کمالوندی

کمالوندی

Selasa, 21 April 2020 17:35

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (5)

 

Belajar menciptakan moment terbaik di kehidupan kita yang sebelumnya belum pernah kita alami. Menurut para orang tua, membaca buku membuat kita semakin baik dan menjadikan kita lebih lembut serta memahami orang lain.

Seni hidup yang lebih baik adalah seperangkat keterampilan yang akan mengajarkan orang kehidupan yang lebih baik. Langkah pertama dalam hidup yang lebih baik adalah menjadi bijak dan berpikir. Menggunakan kebijaksanaan dan kebijaksanaan orang lain melalui konsultasi dan persuasi juga memiliki dampak besar pada kehidupan yang lebih baik.

Berpikir membimbing seseorang untuk memahami diri sendiri. Memahami diri sendiri, yaitu bakatnya, kemampuan fisik dan mental, kelemahan, keinginan, dan keterbatasan, adalah langkah penting pertama dalam kehidupan yang lebih baik. Dengan pengetahuannya, ia dapat menemukan cara untuk memperbaiki kekurangannya dan, di sisi lain, berencana untuk mengembangkan bakatnya.


Anda pasti bertemu dengan orang-orang yang telah mengubah jalan hidup mereka setelah mengenal mereka. Seperti seorang dokter yang tidak tertarik pada pekerjaannya dan menemukan bahwa ia lebih tertarik pada sejarah dan menjadi seorang sejarawan. Atau seorang guru yang, setelah mengenali bakatnya dalam mendesain pakaian, menjadi perancang pakaian yang terampil, dan mengubah jalan hidupnya dengan menemukan bakatnya. Bergerak di sepanjang jalan menemukan dan memelihara bakat mereka, seseorang dapat bersantai dan menikmati saat-saat dalam hidupnya.

Belajat dan mempelajari sebuah keterampilan merupakan sisi kuat manusia. Rasulullah Saw dalam sebuah nasehat indahnya bersabda: "Jadilah orang alim atau orang yang tengah menuntut ilmu, serta jangan sia-siakan waktumu."

Agama Islam merekomendasikan pengikutnya untuk mempelajari berbagai ilmu seperti ilmu agama dan Alquran, ilmu etika, ilmu kedokteran dan ilmu alam serta teknik pembelajaran dan industri seperti pertanian, hortikultura, pengiriman dan penangkapan ikan dan perikanan. Pengetahuan tentang sains modern adalah rekomendasi kuat dari agama samawi ini yang membantu perkembangan manusia.

Imam Ali as berkata,"Jadilah anak zaman." Kini dengan kemajuan sains dan teknologi serta maraknya penggunaan internet dan jejaring sosial di seluruh dunia, model interaksi manusia juga berubah. Lintas waktu dan tempat internet serta aksesnya menciptakan bentuk baru interaksi sosial di banding masa lalu serta memunculkan perubahan besar di gaya hidup, interaksi sosial dan bahkan partisipasi politik. Saat ini internet memainkan peran utama di bidang penyajian informasi dan iklan bagi masyarakat serta tercatat sebagai kanal utama interaksi.

nternet dan jejaring sosial, seperti banyak fenomena lainnya, memiliki konsekuensi positif dan negatif, dengan merencanakan dan meningkatkan kesadaran publik akan efek dan pencapaian positifnya dan meminimalkan konsekuensi negatif. Tetapi teknologi baru ini, bersama dengan layanan yang mereka berikan, juga telah menyebabkan banyak kerusakan pada masyarakat manusia. Beberapa orang sekarang membuang-buang waktu mereka dalam menggunakan ruang virtual seperti Facebook, Instagram dan telegram.

Terlalu sering menggunakan Internet dan dunia maya juga menyebabkan kelelahan dan stres otak dan mata. Jadi mengetahui dunia maya dan bagaimana menggunakannya sekarang adalah salah satu pelatihan penting bagi setiap orang untuk membantunya tumbuh. Penggunaan waktu kita secara optimal sepanjang hari sangat memengaruhi kesejahteraan kita.

Tahun 2013 Emory University Amerika melakukan riset membandingkan otak seseorang setelah belajar dan mereka yang tidak belajar. Ilmuwan universitas ini dengan memanfaatkan foto otak menyadari bahwa membaca buku mendorong manusia untuk menggambarkan isinya, seakan-akan ia menyaksikan isi buku dan menyentuhnya.


"Ketika saya membaca buku yang bagus untuk pertama kalinya, itu seperti bertemu teman baru. Ketika kedua kalinya aku membaca buku, seakan-akan aku kembali bertemu dengan teman lama," kata Oliver Goldsmith, seorang penulis Inggris, penulis drama dan penyair tentang membaca buku. Membaca buku bermanfaat meskipun ada satu halaman sehari, seperti angin sepoi-sepoi baru dalam hidup Anda yang membuka pintu baru bagi Anda.

