
کمالوندی
Nabi Muhammad Saw Dalam Pandangan Orientalis (4)
Dalam artikel kali ini, kita melihat karya-karya seorang orientalis Perancis yang telah memimpin jalan evolusinya tentang Orientalisme dari penyimpangan menuju kebenaran.
Kami mengatakan bahwa tentang kepribadian ilahi dan berpengaruh Nabi Muhammad Saw pada masyarakat manusia, karya-karya berharga telah disediakan oleh para penilit, yang masing-masingnya mengagumkan dan kontemplatif. Pada awal abad kedelapan belas selama masa Renaisans, beberapa orientalis mempromosikan studi dan pembelajaran bahasa Arab di kalangan mahasiswa dan cendekiawan Barat untuk lebih memahami arsitek hebat sejarah ini dan pendidik kemanusiaan. Meskipun langkah-langkah ini tidak bisa sepenuhnya menghilangkan prasangka yang tertanam dalam benak orang Eropa, tetapi dapat menggantikan pemahaman global dan investigasi lama dari prasangka kering yang lama dan membuka jalan bagi obyektif dan keadilan.
François Marie Aroue, yang dikenal sebagai Voltaire, dianggap sebagai orang terhebat yang dikenal pada abad kedelapan belas atau masa Renaisans. Dia adalah penulis naskah drama, penulis sastra dan sejarawan terkenal di zamannya.
Voltaire
Voltaire melewati masa-masa yang berbeda dalam kehidupannya yang naik turun. Pada masa awal masa muda Voltaire, dia adalah seorang tawanan dan korban dari mitos anti-Islam dari para pendeta dan dan misionaris serta tahu apa-apa tentang Islam selain dari apa yang dia dengar atau baca. Selama periode inilah dia, di bawah pengaruh tulisan-tulisan Kristen yang bias, melakukan pertunjukan panggung yang menghina berjudul Le Fanatisme ou Mahomet le Prophete (1739) yang bahkan berujung pada kemarahan Paus dengan berbagai dalil yang dimilikinya. Dalam drama ini, Voltaire dengan kejam menggambarkan seluruh kepribadian Nabi Muhammad Saw dalam pikiran orang Eropa abad kedelapan belas dengan bentuk paling buruk.
Periode kedua adalah periode ketika, setelah upaya berulang kali, ia menjadi sadar akan beberapa fakta Islam dan Nabi Saw dan tidak lagi menganggap Nabi Muhammad Saw layak dihina dan disindir, melainkan mulai melihat seluruh sejarah Islam dengan penuh kekaguman. Pada saat ini, tentu saja, umat Islam, seperti para pengikut agama lain, dianggap memiliki ilusi dan takhayul yang tidak didasarkan pada agama mereka. Tapi tiba-tiba pemandangan berubah.
Voltaire selalu berbicara tentang keadilan, toleransi agama dan politik, dan reformasi sosial. Keyakinan Voltaire pada kebebasan berekspresi, menghindari prasangka dan orisinalitas akal segera membuatnya berselisih dengan gereja, pemerintah despotik di Perancis. Setelah mitos Kristen tentang Islam dan Nabi, Voltaire menerbitkan kritiknya terhadap agama Kristen. Sejak saat itu, nadanya tentang Islam berubah dan ia mulai memuji Islam dan membela kepercayaan umat Islam. Voltaire memuji Islam dan Nabi dalam karya-karya seperti "Makam Takhayul" dan "Syariah Pria Mulia." Pujian ini sampai sejauh epik, dan dalam tulisan-tulisan lain seperti "Akhirnya Anda harus pergi", Islam jelas lebih unggul dari semua agama di bumi.
Voltaire
Voltaire bekerja selama bertahun-tahun untuk menemukan kebenaran agama dan sangat menderita dengan cara ini. Dia membaca buku dan melakukan banyak pencarian. Dia menghubungi para pengikut berbagai agama dan meminta mereka yang berada di tengah-tengah mereka untuk membantu mereka akhirnya memulai jalan yang sangat dekat dengan Islam. Voltaire percaya bahwa Tuhan ada karena alasan rasional. Dia mengatakan bahwa sama seperti jam membutuhkan pembuat arloji, dunia juga membutuhkan pencipta. Voltaire juga dikutip mengatakan, "Hanya mengamati langit di atas kepala saya dan bintang-bintang di malam hari sudah cukup bagi saya untuk mengetahui bahwa ada Tuhan."
Tahun 1763 adalah titik balik dalam sejarah pemikiran Voltaire. Tahun ini, ketika sebuah citra baru tentang Nabi Muhammad dan para pengikutnya akhirnya muncul di benaknya, penilaiannya tentang Nabi Muhammad Saw yang selalu dimusuhinya akhirnya berubah, dan setelah 50 tahun kehidupan sastra dan 40 tahun studi sejarah dan agama mengungkapkan kebenaran tentang Nabi, dia berkata, "Muhammad tentu saja seorang pria yang hebat, dan orang-orang hebat dibesarkan dalam karunia-Nya. Dia adalah pembuat hukum yang bijak, kosmos yang perkasa, penguasa keadilan dan nabi yang saleh dan menciptakan revolusi terbesar di dunia."
Voltaire di Makam Takhayul percaya bahwa semua agama di bumi dimakamkan di sana, hanya satu sosok hidup yang terungkap dan itu adalah wajah Muhammad. Dia bertekad untuk memilih agama selain Kristen, jadi setelah memeriksa setiap agama, dia sampai pada agama Islam dan menyatakan, "Agama yang dibawa Muhammad jelas lebih unggul dari agama Kristen. Dalam agamanya mereka tidak pernah mengadopsi seorang Yahudi menjadi Tuhan dan tidak menganggap seorang wanita Yahudi sebagai ibu Tuhan dan tidak membenci dan mendengki orang Yahudi lainnya. Dalam agamanya mereka tidak pernah terjebak dalam kegilaan orang-orang Kristen dan tidak menganggap satu Tuhan sebagai tiga tuhan dan tiga tuhan sebagai satu Tuhan ... Iman kepada Satu Tuhan adalah satu-satunya prinsip agung agama Muhammad.” (Clayton Voltaire, vol 26, hlm. 292)
Pada 1776, untuk mengenang drama anti-Islam pertamanya Fanatism, Voltaire mengucapkan kata-kata terakhirnya, "Saya melakukan yang sangat buruk untuk Muhammad. Pada diri Muhammad ada sesuatu yang menarik dan sangat diterima serta menyenangkan. Dia memaksa manusia untuk tertarik kepadanya dan menghargai, sekalipun ia berdiri sendiri dalam pertempuran ini, sendirian di depan semua orang penyembah berhala yang menentangnya dan berusaha menghancurkan pikirannya, dan mengajak manusia untuk menyembah Tuhan yang Esa. Satu-satunya panggilan. Dia mengalami penyiksaan dan penganiayaan selama bertahun-tahun di jalan mengajak manusia kepada Tuhan."
Voltaire selalu bertanya-tanya apa rahasia Islam itu dan bagaimana pengikut Muhammad menikmati manfaat peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan? Voltaire masuk jauh ke Islam untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaannya dan mengenali Muhammad dengan cara yang tidak ada hubungannya dengan drama Muhammad. Dia menyadari dalam perkembangan batinnya bahwa, bertentangan dengan tuduhan para misionaris dan pendeta, agama Muhammad bukan saja dibuat oleh setan dan jauh dari parameter rasional, tetapi sangat dekat dengan agama Kristen dan secara historis lebih berkembang dan sempurna. Dalam ajakannya, Muhammad menyampaikan konsep ketuhanan yang bebas dari Trinitas Kristen dan jauh lebih kuat dan lebih tinggi secara teologis.
Penilaian terakhir Voltaire tentang Islam dinyatakan pada 1772. Dia berkata:
Agama Muhammad adalah agama kemanusiaan yang rasional, serius, murni dan penuh kasih:
- Rasional, karena dia tidak pernah terjebak dalam kegilaan syirik dan tidak mengaitkan dirinya dengan Tuhan seperti yang dia lakukan dan mendasarkan prinsip-prinsipnya pada rahasia yang bertentangan dan jauh dari akal.
- Serius, karena ia melarang perjudian, anggur, dan peralatan yang melalaikan dan sebaliknya menawarkan lima shalat dalam sehari.
- Suci, karena jumlah tidak terbatas istri pada penguasa Asia dibatasi menjadi hanya empat istri.
