کمالوندی

کمالوندی

 

CNN telah melaporkan bahwa protes nasional di Amerika Serikat berlanjut hampir dua bulan setelah pembunuhan secara rasis terhadap George Floyd.

Jaringan berita CNN yang berbasis di kota Portland, negara bagian Oregon melaporkan bahwa kota tersebut telah menjadi pusat demonstrasi  baru sejak pembunuhan George Floyd.

Para pengunjuk rasa berkumpul di Chicago dekat rumah walikota minggu ini. Demonstran pada demonstrasi tersebut menuduh polisi menggunakan kekuatan berlebihan.

Demonstran di Los Angeles, California, berdemonstrasi hampir setiap hari Rabu. Salah satu tuntutan para pemrotes adalah pemecatan Jackie Lacey, jaksa wilayah kota ini. Para pengunjuk rasa mengatakan Lacey, meskipun seorang berkulit hitam, enggan menuntut polisi.

Di New York, polisi menyerbu para demonstran pada hari Rabu lalu, sehingga mereka berpencar, para demonstran memprotes pemotongan anggaran dana untuk polisi.

Banyak kota AS telah menjadi tempat protes keras sejak 25 Mei setelah pembunuhan secara rasis terhadap George Floyd.

Dalam beberapa hari terakhir, penempatan pasukan polisi federal ke kota Portland untuk menekan protes telah menimbulkan kontroversi.

Nation Weekly baru-baru ini melaporkan bahwa petugas polisi federal di Portland, Oregon, berpatroli di kota dengan kendaraan tanpa logo polisi dan menangkap pengunjuk rasa.

Banyak video tersebar yang menunjukkan para polisi menangkap demonstran tanpa menggunakan logo polisi.

“Mereka membawaku ke dalam van, menarik topiku di wajahku sehingga aku tidak bisa melihat, dan meletakkan tanganku di atas kepalaku, Saya dibawa ke sebuah gedung , yang mana kemudian saya mengetahui bahwa itu adalah kursi pengadilan federal.” kata Mark Petibon, salah seorang demonstran yang ditangkap.

 

Wendy Sherman, mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS dan kepala tim perunding nuklir AS dalam pembicaraan dengan Iran, menyatakan keprihatinannya dalam sebuah wawancara mengenai Iran pada hari Kamis tentang kemungkinan pembalasan atas pembunuhan komandan Qassem Soleimani.

Sherman dalam wawancara dengan jaringan berita CNN menunjukkan kekhawatiannya karena telah  meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS, dan mengatakan “Hari ini, beberapa pejabat di Iran mengatakan bahwa diperlukannya lebih banyak pembalasan terhadap Amerika Serikat atas pemboman [di Iran] dan pembunuhan komandan Soleimani.”

Dia juga menyatakan keprihatinan bahwa pemerintahan Trump tidak memiliki strategi dan alasan tepat untuk meningkatkan ketegangan dengan Iran. “Saya pikir hal paling mengkhawatirkan yang telah dilakukan pemerintahan Trump adalah tidak jelas apa tujuannya,” kata Sherman.

Sherman mengatakan pemerintahan Trump tidak berniat untuk mengubah rezim Iran, tetapi belum menjelaskan apa sebenarnya tujuan dari aksinya terhadap Iran, dan mengatakan “Jadi, kami memiliki taktik, tetapi kami tidak berpikir kami memiliki strategi apa pun, sementara Iran memiliki lebih banyak sentrifugal nuklir, lebih banyak pengayaan nuklir, lebih banyak kemampuan, dan terus mendukung Hamas dan Hizbullah,” katanya.

Akhirnya, pada bulan Mei 2018, Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari perjanjian JCPOA dan memerintahkan dimulainya kembali sanksi yang ditangguhkan terhadap Iran.

Trump telah berjanji untuk keluar dari JCPOA dan mengejar apa yang disebut “kampanye tekanan maksimum” dalam rangka memaksa Iran untuk menerima meja perundingan  dan untuk mencapai “kesepakatan yang lebih baik.”

