berpengaruh pada terjadinya janji ilahi.

Dari tiga ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Bila kita menyaksikan keagungan dunia dan memahaminya, kita tidak akan menganggap diri kita besar dan tidak bakal sombong.

2.Salah satu alasan mengingkari Hari Kebangkitan adalah kebodohan dan ketidaktahuan manusia akan ilmu dan kekuasaan Allah.

3. Kufur dan kefasikan akan membutakan akal manusia dari melihat hakikat gaib. Sebagaimana orang-orang ini hanya dapat melihat hal-hal materi.

4. Kekuasaan, kebijaksanaan dan keadilan Allah menuntut terwujudnya janji ilahi tentang terjadinya kiamat dan tidak layak untuk meragukan hal tersebut.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)

Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (40: 60)

Pada ayat sebelumnya dibicarakan tentang terjadinya kiamat yang merupakan janji pasti Allah. Bukan hanya orang-orang pendosa dan pelaku kriminal yang masuk neraka, tetapi juga mereka yang mengenal Allah dan tidak beribadah. Karena ini berarti kesombongan dihadapan pencipta. Mereka yang menganggap dirinya besar dan tidak mau beribadah akan memasuki neraka di Hari Kiamat dalam kondisi sangat terhina.

Tentu saja masalah ini bukan berarti Allah membutuhkan ibadah dan penyembahan manusia, tetapi dikarenakan hasil dari semangat kesombongan membuat manusia dimasukkan ke neraka. Orang-orang seperti ini bukannya menunjukkan ketaatan pada perintah pencipta dunia, tetapi justru menghamba pada hawa nafsu dan kecenderungan jiwanya yang hasilnya adalah keseatan.

Awal ayat ini menjelaskan salah satu contoh ibadah kepada Allah, yaitu doa. Artinya, selain shalat dan ibadah lain yang telah ditetapkan dalam agama Islam, manusia harus senantiasa mengingat Allah dalam segala kondisi. Baik ketika manusia dalam kondisi sulit dan memenuhi kebutuhan atau dalam kondisi senang dan untuk mensyukuri nikmat. Allah berjanji pasti mendengar doa para hamba dan mengijabahinya dengan tepat. Tentu saja doa akan dikabulkan, ketika dalam doa dan orang yang berdoa memenuhi syarat-syarat yang diperlukan.

Sekalipun ilmu dan kekuasaan Allah adalah mutlak dan tidak terbatas, tetapi kebijaksanaan-Nya tidak memberi-Nya iziin untuk mengijabahi semua apa yang dipinta para hamba-Nya. Karenanya, Allah berdasarkan maslahat orang tersebut dan masyarakat akan mengabulkan kondisi terbaik bagi pendoa agar kebaikan paling banyak sampai kepadanya, sekalipun mungkin orang tersebut tidak dapat memahami hal ini.

Pada saat yang sama, jangan sampai doa menggantikan kerja dan usaha. Bila manusia tidak bekerja karena masalah ini, doanya tidak akan diterima. Pada prinsipnya, salah satu sebab tidak terkabulkannya kebanyakan doa, karena orang berdoa tanpa mau berusaha.

Tidak terkabulkannya sebagian doa punya sebab dan faktor yang lain juga. Seperti ketika manusia salah dalam mengidentifikasi mana yang menjadi maslahatnya atau tidak dan ia memohon sesuatu kepada Allah yang bukan maslahat baginya. Dalam kasus-kasus seperti ini doanya tidak akan dikabulkan.

Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Doa juga merupakan ibadah kepada allah dan meninggalkannya petanda meninggalkan penghambaan kepada Allah dan sombong.

2. Dalam berdoa, kita hanya meminta kepada Allah dan jangan sampai menyekutukan-Nya.

3. Allah mengetahui kebutuhan kita dan tidak membutuhkan doa dan ibadah kita. Pada hakikatnya, perintah doa dalam al-Quran, pengaruh dan berkahnya kepada manusia sendiri. Doa menyebabkan manusia selalu melihat dirinya membutuhkan Allah dan dapat mengenyahkan sifat sombong dari dirinya yang menyebabkan segala kehancuran.