- Pecinta kemanusiaan, karena memberi zakat dan membantu orang lain lebih wajib daripada perjalanan haji, ini semua adalah tanda-tanda kebenaran Islam.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, Voltaire mengabdikan dirinya untuk membela Islam dan Nabi Ilahi terakhir, di mana ia menulis sebagai tanggapan atas kritiknya, "Muhammad yang kucintai telah membuatku begitu sibuk dengan kesempatan untuk menulis surat."
Nabi Muhammad Saw Dalam Pandangan Orientalis (3)
Ketika Islam berkembang dan popularitasnya tumbuh, orang menjadi lebih bersemangat tentang pesan dan nilainya.
Nabi Muhammad bin Abdullah Saw dikenal oleh orang-orang Quraisy dan yang paling berwibawa di antara mereka, catatan briliannya terbuka bagi semua kalangan dan sebelum diutus sebagai Nabi selama 40 tahun, beliau dikenal oleh seluruh kota sebagai orang yang berakhlak mulia. Hidupnya tanpa sifat kemunafikan dan keburukan dan ia dianggap jujur dan dapat dipercaya oleh orang lain. Nabi Muhammad Saw dipilih oleh Allah sebagai nabi dan pemimpin tertinggi umat di atas gunung Hira dan menjadi akhir dari para nabi ilahi. Dengan upaya Nabi Saw, hampir semua Semenanjung Arab memeluk Islam pada masa hidupnya. Pada periode selanjutnya, penyebaran Islam berlanjut dan secara bertahap menjadi Islam agama universal.
Kepribadian Nabi Muhammad sedemikian rupa sehingga ketika dia mengumumkan risalahnya, kaum musyrik tidak menyangkal pribadinya tetapi menyangkal ayat-ayatnya. Ini juga dinyatakan dalam al-Quran, "Mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah." (QS. Al-An'am: 33)
Rasulullah Saw adalah koleksi lengkap semua nabi dan wali, versi sempurna dari semua kebajikan yang ada dalam silsilah para nabi dan otoritas ilahi dalam sejarah.
Al-Quran menunjukkan bahwa meskipun nikmat kenabian sesuai dengan kehendak ilahi dan ditugaskan kepada sekelompok orang terpilih, tetapi ini tidak berarti bahwa para nabi berada pada tingkat kebesaran yang sama, Nabi Muhammad Saw memiliki keutamaan khusus, dimana itu tidak dimiliki oleh seorang nabi pun dan itu didedikasikan untuk Nabi Muhammad Saw, sehingga al-Quran bersumpah kepadanya dalam sebuah ayat untuk menunjukkan status tinggi Nabi Muhammad. (QS. Al-Hijr: 72)
Al-Quran secara transparan menyebutkan keunggulan Nabi Muhammad, "Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain..." (QS. Al-Baqarah: 253)
Ketika Islam berkembang dan popularitasnya tumbuh, cinta dan benci juga menjadi lebih besar kepada pembawa risalahnya. Banyak yang ingin mengenali penyeru tauhid dan persaudaraan ini dan mengenal cita-citanya, sementara sebagian orang berusaha menghancurkan citra kepribadian yang bersinar ini. Para Orientalis adalah di antara mereka yang mengatakan bahwa mereka bias atau tidak adil dalam memperkenalkan Nabi.
Minou Reeves dalam buku "Muhammad di Eropa", meneliti pandangan para orientalis dan evolusinya di periode Renaisans. Ia menulis, "Karena karya-karya yang ditulis untuk membela Nabi, seperti karya-karya "George Sale" bisa berbahaya bagi para penulisnya. Mereka biasanya mendistribusikan konten mereka dalam bentuk naskah tanpa menyebutkan nama. Beberapa edisi ini tersedia di British Library dan hari ini, dengan sedikit pengecualian, penulisnya dapat diidentifikasi dan diidentifikasi. Yang paling kuno adalah "deskripsi kemunculan dan penyebaran muhammadanisme dan bukti kebenaran muhammadanisme dan agamanya terhadap tuduhan dan fitnah orang Kristen".
Charles Herbney, seorang karyawan kantor Paus, menemukan naskah manuskrip itu dan menghubungkannya dengan Henry Stubb (lahir tahun 1631). Stubb adalah pustakawan kedua dari Perpustakaan Badelian di Universitas Oxford. Ia dipecat karena menulis buku tentang Islam. Dalam karya ini, Stubb menggambarkan Muhammad sebagai legislator terbesar dan paling bijaksana yang pernah hidup.
Ia mengutuk "Humphrey Perido" penulis Inggris karena salah menggambarkan penggambaran yang tidak baik tentang Muhammad Saw dan menyimpangkan kepribadiannya seraya menekankan, "Hukum dan perintah Islam sama sekali tidak berlebih-lebihan ekses seksual, dan pernikahan dalam Islam sangat diatur."
Bersamaan dengan pernyataan Henry Stubb, ada makalah yang tidak disebutkan nama penulisnya telah diterbitkan dengan judul "Refleksi tentang Muhammadanisme dan Perilaku Muhammad". Ia menulis, "Saya bermaksud membebaskan Muhammad dan agamanya dari beberapa kebohongan yang telah dituduhkan dan dengan kemampuan terbaikku, aku berusaha untuk menjelaskan kepada mereka hal yang lebih bisa diterima ketimbang apa yang sejauh ini ditunjukkan Barat." Penulis ini selain menekankan bahwa sikap fanatis keras terhadap Muhammad Saw berasal dari kebodongan atau dari sifat yang lebih buruk seraya menulis, "Banyak pendeta Inggris telah menjadi terpolusi dengan prasangka buruk tanpa dasar terhadap Muhammad."
Ada contoh-contoh lain dari penulis dan orientalis yang, dengan pengecualian prasangka abad pertengahan, memiliki pandangan moderat tentang Muhammad Saw dan Islam. Salah satunya adalah Henry Bowling Burke. Ia termasuk negarawan Inggris di paruh pertama abad ke-18 negarawan Inggris. Dalam sebuah risalah, ia berbicara tentang distorsi agama Islam dan menulis, "Tuduhan yang mana tentang penyembahan berhala atau takhayul yang belum disampaikan kepada Muhammadisme atau yang kemudian dilebarkan tentang itu?" Ia tahu bahwa sebagian besar kebohongan ini dari mereka yang kembali dari perang suci.
Henry Bowling menulis, "Sepanjang sejarah, orang-orang Kristen dan Muslim selalu berurusan dengan kekerasan dan kebrutalan tertentu, di mana kita tidak punya pilihan selain menyalahkan diri kita sendiri karena menjadi agresor. Karena mereka sudah ada sejak lama mempersiapkan hal ini, sehingga mereka berkompromi besar untuk menghormati pengkhotbah surgawi agama Kristen kita. Namun, kami telah benar-benar menghina dan keterlaluan terhadap mereka dan Nabi mereka, dan kami bahkan belum memberi mereka satu pun konsesi. Gereja-gereja Timur didukung oleh Muslim dan diizinkan untuk mempraktikkan agama mereka, tetapi di Eropa ... mereka bahkan lebih memilih kematian daripada dukungan mereka terhadap Muslim dan kebebasan mereka untuk beribadah secara bebas. Kami telah menganiaya Muhammad."
Orientalis Perancis Kenneth Dublin Villas adalah salah satu dari mereka yang meninggalkan banyak karya dan dalam karya terbarunya, "The Life of Mohammed," ia membela kepribadian Nabi Saw sedemikian rupa sehingga memantik sensitivitas banyak orang Kristen. Ia memuliakan Islam dengan menunjukkan bahwa Islam adalah agama fitrah manusia, sederhana dan dapat diamati secara logis. Ia menyebut Muhammad sebagai seorang legislator yang tercerahkan dan bijaksana yang ketulusan dan kemurniannya dimanifestasikan dalam kesederhanaan dan keterbukaan agamanya.
Bollen Wiley percaya bahwa ada dua pandangan yang salah dalam agama Kristen; Pertama, bahwa agama Muhammad ditolak atas dasar akal sehat Eropa, padahal tidak ada sistem lebih rasional dan logis dan lebih dapat diterima daripada agamanya. Kedua, mereka menggambarkan Muhammad sebagai orang yang tidak beradab. Kent Brain bersikeras bahwa Muhammad bukan tidak sopan atau beradab, tetapi seorang yang bagus dalam membandingkan dan merakyat serta dan memiliki semua kebajikan, seperti tegar, keberanian, dan wawasan yang dimiliki para tokoh dalam keadaan yang sama.
