
کمالوندی
Amnesty Internasional Desak Penyidikan Insiden Beirut
Amnesty Internasional mendesak penyidikan internasional terkait ledakan mengerikan di pelabuhan kota Beirut, Lebanon.
Seperti ditulis laman The Hill, lembaga HAM internasional ini Rabu (5/8/2020) di statemennya seraya meminta pembentukan cepat mekanisme internasional untuk menyelidiki insiden Beirut menambahkan, kondisi mengerikan pasca ledakan sangat merusak dan fokus Amnesty Internasional saat menyedihkan adalah terhardap korban dan keluarganya.
Petinggi Lebanon telah memulai penyidikannya terkait ledakan mengerikan di pelabuhan kota Beirut.
Selasa sore, menyusul kebakaran di salah satu gudang bahan mudah kebakar di pelabuhan Beirut, terjadi ledakan keras di gudang sebelah yang menyimpan amonium nitrat.
Menurut keterangan Depkes Lebanon, menyusul ledakan ini, hingga kini sedikitnya 150 orang tewas dan hampir lima ribu lainnya terluka.
Menyusul insiden ini, di Lebanon diumumkan libur tiga hari dan militer langsung mengambil alih kontrol keamanan Beirut. Selain itu, kondisi darurat di Beirut akan dilanjutkan hingga dua pekan.
Nikolai Patrushev: AS Faktor Kemunculan Daesh
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia menyatakan, kebijakan merusak Amerika di kawasan Asia Barat berujung pada kemunculan kelompok teroris Daesh (ISIS).
Seperti dilaporkan kanal dua televisi Rusia, Nikolai Patrushev Kamis (6/8/2020) seraya menjelaskan bahwa pasca serangan pasukan Amerika ke Irak, muncul kelompok teroris Daesh dan mengatakan, pendekatan destruktif Amerika dan sekutunya di kawasan Asia Barat telah memicu konfrontasi antar mazhab dan pelecehan terhadap nasionalismedi negara-negara Arab kawasan ini.
Dokumen yang dirilis media-media Barat sebelumnya menunjukkan bahwa berbagai pemerintahan di Amerika secara rahasia memanfaatkan teroris di Suriah dan Irak untuk meraih ambisinya dan melemahkan pemerintah di negara-negara tersebut.
Berdasarkan sumber media ini, Amerika selama beberapa tahun lalu khususnya ketika kota Mosul dan sebagian wilayah Irak diduduki Daesh secara rahasia membantu kelompok teroris ini dan memberi mereka senjata serta amunisi yang dibutuhkan.
Pentagon: Soal Ledakan Beirut Belum Ada Kesimpulan Pasti
Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengatakan, Pentagon sampai saat ini masih belum mencapai kesimpulan pasti terkait penyebab ledakan di pelabuhan Beirut.
Fars News (7/8/2020) melaporkan, Jonathan Hoffman menuturkan, Pentagon belum sampai pada kesimpulan pasti soal ledakan Beirut, dan kami melihat muncul banyak informasi yang berbeda.
Tidak lama setelah ledakan Beirut, Presiden Amerika Donald Trump menyebut ledakan tersebut disebabkan oleh serangan mengerikan.
Di sisi lain, sejumlah pejabat Amerika, Rabu (5/8) menegaskan tidak ada bukti yang menunjukkan ledakan Beirut disebabkan serangan.
Seperti dikutip ABC News, para pejabat Amerika yang tidak disebutkan identitasnya itu percaya bahwa ledakan Beirut kemungkinan besar disebabkan oleh kecelakaan.
Jihad Islam Berhasil Tembus Sistem Keamanan Rezim Zionis
Gerakan Jihad Islam Palestina mengungkapkan keberhasilannya menembus sistem keamanan rezim Zionis dalam sebuah operasi empat tahun yang dilancarkan terhadap dinas keamanan internal Israel, Shin Bet.
Keberhasilan gerakan Palestina ini diungkapkan dalam sebuah film dokumenter yang disiarkan di televisi Al-Mayadeen Lebanon berjudul "Beit al-Ankabut", yang menunjukkan bagaimana Saraya al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina berhasil menginfiltrasi Shin bet dengan memanfaatkan celah keamanan rezim Zionis.
Film dokumenter ini juga menunjukkan bahwa Shin Bet tanpa sadar merekrut pejuang Jihad Islam dari Jalur Gaza sebagai mata-mata pada berbagai waktu.
