کمالوندی

کمالوندی

 

Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), menyebut dukungan Amerika Serikat atas pendudukan rezim Zionis sebagai kelancangan dan serangan terhadap hak-hak bangsa Palestina.

Hazem Qasem mengatakan, pernyataan duta besar AS tentang legitimasi pendudukan kota al-Khalil dan pencaplokan pemukiman di Tepi Barat adalah sikap lancang dan merupakan pelanggaran langsung AS terhadap hak-hak rakyat Palestina.

Pada Rabu lalu, Dubes AS untuk Israel, David Friedman mengatakan dalam beberapa minggu ke depan, Washington siap mengakui aneksasi pemukiman Zionis di Tepi Barat sebagai bagian lain dari wilayah pendudukan.

Hazem Qasem, seperti dikutip kantor berita Ma'an Palestina, menuturkan statemen itu sejalan dengan sikap Partai Likud dan merupakan kelanjutan dari logika pemerintahan Trump tentang memutarbalikkan fakta dan mendistorsi sejarah.

"Rakyat Palestina akan melanjutkan perlawanan yang sah sampai penjajah diusir dari seluruh tanah Palestina dan mendirikan sebuah negara merdeka dengan ibukota al-Quds," tegasnya.

Pemerintah Otorita Ramallah juga mengecam pernyataan yang disampaikan oleh Friedman.

 

Shalat Jumat kembali dilaksanakan di 157 kota di 21 provinsi Iran dengan tetap menjaga protokol kesehatan setelah tidak adanya kasus baru Corona di daerah-daerah tersebut.

Wakil Ketua Dewan Pembuat Kebijakan Shalat Jumat Iran, Hujjatul Islam Ali Nouri mengatakan shalat Jumat akan dilaksanakan hari ini (8 Mei 2020) di kota-kota yang berstatus zona putih dengan mematuhi protokol kesehatan.

"Ritual shalat Jumat dipersingkat dan tidak disertai dengan kegiatan yang biasanya dilaksanakan sebelum khutbah Jumat," tambahnya.

Atas rekomendasi dan arahan Badan Nasional Penanggulangan Wabah Corona, kegiatan shalat Jumat untuk sementara waktu tidak dilaksanakan di ibukota-ibukota provinsi.

Kegiatan shalat Jumat di Iran telah dihentikan sejak awal Maret lalu untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Sebelum ini, Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan bahwa masjid di 132 kota di daerah yang dikategorikan sebagai 'zona putih' (wilayah bebas Covid-19) akan dibuka kembali mulai 5 Mei.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, memperpanjang situasi darurat nasional terhadap Suriah selama satu tahun lagi.

Seperti dikutip IRNA, Jumat (8/5/2020), Trump telah mengabaikan seruan internasional untuk menghindari kebijakan sepihak terhadap negara-negara lain di tengah pandemi virus Corona.

Trump pada hari Kamis menandatangani perintah eksekutif untuk memperpanjang situasi darurat nasional terhadap Suriah selama satu tahun lagi.

Dia mengklaim bahwa tindakan dan kebijakan pemerintah Suriah telah menjadi "ancaman yang tidak biasa dan luar biasa" terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi AS.

"Saya menyerukan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dan para sekutunya untuk menghentikan perang dan mematuhi gencatan senjata di seluruh negeri," imbuhnya.

Sebelum ini, Trump membenarkan intervensi militer AS di Suriah dengan mengatakan bahwa pasukan AS berada di negara itu untuk mengamankan minyak Suriah.

Kebijakan dan tindakan intervensi AS telah memperburuk ketegangan dan kekacauan di wilayah Asia Barat, termasuk Suriah.

AS dan Eropa mengobarkan permusuhan terhadap pemerintah Suriah dengan berbagai alasan. Namun, Barat sendiri mendukung kegiatan kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di Suriah dan Irak. 

Minggu, 03 Mei 2020 20:25

Filosofi Hukum dalam Islam (9)

 

Salah satu kekhawatiran ahli shalat adalah apakah ibadah yang mereka lakukan diterima oleh Allah Swt atau tidak? Untuk menjawab pertanyaan ini, kami mengajak Anda mengenali parameter penerimaan shalat seperti yang disebutkan oleh ayat dan riwayat.