Kehidupan Mohammad Saw yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh orang yang tidak dikenal pada tahun 1731, telah ditulis dengan cermat karena latar belakang sejarahnya telah dipinjam dari sumber-sumber Islam. Sebagai seorang teolog natural, Kent percaya bahwa isolasi dan kesunyian di padang pasir melindungi orang-orang Arab dari takhayul yang biasa di antara orang-orang lain di dunia dan memelihara perasaan bawaan akan Allah yang sejati di antara mereka."
Bollen Wiley membela hukum dan tradisi umat Islam dan menghadirkannya sebagai hukum dan kebiasaan yang rasional dan dapat dipahami yang dibawa Muhammad. Terlepas dari tekanan besar propaganda terhadap Nabi Saw di masyarakat Barat, ia menulis secara eksplisit, "Muhammad Saw adalah seorang legislator yang hebat dan bijak yang membawa agama suci ke dunia. Allah yang mengetahui segalanya, mengirimnya untuk mengusir orang-orang Kristen yang salah arah, menghancurkan berhala, membujuk para penyembah matahari, dan menyebarkan teologi dari tembok Cina ke pantai Spanyol."
Nabi Muhammad Saw Dalam Pandangan Orientalis (2)
Kaum orientalis melakukan riset untuk mencari tahu tentang Nabi Islam yang agung dan agamanya, dimana penelitian ini jauh dari kebenaran dan realita.
Para nabi diutus satu persatu di setiap hari dan masa, sehingga datang pamungkas mereka, Nabi Muhammad Saw di dunia yang penuh kebodohan di Jazirah Arab bak bintang yang bersinar. Nabi terakhir telah mengisi dunia dengan cahaya tauhid sampai sekarang dan setelah 14 abad dari kemunculan agama langit Muhammad Saw, suara global agama ini terdengar dari timur hingga barat dunia.
Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah teks agama?"
Rasulullah Saw menjawab, "Agama adalah akhlak."
Nabi Muhammad Saw berhasil mengumpulkan para kabilah Arab di bawah satu bendera agama, al-Quran dan kiblat yang satu dengan akhlaknya. Nabi Saw menjadikan parameter kebajikan dengan takwa dan sabar. Dengan jelas dan tegas beliau membatalkan diskriminasi, rasis, etnik dan kabilah.
Al-Quran dalam memperkenalkan Rasulullah Saw mengatakan, "Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi." (QS. Al-Ahzab: 45-46)
Sampai abad kedelapan belas, para orientalis melakukan penelitian untuk mengidentifikasi Nabi Muhammad Saw dan agama yang dibawanya, dimana penelitian ini jauh dari kebenaran dan realita. Pada abad kedelapan belas, serangan terhadap Islam dan Nabi Muhammad terus berlanjut, dengan satu-satunya perbedaan dengan sebelumnya adalah bahwa para kritikus memusatkan semua perhatian mereka pada Nabi, bukan pada agama Islam. Pada saat yang sama, periode ini juga memiliki efek yang berbeda, karena terkadang mengulangi penghinaan di masa lalu.
Zaman Pencerahan (Renaissance) pada abad kedelapan belas didasarkan pada keyakinan bahwa alam dan dunia keduanya harus dirasionalkan. Immanuel Kant mengatakan, "Masa Rennaissance adalah manusia beranjak dan melewati ikatan etnis yang telah ia ciptakan untuk dirinya sendiri," Faktanya, para peneliti periode ini mencoba melakukan pekerjaan mereka berdasarkan rasio.
Oleh karenanya, di era ini, meskipun Islam masih dianggap sebagai analogi yang tidak benar di Eropa, tetapi sering dipuji sebagai fenomena yang menarik dan sensasional. Islam, yang pernah dianggap sebagai ancaman serius, kurang menarik perhatian orang Eropa dan Barat selama periode ini. Di Eropa, Islam dan Muhammad telah menjadi dasar dan sumber inspirasi sastra dan seni.
Tentu saja, tidak dapat dibayangkan di masa ini penggambaran tentang Nabi dan Islam dilakukan dengan keinginan baik atau tidak memihak, tetapi kali ini fokusnya adalah pada Nabi sendiri.
Dua karya besar Simon Ockley dan George Sale, dua orientalis Inggris termasuk dua langkah penting dalam pengkajian tentang Islam. Keduanya mengaku telah berusaha sepenuhnya tidak memihak dan tidak punya motif tertentu dalam perlakuan mereka terhadap Islam dan metode penilaian mereka tentang Muhammad. Bahkan, mereka dapat dikenal sebagai pembela pertama Nabi Muhammad Saw yang menulis tentangnya sesuai dengan semangat Rennaissance, tetapi bahkan mereka tidak sepenuhnya mampu menjauhkan diri dari prasangka asli mereka.
Simon Ockley dalam bukunya berjudul The History of the Saracen sangat memuji umat Islam yang berhasil menaklukkan daerah lain dan perilaku mereka dengan masyarakat. Ia menyinggung satu poin ini bahwa Arab memperlakukan masyarakat yang ditaklukkan dengan adil, obyektif dan menghormati, berbeda dengan para penakluk lainnya. Ia pada tahun 1717 M mempublikaskan ungkapan-ungkapan ringkas Imam Ali as dengan judul Sentences of Ali dan memuji keilmuan dan kebijakan Imam Ali as.
"Sedikit pengetahuan yang dimiliki oleh kita orang Eropa, semuanya berasal dari Timur. Mereka yang mentransfer pengetahuan ini pertama kali ke Yunani dan Romawi mengambil sahamnya dari mereka. Setelah barbarisme dan kekejaman menyebar ke seluruh dunia Barat, umat Islam dengan melakukan penaklukan kembali menyebarkan pengetahuan itu ke Eropa dan kami berutang semuanya kepada Muhammad," tulis Ockley.
George Sale dalam karyanya yang merupakan terjemah al-Quran menulis pengantar tentang kehidupan Nabi Muhammad Saw dan keyakinan Islam. Karyanya memicu protes terhadapnya sampai ia dituduh sebagai setengah Muslim dan menjadi target pidato kebencian. Namun Sale dengan pernyataan yang lugas dan efektif dalam membela dirinya dalam pendahuluan itu menulis:
"Berbicara tentang Muhammad dan al-Quran, saya tidak membiarkan diri saya menggunakan ungkapan menghina, memalukan dan terlepas dari etika... Sebailknya, saya mengharuskan diri saya untuk memperlakukan Nabi Muhammad dan al-Quran dengan etika dan kesopanan yang sama." Ia percaya bahwa Nabi Muhammad Saw mengajak orang-orang Arab dari penyembahan berhala untuk menyembah Tuhan Yang Esa dan berusaha untuk menghapus distorsi yang dilakukan oleh orang lain dalam Tauhid. Ia menulis, "Rencana dan gambaran pertamanya (Nabi) yang mengajak orang-orang Arab yang menyembah berhala menuju pengetahuan tentang Allah yang hakiki, jelas merupakan rencana yang mulia dan sangat dipuji. Di sinilah saya tidak dapat mengkonfirmasi klaim almarhum penulis (Prido) bahwa Muhamad telah melakukan kesalahan ketika ia memaksa orang-orang dari penyembahan berhala menjadi monoteisme."
Pada abad ke-18, gagasan tentang kepahlawanan sangat berpengaruh, dan Nabi Muhammad menjadi pahlawan dari penyair Jerman yang terkenal, Goethe. Johann Wolfgang von Goethe, seorang penyair berbahasa Jerman adalah salah satu penyair dan genius abad ke-18 yang paling tertarik pada Islam dan Nabi Muhammad. Terlepas dari keterbatasan sumber-sumber rujukan Islam yang tersedia, ia menyajikan gambaran yang indah dan abadi dari berkah spiritual Nabi Muhammad Saw dalam karya dramanya Faust.
Dalam bagian dari puisi Mahomets Gesang (Dendang Nabi Muhammad), Goethe menyamakan Nabi Muhammad dengan sungai yang tak terbatas yang telah membawa banyak aliran sungai bersamanya dan selalu menambah keagungannya dan membawa manusia ke rumah abadi bersamanya. Sepotong puisi ini diucapkan dalam bahasa kerabat terdekat Nabi, Imam Ali as dan Sayidah Fathimah as, di mana Goethe menggambarkan dan membandingkan semua tahap dari dakwah Nabi Saw dan bimbingannya di antara orang-orang. Ia dengan penuh semangat memilih Nabi Muhammad Saw sebagai sumber inspirasi untuk pembebasan dan melihat Nabi Muhammad datang dari sungai yang menyirami dataran.