4. Segala bentuk kesombongan dihadapan allah akan membuat manusia terhina di Hari Kiamat.

Senin, 31 Agustus 2020 13:40

Surat Ghafir ayat 53-56

 

وَلَقَدْ آَتَيْنَا مُوسَى الْهُدَى وَأَوْرَثْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ (53) هُدًى وَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ (54)

Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil. (40: 53)

Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir. (40: 54)

Sebelumnya telah disebutkan bahwa Allah pasti akan menolong para nabi dan pengikut mereka. Ayat-ayat ini menyinggung satu kasus dari pertolongan ilahi. Ketika memilih Musa sebaga nabi, Allah menuntunnya untuk mengajak Firaun dan kaum Bani Israil untuk menyembah Allah yang Esa serta melaksanakan risalahnya. Sebagaimana Allah menurunkan kitab Taurat agar menjadi sumber hidayah bagi Bani Israil, dengan membacanya manusia keluar dari kelalaian dan mengenal kewajiban dan tanggung jawabnya.

Kitab samawi menjadi sumber hidayah dan pengingatan bagi mereka yang memiliki akal. Tetapi orang-orang yang tidak berakal, keras kepala dan fanatik tidak dapat memanfaatkannya. Pada hakikatnya, mereka yang dapat memanfaatkan kitab samawi yang perbuatannya sesuai dengan akal dan logika, bukan naluri dan hawa nafsu, sekalipun semua manusia dianugerahi nikmat akal, tetapi yang berkuasa pada diri mayoritas masyarakat adalah kecenderungan dan keinginan hawa nafsu, bukan kekuatan akal. Menurut ungkapan al-Quran, kebanyakan tuhan dari manusia di muka bumi adalah keinginan dan kencenderungan  hawa nafsunya. Orang-orang seperti ini hanya memikirkan untuk mencari kelezatan dan kepentingannya yang lebih banyak.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Semua manusia, bahkan para nabi membutuhkan hidayah ilahi. Tentu saja para nabi mendapatkannya langsung dari Allah, dan manusia lainnya mendapatkannya dari mereka.

2. Warisan para nabi bukan istana, taman dan harta, tetapi warisan terpenting mereka adalah kitab samawi untuk menuntun manusia.

3. Dalam kondisi apapun, manusia membutuhkan pengingatan. Bila hidayah tanpa pengingatan, maka perlahan-lahan akan dilupakan.

4. Akal menuntun manusia kepada wahyu dan keduanya akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dan kesempurnaan.

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ (55)

Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. (40: 55)

Sekalipun Nabi Muhammad Saw yang diajak bicara dalam ayat ini, tetapi perintahnya bersifat umum. Dalam ayat ini ada beberapa poin penting yang perlu dijelaskan:

Poin pertama, ketika sekarang menyaksikan janji-janji Allah untuk menuntun dan menolong para nabi sebelumnya, maka engkau harus sabar dalam menuntun manusia dan mengajak mereka pada kebenaran dan pada saat yang sama jangan bersikap lemah dan putus harapan dalam menghapadi kebencian dan sikap keras kepala dari para musuh. Karena kunci dari kemenangan dalam segala peristiwa adalah sabar dan tegar menghadapi segala kendala dan kesulitan. Tidak diragukan bahwa iman kepada kebenaran janji ilahi akan menenangkan manusia di jalan kebenaran dan memudahkannya menanggung kesulitan.

Poin kedua, bila engkau tidak melakukan kewajiban di jalan ini, maka sucikan lembaran hatimu dari kotoran dosa dengan memohon ampun dari Allah.

Jelas, bahwa para nabi ilahi adalah maksum dan tidak melakukan perbuatan dosa. Karena bila membangkang terhadap perintah Allah, bagaimana mereka akan meminta kepada manusia agar tidak melakukan dosa dan menaati dirinya secara mutlak. Dengan demikian, kelaziman risalah kenabian adalah terjaga dari dosa dan suci.

