
کمالوندی
Filosofi Hukum dalam Islam (6)
Sebelumnya, kita telah berbicara dengan Anda tentang posisi shalat dan pujian kepada Allah dalam sistem pensyariatan, yaitu, undang-undang Islam dan sistem penciptaan. Dalam program hari ini, dengan bantuan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan membahas etiket dan rahasia shalat, yang meliputi dua bagian; lahiriah dan batiniah.
Dalam pandangan umum, dapat dikatakan bahwa shalat adalah piagam doktrinal dan praktis, dan peta jalan serta menggambarkan garis strategis dan praktis dari seorang Muslim yang sadar dan termotivasi, yang setiap harinya bermunajat kepada pencipta alam semesta. Awal dari rukun shalat adalah berdiri. Karena shalat harus ditegakkan dan dibudayakan.
Pada saat sensitif itu, orang yang shalat harus mengingat kebesaran ilahi dan berseru, "Allah lebih besar dari segala pensifatan yang diberikan, lebih besar dari segala kekuatan dan lebih unggul dari semua pusat ketakutan dan harapan." Setelah itu menafikan semua sesembahan palsu, kosong dan fana, lalu mengakui keesaan-Nya di seluruh alam semesta. Kemudian ia bersaksi tentang risalah ilahi Nabi Muhammad Saw.
Anak kecil melaksanakan shalat
Kemudian, dengan mengingat keyakinan prinsipnya dan menetapkan motivasi tujuannya yang pada saat itu tidak boleh ada tanda dari ingin menunjukkan dirinya atau riya, tetapi harus ikhlas dalam melakukannya, sehingga semangat dari shalat bisa dirasakan. Pada saat itulah, pelaku shalat siap dengan badan dan jiwanya dan merasa butuh kepada pencipta alam semesta, lalu memulai shalat dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kemudian lisannya mengucapkan pujian dan syukur kepada Allah. Tuhan yang kekuasaan-Nya tidak terbatas dan mencakup seluruh alam semesta.
Ketika keagungan tak bertepi ini hinggap dalam benak manusia, ia akan kembli mengingat rahmat Allah yang tidak terbatas dan dari sisi lain, karena ia mengetahui bahwa Allah tidak menciptakan manusia sia-sia dan bahkan harus merasa bertanggung jawab dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Tidak meragukan bahwa kehidupan setelah kematian ada dan harus menjawab semua perilaku di dunia, manusia akan mengingat wewenang dan kepemilikan mutlak ilahi di Hari Kiamat. Untaian ayat-ayat pertama surah al-Fatihah menunjukkan dimensi cara pandang manusia yang sedang melakukan shalat dan sejak saat ini berbagai kecenderungan juga muncul.
Prinsip paling penting dan mendasar yang dimanifestasikan di bagian shalat ini sebagai dimensi praktis yang memanifestasikan munajat kepada Allah adalah prinsip penghambaan pengabdian mutlak ilahi yang disampaikan oleh lisan semua orang yang melakukan shalat, "Hanya Engkaulah yang kami sembah."
Karena sulit untuk membebaskan diri dari jebakan sesembahan seperti kekuasaan, kekayaan, hawa nafsu, daya tarik dunia yang menipu dan godaan setan, bahkan tanpa bantuan Allah tidak mungkin dapat kita lakukan, orang yang shalat, dimana semua harapannya hanya Allah yang menjadi manifestasi seluruh kekuatan hakiki dunia, mengatakan, "Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus."
Yang mengilhami pelaku shalat di jalan yang naik dan turun ini adalah para panutan yang telah melewati jalan penghambaan dengan sukses. Allah mengingat mereka dengan sebutan; para nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang saleh. (QS. Al-Nisa: 69), dimana mereka telah diberi nikmat dan ditolong, sehingga hanya menundukkan wajah untuk pengabdian ilahi.