Ghoethe di sebagian puisinya menulis:
Pandangi mata air
yang bersumber dari gunung
Betapa segar dan menyenangkan
Seperti mata bintang-bintang,
Saat mereka bersinar.
Benar-benar pemimpin dan penuntun
Semua mata air itu adalah saudaranya
Dia membawa bersamanya.
Dan di sana, jauh di bawah lembah
Di garis depan sungai ini ada bunga tumbuh
Dan sayuran menjadi hidup dari napasnya.
Sekarang sungai ini semakin besar setiap saat
Ke depan, aliran air
Silsilahnya akan membuatnya
Dan air telah mengangkat pemimpin itu di pundak mereka
Dan itu mengalahkan semua kerajaan
Dan memberikan namanya ke tanah
Dan di garis depan dia membangun kota.
... dan begitu pula saudara-saudara, harta karun, anak-anaknya.
Dia bergerak menuju Sang Pencipta.
Dan dalam banjir sukacita dan kebahagiaan
Menuju jantung sarangnya.
Goethe memuji Nabi Muhammad sebagai manusia yang luar biasa dan bukunya menyajikan al-Quran sebagai warisan abadi.
Abu Jakfar Muhammad bin Ya'qub bin Ishaq al-Kulaini al-Razi (2)
Abu Jakfar Muhammad bin Ya'qub bin Ishaq al-Kulaini al-Razi, lebih dikenal dengan Syeikh Kulaini, meninggalkan banyak karya berharga dan salah satu yang paling fenomenal adalah kitab al-Kafi yang ditulisnya selama 20 tahun.
Kitab al-Kafi adalah kitab pertama dari empat kitab hadis rujukan Syiah (Kutub Arba'ah). Ia tidak hanya tercatat sebagai mahakarya Syeikh Kulaini, tapi di tengah masyarakat Islam, tidak ada kitab yang lebih terpercaya dari al-Kafi di bidang hadis.
Syeikh Kulaini adalah ulama besar Syiah pada abad ketiga hijriyah dan ia mendapat kepercayaan dari kalangan Syiah dan Sunni. Ia tercatat sebagai ilmuwan Muslim pertama yang mendapat gelar Tsiqah al-Islam (kepercayaan Islam).
Cendekiawan Muslim ini lahir pada periode kepemimpinan Imam Hasan al-Askari as dan hidup sezaman dengan empat orang wakil khusus Imam Mahdi as. Namun karena gerak-gerik mereka dibatasi dan dipantau oleh penguasa, Syeikh Kulaini memikul tanggung jawab budaya dan ilmiah kaum Syiah dan secara leluasa dapat menyebarkan ajaran Syiah Imamiyah dan pengetahuan Ahlul Bait.
Setelah menempuh jenjang pendidikan dasar di bawah asuhan sang ayah dan pamannya sendiri, Syeikh Kulaini melanjutkan studinya di kota Rey, Qum, Kufah, dan kemudian hijrah ke kota Baghdad untuk memperdalam ilmunya di bidang agama.
Syeikh al-Kulaini.
Pada masa itu, ia menyaksikan banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai sekte untuk mendistorsi ajaran Islam. Ulama besar ini membulatkan tekadnya untuk menjaga ajaran Ahlul Bait dari penyimpangan dan menghabiskan hidupnya untuk menyampaikan kebenaran kepada umat.
Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini selain al-Kāfi, juga memiliki karya lain yang juga mendapat banyak perhatian dari kalangan ulama dan ilmuan. Di antara karya-karyanya adalah kitab al-Rijal, ar-Radd 'ala al-Qaramithah, Rasa'il al-Aimmah as, Ta'bir al-Ru'ya, dan kumpulan syair tentang keutamaan Ahlul Bait as.
Namun, kitab al-Kafi merupakan mahakarya al-Kulaini di mana sampai sekarang masih menjadi referensi para ulama hadis, faqih, dan mujtahid besar Syiah dalam menyimpulkan hukum-hukum agama.
Syeikh al-Kulaini dalam kitab al-Kafi telah mengumpulkan 16.000 hadis dari Rasulullah Saw dan Ahlul Bait. Kitab ini terdiri atas tiga bagian yaitu, Ushul al-Kafi, Furu', dan Raudhah.
Ushul al-Kafi memuat riwayat mengenai persoalan akidah dan akhlak yang terdiri dari delapan kitab. Syeikh al-Kulaini dengan sangat teliti dan rasional, menukil berbagai riwayat yang berbicara tentang pentingnya akal dalam mengenal makrifat.
Ia kemudian menukil riwayat yang berbicara tentang keutamaan menuntut ilmu dan akhlak dalam mencari ilmu serta pentingnya ilmu untuk memperkuat basis akidah. Syeikh Kulaini selanjutnya menjabarkan prinpsip-prinsip utama akidah yaitu tauhid dan makrifatullah.
Di kitab al-Hujjah, Syeikh Kulaini mengumpulkan hadis-hadis yang berbicara tentang kenabian dan imamah. Bagian lain dari Ushul al-Kafi membahas masalah akhlak dan pendidikan seperti tawadhu', kesabaran, qana'ah, perkara ghibah, keutamaan doa, keutamaan al-Quran, adab berinteraksi, dan lain-lain. Bab ini memuat pelajaran yang sangat menarik dan bisa dimanfaatkan untuk umum.
Kitab al-Kafi.
Furu' al-Kafi memuat riwayat-riwayat mengenai masalah fikih seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lain sebagainya. Mempelajari kitab Furu' al-Kafi membutuhkan keahlian khusus dan ia biasanya menjadi rujukan para ulama fiqih.
Bagian ketiga al-Kafi disebut Raudhah, yang memuat 597 hadis mengenai beragam tema seperti khutbah dan surat para imam maksum, nasihat, cerita-cerita, dan materi sejarah. Karena keragaman temanya, ia disebut Raudhah atau taman.
Syeikh Kulaini yang pernah merasakan era kepemimpinan Imam Hasan Askari dan empat wakil khusus Imam Mahdi as, memiliki kesempatan menukil riwayat dengan perantaraan yang lebih singkat. Sebagian dari riwayat al-Kafi bahkan dinukilnya melalui tiga perantara dan ini menjadi salah satu keistimewaan kitab tersebut.
Al-Kafi memilih kata yang singkat dan jelas dalam penulisan tema hadis sehingga kandungannya mudah ditangkap oleh pembaca. Penukilan hadis dan riwayat dilakukan tanpa intervensi penulis, adapun keterangan penulis tentang hadis benar-benar ditulis terpisah.
Syeikh Kulaini dalam kitabnya meletakkan urutan riwayat dari yang mudah dipahami dan jelas sampai kategori yang sulit dan rumit. Salah satu keistimewaan al-Kafi adalah al-Kulaini menukil silsilah perawi dari setiap hadis sampai kepada imam maksum as.
Syeikh al-Kulaini mengumpulkan riwayat al-Kafi berdasarkan kaidah tidak adanya pertentangan hadis dengan kandungan al-Quran. Kehati-hatian dan perhatiannya yang besar dalam menerima nukilan hadis membuat sebagian orang berpendapat akan kesahihan semua riwayat yang terdapat dalam kitab ini.
Sekelompok ulama Syiah meyakini keshahihan seluruh riwayat yang dimuat kitab al-Kafi, sekelompok lain percaya bahwa sebagian riwayat dalam kitab itu tergolong lemah.
Makam Syeikh Kulaini di Bab al-Kufah.
Syeikh al-Kulaini dalam mukaddimah kitab al-Kafi menulis bahwa sebuah riwayat dikategorikan shahih dan benar ketika ia sejalan dengan al-Quran. Mengenai kitab al-Kafi, Syeikh Mufid berkata, "Kitab ini adalah kitab terbaik Syiah yang memiliki fadhilah yang sangat besar. Para ulama kita memanfaatkan kitab ini melebihi kitab-kitab lain." Muhammad Taqi Majlisi menulis, "Kitab al-Kafi dari semua kitab Ushul adalah yang terlengkap dan terbaik yang disusun oleh mazhab Syiah Imamiyah."
Syeikh al-Kulaini meninggal dunia pada bulan Sya'ban tahun 328 H, bertepatan dengan awal dimulainya masa ghaibah panjang Imam Mahdi as di kota Baghdad pada usia 70 tahun. Ia dimakamkan di Bab al-Kufah, Irak yang terletak di bagian timur Sungai Tigris dan makamnya masih diramaikan oleh peziarah sampai hari ini.