Jika dalam ayat-ayat al-Quran menggunakan kata dosa pada Nabi Muhammad Saw atau para nabi yang lain, kata itu tidak berarti dosa yang dilakukan oleh seluruh manusia. Karena dosa yang dilakukan manusia adalah membangkang perintah Allah, tetapi para nabi yang memiliki posisi yang tinggi di sisi Allah jelas tidak layak bila dalam sedetik mereka lalai atau meninggalkan yang lebih penting.

Sejatinya, dosa para nabi bukan membangkang perintah Allah, tetapi perasaan mereka tidak dapat sesuai dengan yang diinginkan Allah dalam melaksanakan kewajiban. Seperti seorang tuan rumah yang merasa tidak dapat melayani tamu dengan baik, sekalipun telah melaksanakan sebisanya.

Poin ketiga, dengan mengingat Allah dan bertasbih kepada-Nya dalam memulai melakukan pekerjaan setiap hari, hendaknya kita menguatkan iman kita.

Tidak diragukan lagi bahwa Hamdalah dan Tasbih kepada Allah serta mensucikan Allah dari segala kekurangan akan mengubah hati dan jiwa manusia dan membuatnya untuk menghiasi diri dengan sifat-sifat kesempurnaan.

Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Bila kita mengimani janji-janji Allah, maka harus melaksanakan kewajiban agama dan harus tegar serta berusaha agar segala masalah dan kesulitan tidak mencegah kita.

2. Semua manusia, termasuk para nabi berkewajiban untuk beristighfar, karena sebagai manusia memiliki batasan dalam kekuatan dan fasilitas, sehingga tidak dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan yang diinginkan Allah.

3. Zikir dan tasbih kepada allah harus dilakukan setiap hari agar menyebabkan tumbuhnya manusia menuju kesempurnaan serta menguatkan fondasi keimanannya.

4. Hamdalah dan Tasbih harus berdampingan, agar kita dapat mensyukuri Allah atas segala nikmat dan mensucikan-Nya dari segala kezaliman.

إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آَيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (56)

Sesungguhhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (40: 56)

Ayat ini menyinggung akar pengingkaran terhadap agama dan ketakutan pada agama. Ayat ini menyebutkan, barangsiapa yang mendustakan ayat-ayat al-Quran dan mukjizat para nabi tanpa dalil dan argumenasi dan ingin mengajak berdebat orang lain tanpa logika guna mencegah orang lain akan agama, maka sudah pasti motivasinya adalah kesombongan yang ada dalam dirinya.

Mereka menganggap dirinya besar dan orang beriman sebagai kecil. Karenanya, bukan saja mereka tidak menerima ajakan para nabi, tetapi juga berusaha untuk mencegah orang lain mengikuti jalan kebenaran para nabi dengan melakukan dialog-dialog panjang, sehingga menurut anggapannya tidak memberi kesempatan para nabi yang sudah besar di tengah masyarakat mendapat posisi yang lebih tinggi dari mereka. Tetapi Allah telah berjanji akan mengilangkan kendala ini dan tidak menginzinkan para penentang untuk sampai pada keinginannya.

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Akar kekufuran dan pengingkaran pada kebanyakan orang adalah merasa diri lebih dan kesombongan mereka dihadapan kebenaran, bukan tidak memahami kebenaran firman Allah.

2. Orang sombong menginginkan dirinya menjadi pemimpin di tengah masyarakat, tetapi tidak akan pernah sampai pada keinginannya dan bila secara lahiriah sampai pada keinginannya, maka akan terungkap lalu terhina.

3. Di seluruh keadaan harus berlindung pada Allah, khususnya ketika menghadapi konspirasi musuh-musuh agama.

Senin, 31 Agustus 2020 13:39

Surat Gharif ayat 48-52

 

قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُلٌّ فِيهَا إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ (48) وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ (49) قَالُوا أَوَ لَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى قَالُوا فَادْعُوا وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (50)

Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, “Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya).” (40: 48)

Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari.” (40: 49)

Penjaga Jahannam berkata, “Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?” Mereka menjawab, “Benar, sudah datang.” Penjaga-penjaga Jahannam berkata, “Berdoalah kamu.” Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. (40: 50)

Sebelumnya, telah disebutkan bahwa para pemimpin kekufuran serta kesyirikan dan pengikutnya saling berselisih satu sama lain di neraka. Para pengikut menyebut para pemimpinnya penyebab mereka masuk neraka dan meminta bantuan mereka agar menyelamatkan dirinya dari neraka.