Prinsip utama yang berperan penting dalam penerimaan shalat adalah meyakini pemimpin (imam) yang ditunjuk oleh Allah Swt. Karena kedudukan imam sama seperti posisi jantung bagi tubuh manusia, yaitu mentransfer darah ke seluruh anggota badan dan menjamin kelangsungan hidup manusia. Peran vital seperti ini juga dimainkan oleh imam dalam sistem takwini (penciptaan alam) dan sistem tasyri'i (penetapan hukum agama).

Mengenai prinsip akidah manakah yang paling berpengaruh dalam penerimaan shalat seseorang oleh Allah Swt, Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as berkata, "Mencintai dan berwilayah (berimamah) serta berlepas tangan dari musuh-musuh kami." (Manaqib Ibnu Syahr Asyub, jilid 4, hal 131)

Tanda lain bahwa shalat seseorang diterima adalah sifat takwa yang tumbuh dalam dirinya. Takwa adalah kekuatan internal yang mencegah manusia dari melakukan dosa. Sifat ini sangat penting sehingga disebut hampir 110 kali dalam al-Quran.

Rasulullah Saw bersabda, "Jika engkau mendirikan shalat begitu banyak hingga membuatmu terlihat seperti tali anak panah (kurus) dan berpuasa begitu banyak hingga engkau terlihat seperti busur yang bungkuk, Allah tetap tidak akan menerimanya kecuali engkau bertakwa."

Imam Ali as berkata, "Shalat adalah pendekat setiap manusia yang bertakwa kepada Allah Swt."

Dalam Islam, kedudukan ilmu pengetahuan sangat tinggi sehingga ia tidak hanya memberikan nilai bagi shalat, tetapi juga bagi semua amal ibadah lainnya. Rasulullah – salah satu misinya adalah memberantas kebodohan – bersabda, "Satu rakaat shalat yang dikerjakan oleh orang yang mengetahui keagungan Tuhan, lebih baik daripada seribu shalat oleh orang yang tidak memiliki ilmu tentang kedudukan Tuhan."

Jelas bahwa ahli shalat yang berwilayah (berimamah), bertakwa, dan berilmu akan berusaha memberikan keteladanan perilaku yang baik kepada masyarakat sehingga semua orang tahu bahwa shalat diterima oleh Allah ketika pelakunya menyandang keutamaan spiritual dan kemanusiaan.

Shalat di Masjidil Haram dengan menjaga jarak di tengah wabah Corona.
Imam Jakfar Shadiq as kepada salah satu sahabatnya berkata, "… Allah Swt berfirman, 'Sesungguhnya aku menerima shalat orang yang tunduk di hadapan kebesaran dan keagungan-Ku, menjaga dirinya dari godaan hawa nafsu demi memperoleh keridhaan-Ku, dan menghabiskan seluruh harinya dengan mengingat-Ku.'"

Ahli shalat memiliki tanggung jawab di hadapan Allah dan perlu selalu berusaha untuk meraih ridha-Nya, namun ia perlu mengetahui bahwa membangun hubungan dengan Sang Khalik saja tidak cukup, tetapi ia juga harus bersedia memikul tanggung jawab sosial.

Imam Shadiq as lebih lanjut berkata, "Aku menerima shalat seseorang yang tidak merasa sombong di hadapan masyarakat, mengenyangkan orang yang lapar, menutupi orang yang tanpa pakaian, membantu orang yang tertimpa musibah, bersikap lemah lembut, dan memberikan tempat tinggal kepada orang yang terasing. Cahaya kesucian dan spiritualitas terpancar ibarat matahari dari hamba seperti ini." (Kitab Tuhaf al-Uqul, hal 306)

Meski manusia memikul tanggung jawab di hadapan Tuhan dan orang lain, serta wajib mematuhi perintah dan larangan-Nya, tetapi dalam sistem hukum Islam, ayah dan ibu memiliki kedudukan yang luar biasa dan istimewa. Dalam al-Quran, Allah memerintahkan manusia untuk menaati diri-Nya dan kemudian mematuhi kedua orang tuanya serta berbuat baik kepada mereka.