Rasulullah Saw dalam sebuah hadis bersabda, "Luqman berpesan kepada putranya, 'Wahai anakku! Duduklah selalu di majelis para ulama dan dengarkalah kata-kata ahli hikmah dengan penuh perhatian. Dengan cahaya hikmah itu, Allah Swt akan menghidupkan hati yang mati sebagaimana Dia menghidupkan tanah yang mati (kering) dengan hujan lebat.'"
Pertemuan Rahbar dengan Pelantun Syair Islami
Pemilu Iran, Manifestasi Demokrasi Religius
Pada hari Jumat, 21 Februari 2020, bangsa Iran kembali menunjukkan komitmennya terhadap cita-cita Revolusi Islam dan memperlihatkan kepada para pengamat dan analis internasional mengenai implementasi demokrasi religius.
Pemilu Majelis Syura Islami ke-11 dan Dewan Ahli Kepemimpinan Iran ke-5 akan diadakan serentak besok tidak lama setelah bangsa Iran memperingati kemenangan Revolusi Islam ke-41 yang diikuti puluhan juta orang di seluruh penjuru negara ini.
Demokrasi religius adalah model yang terinspirasi oleh wacana Revolusi Islam yang menolak tirani monarki, sekaligus mengkritisi model pemerintahan yang berlaku di dunia dewasa ini, khususnya demokrasi liberal. Demokrasi religius menjadikan suara rakyat sebagai dasar dari pembentukan pemerintah, melalui pemilu untuk memilih kepala pemerintahan, dan mengawasi jalannya proses pemerintahan.
Sebagian pemikir Barat seperti Joseph Schumpeter menjelaskan kriteria untuk membedakan sistem demokratis dan non-demokratis, dengan menempatkan pelaksanaan pemilu untuk menentukan penguasa sebagai kriteria demokrasi dalam sistem politik. Namun dalam demokrasi religius, peran rakyat tidak terbatas pada partisipasi dalam pemilu, tetapi untuk semua bagian penyelenggaraan negara, termasuk di tingkat legislatif.
Berdasarkan UUD Republik Islam Iran, Majelis Syura Islami memiliki dua tugas utama yaitu membuat undang-undang mengenai berbagai masalah dan memantau implementasi undang-undang secara benar. Kedua tugas ini dengan baik menggambarkan posisi penting parlemen di Iran.
Pasal 63 UUD Iran menyatakan bahwa masa jabatan anggota Majelis Syura Islami adalah empat tahun, dan pemilu diadakan sebelum akhir periode sebelumnya berakhir, sehingga negara tidak akan pernah mengalami kekosongan anggota parlemen.
Selain itu, menurut Pasal 64, semua elemen bangsa termasuk minoritas agama seperti Kristen, Yahudi dan Zoroaster memiliki perwakilan di parlemen Iran. Berdasarkan aturan, agama minoritas akan memiliki setidaknya lima anggota parlemen, yang dipilih dari komunitas mereka.
Berdasarkan Pasal 69, kecuali dalam keadaan darurat yang membutuhkan keamanan negara, semua negosiasi yang dilakukan anggota Parlemen harus terbuka dan memberikan laporan lengkap yang akan diumumkan kepada publik melalui radio dan televisi serta surat kabar resmi. Selain itu, sesuai dengan Pasal 71 anggota parlemen Iran bisa menyusun aturan demi kepentingan publik nasional selama memnuhi syarat yang ditetapkan oleh konstitusi.
Majelis Permusyawaratan Islam juga memiliki hak untuk mengetahui dan menyelidiki semua urusan negara. Seluruh kesepakatan, perjanjian, konvensi, internasional harus disetujui oleh Majelis Syura Islami. Setiap anggota parlemen bertanggung jawab kepada bangsa dan negara dalam masalah dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, anggota parlemen memiliki kebebasan untuk menyampaikan pandangannya sepanjang menyangkut masalah tugasnya dan tidak bisa diajukan ke pengadilan atau ditahan.
Wewenang lain dari Majelis Syura Islami adalah memberikan mosi percaya untuk jabatan menteri yang diajukan oleh presiden. Pasal 88 UUD Iran menyatakan setidaknya seperempat dari anggota Majelis Syura Islami bisa mengajukan hak interplasi kepada Presiden atau Menteri mengenai jabatannya. Selain itu, sesuai dengan pasal 89 UUD Iran, Majelis Syura Islami bisa mengajukan pemakzulan kabinet atau salah satu menteri dengan tanda tangan setidaknya sepuluh anggotanya.
Apabila setidaknya sepertiga dari anggota Majelis Syura Islam setuju, maka presiden sebagai kepala pemerintahan bisa diajukan untuk dimakzulkan. Selanjutnya presiden muncul dalam maksimal dalam waktu satu bulan untuk memberikan pembelaan dan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan anggota Majelis Syura Islami. Presiden bisa dimakzulkan oleh Majelis Syura Islami dengan dukungan setidaknya dua pertiga anggotanya. Majelis Syura Islam mengajukan ketidaklayakan presiden dalam menjalankan tugasnya kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran sebagaimana dijelaskan dalam bab 10 pasal 110 UUD negara ini.
Majelis Syura Islam adalah salah satu saluran yang paling penting untuk merealisasikan hak-hak rakyat dalam Republik Islam dan salah satu instrumen demokrasi untuk mengkonsolidasikan dan memperdalam nilai-nilai demokrasi. Meskipun konstitusi telah menekankan independensi badan legislatif dari kemungkinan pelanggaran terhadap hak-hak rakyat, tetapi konstitusi juga telah membuat langkah-langkah untuk pencegahannya.
Pasal 90 UUD Iran mengatur pertanggungjawaban Majelis Syura Islami kepada rakyat dan menetapkan bahwa siapa pun yang memiliki keluhan tentang kinerja lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif dapat mengajukan keluhannya secara tertulis kepada Majelis Syura Islami. Majelis Syura Islami berkewajiban untuk menyelidiki pengaduan-pengaduan rakyat tersebut, dan dalam waktu tertentu harus menyampaikan hasilnya kepada masyaraka
Partisipasi aktif rakyat Iran dalam berbagai pemilu selama lebih dari empat dekade, dan peran aktifnya dalam bentuk-bentuk lain seperti pawai peringatan hari Kemenangan Revolusi Iran atau hari 22 Bahman, juga prosesi duka dan pemakaman Syahid Qassem Soleimani menunjukkan tingginya dukungan rakyat terhadap perjuangan Revolusi Islam yang saat ini menghadapi tekanan dan sanksi global terutama Amerika Serikat.
Kini, rakyat Iran akan kembali membuktikan komitmennya terhadap cita-cita luhur Revolusi Islam dengan mendatangi kotak-kotak tempat pemungutan suara pada hari Jumat. Peristiwa ini akan kembali menunjukkan bahwa dasar-dasar legitimasi Republik Islam masih kuat, dan rakyat Iran akan terus mendukung Revolusi Islam meskipun menghadapi tekanan dari berbagai arah.
Di bawah Bimbingan Imam Baqir as
Bulan Rajab, salah satu bulan besar Islam. Bulan yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya. Kebesaran bulan Rajab semakin tinggi dengan kelahiran salah satu Ahlul Bait Nabi.
Hari pertama bulan Rajab dihiasi kelahiran Imam Kelima Muslim Syiah, Imam Muhammad Baqir as. Rajab adalah nama salah satu sungai di surga yang memiliki air berwarna putih lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Oleh karena itu barangsiapa yang di bulan Rajab ini mensucikan diri dari kekotoran jiwa dan dosa, dan mengambil manfaat darinya, maka ia seperti sungai itu, jiwa dan ruhnya bersih dan suci.
Tibanya bulan Rajab pada hakikatnya adalah sampainya kabar gembira tentang kelahiran kembali hamba-hamba Tuhan. Hamba-hamba yang setiap saat tenggelam dalam dunia materi, di bulan ini sibuk beribadah kepada Allah Swt untuk menutupi hari-hari itu dan memperkokoh penghambaannya.
Rasulullah Saw dalam mengenalkan penggantinya terkadang menyebutkan secara mutlak dan universal bahwa mereka seluruhnya dari Quraisy, dan terkadang pula di hadis lain menyebutkan nama mereka satu persatu. Rasul juga di hadis lain terkadang menyebutkan penggantinya ini dengan keutamaan dan sifat-sifat mulia mereka.