Ayat-ayat ini mengatakan, para pimpinan kekufuran dan kesyirikan yang tidak mampu menjawab permintaan pengikutnya berkata kepada mereka, kita semua punya nasib yang sama dan akan disiksa di api neraka. Karena Allah telah mengadili para hamba-Nya dan sesuai dengan hukum-Nya, kita semua berada di sini. Seandainya kami punya kemampuan untuk menemukan jalan keselamatan, sebelum memikirkan kalian, tentu saja kami berusaha memikirkan untuk menyelamatkan diri kami. Sekarang kalian harus tahu bahwa kami tidak dapat berbuat apa-apa.

Ketika para pengikut mereka merasa putus asa dari pemimpinnya, mereka pergi menemui para penjaga neraka dan meminta agar setidaknya azab mereka dikurangi dalam sehari agar dapat sedikit beristirahat dan menenangkan diri.

Tetapi para malaikat yang bertugas di neraka mengatakan kepada mereka, “Mengapa kalian tidak mengikuti para nabi ilahi, sebagai ganti dari mengikuti orang-orang arogan? Apakah mereka tidak membawakan bukti-bukti yang jelas dan menyempurnakan hujjah kepada kalian? Para penduduk neraka mengakui bahwa para nabi telah datang dan mereka mendengar pesan-pesan mereka, tetapi tidak menerima ucapan mereka dan mengingkarinya.”

Para malaikat ilahi mengatakan, “Berarti kesalahan kalian sendiri. Kalau sudah begini, pengakuan dan penyesalan hari ini sudah tidak bermanfaat bagi kalian. Karenanya, apa saja yang kalian pinta dari Allah tidak akan dikabulkan, bahkan tidak keringanan dalam hukuman kalian.

Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Mereka yang selama di dunia sombong dan tidak tunduk pada kebenaran, di Hari Kiamat bakal terhina dan tidak menemukan jalan keselamatan.

2. Hanya Allah yang mengadili manusia dengan adil. Karenanya, jangan menghakimi orang lain tanpa bukti.

3. Azab neraka tidak dapat diliburkan dan tidak dapat dikurangi. Selama masih di dunia, kita harus memanfaatkan kesempatan taubat, agar terselamatkan dari azab akhirat.

4. Di neraka, urusan manusia buruk dan kafir sedemikian sulit, sehingga mereka meminta tolong kepada para malaikat yang bertugas di sana, tapi permintaan itu tidak berpengaruh.

5. Sunnatullah adalah selama hujjah belum sempurna, tidak akan ada siksaan.

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آَمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (51) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ (52)

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (40: 51)

(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (40: 52)

Para pengikut pimpinan kekufuran dan pemilik kekuasaan beranggapan akan mendapat bantuan mereka saat membutuhkan, tetapi di Hari Kiamat para pemimpin kekufuran tidak dapat membatu siapapun. Berbeda dengan orang zalim dan kafir, para nabi dan orang saleh memanfaatkan bantuan ilahi di Hari Kiamat. Sebagaimana ayat-ayat ini menjelaskan, Allah adalah penolong para nabi dan orang-orang mukmin dan akan membantu mereka di dunia dan akhirat. Dalam ayat ini, secara prinsip menyatakan akan membantu para nabi dan orang-orang mukmin di dunia dan akhirat.

Selama di dunia, ada bantuan gaib yang menguatkan semangat orang-orang mukmin, sekaligus memunculkan ketakutan di hati orang-orang kafir. Begitu juga menggagalkan konspirasi para musuh dan memenangkan orang mukmin hakiki.