Perintah ini ikut berpengaruh dalam penerimaan atau penolakan shalat seseorang. Imam Shadiq as berkata, "Barang siapa yang telah menzalimi ayah dan ibunya meskipun dengan tatapan yang tajam dan emosi kepada mereka, Allah tidak akan menerima shalatnya."

Ilustrasi anak-anak berbuka puasa bersama di Iran. (dok)
Pada intinya, sangat penting untuk menjaga hak-hak orang lain di semua dimensinya terutama akhlak sosial. Dapat dikatakan bahwa dalam akhlak Islami, tidak ada dosa yang lebih besar daripada ghibah (membicarakan keburukan atau aib orang lain di belakangnya).

Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa dari laki-laki dan wanita Muslim melakukan ghibah, Allah tidak menerima shalat dan puasanya selama 40 hari, kecuali dia meminta kerelaan dari orang yang telah diumpatnya dan memperoleh maaf darinya."

Salah satu langkah yang sangat penting adalah menjaga shalat dari setiap noda. Sebab, nilai shalat akan berkurang jika dikotori dengan noda-noda seperti tidak menjaga larangan Allah, bermalas-malasan dalam shalat, dan sejenisnya.

Poin lain yang sangat ditekankan dalam shalat adalah menunaikan shalat tepat waktu dan tidak menundanya dengan alasan-alasan, yang tidak dibenarkan. Ahli shalat dituntut berkomitmen dengan masalah ini.

Komitmen ini sangat penting sehingga para nabi pun tetap melakukan shalat di awal waktu meskipun perang sedang berkecamuk. Rasulullah Saw bersabda, "Perbuatan yang paling dicintai di sisi Allah adalah mengerjakan shalat tepat waktu."

Imam Ali as berkata, "Jagalah waktu shalat kalian dan tunaikan ia dengan penuh semangat dan kegembiraan, dan dengannya carilah kedudukan yang dekat dengan Tuhan, di mana kewajiban Ilahi ini memiliki waktu yang telah ditetapkan bagi orang-orang yang beriman." (

 

Hari kesepuluh Ramadhan bertepatan dengan peringatan wafatnya seorang wanita terbaik yang berperan penting mendampingi Rasulullah Saw dalam perjuangannya menyampaikan risalah Ilahi.

Kepergian beliau tepat di tahun yang sama dengan meninggalnya paman Rasulullah Saw, Abu Thalib yang terjadi tiga tahun sebelum Hijrah dari Mekah ke Madinah. Kehilangan dua orang yang sangat dicintai itu, membuat Rasulullah Saw tenggelam dalam duka yang sangat berat. Oleh karena itu, tahun itu dikenal dengan nama Aamul Huzn atau Tahun Kesedihan.

Sayidah Khadijah dipanggil dengan nama Thahirah yang berarti suci. Kepribadian sucinya dan kedermawanannya membuat beliau dihormati masyarakat umum dan para tokoh di zamannya, sehingga dipanggil Sayidah an-Niswan yang berarti junjungan para wanita.

Ahli hadis al-Qommi menulis, "Sayidah Khadijah as memiliki posisi yang tinggi di sisi Allah, sehingga sebelum kelahirannya ada pesan kepada Isa al-Masih dari sisi Allah bahwa beliau disebut "Mubarakah" dan bersama Sayidah Maryam di surga. Karena dalam Injil ketika menggambarkan ciri khas disebutkan, keturunannya berasal dari seorang wanita agung "Mubarakah".

Pada hari pertama setelah Muhammad diutus sebagai Rasulullah dan sedang turun dari goa Hira, Sayidah Khadijah langsung menyambutnya dan menjadi wanita pertama yang memenuhi seruan risalah Nabi Muhammad Saw dan memeluk agama Islam. Ketika Rasulullah Saw menyampaikan Islam kepada istri tercinta beliau, Sayyidah Khadijah berkata: “Aku beriman, aku meyakini kenabianmu, aku menerima agama Islam dan aku berserah diri.” (Bihar al-Anwar jilid 18). Sejak awal, Sayyidah Khadijah mampu mengenali kebenaran, menerimanya dengan sepenuh hati serta menyuarakannya dengan lantang.