Lebih dari dua tahun setelah janjinya, ia gagal mencapai tujuan ini dan telah dikritik oleh berbagai kelompok  di Amerika Serikat, terutama menjelang pemilihan presiden bulan November.

Para pengkritik Trump menuduhnya tidak memiliki strategi apapun untuk Iran, dia hanya meningkatkan ketegangan dengan negara itu, dan menjauhkan Amerika Serikat dari sekutu-sekutunya.

Republik Islam Iran mengumumkan pada Mei tahun lalu, pada hari peringatan penarikan AS dari Dewan Keamanan PBB, bahwa mereka bermaksud mengambil beberapa langkah untuk mengurangi kewajibannya berdasarkan perjanjian. Tindakan Iran diumumkan berdasarkan ketentuan JCPOA.

 

Sheikh Mahdi al-Samida’i, Mufti Sunni Irak, memperingatkan anggota parlemen Sunni untuk tidak memilih penjajah dalam hal meninggalkan Irak.

Menurut situs web Al-Maluma, Sheikh al-Samida’i menulis di halaman Facebook-nya: “Setiap perwakilan Sunni telah mengkhianati agama dan begeri Irak jika dia tidak memilih penarikan pasukan pendudukan dari Irak.”

Tuntutan di Irak akan perlunya menerapkan resolusi parlemen yang menyerukan penarikan AS dan pasukan asing lainnya dari Irak telah meningkat.

Januari lalu, parlemen Irak menyetujui rencana untuk mengusir pasukan AS dari Irak setelah tindakan kriminal Amerika Serikat dalam pembunuhan Jenderal Haj Qasim Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala al-Hashd al-Shaabi di Baghdad.

Pada tahun 2014, sekitar 5.000 tentara AS dilaporkan telah ditempatkan di pangkalan militer Irak sebagai bagian dari koalisi internasional.

Jumat, 24 Juli 2020 19:51

Haji; Miqat Pecinta dan Hamba Tuhan

 

Tak terasa hari-hari bahagia dan penuh maknawi kembali tiba dan umat Muslim di seluruh dunia diberi kesempatan untuk menggelar kongres akbar haji. Firman Allah Swt di surah al-Hajj ayat ke 27 menyebutkan, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,.”

Bulan Dzulhijjah, bulan di mana ratusan ribu manusia mempersiapkan dirinya untuk kembali mengasah keimanan dalam dirinya. Di hari ini ritual akbar akan digelar di sisi Baitullah di Makkah. Beribu-ribu umat Muslim dari penjuru dunia berbondong-bondong menuju Makkah dan kembali mereka menampilkan kepada dunia persatuan di bawah bendera Islam. Di ritual akbar ini, umat Islam menanggalkan segala bentuk atribut yang dimiliki dan dengan kesamaan pakaian ihram yang mereka kenakan, menunjukkan bahwa di antara mereka tidak ada perbedaan di sisi Tuhan. Yang ada adalah persatuan dan perlombaan beribadah sebanyak-banyaknya.

Haji adalah sebuah perjalanan ruhani ke sebuah tempat suci dan terkenal dengan nama Mekah, yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah dengan tujuan ziarah ke Rumah Allah, Ka’bah, untuk melaksanakan upacara-upacara khusus, yang disebut “Manasik Haji”. Perjalanan agung dan mulia ini merupakan kewajiban atas setiap Muslim sekali dalam hidupnya, dengan syarat adanya biaya, kesehatan jasmani dan ruhani, serta tak adanya halangan apapun yang akan mengganggu perjalanan hajinya.


Bisa dikatakan, bahwa di setiap masyarakat, terdapat saat dan tempat-tempat khusus untuk pelaksanaan acara-acara ibadah dan pengamalan ajaran-ajaran maknawi. Ka’bah adalah rumah tauhid dan tempat ibadah paling lama yang dibangun di muka bumi ini. Catatan-catatan sejarah memberikan kesaksian bahwa pada awalnya, Ka’bah dibangun oleh Nabi Adam as. Kemudian Ka’bah mengalami kerusakan dalam peristiwa topan pada masa Nabi Nuh as dan diperbaiki oleh Nabi Ibrahim as. Sejak saat itu Ka’bah selalu menjadi pusat perhatian para penyembah Tuhan yang Maha Esa.