Dalam sebuah pembagian umum, sekelompok individu mengikuti beberapa pribadi yang menjadi panutan masyarakat dan mengambil langkah di jalan yang lurus penghambaan. Sementara sebagian lain mengambil jarak dari mereka dan memilih untuk menyembah berhala dan manifestasi kekuatan dan kemunafikan yang keluar dari lingkaran rahmat ilahi yang akhirnya mendapat kemurkaan ilahi. Sebagian lain tanpa tujuan dan orientasi yang jelas memasuki lembah kesesatan dan kebingungan. Al-Quran hanya mengakui kelompok pertama yang mengikuti para teladan ilahi yang telah meraih keberuntungan dan keselamatan.
Umat Islam sedang melaksanakan shalat
Dengan berakhirnya surah al-Fatihah dan dengan membaca surah al-Ikhlas atau Tauhid, pintu lain terbuka bagi pelaku shalat dan sekali lagi pandangan dunia tauhid terbentang di hadapan pelaku shalat. Ia mengakui monoteisme sebagai perintah Allah, Allah adalah Esa dan tidak memiliki sekutu serta mutlak tidak membutuhkan. Satu-satunya pencipta alam semesta, Esa dalam ketuhanan, rububiyah, penciptaan, kekuasaan dan satu dalam Zat dan Sifat. Tidak bisa membayangkan sekutu bagi-Nya. Karena bila alam semesta memiliki dua Tuhan, berarti ada dua kehendak dan dua kekuasaan yang pada akhirnya membuat sistem sempurna alam semesta menjadi hancur.
Pelaksana shalat dengan pandangan dunia monoteistiknya menundukkan kepalanya di hadapan keagungan Allah yang tidak tertandingi dan saat rukuk, ia mensucikan Zat Allah dari segala pemikiran syirik. Tuhan yang besar dan tidak tertandingi dalam segala dimensi-Nya. Agung dalam kekuasaan, ilmu, sabar, kemuliaan, rahmat, cahaya keutamaan dan dermawan, kesombongan, martabat dan posisi, jabarut, penguasa dan nikmat yang tidak bertepi yang telah dianugerahkan kepada manusia dan semua yang ada di alam semesta.
Dengan pandangan dunia monoteistiknya, penyembah berdiri melawan kebesaran Tuhan yang tak tertandingi dan menganggap (sujud) dalam ranah Qud Suci Suci Ilahi sebagai racun pemikiran politeistis, murni dan murni. , Pencerahan rahmat dan pengampunan, martabat, kesombongan, martabat dan status, paksaan, dominasi, dan berkah tak terbatas yang telah memberi manusia dan semua makhluk di alam semesta. Dengan visi seperti itu, penyembah dahi yang sadar bangkit berdiri dan memuji dia dalam sujud di hadapan semua kebesaran dan kebesaran ini.
Pelaku shalat yang melakukan rukuk dan sujud tidak akan pernah menundukkan kepalanya di hadapan manifestasi kekuasaan dan kemunafikan. Ia tidak akan mengorbankan martabat dan kebebasan yang dianugerahkan Allah kepadanya untuk mempersenjatai daya tarik kekuasaan, kekayaan dan syahwat. Dengan demikian, shalat memainkan peran konstruktif dalam segala gerakan dan cara pandangn teoritis dan praktis pelaku shalat untuk mengejawantahkan tauhid.
Senarai akhir shalat dengan mengucapkan salam dan kedamaian kepada Nabi, orang-orang saleh, malaikat dan semua yang melewati jalur penghambaan, yang berseiring dengan kemuliaan dan kebebasan, membawa pesan perdamaian dan persahabatan. Karena salam dalam budaya Islam yang damai berarti mengharapkan keselamatan dan keamanan serta terciptanya hubungan yang tulus dan keinginan yang baik dengan semua manusia.