Ketika Rasulullah dituduh pendusta oleh kaum musyrik dan munafik serta menerima penghinaan dari mereka, Allah Swt meringankan kesedihan dan kekhawatiran utusan-Nya itu melalui Khadijah. Keimanan dan dukungan sang istri membuat Rasulullah Saw optimis dengan masa depan dakwahnya.

Doktor Bint al-Shati' berkata, "Apakah ada istri lain selain Khadijah dengan kapasitas seperti ini; menerima seruan suaminya ketika keluar dari Gua Hira' dengan iman yang kuat, lapang dada, kelembutan, dan kasih sayang, tanpa sedikit pun meragukan kejujurannya dan yakin Tuhan tidak akan meninggalkannya sendirian. Apakah ada wanita lain selain Khadijah yang mampu dengan penuh keikhlasan menutup mata dari kehidupan mewah, harta yang berlimpah, dan kemapaman, untuk mendampingi suaminya dalam kondisi kehidupan yang paling sulit dan membantunya dalam berbagai tantangan demi merealisasikan tujuan yang ia yakini kebenarannya. Tentu saja tidak! Hanya Sayidah Khadijah yang demikian."

Sayidah Khadijah as, adalah wanita bijaksana yang lahir di kota Mekkah, 68 tahun sebelum Hijrah. Dari sisi nasab, kehormatan, status sosial dan keluarga, beliau memiliki posisi yang istimewa di antara kaum perempuan Jazirah Arab dan Quraish. Dari sisi kesempurnaan, kepribadian dan kebijaksanaan, Sayyidah Khadijah as adalah yang paling utama di antara semua wanita di masa itu. Sejak usia belia, beliau adalah salah satu wanita tersohor di Hijaz dan Arab. Karena beliau adalah wanita pedagang pertama dan merupakan salah satu saudagar terkemuka di Hijaz.

Di samping berdagang, beliau juga sangat meningkatkan kepribadian dan nilai-nilai kemanusiaan dalam dirinya. Sayyidah Khadijah as, tidak mengejar keuntungan membabi-buta. Oleh karena itu, dalam berdagang beliau berusaha menjauhkan diri dari keuntungan tidak benar yang marak di masa itu seperti riba dan lain sebagainya.


Hal ini menjadi faktor pemikat kepercayaan dari banyak kelompok dan lapisan masyarakat serta meningkatkan keberhasilan dan keuntungan yang diperoleh Sayyidah Khadijah as, melalui perdagangan yang halal. Dalam sejarah disebutkan, “Ribuan onta berada di tangan pembantu dan pekerja Khadijah yang melintasi berbagai negeri seperti Mesir, Sham dan Habasyah untuk berdagang dan mengangkut barang dagangan.”

Selain dikenal sebagai seorang pengusaha besar dan sukses, Sayidah Khadijah  juga dikenal sebagai sosok spiritual, lembut, suci, dermawan, serta memiliki pemikiran tinggi dan pandangan jauh ke depan. Bahkan di era Jahiliyah, di mana kesucian tidak berarti sama sekali, Sayidah Khadijah juga dikenal dengan nama Thahirah, karena kesuciannya.

Berbagai keutamaan tersebut disandingkan dengan status keluarga dan kekayaannya yang melimpah, membuat banyak pembesar Mekkah yang melamar beliau. Namun, Sayidah Khadijah as adalah wanita dengan pandangan dan kesadaran yang tinggi, hanya mencari keutamaan akhlak dan spiritual. Oleh karena itu, beliau menolak semua lamaran tersebut.