Tahun ini, ketika ratusan ribu orang di seluruh dunia menunggu kedatangan bulan Dzulhijjah dan melakukan perjalanan ke tanah wahyu, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengumumkan bahwa karena wabah virus corona baru COVID-19) di sebagian besar negara dan kematian lebih dari setengah juta orang di dunia, ritual haji 1441 H (1399 Hs) akan diadakan secara terbatas dan internal dan tanpa menerima peziarah dari negara lain. Karena itu, pengiriman jamaah haji dari Iran dan negara-negara lain ke Arab Saudi untuk haji tahun ini praktis dihilangkan.

Ibadah haji sebuah kewajiban bagi setiap Muslim, namun kewajiban ini memiliki tiga syarat. Pertama adalah kemampuan finansial, yakni ketika ia berhaji dan kemudian kembali dari tanah suci, kehidupan selanjutnya tidak akan bermasalah. Kedua adalah perjalanan aman dan tidak ada hambatan atau bahaya. Dan ketiga adalah kesehatan fisik.

Pelaksanaan haji penuh dengan pelajaran, kenangan, dan perasaan yang tak terlukiskan. Para peziarah Tanah Suci Makkah dan Madinah berada di suatu tempat yang sarat nuansa spiritual. Di setiap sudut tempat itu, mereka bisa menyaksikan jejak puluhan peristiwa dan sejarah besar Islam serta perjuangan Rasulullah Saw dalam menyebarkan Islam.

Haji dapat disebut sebagai bentuk memperbaiki janji dengan para Nabi seperti Adam, Ibrahim as, dan Nabi Muhammad Saw.

Dalam ritual haji dipaparkan model kehidupan baru. Gambaran sampul kehidupan di ritual ini adalah murni penghambaan kepada Allah Swt. Di dalamnya tidak ditemukan percekcokan, penzaliman dan diskriminasi. Para peziarah Baitullah dalam pengalaman spiritual indah ini belajar bahwa sebelum segala sesuatunya, dalam dirinya harus ditekankan bentuk dunia yang penuh dengan perdamaian dan kecintaan, baru kemudian ia menyebarkan tuntunan ini ke masyarakat sekitarnya. Allah Swt memberikan beberapa tahap bagi perjalanan spiritual ini, di mana para peziarah dan jamaah haji mengalami periode praktis demi membersihkan jiwa dan menjaga akhlak serta perilakunya dan pada akhirnya meraih moral Islami.

Sebelum bertolak ke bumi wahyu, para calon jamaah haji membutuhkan berbagai persiapan baik materi maupun maknawi. Calon jamaah haji harus membersihkan hatinya dari segala kekotoran dan ingatan selain Tuhan. Di ritual akbar ini, jamaah haji harus menfokuskan ingatannya hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridho-Nya. Menjaga prinsip moral dan akhlak baik sebelum maupun setelah ibadah haji kian menambah keindahan ritual akbar ini. Islam pun mengajarkan tata cara perjalanan spiritual ini. Tujuan utama ibadah haji adalah mencari keridhaan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini tidak mungkin diraih kecuali dengan niat tulus.

Para jamaah haji melepaskan diri mereka dari segala warna ketergantungan dengan melaksanakan manasik haji, memenuhi jamuan Tuhan dengan penuh cinta dan kerinduan dan mengenakan pakaian putih sebagai baju ihram. Pakaian sederhana ini telah mensejajarkan kedudukan manusia dan menjauhkan mereka dari atribut-atribut duniawi seperti pangkat, jabatan, dan kedudukan. Ibadah haji menempatkan manusia pada arena berbagai ujian konstruktif sehingga terdapat perubahan pada teladan pemikiran dan perilaku mereka. Namun perubahan internal ini tidak terwujud dalam keterasingan. Jamaah haji melaksanakan setiap tuntunan ibadah haji di tengah kerumunan manusia lain sehingga mereka bisa merasakan ikatan dan solidaritas antara dirinya dengan orang lain. Ritual ini merupakan indikasi atas ajaran Islam yang komprehensif dan mencakup segala hal.