"Apa yang ditunjukkan dalam film dokumenter "Rumah Laba-laba" adalah hasil kerja keras dan terus-menerus selama bertahun-tahun melawan aparat keamanan rezim Zionis dan keberhasilan menembus sistem keamanan musuh yang kuat," jelas Abu Hamza, juru bicara Saraya al-Quds.
Netanyahu Akui Serangan Udara Rezim Zionis ke Suriah
Perdana menteri Rezim Zionis Israel mengaku bertanggung jawab atas serangan udara semalam terhadap wilayah Suriah di dekat perbatasan Golan.
Jerusalem Post melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Selasa (4/8/2020) mengklaim serangan tersebut dilancarkan untuk menargetkan kelompok tidak dikenal yang berusaha membom pos pemeriksaan keamanan di perbatasan Golan.
"Kami menargetkan kelompok itu, sekaligus membidik pendukung mereka," ujar Netanyahu.
Dia juga mengulangi klaim sebelumnya yang menyatakan bahwa lagkah tersebut diambil demi melindungi dirinya sendiri.
Sebuah helikopter Israel menargetkan wilayah al-Qahtaniyah di Rif Quneitra di wilayah selatan Suriah selatan pada Senin malam.
Klaim ini disampaikan Netanyahu di saat rezim Zionis berulangkali menyerang Suriah dan melanggar kedaulatannya demi membantu kelompok teoris yang sedang terdesak di negara Arab itu.
Sebulan, 3000 Zionis Serbu Masjid Al-Aqsa
Pusat penelitian Palestina menyatakan lebih dari 3.000 orang pemukim Zionis memasuki Masjid Al-Aqsa secara ilegal bulan lalu.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Al-Quds, orang-orang Zionis yang memasuki Masjid Al-Aqsa pada bulan Juli mencapai 3.067 orang, termasuk tentara.
Rezim Zionis melakukan kejahatan lain terhadap orang-orang Palestina di Masjid Al-Aqsa pada bulan Juli, termasuk pengusiran orang-orang Palestina dari dalam Masjid tersebut.
Selain itu, rezim Zionis melakukan dua puluh pelanggaran terhadap nelayan Palestina di Jalur Gaza bulan lalu.
Pelanggaran itu termasuk menembak para nelayan Palestina. Selain itu, mereka juga menangkap empat nelayan Palestina, dan mengintimidasi para nelayan Palestina serta mencegah mereka untuk terus mencari ikan di laut.
Skala kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana rasis kesepakatan abad pada 28 Januari 2020.
Takut Dibalas Hizbullah, Israel Salahkan Iran soal Insiden Golan
Pejabat militer rezim Zionis Israel setelah gagal menuduh Hizbullah menyusup ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki, sekarang melemparkan tuduhan kepada Iran.
Fars News (4/8/2020) melaporkan, di tengah ketakutan akan balasan Hizbullah, militer Israel mencurigai setiap pergerakan udara di perbatasan wilayah pendudukan, dan sekarang berusaha melemparkan tuduhan kepada Iran terkait insiden keamanan terbaru di Golan.
Hari Senin (3/8) dinihari militer Israel mengklaim berhasil melumpuhkan sekelompok orang yang berusaha melakukan pengeboman di dekat pagar pembatas keamanan di perbatasan Golan yang diduduki. Israel menuduh pemerintah Suriah bertanggung jawab atas setiap upaya menyerang Israel, dan tidak akan membiarkan kedaulatannya terganggu.
Surat kabar Hareetz menulis, pejabat militer Israel, Selasa (4/8) mengatakan, kemungkinan Iran, bukan Hizbullah, yang berada di balik pemboman di perbatasan wilayah pendudukan dan Suriah.
Padahal statemen pertama yang dikeluarkan Menteri Perang Israel, Benny Gantz, menuduh Hizbullah berada di belakang insiden ini, tapi kemudian meralatnya, dan hanya mengatakan bahwa teroris yang melakukannya.
Menurut Haaretz insiden tersebut dapat berujung dengan serangan jet tempur Israel ke pangkalan kubu perlawanan di Suriah, dan tanpa menunjukkan bukti, koran Israel ini menuduh Iran sebelumnya juga pernah melakukan aksi serupa.