Akan tetapi ketika beliau mengenal seorang sosok terkenal menjaga amanat dan berhati bersih seperti Muhammad, Sayidah Khadijah sendiri yang melangkah maju dan mengajukan permintaan pernikahan. Dalam pertemuannya dengan Nabi Muhammad Saw, Sayidah Khadijah berkata, “Wahai Muhammad! Aku mendapati dirimu sebagai sosok mulia, penjaga amanat dan seorang manusia di puncak kemurnian, kejujuran, kesucian dan kebenaran, di mana kau menjaga dirimu tetap suci dan tidak ada sedikit pun noda di pangkuanmu. Kau berakhlak baik, terpercaya dan jujur, kau tidak takut untuk berkata jujur dan kau tidak melepaskan nilai-nilai kemanusiaanmu di hadapan apapun. Karakter dan  kepribadian muliamu ini telah sedemikian mempesonaku sehingga sekarang aku ingin mengemukakan permintaan pernikahan dan juga perkenalan denganmu. Jika kau menyetujui permintaanku, aku siap untuk melaksanakan acara pernikahan kapan pun waktu yang tepat.” 


Selama hidup bersama Nabi Muhammad Saw, Sayidah Khadijah telah memberikan pengorbanan besar kepada beliau dan Islam. Dukungan finansial, mental dan emosional kepada Rasulullah Saw, keyakinan dan pembenaran atas kenabian beliau di saat orang-orang mendustakannya, serta pertolongan beliau kepada Nabi Saw dalam menghadapi orang-orang musrik adalah bagian dari pengorbanan besar beliau kepada Rasulullah Saw dan Islam.

Ketika Nabi Muhammad Saw menjalankan tugas beliau sebagai utusan Allah Saw untuk memberikan hidayah kepada umat manusia, orang-orang musyrik mengganggu dan memusuhi beliau. Di saat-saat seperti itu, istri yang mengerti dan penuh kasih sayang seperti Khadijah adalah penenang hati terbaik yang meredakan kesusahan tersebut.

Ibnu Ishaq, seorang sejarawan terkenal menulis, "Nabi tidak mendengar perkataan kaum yang menolak dan mendustakan, di mana menyebabkan kesedihan dan mengganggu pemikirannya, kecuali Allah Swt telah menghilangkan kesedihan itu melalui Khadijah. Khadijah telah meringankan dampak berat dari ucapan-ucapan kasar yang dilontarkan kepada Rasulullah Saw dan membenarkan beliau. Beliau juga menganggap tidak bernilai terhadap perilaku dan kelancangan orang-orang kepada Rasulullah Saw.

Hari kesepuluh dari bulan Ramadhan adalah hari terakhir bagi seorang perempuan yang selama bertahun-tahun senantiasa mengiringi langkah utusan terakhir Allah Swtitu. Nabi Muhammad Saw di hari semacam ini harus merelakan istri tercintanya untuk kembali kepada Yang Maha Kuasa. Sebuah peristiwa yang menyayat jiwa beliau setelah beberapa waktu sebelumnya harus kehilangan pamannya Abu Thalib.

Wafatnya Sayidah Khadijah begitu mempengaruhi beliau, sehingga tahun itu disebut sebagai "tahun kesedihan" (Am al-Huzn). Ketika Sayidah Khadijah as wafat, Nabi Muhammad Saw menangis. Nabi mengusap air matanya yang bercucuran dengan kedua tangannya ketika memakamkan isteri tercintanya itu. Pada waktu itu beliau berkata, "Tidak ada yang dapat menyamai Khadijah. Ketika semua mendustakanku, ia membenarkanku. Ia menjadi penolongku dalam mendakwahkan agama Allah Swt dan dengan hartanya, ia membantuku."

Salam untukmu Sayidah Khadijah, ibu seluruh kebaikan !

Salam atasmu wahai perempuan dermawan yang mengajarkan derma dan kebaikan tanpa pamrih !

Salam untumu wahai wanita agung yang mengorbankan seluruh dijawa dan raganya untuk tegaknya agama Islam ! (

 

Hisam Badran, anggota biro politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas, mengatakan gerakan itu tidak akan berdiam diri dari segala bentuk pendudukan, dan akan mengoptimalkan perlawanan untuk mencegah aneksasi Tepi Barat kepada Israel.

Menurut situs web Quds Press, ketika mengumumkan bahwa Tepi Barat dalam bahaya nyata, ia menambahkan: “Tidak ada waktu atau bahkan apa pun untuk dinegosiasikan, saatnya telah tiba untuk mewujudkan persatuan nasional berdasarkan pada program perjuangan yang disepakati oleh segenap elemen Palestina.”