Menjauh dari sikap emosi dan riya’, menghiasi diri dengan sifat taqwa dan memberikan harta di jalan Allah Swt, semuanya terwujud dalam sebuah keselarasan sosial. Orang-orang yang memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji harus segera melangkah menuju tanah suci dan memenuhi panggilan Allah Swt. Dalam surat Al-Hajj ayat 27 dan 28, Allah Swt berfirman: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka (dalam ibadah haji).”

Dalam ibadah haji, Allah Swt memberikan kesempatan kepada umat manusia untuk mencicipi atmosfir yang penuh dengan keakraban dan kedamaian. Dalam perhimpunan agung ini disodorkan berbagai teladan kehidupan yang berbeda-beda dan teladan utama kehidupan adalah menyembah Allah Swt dan menanggalkan baju kesombongan dan kecongkakan. Apa yang kita saksikan di tengah para jamaah haji adalah perdamaian dan persahabatan. Jamaah haji menghendaki keamanan dan ketentraman bagi seluruh hamba Allah Swt bahkan bagi tanaman dan binatang. Dengan rasa tanggung jawab ini, umat Islam akan menyaksikan manfaat luas ibadah haji di bidang budaya, sosial, ekonomi dan politik. Ini semua adalah berkah ibadah haji yang akan memperkuat ikatan emosional umat Islam.

Manasik haji kritalisasi beragam kondisi manusia yang menempuh perjalanan panjang dan penuh rintangan untuk bertemu dengan kekasihnya. Di kongres akbar ini, setiap individu ingin membersihkan dirinya, memoles jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt serta melepaskan diri dari keterikatan duniawi.

Mungkin pada awalnya kita berpikir bahwa kondisi ini sudah cukup, tapi sebenarnya di kongres akbar haji, ibadah individu ini bergabung dengan ibadah kolektif sehingga kian menambah nilai dan keagungan ritual ini. Gabungan antara individualisme dan amalan bersama di kongres haji ini menggambarkan peta politik sosial umat Islam. Di masyarakat Islam, individu dan sosial tidak saling mengorbankan demi sebuah kepentingan, tapi bersama-sama mereka menemukan makna serta berkembang.

Haji adalah contoh kecil dari kiamat dan kebangkitan besar di akhirat. Pemisahan manusia dari rumah dan pindah ke tanah yang jauh dengan harapan belas kasihan Tuhan adalah pertunjukan saat kematian dan pemisahan dari semua harta benda dan harta benda. Semua orang memasuki lautan luas ini tanpa hak istimewa, tanpa perbedaan apa pun, bersama-sama, berharap diterima dan takut ditolak oleh Allah. Orang kaya dan orang miskin datang ke Baitullah dengan baju yang sama.

Haji adalah contoh kecil dari masyarakat Islam yang superior dan manifestasi dari peradaban Islam yang baru. Selama musim haji, orang-orang dari berbagai ras, bahasa dan budaya berkumpul dari seluruh dunia dalam satu poros, yang merupakan deklarasi penghambaan kepada Allah Swt. Latihan persatuan tahunan ini sebenarnya adalah latihan universal umat Islam untuk pemerintahan dunia yang dipimpin oleh Imam Mahdi as.

Jumat, 24 Juli 2020 19:49

Memetik Berkah dari Pernikahan Agung

 

Kisah pernikahan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah penuh dengan keindahan seperti kisah perkawinan Rasul Saw dan Sayidah Khadijah.

Inilah kisah pernikahan antara dua manusia suci dan penuh keberkahan. Pernikahan antara dua manusia suci itu berlangsung pada tanggal 1 Dzulhijjah tahun kedua Hijriyah.