Terkait Imam Muhammad al-Baqir as, Rasulullah Saw bersabda, "Ketika masa Husein berlalu, Ali bin Husein akan memegang tampuk Imamah dan Allah Swt akan menganugerahkan anak kepadanya di mana namanya sama dengan namaku dan ia adalah orang yang paling mirip denganku. Ilmunya adalah ilmuku, hikmahnya adalah hikmahku. Ia akan memegang Imamah setelah ayahnya."
Para Imam yang menjadi pembimbing umat ke arah kebahagiaan menghadapi kehidupan yang sulit di kehidupannya dan mereka mempermudah jalan manusia untuk meraih petunjuk.
Imam Muhammad Baqir as hidup di puncak kekuasaan dan ketamakan Bani Umayah serta Bani Abbasiyah. Di kondisi seperti ini, Imam bangkit mengobarkan revolusi budaya dan memberi kehidupan baru di ajaran Syiah. Oleh karena itu, melalui perencanaan sistematis dan universal, Imam memulai setiap langkahnya.
Imam Muhammad Baqir mulai mengajarkan ilmu dan pengatahuan yang di zaman imam sebelumnya sulit untuk diajarkan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Ini merupakan manifestasi dari hadis Rasulullah Saw, "Imam dan al-Quran tidak pernah berpisah."
Imam Baqir di kondisi politik yang sulit dalam prakteknya telah membuktikan bahwa al-Quran dan ilmu tidak berpisah dan para Imam Maksum adalah pembawa ilmu dan al-Quran. Perbedaan antara gerakan ilmiah Imam Baqir as dan aliran ilmiah saat ini adalah poin ini. Umat manusia saat ini butuh untuk belajar bahwa menuntut ilmu harus di jalan Tuhan.
Early Shi'i Thought : The Contribution of the Imam Muhammad al-Baqir, karya Dr. Arzina R. Lalani peneliti The Institute of Ismaili Studies, London. Buku ini diterbitkan lembaga Ismaili London tahun 2000.
Imam Muhammad al-Baqir adalah salah satu Muslim paling terpelajar di usianya, dan memainkan peran penting dalam sejarah Islam awal. Sekaligus pemimpin dan cendekiawan serba bisa di dunia Muslim abad kedelapan, ia juga seorang otoritas dalam penafsiran Al-Qur'an, tradisi Nabi, dan semua hal yang berkaitan dengan ritual, ritual, dan praktik Islam.
Arzina Lalani mengeksplorasi kontribusi penting al-Baqir pada pemikiran Islam pada periode awal pembentukannya, kontribusi yang sangat kuat untuk mempengaruhi perkembangan hukum, teologi, dan praktik keagamaan Syiah. Karya Dr. Lalani menyajikan kisah sistematis pertama tentang kehidupan, karier, dan ajaran para termasyhur abad ke delapan yang cemerlang ini.
Di bukunya ini, Lalani mengkaji pemikiran Imam Baqir as di masa hidupnya. Pertama-tama, ia berusaha menjelaskan nasib Syiah pasca meninggalnya Rasulullah Saw,,,gerakan politik, kebangkitan dan aliran pemikiran yang saat itu marak membahas isu-isu teologi dan pemikiran.
Ia juga menyinggung isu-isu penting seperti wilayah dan kepemimpinan, sifat-sifat Imam, tauhid, sunah, hadis nabi yang merupakan masalah enting serta di masa yang diwarnai dengan beragam ideologi serta pemikiran di masyarakat Islam saat itu dan membutuhkan jawaban komprehensif, penulis memanfaatkan ungkapan dan hadis Imam Baqir.
Di sinilah posisi Imam Baqir as sangat menonjol dan penting serta secara praktis menjadi rujukan untuk menjawab setiap pertanyaan ilmiah masyarakat Islam. Ketika peluang jihad seperti metode Imam Husein as tertutup, jihad ilmiah yang dipelopori Imam Muhammad Baqir as terbuka lebar.
Menurut para pakar, Imam Baqir as memulai jihad ilmiah dalam tiga fase. Pertama-tama beliau menyeru seluruh umat manusia menuntut ilmu. Di bagian lain Imam Baqir memerintahkan untuk menyebarkan ilmu dan selain membentuk budaya, manusia juga dianjurkan untuk menulis buku. Hal ini karena ilmu merupakan dasar setiap pekerjaan, pembentukan ideologi dan menyehatkan pemikiran.
Jika kita menginginkan ilmu marak di tengah masyarakat, maka pertama-tama pentingnya menuntut ilmu, nilai dan keagungan ulama serta tujuan menuntut ilmu harus disebarkan. Imam Baqir as dengan baik melaksanakan langkah pertama ini dengan mejnelaskan hadis dan perkataan serta nasehat penting di bidang ini.
Imam Baqir as menerapkan strategi revolusi kultural melalui penyebaran dan pengembangan Islam. Dengan seluruh daya upayanya, Imam Baqir berusaha menyelamatkan umat dari kesesatan dan kegelapan dengan menyusun dan menghimpun kembali ajaran Islam yang diwariskan Rasulullah Saw.
Imam Baqir membangun pondasi madrasah keilmuan dan budaya. Kelak, pondasi itu terus dilanjutkan pembangunannya oleh putra beliau, Imam Jakfar Shadiq as. Perjuangan ilmiah dan reformasi kebudayaan yang dijalankan Imam Baqir as di masa-masa akhir abad pertama hijriah, sejatinya merupakan pengantar untuk mengaplikasikan pemikiran dan nilai-nilai Islam serta meningkatkan kecerdasan umat. Untuk itu, Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin as dikenal dengan julukan Bagir Al Ulum, sang penyibak ilmu pengetahuan.
Imam Baqir meski sibuk melakukan aktivitas keilmuan dan budaya, namun tidak melalaikan masalah politik dan sosial. Beliau selalu memprotes penguasa lalim dan penindas. Demi menyadarkan masyarakat, Imam Baqir menjelaskan kriteria pemimpin yang adil dan saleh sehingga masyarakat bisa mengukur para penguasa dengan standar itu dan memahami kelemahan serta penyimpangan mereka.
Menurut prespektif Imam Baqir as, menuntut ilmu saja tidak cukup, tapi harus dibarengi dengan pengamalan dan penyebarannya. Di sebuah hadis, Imam Baqir berkata, "Siapa saja yang mengajarkan petunjuk, maka pahalanya sama dengan orang yang mengamalkannya dan pahala orang yang mengamalkan tidak akan berkurang."
Usia Imam Baqir as 57 tahun dan masa Imamah beliau 10 tahun. Masa kehidupan Imam Baqir as merupakan fase yang tepat untuk menyebarkan ajaran dan ideologi Islam. Oleh karena itu,keistimewaan Imam Baqir adalah peletak dasar revolusi budaya dan kebangkitan ilmiah Syiah, bahkan Islam.
Salah satu metode Imam Baqir as untuk menyadarkan opini publik dan mengenalkan posisi unggu Ahlul Bait adalah berdialog dengan para penentang.
Imam Ja’far Ash-Shadiq as menceritakan, bahwa suatu ketika beliau berada di Syam bersama ayahnya (Imam Muhammad Al-Baqir as). Keberadaan mereka di Syam karena Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meminta mereka untuk datang ke sana.
Pada suatu hari, Imam Al-Baqir as melihat kerumunan orang-orang di sebuah tempat. Semua sedang menantikan seseorang. Beliau menanyakan perihal mereka itu. Dijawab, “Mereka itu sedang menunggu salah seorang pendeta, karena ia hanya muncul setahun sekali. Mereka bertanya dan meminta fatwa darinya.”
Imam as ikut menunggu bersama mereka sampai pendeta tersebut datang. Tatkala pendeta itu melihat Imam, ia menyapa beliau, “Apakah Anda dari golongan kami atau dari umat yang perlu dikasihani ini?”
Imam as menjawab, “Aku dari umat ini.”
Pendeta bertanya lagi, “Dari orang awam umat ini atau dari ulamanya?”
Imam menjawab, “Aku bukan dari orang awamnya.”
Pendeta berkata lebih serius, “Aku punya beberapa pertanyaan untuk Anda; dari mana Anda percaya bahwa penghuni surga makan dan minum tapi mereka tidak buang air?”
Imam as menjawab, “Bukti kami adalah janin yang ada dalam rahim ibunya. Ia makan tapi tidak buang kotoran.”
Pendeta itu bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang setenggat waktu yang tidak terhitung malam juga tidak terhitung siang.”