Badran melanjutkan bahwa AS untuk mewujudkan aneksasi Tepi Barat, mereka memulai untuk bernegosiasi dengan Palestina, dan menyamakan aksi AS ini dengan sirkus di mana Amerika Serikat telah menunjukkan wajah aslinya dengan koordinasi penuh pada kabinet rezim Zionis.

Dia melanjutkan pembahasan mengenai tahanan Palestina yang ada di penjara Israel, dengan mengatakan bahwa semua opsi Hamas untuk membebaskan tahanan sudah ada di atas meja, dan gerakannya siap untuk melakukan pengorbanan untuk tujuan itu.

Mengenai perjanjian pertukaran tahanan, Badran mengatakan bahwa Hamas berusaha untuk mencapai aksi nyata jauh dari ekspos pemberitaan di media, dan bahwa apa yang kurang diberitakan di media mengenai hal ini maka akan lebih menghasilkan  hasil yang optimal.

Anggota terkemuka Hamas kemudian menekankan penolakan penuh terhadap normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, menyebutnya sebagai belati yang akan menusuk di belakang rakyat Palestina.

Pekan lalu, Abu Ahmad Fouad, wakil sekretaris jenderal Front Rakyat, menekankan perlunya tindakan bersenjata lanjutan di wilayah Palestina, khususnya di Tepi Barat.

Dia mengatakan kepada situs web Palestina Al-Rasalah: “Tidak mungkin untuk menghentikan perjuangan bersenjata di Tepi Barat … aksi bersenjata adalah hak warga dari negara yang terjajah dan tertindas.

Kementerian luar negeri Otoritas Palestina juga telah mengumumkan dan menghubungi pihak-pihak internasional untuk mencegah aneksasi teritorial Tepi Barat lebih lanjut.

 

Tripoli, kota besar di utara Lebanon minggu ini menjadi saksi demo krisis moneter dan ekonomi. Namun sedikit melenceng pasca kerusuhan marak. Puluhan pasukan keamanan Beirut terluka demi memadamkan api.

Al Akhbar dalam hal ini melaporkan, “Antara penunggang dan pendemo, yang hanya meminta sekepal roti, ada lampu hijau untuk menyerang Hizbullah. Nama rumus sangatlah jelas, namun game sama bahaya dengan instabilitas global satu negara.”

Mungkin termasuk negative thinking ketika berkata kepulangan Saad Hariri, mantan PM Lebanon minggu lalu dari kunjungan ke Paris, adalah satu pengumuman atas kesiapan perang dengan pemerintah sekarang. Tetapi harus dilihat bahwa kepulangan ini dilakukan ketika Corona mengamuk dan krisis ekonomi menyemarak, hal di luar kebiasaan Hariri.

“Adalah hak rakyat untuk protes dan kritik pemerintah, akan tetapi kembalinya instabilitas dalam negeri Lebanon, pasca 3 bulan redam karena pandemi COVID-19, beserta dukungan media Arab adalah satu pertanda bahwa insiden ini adalah deklarasi perang antara pro dan kontra pemerintah… (Mungkin) tema aslinya adalah perang versus Hizbullah,” lanjut Al Akhbar menganalisa.

 

Untuk membangun analisanya tersebut, Al Akhbar mengajukan beberapa alasan:

Pertama: Benar bahwa pemerintah Amerika berkecamuk dengan Corona dan krisis ekonomi. Ini adalah fokus utamanya. Akan tetapi tim keamanan dan diplomatis Washington tidak melupakan file-file kepentingannya. Lebanon masih diintai sebagai salah satu rantai bersambung Timur Tengah.

Skenario Amerika melawan Hizbullah, termasuk Lebanon, belum berubah. Begitu pula metode AS di hadapan Lebanon di tengah krisis ekonomi dan krisis politik, seperti blokade Hizbullah, juga belum berubah. Takkan pernah berhenti sebelum Hizbullah menyerah atau hancur. Ini adalah deklarasi tahun 90-an yang masih terngiang.