Ada juga beberapa orang yang bersemangat mempelajari keterampilan dan teknik. Anda juga telah melakukan banyak hal yang ingin Anda pelajari sejak mengenal diri Anda sendiri, tetapi selalu ada halangan untuk langkah Anda.

Tentu saja, setiap manusia perlu tahu sedikit tentang penggunaan ekspresi. Karena ada banyak hal yang terjadi di rumah dan di tempat kerja! Dari melonggarnya loker ke meledaknya pipa air! Jika Anda mencari pekerjaan teknis secara kebetulan, Anda pasti harus mengeluarkan banyak biaya. Jadi luangkan waktu untuk mempelajari pekerjaan teknis untuk menangani masalah dalam keadaan darurat.

Terkadang orang menyerah belajar karena negativitas dan kurangnya kesempatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterbatasan masing-masing individu menghambat perkembangan bakatnya. Misalnya, seseorang yang memahami seni lukis memiliki bakat luar biasa tetapi tidak mampu membeli bahan dasar dan ada banyak contoh dalam kasus ini. Ada kedala yang menekan manusia dan mempengaruhi kehidupannya.

Jika seseorang duduk dan hanya melihat kekurangannya sendiri dan membayangkan pencapaian hanya sebagai tujuan yang tidak dapat dicapai dalam pikirannya, ia tidak mendapatkan apa-apa. Kurangnya fasilitas bukanlah gunung yang tidak dapat diseberangi, tetapi dengan pengakuan bakat, jalan menuju kemakmuran harus dimulai. Ini adalah langkah penting dalam hidup yang lebih baik.

Tentu menarik untuk mempelajari keterampilan apa pun seperti bepergian ke negeri yang tidak dikenal. Sebuah perjalanan hebat di mana Anda dapat mengembangkan bakat Anda dan menempatkan hidup Anda di jalan menuju kehidupan yang lebih baik.

Ada beberapa cara untuk menghilangkan kurangnya kesempatan belajar. Cara terbaik, singkat dan praktis untuk mempelajari keterampilan baru adalah menemukan orang-orang yang telah menempuh rute ini, melakukan percobaan dan kesalahan, dan akhirnya berhasil. Pengalaman mereka banyak membantu Anda. Anda bahkan dapat bekerja dengan mereka sebentar untuk mempelajari keterampilan dan mempelajari profesi langkah demi langkah bersama mereka.

Perlu dicatat bahwa belajar, jika disertai dengan minat, menciptakan kekuatan khusus pada individu. Dia ingin belajar sekaligus tentang subjek itu. Itu bisa menjadi keras pada dirinya sendiri dan memberi banyak tekanan pada dirinya sendiri dan menjadi lelah dan melepaskan. Intinya adalah bahwa belajar, bersabar, dan gigih penting. Kontiunitas dan pelan-pelan dalam mempelajari keterampilan atau keterampilan tertentu pada akhirnya akan mengarah pada kesuksesan besar.


Cara lain untuk memecahkan penghalang adalah menempatkan diri Anda dalam kelompok kerja yang ramah. Berada dalam kelompok tidak hanya membantu Anda belajar banyak dari orang lain, tetapi juga mendorong Anda untuk tumbuh. Sekarang grup ini dapat berupa model apa saja, seperti klub catur di sebuah klub, grup pelatihan online di Internet, sekelompok anak sekolah dan banyak lagi.

Adalah penting untuk mencoba berhubungan dengan orang-orang yang berpikiran tinggi dan mengambil keuntungan dari alat dan kemampuan masing-masing saat mempelajari kerajinan. Ini menghemat uang.

Jika ada fasilitas untuk mempelajari dan mengembangkan potensi, Anda dapat merujuk ke kelas dan balai pelatihan. Setelah melalui satu atau beberapa periode kelas serta dengan upaya dan memanfaatkan guru yang berpengalaman maka Anda dapat mempelajari skil yang anda minati. Dengan latihan, Anda dapat memperkuat keterampilan ini dan memanfaatkannya di kehidupan.

Mempelajari keterampilan dan kesuksesannya memperkuat rasa percaya diri manusia serta memperkokoh semangat mereka. Hal ini memiliki pengaruh kuat di masalah hidup lebih baik.

Selasa, 21 April 2020 17:35

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (4)

 

Banyak faktor yang berpengaruh pada kesuksesan dan kemajuan seseorang seperti upaya, ketekunan, tawakkal kepada Tuhan, perencanaan dan memanfaatkan kecerdasan serta kesehatan fisik dan mental. Namun begitu, peran utama konsultasi dan memanfaatkan pengalaman orang lain di kehidupan tidak dapat diabaikan.