Tetapi kiamat bagi orang-orang zalim yang kufur menjadi hari yang buruk dan pengungkapan keburukan mereka. Ketika semua makhluk dikumpulkan, para saksi tampil membongkar segala keburukan mereka dan menguntungkan orang-orang mukmin serta menjadikan mereka lebih baik dari orang-orang arogan. Mereka yang zalim dan arogan tidak diterima permintaan maafnya di pengadilan hari itu, bahkan mereka hanya mendapat laknat manusia yang dikumpulkan hari itu. Orang zalim tidak mendapat rahmat ilahi dan juga dilaknat para pengikutnya. Mereka ditempatkan di neraka yang paling buruk dan mendapat tekanan azab dari sisi jasmani dan ruh.

Pada prinsipnya, ini merupakan metode al-Quran yang menukil sejarah para nabi sebelumnya sebagai contoh pertolongan Allah kepada orang-orang mukmin dalam menghadapi para arogan dan zalim. Dengan tujuan agar orang-orang mukmin tabah dalam menghadapi para arogan di masanya, mereka akan mendapat pertolongan ilahi dan menang melawan musuh-musuhnya.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Termasuk Sunnatullah yang p asti untuk menolong para nabi dan mukminin dan memenangkan kebenaran atas kebatilan. Tentu dengan syarat bahwa orang-orang mukmin tabah di jalan keimanan dan mengikuti para nabi ilahi.

2. Dampak dan manfaat iman mencakup di dunia dan di akhirat mukminin dan tidak khusus pada akhirat mereka.

3. Janji ilahi terkait pertolongan kepada orang-orang mukmin untuk menghibur mereka dan memberi mereka motivasi, harapan dan kekuatan untuk melawan menghadapi segala ancaman, tekanan dan gangguan musuh.

Senin, 31 Agustus 2020 13:39

Surat Ghafir ayat 43-47

 

لَا جَرَمَ أَنَّمَا تَدْعُونَنِي إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُ دَعْوَةٌ فِي الدُّنْيَا وَلَا فِي الْآَخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَا إِلَى اللَّهِ وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ (43) فَسَتَذْكُرُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (44)

Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. (40: 43)

Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (40: 44)

Lelaki beriman dari keluarga Firaun menampakkan keimanannya ketika menyeru masyarakat pada kebenaran. Ia berbicara dengan tegas mengenai tauhid dan syirik serta konsekuensi dari keduanya.

Ayat tersebut melanjutkan kisah sebelumnya dan berkata, "Kalian mengajakku untuk meninggalkan Tuhan Yang Maha Esa dan menyembah berhala, padahal berhala-berhala itu adalah benda mati dan tidak dapat mengabulkan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Mereka tidak dapat berbicara, tidak dapat menyeru ke jalan manapun, dan tidak dapat memecahkan masalah apapun.

Kita semua akan kembali kepada Allah Swt untuk mempertanggung jawabkan amal perbuatan kita. Jelas bahwa para penyembah berhala di dunia, akan menempati neraka di akhirat, karena mereka telah berpaling dari kebenaran dan melampaui batas."

Lelaki beriman itu kembali berkata, "Wahai masyarakat, aku beriman kepada Allah dan menyerahkan urusanku kepada-Nya, aku tidak takut atas ancaman kalian dan juga tidak takut karena banyaknya jumlah dan besarnya kekuatan kalian, karena aku menyerahkan diriku kepada Dzat yang memiliki kekuasaan tak terbatas, Dia mengetahui kondisi, pikiran, dan perbuatan hambanya.

Namun, sayang sekali karena kalian baru memahami seruanku ketika kalian hadir di pengadilan Tuhan dan bara api neraka melahap kalian. Waktu itu semua sudah terlambat dan tidak ada lagi jalan untuk kembali ke dunia.

Lelaki beriman di keluarga Firaun ini bangkit seorang diri menyeru masyarakat dan memperingatkan mereka tentang dampak-dampak kesyirikan.

Dari dua ayat di atas terdapat empat pelajaran yang dapat diambil:

1. Iman kepada Allah harus disertai dengan dalil dan dengan dalil ini, kita juga bisa mengajak orang lain untuk beriman kepada-Nya.