Banyak orang yang berniat mempersunting Fatimah as dan menjadikannya sebagai bagian dari keutamaan mereka. Dengan berbagai cara, mereka ungkapkan keinginan tersebut kepada Nabi Saw. Abu Bakar dan Umar mengedepankan persahabatan mereka dengan Nabi Saw dan menyebutkan keutamaan mereka untuk mengambil hati beliau. Namun, Nabi Saw menolak lamaran mereka. Waktu terus berlalu hingga Imam Ali as datang menghadap Rasulullah Saw dengan tujuan yang sama, melamar Sayidah Fatimah Zahra.

Ketika itu Nabi Muhammad Saw berkata, "Wahai Ali! Sebelum engkau datang, sudah banyak pria yang menghadapku untuk melamar Sayidah Fatimah sebagai isterinya, tapi Fatimah menolak mereka semua. Tunggulah di sini, seperti yang lain. Aku akan ke dalam menanyakan pendapat Fatimah."

Rasulullah Saw menemui Fatimah dan berkata, "Fatimah, engkau telah mengenal Ali bin Abi Thalib dari sisi kedekatan keluarga, keutamaan dan keislamannya. Aku memohon kepada Allah Swt untuk mengawinkanmu dengan makhluk terbaik dan paling dicintai Allah Swt ini. Kini, Ali telah melamarmu. Apa pendapatmu?"

Fatimah kemudian terdiam, tapi ia tidak memalingkan wajahnya. Rasulullah Saw sendiri tidak melihat wajah Fatimah menunjukkan ketidaksukaan. Akhirnya Nabi Saw berdiri dan berkata, "Allahu Akbar. Diamnya Fatimah merupakan tanda kerelaannya."

Ketika itu juga Malaikat Jibril turun dan berkata, "Wahai Rasulullah! Nikahkan Fatimah dengan Ali. Allah menerima Fatimah untuk Ali dan sebaliknya, Ali untuk Fatimah." Akhirnya Rasulullah Saw menikahkan Ali dengan Fatimah. Setelah mempersiapkan segala sesuatu, keduanya dinikahkan oleh Rasulullah pada tanggal 1 Dzulhijjah tahun kedua Hijriyah.

Mas kawin Sayidah Fatimah Zahra senilai 500 dirham dimana Ali membeli rumah dari setengah harga mas kawin tersebut. Sekaitan dengan hal ini Nabi berkata, "Saya menikahkan Fatimah dengan Ali sesuai dengan perintah Allah." Dari pernikahan keduanya lahir dua pemuda penghulu Surga, Imam Hasan dan Husein dan Sayidah Zainab Kubra dan Shugra. Pernikahan Imam Ali dan Sayidah Fatimah, merupakan teladan bagi seluruh keluarga Muslim.

Sayidah Fatimah az-Zahra adalah penghulu para wanita seluruh alam, dari awal sampai akhir. Sayidah Fatimah dikenal keteladanannya dalam rumah tangga. Beliau contoh terbaik dari sosok istri dan ibu. Bersama suaminya, Ali bin Abi Thalib, Sayidah Fatimah menjalani suka dan duka kehidupan, dan sepanjang sejarah hingga kini sebagai teladan keluarga terbaik.Terkait hal ini, Imam Ali berkata, "Demi Allah dia tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menolak perintahku sama sekali. Kapan saja aku melihat Fatimah, maka hilanglah semua kesedihanku."(Biharul Anwar, jilid 43, hal 134).