Skenario Amerika dalam situasi Lebanon ini menekankan bahwa kunci pintu keluar tidak akan pernah diserahkan ke pihak Lebanon, kecuali hanya sebatas kesepakatan dengan Amerika atau masih dalam kerangka perwayangan Gedung Putih.

Kedua: Tak perlu diragukan lagi bahwa nama Hizbullah semakin harum sedari tanggal 17 Oktober hingga krisis sekarang. Ini tak luput dari perannya memimpin ekspedisi jalan terobosan krisis. Bahkan nama itu lebih berat dari hitung-hitungan yang telah diprediksi.

Hizbullah adalah salah satu pendukung kembalinya Saad Hariri ke kursi Perdana Menteri, baik sebelum dan sesudah pengunduran diri.

Hizbullah sadar bahwa ada angin topan yang akan segera melanda sehingga Mukawamah Lebanon tersebut lebih memilih untuk berhadapan dengan poros sebelumnya yang telah terlibat, dari pada harus bertahan sendirian mengucurkan keringat menjaga pemerintah dari keruntuhan ekonomi dan kehidupan sosial.

Hizbullah mengamini peran semua pihak di pemerintahan dan tidak melayangkan veto dalam hal ini, karena Hizbullah tahu benar apa makna dari kesendirian (berjuang sendiri) dan sadar atas skenario yang telah di bangun di Kawasan maupun internasional.

Tapi meskipun Saad Hariri pergi dari Lebanon dan berlangsung gencatan senjata oposisi Hizbullah dan pemerintah, represi belum juga terkurangi. Tekanan terus mengalir di dalam negeri Lebanon. Hal ini dikarenakan, koalisi al-Ahd dan partai al-Tayyar al-Watani al Hur belum melepas jerat Hizbullah.

Gebran Bassil, Ketua partai al-Tayyar al-Watani al-Hur, tidak menganalisa penuh periode sebelum keruntuhan pemerintahan Saad Hariri atau belum mengkritisi setengah periode kepemimpinan Michel Aoun. Gebran Bassil berjalan alami dan hanya menunjuk ini dan itu sebagai penanggung jawab. Yaitu Gebran Bassil bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, tidak ada Corona, tidak ada krisis ekonomi dan lainnya.

“Dan sekarang, partai ini kebingungan menghadapi situasi dan itu sangat jelas terlihat dalam kebijakan politiknya,” demikian Al Akhbar menganalisa.

 

Ketiga: Kerusuhan Tripoli, kota terbesar kedua Lebanon yang terletak di utara Beirut, dan tempat-tempat lainnya tidak bisa disebut sebagai aksi partai oposisi Hizbullah, meskipun para penunggang menggunakan metode bermacam-macam dalam manipulasi kelaparan dan kemiskinan warga.

Demo ini adalah murni buah dari gerakan rakyat. Tetapi yang perlu diperhatikan, para banker, politikus dan militer tahu bahwa ketika larangan diangkat, warga akan menggeruduk bank dan apapun yang menjadi duri dalam kehidupan mereka.

“Pembahasan ini sudah bergulir terus di meja-meja perundingan politik dan perbankan”, hemat Al Akhbar.

Lampu hijau yang dihidupkan saat ini berbeda dengan yang kemaren, yaitu lampu hijau yang diberikan kepada partai dan poros politik.

Partai, yang menggulingkan pemerintahan Saad Hariri kemaren, satu meja dengan Hizbullah. Hal lainnya adalah, sekarang Timur Tengah dan internasional ikut terjun melawan Hizbullah. Unsur-unsur konfrontasi ini masih belum tampak jelas, karena keruntuhan rakyat tidak akan terbatas pada kelaparan, kemiskinan dan pengabaian senjata.

Hal yang membahayakan adalah turunnya militer ke jalan. Kesalahan-kesalahan militeris, keamanan dan media di al-Jabal, Tripoli, Beirut dan al-Beqaa, setelah berbulan-bulan latihan, adalah hal yang sangat memalukan. Jadi, militer termasuk dalam skenario untuk meledakkan stabilitas Lebanon.