Pejabat Kuwait: Israel Tebarkan Bibit Perpecahan Sunni-Syiah
Mantan anggota parlemen Kuwait mengatakan, Zionisme global, dengan maksud untuk melemahkan umat Islam, menyebarkan bibit-bibit permusuhan antara Ahlu Sunnah dan Syiah.
Fars News (4/8/2020) melaporkan, Faisal Al Duwaisan mengkonfirmasi bahwa media-media Israel menyebarkan bibit fitnah, dan perpecahan di antara Ahlu Sunnah dan Syiah untuk melemahkan umat Islam, sehingga mereka melupakan musuh sebenarnya yaitu Zionis.
Dalam wawancara dengan situs berita Al Maloomah, Faisal Al Duwaisan menuturkan, Israel tidak akan pernah mengganggu orang-orang Syiah selama mereka hanya sibuk mengurusi masalah permukaan, formalitas, dan lahiriyah semata, sehingga dengan begitu mereka melupakan darah Imam Hussein as yang tumpah di jalan perjuangan melawan penindasan, dan penguasa zalim.
Ia menambahkan, media-media Israel sedang memperlebar perpecahan di antara Sunni dan Syiah supaya umat Islam lemah dan melupakan musuh hakiki mereka yaitu Zionis. Setiap hari Israel berusaha menjalankan skenarionya, tapi umat Islam justru menjauh dari upaya nyata menyelaraskan langkah, dan bersandar pada persatuan Islam serta Arab dalam menghadapi fitnah.
Menurut Al Duwaisan, Zionisme global tidak hanya menyerang Islam tapi juga ingin memaksakan jenis baru Islam kepada umat Muslim. Bukan hanya Syiah targetnya, tapi seluruh mazhab Islam termasuk Ahlu Sunnah, dan selama mazhab-mazhab ini masih mengakui Al Quds sebagai kiblatnya, maka mereka akan terus menjadi target Zionis.
Pesawat Kargo Terbesar Dunia Angkut Kubah Besi Israel ke AS
Sumber media rezim Zionis Israel mengabarkan, pesawat kargo terbesar dunia baru-baru ini mendarat di bandara Ben Gurion, untuk mengangkut Kubah Besi (Iron Dome) Israel ke Amerika Serikat.
Fars News (4/8/2020) melaporkan, pesawat kargo terbesar dunia Antonov An-225, Senin (3/8) mendarat di bandara Ben Gurion Tel Aviv untuk mengangkut Kubah Besi Israel ke Amerika.
Surat kabar Times of Israel menulis, pesawat ini membawa kontainer milik angkatan bersenjata Amerika, yang akan mengangkut suku cadang Kubah Besi Israel tersebut.
Rencananya Kubah Besi Israel itu akan dibawa ke Amerika untuk digunakan oleh militer negara itu.
Sebelumnya Washington bermaksud membeli Kubah Besi tersebut dari Israel, tapi batal karena kemungkinan peretasan terhadap sistem pertahanan udara itu.
Kubah Besi diyakini selain dapat menjatuhkan rudal dan objek terbang lain, juga bisa melumpuhkan roket serta peluru mortir pada jarak 4-70 kilometer. Meski begitu, dalam perang-perang yang dilakukan Israel terhadap kelompok perlawanan, terbukti bahwa sistem pertahanan rudal ini lemah dan gagal menangkis serbuan rudal.
Ledakan Bom di Jalur Konvoi Logistik Militer AS di Selatan Irak
Media-media Irak Selasa (04/08/2020) malam mengkonfimarsikan ledakan sebuah bom di jalur konvoi logistik militer Amerika Serikat di provinsi Dhi Qar, selatan Irak.
Menurut laporan IRNA, media-media Irak menyatakan, bom ini meledak di jalan Nasiriyah menuju Basrah.
Media-media Irak tidak menyinggung perincian lebih detil dan kemungkinan korban dalam ledakan ini.
Serangan roket di dekat Kedubes AS di Irak
Ini merupakan ledakan keempat dalam beberapa pekan erakhir di jalur pergerakan konvoi militer Amerika Serikat di Irak.
Kedutaan besar AS di Baghdad dan pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat di Irak temasuk pangkalan al-Taji dan al-Balad dalam beberapa bulan terakhir beberapa kali menjadi target serangan roket.
Mayoritas rakyat dan kelompok-kelompok Irak menginginkan penarikan pasukan teroris Amerika dari Irak, dan parlemen Irak telah menyetujui rencana penarikan pasukan ini.