2. Sikap israf dan berlebih-lebihan tidak hanya soal harta, tetapi menyia-nyiakan umur dan kemampuan di jalan batil, adalah termasuk contoh terbesar sikap israf. Untuk itu, kita harus benar-benar teliti dalam memilih jalan hidup.

3. Setelah menunaikan tugas, berlindunglah kepada Allah dari setiap ancaman dan konspirasi musuh, karena Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

4. Serahkanlah urusan kita kepada Allah, karena Dia Maha Mengetahui tentang keadaan kita.

فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا وَحَاقَ بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46)

Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. (40: 45)

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (40: 46)

Lelaki beriman dari keluarga Firaun berlindung kepada Allah dari ancaman dan konspirasi Firaun. Allah juga menggagalkan konspirasi mereka. Lelaki itu diselamatkan dari kejahatan Firaun dan diteguhkan hatinya di jalan iman dan tauhid. Firaun dan kaumnya diberikan azab yang pedih atas kesombongan dan kekufuran mereka.

Berdasarkan ayat-ayat lain dalam al-Quran, Nabi Musa as dan Bani Israil menyeberangi Sungai Nil dengan selamat, tetapi Firaun dan bala tentaranya ditenggelamkan di dalamnnya.

Pada dasarnya, mereka telah dimasukkan ke dalam azab neraka dan merasakan azabnya di pagi dan petang sampai hari kiamat. Inilah azab alam barzakh. Mereka juga akan memperoleh azab yang sangat keras di hari kiamat kelak.

Menurut ayat-ayat al-Quran, setelah kematian, manusia akan tinggal di alam barzakh yaitu alam yang menjadi pemisah antara dunia dan akhirat. Selama di barzakh, manusia akan menerima sedikit balasan atau siksaan atas apa yang dikerjakannya di dunia. Alam barzakh menjadi gerbang ke surga bagi orang-orang shaleh, dan menjadi api yang membakar bagi orang-orang jahat.

Dari dua ayat di atas terdapat tiga pelajaran yang dapat diambil:

1. Jika kita bertawakkal kepada Allah, Dia akan melindungi kita dari kepungan musuh yang jahat dan penuh tipu daya.

2. Jika kita bersandar kepada Allah, Dia akan menolong kita dan membinasakan musuh-musuh kita.

3. Siksaan orang-orang yang zalim akan dimulai sejak kematian mereka, tetapi siksaan ini akan disempurnakan di akhirat dan mereka diberikan siksaan yang amat pedih.

وَإِذْ يَتَحَاجُّونَ فِي النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِنَ النَّارِ (47)

Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?”(40: 47)

Ayat tersebut menyinggung tentang dialog di antara para penghuni neraka. Mereka saling berbantah-bantahan, mereka saling menyalahkan dan berusaha membebaskan dirinya dari setiap tuduhan. Allah Swt memberikan balasan kepada setiap orang atas dasar keadilan, dan siapa pun tidak dimasukkan ke neraka tanpa sebab.

Di neraka, kaum lemah yang mengikuti para pembesarnya yang sesat selama di dunia, akan meminta bantuan kepada mereka untuk menyelamatkan dirinya. Namun, para pembesar itu sendiri terperangkap dalam siksaan dan tidak dapat berbuat sesuatu untuk dirinya apalagi untuk orang lain.

Dari ayat di atas terdapat empat pelajaran yang dapat diambil:

1. Persahabatan di dunia jika tidak di jalan yang benar, akan berubah menjadi permusuhan di akhirat.

2. Masalah dan kesulitan di dunia tidak boleh menjadi alasan bagi seseorang untuk mengikuti para pemimpin lalim.

3. Mengikuti kebatilan akan menciptakan masalah bagi manusia. Oleh karena itu, kita harus memilih siapa yang harus kita ikuti di dunia sehingga bisa selamat di akhirat.

4. Ahli neraka saling mengenal satu sama lain, mereka mengungkit kembali masa lalunya di dunia, dan mencari perlindungan kepada sesama ahli neraka.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…