Imam as menjawab, “Waktu di antara terbitnya fajar dan terbitnya matahari.”
Mendengar jawaban-jawaban Imam as, sang pendeta terkejut. Ia ingin sekali membungkam Imam dengan pertanyaan lain. Ia berkata, “Kabarkan kepadaku tentang dua bayi yang keduanya dilahirkan pada hari yang sama dan meninggal pada hari yang sama juga. Umur bayi yang pertama 50 tahun dan yang kedua 150 tahun.”
Imam as menjawab, “Uzair dan saudaranya, saat itu usia Uzair 25 tahun. Tatkala melewati suatu desa di Antakia yang ditinggal mati oleh penduduknya, ia merenung, ‘Bagaimana Allah akan menghidupkan penduduk ini setelah kematian mereka?’
“Kemudian Allah SWT mematikan Uzair selama 100 tahun, lalu membangkitkannya lagi dan ia kembali ke rumahnya dalam keadaan muda, sementara saudaranya sudah tua-renta. Uzair hidup bersama saudaranya selama 25 tahun, dan kedua bersaudara itu pun meninggal pada hari yang sama.”
Melihat keluasan dan ketinggian ilmu Imam Al-Baqir as ini, pendeta itu lagi-lagi takjub. Tak ayal lagi, ia pun menyatakan keislamannya di depan khalayak, dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya.
Rahbar: Keperkasaan AS Hanya Hiasan dan Bakal Tenggelam Bak Titanic
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran melakukan pertemuan dengan perwakilan rakyat Azerbaijan Timur, barat laut Iran.
Tanggal 29 Bahman (18/02/2020), Pemimpin Besar Revolusi Islam melakukan pertemuan dengan sejumlah perwakilan rakyat Azerbaijan Timur. Rahbar dalam pertemuan ini mengingatkan satu dari pertemuan paling indah dan monumental. Rakyat Azerbaijan dengan hadir tepat waktu pada tanggal 29 Bahman 1356 dan memperingati hari ke-40 syuhada Qom yang merupakan percikan Revolusi Islam merupakan berkah ilahi dan mereka memulai gerakan yang beruntun hingga dimulainya gerakan bangsa dan kejatuhan rezim taghut dan berdirinya pemerintahan Islam.
Pertemuan rakyat Azerbaijan Timur dengan Ayatullah Khamenei
Menurut pandangan Pemimpin Besar Revolusi Islam, mengenai pengaruh kehadiran tepat waktu dan masa yang mendapat perhatian ilahi, ketika pekerjaan dilakukan tepat waktu dan di saat ketika dibutuhkan, maka berkah pada kerja itu akan semakin banyak. Rahbar mengatakan, "Hari ini para pemuda Azerbaijan, baik wanita dan pria berdiri tegar di medan untuk membela revolusi dengan membusungkan dadanya, di medan perang lunak, masalah keyakinan, dalam masalah pemikiran dan dalam menghadapi propaganda permusuhan musuh, dan bila suatu waktu terjadi perisitwa dan dibutuhkan kehadiran lain di sebuah arena, saya akan melihat lagi para pemuda ini hadir."
Dalam sistem Islam, rakyat, sebagai pemilik utama sistem, memiliki peran paling penting dalam bagaimana urusan negara diatur dan dalam penentuan penguasa dan perwakilan mereka. Jenis sistem yang islami didasarkan pada kehendak, kehadiran dan pilihan bangsa, oleh karena itu, mengadakan pemilihan dalam berbagai kasus mencerminkan kesadaran politik masyarakat suatu masyarakat. Rakyat menunjukkan kemauan dan solidaritas nasional mereka dengan berpartisipasi dalam pemilu. Rahbar reka menyebut pemilu sebagai jihad umum dan mengatakan:
"Pemilu adalah sebuah jihad umum. Pemilu sumber kekuatan negara. Pemilu sumber martabat sistem Islam. Kalian saksikan bagaimana Amerika dengan propagandanya ingin agar ada jarak antara sistem Islam dan rakyat? Mereka telah berusaha keras. Selalu berusaha... Tujuan kegiatan ini adalah untuk memisahkan para pemuda Iran dengan sistem Islam, tetapi mereka tidak berhasil."
Rahbar menganggap salah satu contoh Iran menjadi lebih kuat dan keputusasaan musuh adalah dengan memiliki parlemen yang kuat, yang, dalam menghadapi plot permusuhan, dapat melindungi negara dengan menetapkan undang-undang diperlukan dan mengarahkan pemerintah ke tujuan yang diinginkan. Dengan mayoritas suara yang diberikan, parlemen akan menjadi kuat dan kredibel. Rahbar mengatakan "Dampak yang akan dimiliki pemilu tidak hanya pada jangka waktu empat tahun. Anggota dewan dapat membuat beberapa keputusan, membuat undang-undang yang akan berlangsung selama bertahun-tahun yang akan datang. Efek dari parlemen yang kuat atau lemah akan bertahan lama."
Pemimpin Besar Revolusi Islam, merujuk pada upaya kekuatan arogansi terhadap Iran yang tak henti-hentinya dan menekankan bahwa rencana Amerika untuk menjauhkan rakyat dari sistem dan menghancurkan Republik Islam, bahkan kejahatan Amerika di bandara Baghdad dengan menggugursyahidkan Letjen Soleimani juga gagal untuk mendominasi Iran, sebaliknya membuat mereka pasif. Pawai besar-besaran rakyat Irak di Baghdad, pergerakan orang-orang di Suriah, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan Aleppo dan beberapa masalah lain di kawasan, benar-benar sebaliknya dari yang diinginkan oleh AS. Amerika menjadi pasif dan omong kosong baru-baru ini adalah bagian dari kepasifan yang ingin ditutupi oleh mereka."
Pertemuan warga Azerbaijan Timur dengan Ayatullah Khamenei
Syahid Soleimani adalah aset besar bagi Iran dan menurut Rahbar dalam kesyahidan Soleimani memberi kami kehilangan yang pahit: ia adalah syahid yang sangat baik, mulia dan sangat berguna, manusia yang dipuji banyak orang, ini tersimpan pada tempatnya. Kita telah kehilangannya, tetapi ketika kita melihat peristiwa ini, kejadian ini seperti semua peristiwa ilahi, dimana pertolongan Allah padanya mengalahkan kemurkaan.
Dalam hal ini, Rahbar mencontohkan, ketika anak tertua dan mulia Imam Khomeini ra meninggal dunia di Najaf secara mencurigakan, Imam pada pidato pertamanya mengatakan kematian Mostafa termasuk pertolongan tersembunyi ilahi. Tidak ada yang dapat memahami dengan benar apa yang dimaksud Imam dan bagaimana manusia dapat menyebut anak tertua dan mulianya yang termasuk harapannya di masa depan dengan mengatakannya sebagai pertolongan tersembunyi? Setelah itu, ketika rakyat Iran melakukan prosesi duka untuknya dan membacakan al-Fatihah lalu gerakan revolusi dimulai, pada waktu itulah masyarakat mengerti apa yang dimaksud dengan pertolongan tersembunyi. Yakni pertolongan tersembunyi ilahi dimulai dari satu titik pahit dan berujung pada pembentukan sistem Republik Islam dan lengsernya pemerintahan taghut.
Ayatullah Khamenei menilai syahadat sebagai akhir terbaik bagi Letjen Soleimani dan mengatakan, "Allah dalam al-Quran berbicara dengan lisan umat Islam 'Bina Illa Ihda al-Husnayain', satu dari dua terbaik yang menanti kita (QS. Al-Taubah: 52). Kita memiliki dua Husna. Maksud dari Husna adalah terbaik; kita memiliki satu dari dua yang terbaik. Keduanya itu apa, ketika salah satunya dimiliki manusia? Satunya kemenangan dan satunya lagi adalah syahadah. Syahid Soleimani telah mencapai dua Husnayain; pertama menang, karena selama bertahun-tahun di kawasan Syahid Soleimani menjadi pemenang medan tempur, sementara yang kalah adalah Amerika dan kaki tangannya. Di semua kawasan seperti itu dan ia gugur syahid, yakni Allah memberikan kedua Husnayain kepada syahid ini."