Filosofi Hukum dalam Islam (5)
Dalam sistem penciptaan, semua makhluk yang ada di alam semesta ini beribadah kepada Allah Swt sesuai dengan kapasitas mereka dan mereka tunduk pada perintah Sang Pencipta. Dengan kata lain, semua bertasbih kepada Allah dengan bahasanya masing-masing.
"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, akan tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka." (QS. Al-Israa', ayat 44)
Ayat ini menjelaskan bahwa semua makhluk di semesta ini memuji dan bertasbih kepada Allah Swt. Jadi, jika kita tidak punya kemampuan untuk memahami tasbih makhluk lain di alam ini, bukan berarti mereka mensucikan Tuhan tanpa disertai idrak (perasaan) dan makrifat.
Al-Quran menolak anggapan itu dengan berkata, "Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nur, ayat 41)
Terlepas dari penelitian ilmiah tentang insting dan idrak yang dimiliki oleh semua makhluk, al-Quran telah memberikan banyak contoh mengenai fitrah kauniyah ini.
Salah satu kasus yang menakjubkan terjadi di masa pemerintahan Nabi Sulaiman as yaitu ketika baginda nabi tidak menemukan burung hud-hud dalam barisan burung-burung lain.
Nabi Sulaiman as memiliki pengetahuan yang sempurna tentang kondisi para pembantunya termasuk burung-burung. Ketika ia sedang memeriksa burung-burung, burung hud-hud tidak hadir sehingga sang baginda mencari-carinya. Dia mengancam jika si hud-hud absen tanpa alasan yang kuat, maka ia akan dihukum dengan keras.
Tidak lama kemudian, burung hud-hud pun tiba dan berkata kepada Baginda Sulaiman, "Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk." (QS. An-Naml, ayat 22-24)
Ayat ini dengan jelas membuktikan tentang idrak (perasaan) yang dimiliki oleh seekor burung. Kisah lain berhubungan dengan perjalanan Nabi Sulaiman dan bala tentaranya ke sebuah daerah. Ketika ia dan pasukannya melintasi sebuah lembah yang terdapat banyak sarang semut, raja semut berkata pada semut lain, "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu…" (QS. An-Naml, ayat 18-19).
Contoh lain yang membuktikan adanya idrak pada semua makhluk hidup di semesta ini adalah kisah gunung-gunung dan burung-burung yang semuanya bertasbih bersama Nabi Daud as.
"Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya." (QS. Al-Anbiya’, ayat 80)
Para ulama dan mufasir al-Quran membuka sebuah kajian mengenai tasbih yang dilakukan makhluk lain yaitu: apakah mereka bertasbih dengan hati atau bahasa lisan?
Para ulama berkesimpulan, makhluk lain bertasbih dengan bahasa hati dan lisan. Seorang penyair berkata, "Setiap tumbuhan yang tumbuh dari tanah, berkata Tiada Tuhan Selain Allah." Setiap tumbuhan di bumi ini memberikan kesaksian atas Keesaan Tuhan dan ini merupakan bukti atas kekuasaan sebuah pengatur, sebuah pencipta, dan sebuah keteraturan di alam semesta.
Di sebagian kasus, makhluk berbicara dengan lisan dan menumpahkan isi hatinya, yang menjadi bukti atas kekuasaan dan kehendak Allah Swt.
Anggota badan manusia juga akan berbicara dan memberikan kesaksian di hari kiamat. Pada hari itu, Allah mengunci lisan dan mulut manusia sehingga ia tidak dapat menjustifikasi perkataan dan perbuatannya selama di dunia. Anggota badan kemudian berbicara dan menyampaikan apa yang diucapkan dan dilakukan oleh pemiliknya.
Salah satu keindahan ciptaan Allah Swt di bawah laut.
Allah Swt berfirman, "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (QS. Yasin, ayat 65)
Ketika itu, tidak ada satu pun yang mengira bahwa akan tiba suatu masa di mana tangan dan kaki memberikan kesaksian terhadap pemiliknya dan membuka aib mereka. Manusia terkejut dan memprotes kesaksian yang disampaikan oleh anggota badannya, mengapa kalian sekarang "berkhianat?"