Pada permulaan malam setelah pernikahan Imam Ali dan Sayidah Fatimah, Rasulullah Saw membagi pekerjaan untuk mereka berdua, pekerjaan dalam rumah adalah urusan Sayidah Fatimah sedangkan pekerjaan di luar rumah adalah urusan Imam Ali as. Setelah pembagian itu Sayidah Fatimah as berkata, "Hanya Allah yang tahu betapa gembiranya aku akan pembagian kerja ini. Karena Rasulullah Saw telah menghalangi aku dari  melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan lelaki." (Biharul Anwar, jilid 43, hal 81)

Sayidah Fatimah bukan saja pendamping hidup bagi suaminya tapi beliau juga mitra dalam urusan spiritual. Ketika Imam Ali as ditanya Rasulullah Saw, bagaimana engkau menilai Fatimah? Imam Ali as menjawab, "Ia adalah sebaik-baiknya penolong dalam ketaatan kepada Allah."(Biharul Anwar, jilid 43, hal 117)

Sayidah Fatimah adalah istri yang tidak pernah meminta sesuatu di luar kemampuan suaminya. Dalam hal ini beliau berkata kepada Imam Ali as, "Aku malu kepada Tuhanku bila aku meminta sesuatu kepadamu sementara engkau tidak mampu memenuhinya."(Amali Syeikh Thusi, jilid 2, hal 228).

Imam Ali dan Sayidah Fatimah adalah pasangan yang tiada duanya. Mengenai kehidupan mereka, Rasulullah Saw bersabda, "Jika Allah tidak menciptakan Ali maka Fatimah tidak memiliki pasangan yang sekufu baginya."(Yanabi'ul Mawaddah, hal 177 dan 237).

Selain dalam keluarga, sayidah Fatimah juga memainkan peran penting dalam masyarakat terutama meningkatkan budaya dan pemikiran masyarakat ketika itu. Beliau juga memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi umat Islam di masanya.

Selamat atas pernikahan agung nan mulia ini. Semoga kita semua bisa memetik berkah dan barokahnya.

 

Umat Muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha pada 31 Juli 2020. Seperti halnya Idul Fitri 1441 Hijriah, Idul Adha tahun ini juga diselenggarakan di tengah pandemi virus corona.

Menjelang Idul Adha, Kementerian Agama mengeluarkan panduan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban melalui Surat Edaran Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2020.

Aturan wajib diperhatikan terutama di daerah dengan jumlah kasus dan penularan COVID-19 masih tinggi.

"Tempat penyelenggaraan kegiatan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban dapat dilaksanakan di semua daerah dengan memperhatikan protokol kesehatan dan telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat, kecuali pada tempat-tempat yang dianggap masih belum aman COVID-l9 oleh Pemerintah Daerah atau Gugus Tugas Daerah," tulis aturan tersebut. Sebagaimana hasil pantauan Parstodayid dari Detik, Kamis (23/07/2020).

Fachrul Razi, Menteri Agama mengimbau umat muslim menggelar sholat Idul Adha 1441 H di lapangan, masjid, atau ruangan di masa pandemi Covid-19.

Melalui fatwa MUI, Menteri Agama RI memberikan panduan terkait tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha saat pandemi.

Bagaimana penyelenggaraan shalat Idul Adha di masa pandemi virus corona?

Shalat di Masjidul Haram dengan menjaga jarak
Ketentuan Umum

Pelaksanaan shalat Idul Adha dilakukan di daerah yang ditetapkan aman dari penularan Covid-19.

Shalat dilaksanakan di lapangan, masjid atau ruangan khusus dengan koordinasi Gugus Tugas Covid-19.

Memperhatikan dan melakukan protokol kesehatan.

Panduan Panitia Penyelenggara

Menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi penerapan protokol kesehatan.

Melakukan pembersihan dan disinfeksi di area tempat pelaksanaan.

Mengatur dan membatasi akses keluar masuk.

Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun.

Pemeriksaan suhu tubuh jemaah di pintu masuk.

Membatasi jarak minimal 1 meter dengan tanda khusus.

Mempersingkat pelaksanaan shalat dan khutbah sesuai rukun.

Tidak mengumpulkan amal dengan pengedaran kotak infak.

Panduan untuk Jemaah

Jemaah dalam kondisi sehat.

Membawa perlengkapan shalat sendiri.

Pakai masker sejak keluar dari rumah.

Menjaga kebersihan tangan.

Menghindari kontak fisik.