Pertemuan warga Azerbaijan Timur dengan Ayatullah Khamenei
Di bagian lain dari pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengajak masyarakat untuk memperhatikan kekuatan kosong Amerika. Jika Amerika saat ini, dengan perhiasan dan dandanannya, menunjukkan dirinya masih bisa berdiri di atas kaki sendiri, masalahnya bukat itu. Saat ini, Amerika Serikat adalah pemerintah yang paling berhutang di dunia dan berhutang sebanyak 22 ribu miliar dolar dari pelbagai negara. Di Amerika saat ini, kesenjangan sosial menjadi lebih besar dari sebelumnya. Apa yang saya katakan ini bukan dari saya, tetapi ucapan seorang tokoh politik Amerika saat ini yang merupakan bagian dari badan pemerintahan AS... Ia mengatakan, dalam pemerintahan Trump telah bertambah kekayaan lima orang Amerika terkaya lebih dari 100 miliar dolar dan kekayaan tiga di antaranya setara dengan setengah dari populasi Amerika. Yakni, tiga orang memiliki kekayaan setara 160 juta populasi penduduk AS. Ini dari satu sisi, sementara di sisi lain, 80 persen pekerja AS adalah miskin dan gaji mereka tidak mencukupi untuk hidup mereka. Siapa saja yang pendapatannya kurang dari pengeluarannya adalah miskin. 80 persen dari buruh AS kondisinya seperti ini. Perhatikan kesenjangan sosial ini, benar-benar menakutkan!"
Rahbar menambahkan, "Orang ini yang merupakan politikus terkenal mengatakan bahwa dari 5 orang Amerika hanya satu dari mereka yang bila merujuk ke dokter dapat menebus resep obatnya, sementara 4 orang lainnya tidak memiliki uang untuk membeli obatnya. Kesenjangan kekayaan antara kulit putih dan hitam selama 50 tahun terakhir di Amerika telah meningkat 3 kali lipat. Presiden saat ini Amerika mengakui bahwa kondisi ekonomi lebih baik, mereka mengatakan iya, kondisi ekonomi lebih baik, tapi bagi para miliarder, bukan bagi rakyat Amerika. Ini kondisi sosial Amerika."
Pemimpin Besar Revolusi menyinggung data lain kesenjangan sosial di Amerika dan mengatakan, "Salah satu presiden AS sebelumnya mengatakan Amerika adalah oligarki, artinya pemerintahan kelompok elit kecil, tanpa campur tangan rakyat, dengan suap plitik tanpa batas, kemiskinan yang merajalela, sangat banyak yang tidur di jalanan ... ketika udara menjadi dingin, kalian akan mendengar di berita-berita betapa banyak orang AS yang mati. Iya, mengapa mereka mati? Misalnya kalian asumsikan udara dingin 5 derajat di bawah nol, tentu saja tidak membuat orang mati, tetapi karena mereka tidur di jalanan, makanya mati. Begitu juga ketika udara panas, ketika meninggi, antara 40-42 derajat, sejumlah orang mati karena mereka hidup di jalanan dan tidur di jalan. Sekarang biarkanlah masalah data kejahatan dan kerusakan."
Kemiskinan di AS
Demikianlah yang membuat Pemimpin Besar Revolusi Islam meyakini bahwa Amerika hanya mendandani lahiriahnya dan membuat penampilannya berjaya dan besar untuk menipu orang lain, dan menakuti beberapa orang di dunia. Bentuk lahiriahnya adalah menghias diri agar tampak perkasa dan megah. Tetapi seperti halnya kemegahan kapal Titanic yang terkenal tidak menghentikannya untuk tenggelam, demikian pula keperkasaan dan kemegahan As tidak dapat mencegahnya dari tenggelan dan Amerika akan tenggelam..
Ayatullah Khamenei menekankan poin ini bahwa Republik Islam Iran tidak punya masalah dan penentangan dengan satu bangsa pun, begitu pula dengan satu ras. Apa yang kami tolak adalah kekuasan zalim, sombong dan arogan, dimana Amerika berada di puncaknya.
Rahbar mengatakan, "Kami menolak pemberontakan atas nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan. Hari ini, Amerika manifestasi ini, manifestasi kezaliman, manifestasi arogansi yang dibenci di dunia. Kekuatan materinya ditunjukkan ke sana dan ke sini. Sekarang ini di sekeliling negara kita ada puluhan pangkalan militer di sejumlah negara, tetapi pangkalan militer ini tidak menguntungkannya. Bukan saja tidak berguna baginya, tidak juga berguna bagi mereka yang malang, dimana mereka memberi uangnya dan sangat berharap pada mereka, tetapi tidak berguna. Suatu hari jika terjadi satu masalah, tidak berguna bagi mereka. Negara arogan dari sisi spiritual, dari sisi ruh dan dan dari sisi batin tengah menuju pada kehancuran."
Pemimpin Besar Revolusi Islam di akhir pembicaraannya mengatakan, "Yang penting bagi kita adalah menjaga diri kita tetap di garis lurus ilahi, menjaga diri di jalan yang lurus ilahi dan tidak membiarkan gerakan itu melemah. Ini sangat penting. Gerakan sistem Islam dan masyarakat Islam menuju tujuan tertinggi Islam tidak boleh jatuh... Apa yang memberi harapan kepada saya adalah keberadaan kalian anak-anak muda. Para pemuda harus mempersiapkan dirinya dari sisi sains, pengalaman dan iman. Mereka harus mempersiapkan dirinya karena keesokan hari negara berada di tangan kalian. Sudah semestinya kalian dapat menghantarkan negara ini ke puncaknya dan Insya Allah kalian dapat melakukan pekerjaan ini."
Pertemun Menlu Iran dan Mitranya dari Belanda
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif dan mitranya dari Belanda Stef Blok bertemu di Tehran pada hari Sabtu, 22 Februari 2020.
Dalam pertemuan di gedung Kementerian Luar Negeri Iran itu, keduanya membicarakan hubungan bilateral, isu-isu regional dan internasional.
Zarif dan Blok juga berdiskusi tentang kesepakatan nuklir JCPOA dan Instrumen untuk Mendukung Pertukaran Perdagangan (INSTEX).
Selain itu, keduanya membahas masalah serangan teror Amerika Serikat terhadap Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Islam Iran Letnan Jenderal Qasem Soleimani, perkembangan di Afghanistan, Irak, Yaman, dan Suriah.
Menlu Belanda melakukan kunjungan ke Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab dengan tujuan mengadakan konsultasi bilateral.
Sementara itu, selama kunjungannya ke kota Isfahan, Blok mengatakan orang-orang Belanda memiliki solidaritas dan hubungan baik dengan Iran.
Dia menuturkan, Iran dan Belanda menikmati hubungan di bidang industri dan kedua negara juga dapat mengembangkan ikatan di bidang pertanian. (RA)
Proses Penghitungan Suara Pemilu Parlemen di Tehran
Proses pemungutan suara pemilu parlemen Republik Islam Iran ke-11 dan pemilu sela Dewan Ahli Kepemimpinan (Majles-e Khobragan Rahbari) ke-5 berakhir pada Jumat malam, 21 Februari 2020 pukul 24.00 waktu setempat.
Untuk itu, penghitungan suara di Tempat-tempat Pemungutan Suara (TPS) langsung dimulai, termasuk TPS-TPS di Tehran.
Pemilu parlemen Iran periode ke-11 dan pemilu sela Dewan Ahli Kepemimpinan periode ke-5 dimulai dari pukul 08.00 waktu setempat pada hari Jumat, 21 Februari 2020 di seluruh penjuru Iran.
Sebanyak 7.148 kandidat, termasuk puluhan warga Iran dari agama minoritas, mencalonkan diri dalam pemilu parlemen untuk memperebutkan 290 kursi.
Pemilu sela Dewan Ahli Kepemimpinan dilakukan di lima daerah pemilihan (Provinsi Tehran, Qom, Fars, Khorasan Utara, dan Khorasan Razavi) secara serentak untuk memilih tujuh anggota.
Sebelumnya, pemilu tersebut dijadwalkan berakhir pada pukul 18.00 waktu setempat, namun diperpanjang sampai empat kali karena banyaknya jumlah pemilih.
Rakyat Iran memilih anggota parlemen untuk empat tahun ke depan. Tugas utama parlemen yang juga dikenal sebagai Majelis Syura Islami ini meliputi memperkenalkan dan mengadopsi undang-undang, dan mengawasi urusan negara.
57.918.159 orang memenuhi syarat untuk memilih, di mana 2.931.000 di antaranya menjadi pemilih pertama kali. Dari mereka yang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilu ini, 50,13% adalah pria dan 49,87% adalah wanita.
Pemilu parlemen kali ini akan menjadi bersejarah di tengah ancaman dan sanksi ketat Amerika Serikat.