"Dan mereka berkata kepada kulit mereka, "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab, "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan." (QS. Fussilat, ayat 21)
Semua peristiwa tersebut terjadi karena kehendak dan iradah Allah Swt. Para nabi mampu memahami tasbih yang diucapkan oleh semua makhluk lain dan kemampuan ini juga datangnya dari Allah. Dia maha kuasa atas segala sesuatu dan karena perintah-Nya, api yang dikobarkan Namrud untuk membakar Nabi Ibrahim as, seketika berubah menjadi dingin dan tidak mencelakakan Ibrahim.
Dapat dikatakan bahwa ketika manusia melakukan ibadah dan memuji Tuhan dalam shalat dan ibadahnya, sebenarnya mereka sedang bergabung dengan makhluk lain di semesta ini, yang tidak pernah berhenti memuji Tuhan. Mereka semua khusyu' dan tunduk di hadapan keagungan Allah Swt.
Filosofi Hukum dalam Islam (4)
Orang yang beriman dengan makrifat dan menghambakan diri dengan tulus, tentu ia lebih memahami tentang kedudukan shalat. Mereka tahu bahwa shalat – di samping sebagai ibadah yang ditunaikan oleh seluruh nabi – juga merupakan perintah langsung Allah ketika mengutus para nabinya.
Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw dengan berfirman, "Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan." (QS. Ibrahim, ayat 31)
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa para pendiri shalat hakiki memiliki hubungan dengan Tuhan dan sekaligus membangun ikatan dengan masyarakat lemah sehingga bisa merasakan penderitaan, dan kemudian berinfak untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Para pendiri shalat hakiki selain memandang dirinya sebagai hamba Allah Swt, juga menyadari bahwa amal ibadah dan menolong orang lain akan menjadi bekalnya di hari kiamat.
Ketika buku amal manusia telah ditutup dan ikhtiyar mereka dicabut, maka mereka tidak bisa lagi membebaskan dirinya dari setiap perbuatan buruk melalui suap atau nepotisme.
Jadi, shalat akan bernilai ketika disertai dengan iman kepada Allah dan hari akhirat serta mampu menghidupkan rasa empati dalam dirinya sehingga tergerak untuk membantu orang-orang yang lemah.
Allah Swt tentu saja akan memberikan balasan kepada hambanya yang berbuat kebajikan dan membantu orang lain. Dia berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqarah, ayat 277)
Suasana Masjidil Haram dan Ka'bah di tengah pandemi Corona. (dok)
Pada dasarnya, shalat akan mendekatkan manusia kepada Tuhan dan memberikan ketenangan kepada jiwanya. Nuansa jiwa seperti ini tentu tidak bisa dipahami oleh orang-orang yang tidak beriman. Allah mewajibkan shalat kepada manusia dengan tujuan mendekatkan mereka kepada-Nya. Imam Ali as berkata, "Shalat merupakan wasilah setiap orang bertakwa untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt." (Bihar al-Anwar, jilid 10, hal 99)
Rasulullah Saw menganggap shalat sebagai penyejuk matanya dan beliau sangat mencintai amal ibadah. Rasulullah bersabda, "Shalat adalah bagian dari hukum Ilahi dan keridhaan-Nya bergantung pada shalat, dan ia merupakan tradisi para nabi. Para malaikat mencintai orang-orang yang shalat. Shalat berarti melangkahkan kaki di jalan hidayah dan iman kepada Allah dan ia mendatangkan berkah dalam rezeki, ketenangan dalam jiwa, kebencian syaitan, dan senjata untuk berperang dengan kaum kafir."
Salah satu kedudukan lain shalat dalam budaya Islam adalah memainkan peran kunci dalam kehidupan di akhirat. Ketika banyak manusia berada dalam kegelisahan, ketakutan, dan tidak tahu bagaimana nasib amalnya, maka amalan pertama yang menjadi penolongnya pada hari itu adalah shalat.