Jaga jarak minimal 1 meter.

Anak-anak, warga lanjut usia dan orang dengan penyakit bawaan diimbau tidak mengikuti shalat.

 

Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Suriah, Geir Pedersen pada Kamis (23/07/2020) malam mengkritik sanksi sepihak dan ilegal AS terhadap Suriah.

Menurut laporan IRNA, mengkritik sanksi AS sepihak terhadap Suriah, Pedersen mengatakan, "Sanksi sepihak yang dipaksakan terhadap Suriah mempersulit pasokan makanan dan kesehatan negara itu.

Sanksi sepihak dan ilegal Amerika Serikat
Kementerian Luar Negeri Suriah juga baru-baru ini mengutuk sanksi Washington terhadap negara itu, dengan mengatakan bahwa terorisme ekonomi adalah wajah lain terorisme yang menumpahkan darah orang-orang Suriah dan menghancurkan pencapaian yang diraih dengan darah dan kehidupan mereka.

Kementerian Luar Negeri Suriah menekankan bahwa Suriah akan memerangi kekejaman AS dengan sekuat tenaga, dengan menyatakan bahwa Amerika telah gagal di medan perang dan bahwa tentara bayaran mereka, kelompok teroris, tidak akan dapat melakukan apa pun melawan perlawanan rakyat Suriah.

Amerika Serikat telah menargetkan Suriah dengan berbagai sanksi sejak 2011 untuk mendukung para teroris.

Krisis di Suriah dimulai pada 2011 dengan serangan yang meluas oleh kelompok-kelompok teroris yang didukung oleh Arab Saudi, Amerika Serikat dan sekutu mereka untuk menggeser perimbangan regional demi rezim Zionis.

Sebagai anggota kunci Poros Perlawanan, Suriah memainkan peran menentukan dalam melawan konspirasi dan tindakan AS-Zionis-Saudi di kawasan.

 

Ribuan penduduk Quds yang diduduki berkumpul di depan kediaman Perdana Menteri Zionis Israel, Benjamin Netanyahu dan menuntut pengunduran dirinya.

Menurut laporan IRNA, ribuan penentang Netanyahu berunjuk rasa di depan kediamannya di Quds yang diduduki pada Kamis (23/07/2020) malam untuk memprotes penanganan kabinet Israel terhadap krisis Corona dan aturan yang diberlakukan padanya.

Tentara rezim Zionis Israel menyerang para demonstran dan menangkap lima dari mereka.

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel
Dalam beberapa hari terakhir, ribuan warga Tel Aviv telah memprotes situasi ekonomi yang buruk di pusat kota.

Demonstran memegang plakat bertuliskan "Korupsi, Suap dan Penipuan" untuk memprotes kondisi ekonomi yang buruk dan untuk memerangi korupsi.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Israel Channel 12, 58% orang Israel tidak puas dengan kinerja Benjamin Netanyahu.

Pelonggaran pembatasan dalam mengontrol Corona di wilayah yang diduduki dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan tren naik, sehingga Netanyahu mereaksi bertambahnya jumlah kasus orang yang terinfeksi Corona dan mengatakan, "Kami terlalu tergesa-gesa untuk membuka kembali bisnis."

Menurut statistik terbaru, sekitar 58.000 orang di Israel telah terinfeksi virus Corona, di mana 442 di antaranya telah meninggal.

Jumat, 24 Juli 2020 19:44

Membungkam Protes di Tanah Jajahan

 

Demonstrasi pemukim Zionis yang memprotes kinerja pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dibalas dengan kekerasan oleh aparat keamanan rezim Zionis Israel.

Wilayah pendudukan dalam beberapa minggu terakhir menyaksikan unjuk rasa memprotes kinerja pemerintah Netanyahu. Akar demonstrasi ini adalah kegagalan kabinet Netanyahu menangani wabah Virus Corona yang berujung dengan bertambahnya masalah ekonomi warga.