Berkaitan dengan ini, beberapa sumber di Lebanon mengatakan bahwa Dorothy Shea, Duta AS di Beirut, pergi menemui Hassan Diab, PM Lebanon. Utusan AS menyerahkan sebuah surat dan mengungkapkan kekhawatirannya melihat demo rusuh. Di sela-sela pengajuan tawarannya (intervensi), Duta AS juga menyayangkan keterlibatan militer dalam penanganan demo.

 

Ratusan pengunjuk rasa, beberapa dari mereka bersenjata, memprotes di depan gedung kongres negara bagian di Michigan untuk memprotes aturan perpanjangan karantina.

Menurut Guardian, sementara anggota parlemen Michigan sedang mempertimbangkan permintaan gubernur untuk memperpanjang undang-undang karantina, pengunjuk rasa mencoba untuk memasuki gedung legislatif.

Para pengunjuk rasa, yang memiliki beberapa senapan mesin di tangan mereka, berhasil memasuki lobi kompleks, tetapi ditentang oleh polisi dan staf dan dipaksa untuk meninggalkan gedung.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah setempat, menyamakan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer dengan Hilter.

“Tepat di atas kepala saya, orang-orang dengan senapan mesin meneriaki di depan kami,” kata Diana Poulanki yang menulis di akun Twitter-nya, dia adalah seorang senator Negara Bagian Michigan yang hadir pada saat itu di  gedung kongres negara bagian tersebut.

Sebelumnya, para pendukung Presiden Donald Trump melakukan protes di berbagai kota terhadap perpanjangan undang-undang karantina.

Hari Kamis, Trump telah mengatakan pemerintah federal tidak akan memperbarui undang-undang karantina dan menyerahkannya kepada gubernur negara bagian.

 

Brigadir Jenderal Haidar al-Musawi, komandan Brigade Al-Hashd al-Shaabi ke-26, mengatakan bahwa pasukan mereka semalam berhasil mencegah kelompok ISIS menyusup ke gurun Al-Nakhib dan memaksa mereka melarikan diri.

Al-Musawi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al-Ma’lumah bahwa gerakan teroris dipantau oleh kamera termal, dan setelahpasukan Al-Hashd al-Shaabi ikut serta dalam pemantauan ini, segera bergerak untuk memaksa mereka melarikan diri ke padang pasir ke daerah barat.

Di sisi lain, komando Operasi Samarra Al-Hashd al-Shaabi hari ini (Minggu, 3 Mei) memperingatkan upaya ISIS untuk mencapai tempat-tempat suci di daerah tersebut dan meminta pasukannya untuk mempertahankan tempat makam suci di Samarra.”

Sebuah pernyataan dari komandan Al-Hashd Al-Shaabi mengatakan: “Abu Hassan al-Halafi, komandan Komando Operasi Samarra, mengadakan dua pertemuan terpisah dengan komandan Brigade ke-313 dan 314 dan para pejabat yang bertugas menyelidiki perkembangan terakhir.”

Dalam beberapa hari terakhir, sel-sel ISIS yang didukung AS telah melakukan beberapa serangan teroris di provinsi Salahudin, Dhi Qar dan Diyala, yang mengakibatkan syahid dan cedera sejumlah anggota al-Hashd al-Shaabi dan pasukan keamanan.

 

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), menyambut laporan Jaksa Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) Fatou Bensouda, mengenai hak warga Palestina untuk menuntut Israel di pengadilan.

Dilansir kantor berita ISNA, Ahad (3/5/2020), OKI mendukung laporan Bensouda tentang hak warga Palestina untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap rezim Zionis di ICC dan menuntut keadilan berdasarkan hukum internasional.

OKI menekankan pentingnya langkah itu karena perannya dalam melindungi hak-hak rakyat Palestina serta memperkuat kredibilitas sistem peradilan internasional dan hak asasi manusia.

Menurut organisasi itu, langkah tersebut juga berperan dalam mengakhiri kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.

Setiap upaya untuk membawa kasus kejahatan rezim Zionis ke ICC selalu mengundang kemarahan para pejabat Israel dan Amerika Serikat.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…