Sebab, shalat merupakan manifestasi sempurna dari keyakinan, akhlak, pendidikan, spiritualitas, serta dimensi individual dan sosial pelakunya. Ini juga menunjukkan tingkat komitmennya kepada landasan keyakinan dan ajaran agama.
Rasulullah Saw menaruh perhatian besar dalam masalah penegakan shalat dan bersabda, "Perbuatan pertama yang akan dihisab adalah shalat. Jika ia diterima, maka seluruh amal manusia akan diterima dan jika ia ditolak, maka semua amalan lain juga akan ditolak."
Shalat Jumat di Tehran, 30 Agustus 2019.
Mungkin karena alasan ini, shalat dianggap sebagai tiang agama yang memainkan peran fundamental dalam menegakkan agama dan nilai-nilai di tengah masyarakat.
Dengan memperhatikan peran konstruktif shalat, maka ia harus didirikan dengan sempurna dan tidak lagi hanya sebagai rutinitas. Dalam berbagai ayat dan riwayat, para hamba saleh tidak hanya diperintahkan untuk mendirikan shalat, tetapi juga diminta untuk menanamkan budaya shalat di tengah masyarakat.
Imam Muhammad al-Baqir as dalam menjelaskan peran sentral shalat, berkata, "Shalat adalah tiang agama atau seperti tiang kemah yaitu jika tiang-tiangnya kokoh, maka seluruh tiang lain (rukun) akan tegak berdiri dan jika ia lemah, maka seluruh tiang lain akan roboh."
Perlu dipahami bahwa shalat bukan sebuah kewajiban yang biasa, tetapi jika ia didirikan dengan tulus dan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, maka shalat dapat menjadi sarana untuk memperbaiki masyarakat, menciptakan persatuan, dan membangun ukhuwah, dan menanamkan budaya ibadah di masyarakat.
Detail Hilangnya Dua Tentara AS di Suriah
Meski sempat dibantah, dua tentara Amerika Serikat yang sebelumnya dikabarkan hilang, sampai sekarang belum diketahui keberadaannya, dan keduanya diketahui sebagai anggota marinir.
Fars News (28/4/2020) melaporkan, kantor berita Suriah, SANA, Senin (27/4) mengabarkan hilangnya dua tentara Amerika di Suriah.
Menurut keterangan SANA, kedua tentara Amerika itu dinyatakan hilang setelah kendaraan militer yang ditumpanginya diserang sekelompok orang tak dikenal saat bergerak dari sumur minyak Al Omar menuju sumur minyak Al Tanak di wilayah timur Deir Ezzor.
Saksi mata kepada surat kabar Al Akhbar mengatakan, kendaraan militer Amerika itu diserang dengan peluru dan mortir, sehingga hampir seluruh bagiannya terbakar.
Saat ini pencarian oleh tim penyelamat terus dilakukan, namun jenazah kedua tentara Amerika itu tidak ditemukan di dalam kendaraan yang terbakar.
Sejumlah sumber menyebutkan, identitas tentara Amerika itu adalah Sersan Brandon, dan prajurit Michael, keduanya anggota angkatan laut.
Al Akhbar menambahkan, saat serangan terjadi, jet tempur dan pesawat mata-mata pasukan koalisi anti-Daesh pimpinan Amerika terbang di atas lokasi penyerangan.
Nabih Berri Tepis Rumor Pecah Kongsi dengan Hizbullah
Pemimpin Gerakan Amal Lebanon, Nabi Berri membantah desas-desus mengenai pecah kongsi antara partai yang dipimpinnya dengan Hizbullah, dan mengatakan ikatan keduanya hingga kini tetap kuat.
"Informasi yang beredar di media sosial mengenai friksi antara Gerakan Amal dan Hizbullah Lebanon tidak benar," ujar Berri hari Senin (27/4/2020).