Pemukim Zionis percaya pemerintah Netanyahu melakukan praktik korupsi bersar-besaran. Oleh karena itu kombinasi dari krisis kesehatan, ekonomi dan korupsi menjadi pemicu demonstrasi di wilayah pendudukan.

Di depan kediaman Netanyahu, para demonstran Israel meneriakkan ketidakpuasan mereka atas kinerja PM Israel, dan menuntut pengunduran dirinya. Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Kanal 12 TV Israel, 58 persen warga Zionis mengaku tidak puas dengan kinerja pemerintah Netanyahu.

Seiring dengan meluasnya demonstrasi, dan bertambahnya pengujuk rasa, kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Israel juga meningkat. Polisi Israel untuk membubarkan massa yang beraksi di depan rumah Netanyahu, pada Kamis (23/7/2020) malam, bentrok dengan demonstran, dan menangkap sedikitnya 55 orang.

Surat kabar Haaretz menulis, demonstrasi damai warga Israel berubah menjadi kerusuhan dan kekerasan setelah polisi menyerang para demonstran. Sejumlah laporan menyebutkan para demonstran Israel yang ditangkap itu mengalami penyiksaan oleh polisi.

Tampaknya kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Israel untuk menjawab unjuk rasa damai warga Zionis mengungkap substansi rezim penjajah Israel, yang ternyata tidak hanya menindas rakyat Palestina, tapi juga warganya sendiri yang memprotes buruknya kinerja pemerintah.

Peristiwa di Amerika Serikat saat polisi mematahkan leher George Flyoid dengan lututnya terulang di Israel, sehingga semakin memicu kemarahan warga Zionis. Salah seorang oposan pemerintah Israel, Moshe Yaalon menyebut wali kota dan polisi Israel tidak becus menangani unjuk rasa karena menggunakan kekerasan.

Sekarang sepertinya Benjamin Netanyahu benar-benar berada dalam posisi kritis. Selain didemo besar-besaran, dan dituntut mundur, ia juga masih harus menghadapi meningkatnya eskalasi friksi dengan Benny Gantz. Maka dari itu kemungkinan runtuhnya pemerintah Netanyahu semakin menguat.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pembentukan kabinet koalisi bukan saja tidak berhasil mencegah krisis politik di Israel, bahkan telah meningkatkannya. 

 

Pihak keamanan rezim Zionis Israel menangkap puluhan orang setelah terlebih dahulu menyerang demonstran zionis di Quds pendudukan.

Ribuan penduduk Quds pendudukan berkumpul di depan kediaman Perdana Menteri Zionis Israel, Benjamin Netanyahu pada Kamis (23/07/2020) malam untuk memprotes penanganan pemerintah rezim Zionis Israel terhadap krisis Corona dan undang-undang yang diberlakukan terkait masalah ini.

Sejumlah demonstran di Quds pendudukan ditahan polisi
Menurut laporan FNA, polisi Israel bentrok dengan para pengunjuk rasa pada Kamis malam karena berusaha membubarkan pengunjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Quds pendudukan, di mana dalam bentrokan ini, mereka berhasil menahan sedikitnya 55 orang zionis.

Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari 4.000 warga ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut seraya menjelaskan, setelah berhasil membubarkan para demonstran, sedikitnya 1.000 orang tetap berada di dekat kediaman Netanyahu hingga Jumat (24/07/2020) pagi.

Menurut Haaretz, penyelenggara protes di depan kediaman Netanyahu menekankan bahwa demonstrasi itu damai dan bahwa polisi menyerang para pengunjuk rasa, sehingga suasana menjadi kacau dan mengubah aksi tersebut menjadi kekerasan.

Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa pekan terakhir bahwa penduduk berbagai kota Palestina yang diduduki, termasuk Tel Aviv dan Quds pendudukan, telah menunjukkan sikap protes terhadap berbagai kebijakan Netanyahu, termasuk rencana pendudukan 30 persen di Tepi Barat, peningkatan pasukan keamanan dengan alasan untuk memerangi virus Corona, dan konfrontasinya dengan pengadilan terkait berbagai kasus korupsi.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…