Ketua Parlemen Lebanon menilai penguatan hubungan antara Gerakan Amal dan Hizbullah tidak hanya menguntungkan kedua pihak, tapi juga Lebanon.
Mengenai perang melawan korupsi di Lebanon, Berri menegaskan, "Proses pemberantasan korupsi harus didasarkan pada aturan dan prinsip keadilan,".
Sejak awal tahun ini, tujuh miliar dolar telah hilang dan tiga miliar dolar telah dihabiskan hanya dalam empat minggu terakhir.
Dijadwalkan, pemerintah Lebanon akan menggelar sidang untuk membahas mekanisme pemberantasan korupsi dan menemukan solusi untuk mengembalikan dana yang hilang.
Rezim Zionis Langgar Zona Udara dan Laut Lebanon
Komando angkatan bersenjata Lebanon mengumumkan bahwa rezim Zionis melanggar wilayah udara dan air negaranya.
Komando angkatan bersenjata Lebanon dalam sebuah pernyataan hari Selasa (28/4/2020) mengumumkan tiga pesawat mata-mata Israel telah memasuki Lebanon dari wilayah Ramish di tenggara, dan kembali ke wilayah pendudukan dengan melewati wilayah selatan negara Arab ini.
Selain itu, kapal Zionis juga memasuki perairan Lebanon.
Pelanggaran ini bukan pertama kalinya dilakukan rezim Zionis terhadap wilayah udara Lebanon.
Pada tahun 2006, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi no.1701 untuk mengakhiri perang 33 hari antara Israel dengan Lebanon.
Berdasarkan resolusi ini, rezim Zionis harus menghormati kedaulatan wilayah udara, darat dan laut Lebanon, tapi Israel terus melanggarnya hingga kini.
Lebanon telah berulangkali meminta Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk mengambil tindakan tegas demi mengakhiri pelanggaran yang dilakukan rezim Zionis terhadap kedaulatan nasionalnya.
Menteri Perang Israel: Peluncuran Satelit Iran Buat Kami Cemas
Menteri Perang rezim Zionis Israel dalam sebuah wawancara televisi mengaku bahwa peluncuran satelit militer Iran, dan kemajuan apapun yang dicapai negara itu, membuat Tel Aviv cemas.
Fars News (28/4/2020) melaporkan, Naftali Bennett dalam wawancara dengan Kanal 12 TV Israel berbicara tentang kesuksesan Iran meluncurakan satelit militer pertamanya, Nour, ke luar angkasa.
Bennett menuturkan, peluncuran satelit militer Iran menciptakan kekhawatiran bagi Israel, dan semua kemajuan yang dicapai Iran membuat Tel Aviv cemas.
Satelit Nour yang merupakan satelit militer pertama Iran, berhasil diluncurkan ke luar angkasa pada hari Rabu (22/4/2020) menggunakan roket peluncur tiga tahap Qased, oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC.
Keberhasilan Iran meluncurkan satelit militer pertamanya telah menciptakan kegaduhan di antara negara-negara Barat yang anti-Iran terutama Amerika Serikat.
Brigjen Shekarchi: Kesalahan Terkecil AS, Tamparan Lebih Keras Iran
Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran mengatakan, jika Amerika Serikat melakukan kesalahan, meski itu kecil, atau berani melanggar perairan serta kepentingan Iran, maka ia akan menerima tamparan yang lebih keras dari sebelumnya.
Presiden Amerika Donald Trump baru-baru ini memerintahkan pasukannya untuk menembak kapal-kapal Iran yang dianggap mengganggu di Teluk Persia.
Brigjen Abolfazl Shekarchi, Selasa (28/4/2020) malam menjelaskan, Amerika berbicara sembarangan dan mengancam karena kepentingan perang psikologis, dan untuk menyimpangkan opini publik Amerika, mempersiapkan pemilu presiden mendatang, serta lari dari permasalahan dalam negeri.
Ia menambahkan, angkatan bersenjata Iran dalam melindungi negaranya tidak main-main dengan siapapun, dan siap melakukan perlindungan total.
Jubir Angkatan Bersenjata Iran menegaskan, negara-negara kawasan Asia Barat mampu menjaga keamanan kawasannya sendiri.
Iran Sumbangkan 2000 Kit Tes Corona ke Afghanistan
Pejabat pemerintah Afghanistan mengabarkan sumbangan 2000 kit tes Corona Iran untuk 20 ribu orang yang diduga tertular Covid-19 di negaranya.
Fars News (28/4/2020) melaporkan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Herat, Afghanistan, Abdul Hakim Tamanna mengabarkan sumbangan kit tes Corona, alat-alat laboratorium dan alat kesehatan dari Iran.
Ia mengatakan, setelah dinas kesehatan Herat dan Kementerian Luar Negeri Afghanistan melakukan negosiasi dengan beberapa negara tetangga untuk mengatasi wabah Virus Corona, Iran sebagai negara tetangga yang memiliki niat baik dan hubungan bersahabat dengan Afghanistan, karena menyaksikan kelangkaan alat tes Corona, dan kebutuhan mendesak atas alat ini, menyumbangkan sejumlah banyak kit tes Corona kepada kami.
Menurut Abdul Hakim Tamanna, setelah pemerintah Afghanistan dan Iran berunding, akhirnya 2000 kit tes Corona untuk 20 ribu orang yang diduga terinfeksi Covid-19 akan diserahkan ke duta besar Afghanistan di Tehran, untuk kemudian dibawa ke Herat.
"Karena Herat merupakan garda terdepan melawan Corona di Afghanistan, maka kit tes Corona bantuan Iran akan digunakan untuk 10 ribu orang yang diduga tertular Covid-19 di provinsi ini," pungkasnya.
Peringatan Hari Nasional Teluk Persia di Hormozgan
Bendera Republik Islam Iran dikibarkan di kapal perusak Jamaran bertepatan dengan peringatan Hari Nasional Teluk Persia.
"29 April, peringatan pembebasan pulau-pulau Teluk Persia dari dominasi penjajah selama 500 tahun penjajah. Hari ini adalah simbol anti-arogansi dan semangat kebebasan dan demarkasi masyarakat Hormozgan di Iran selatan," ungkap Fereydoun Hemmati, Gubernur Hormozgan hari Rabu (29/04/2020) dalam acara peringatan Hari Nasional Teluk Persia yang turut dihadiri sejumlah komandan militer dan polisi yang disertai dengan manuver kapal-kapal ringan Angkatan Laut Iran di Teluk Persia.
Fereydoun Hemmati, Gubernur Hormozgan
"Selama berabad-abad, Teluk Persia telah menjadi arena bagi berbagai kekuatan kolonial, termasuk Portugis, Belanda, Inggris, dan Amerika, tetapi bangsa Iran, terutama warga Hormozgan, sebagai penjaga perbatasan Teluk Persia, berhasil untuk selamanya mengakhiri kolonialisme Portugis," pungkas Hemmati.
Hari ini (Rabu) 29 April 2020, peringatan pengusiran penjajah Portugis dari perairan selatan Iran pada 1622 dan telah ditetapkan sebagai Hari Nasional Teluk Persia.
Teluk Persia, sebagai lalu lintas maritim yang penting, selalu memiliki posisi politik yang menonjol dan saat ini dikenal sebagai jalur maritim internasional paling penting di dunia. Teluk Persia, sebagai persimpangan pertukaran barang dan perdagangan antara Timur dan Barat, menjadi arena bagi kompetisi dan konflik antara kekuatan regional dan internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara Arab di Teluk Persia telah berusaha mendistorsi nama Teluk Persia dengan menghasut kolonialisme Barat, sementara nama Teluk Persia sudah ada sejak lama.