Hidup lebih baik sebuah proses yang diraih melalui upaya, kerja keras dan perubahan gaya hidup. Sebelumnya kita telah membahas bahwa manusia yang  berpikir, memiliki akal, bersedia mengambil pelajaran dan menerima nasehat serta suka konsultasi di setiap tindakannya lebih sukses dalam kehidupannya dan lebih sedikit melakukan kesalahan dalam kehidupan di banding dengan yang lain. Mereka berpikir dan bersedia menerima pandanga orang lain untuk menjalani kehidupan lebih baik.

Ada banyak poin terkait konsultasi dan bermusyawarah. Manusia akan mendapat berkah dan pengaruh yang banyak melalui musyawarah. Imam Ali as berkata: "Mereka yang bermusyawarah dengan orang yang berakal dan bijak akan meraih pikiran dan intelektualitas yang terang."


Musyawarah adalah suatu usaha bersama dengan sikap rendah hati guna memecahkan persoalan (mencari Penyelesaian/ jalan keluar) untuk dapat mengambil suatu keputusan bersama dalam penyelesaian atau juga pemecahan yang menyangkut urusan keduniawian.

Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasarnya. Sedangkan menurut istilah fiqh adalah meminta pendapat orang lain atau umat mengenai suatu urusan. Kata musyawarah juga umum diartikan dengan perundingan atau tukar pikiran.

Islam memandang musyawarah sebagai salah satu hal yang amat penting bagi kehidupan insani, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya. Ini terbukti dari perhatian al-Qur’an dan Hadis yang memerintahkan atau menganjurkan umat pemeluknya supaya bermusyawarah dalam memecah berbagai persoalan yang mereka hadapi.

Musyawarah itu di pandang penting, antara lain karena musyawarah merupakan salah satu alat yang mampu mempersekutukan sekelompok orang atau umat di samping sebagai salah satu sarana untuk menghimpun atau mencari pendapat yang lebih dan baik.

Di riwayat disebutkan bahwa musyawarah dengan orang lain membuat manusia mendapat taufik Ilahi dan lebih sukses di setiap pekerjaannya serta lebih berakal dalam setiap perbuatannya. Rasulullah Saw bersabda:"Siapa saja yang ingin melakukan sesuatu dan kemudian bermusyawarah dengan mukim lain, Allah Swt akan membuatkan sukses dengan sesuatu yang lebih baik."

Musyawarah sebuah langkah yang akan membantu manusia mengenalkan kemampuan dan potensinya serta orang lain dengan memanfaatkan beragam pandangan dan pemikiran. Ia juga akan dapat menemukan solusi lebih baik bagi setiap kesulitan yang dihadapinya.

Prinsip musyawarah sebuah nikmat besar yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia yang mampu mempererat persatuan di antara mereka. Ada tiga ayat di al-Quran yang menekankan prinsip musyawarah. Allah Swt di Surah al-Shura ayat 38 berfirman: وَالَّذِینَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَیْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ یُنفِقُونَ Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

Mengingat ayat ini kita memahami bahwa mukmin adala orang yang bersedia bermusyawarah untuk melakukan suatu pekerjaan. Mereka sangat teliti untuk meraih pilihan terbaik dan dengan demikian mereka meminta bantuan orang-orang yang berakal dan cerdik.

Al-Quran menyebut Syura dan musyawarah sebagai landasan perilaku manusia sehingga melaluinya akan tertutup perilaku egoisme dan semakin kuat akar kesepahaman serta konsensus pandangan di antara umuat Islam.

Rasulullah Saw terkait hal ini kepada Imam Ali as bersabda: Wahai Ali ! tidak ada dukungan yang lebih baik dari bermusyawarah di setiap pekerjaan.

Kehidupan tak ubahnya sebuah sungai yang terus mengalir dan setiap kesempatannya seperti petir dan angin yang cepat berlalu. Jika kita hanya bertumpu pada pandangan pribadi di kehidupan ini, dan menganggap kita tidak membutuhkan orang lain, seperti kita tengah berdiri di tepi tebing yang terjal.

Kondisi ini lebih banyak terlihat pada diri para pemuda yang suka pamer dan kesombongan masa muda bisa jadi berujung pada pengambilan keputusan keliru di kehidupan serta mempengaruhi masa depan para pemuda. Ketika pengalang sinar matahari di jendela dapat dihapus dan menikmati sinar menteri secara langsung, lantas mengapa harus puas dengan sebuah lampu yang lemah? Memanfaatkan pandangan orang lain membuat seseorang akan memikirkan setiap sisi perbuatan, karena musyawarah senantiasa disertai dan selaras dengan pemikiran.

Musyawarah akan menemukan dimensinya paling indah di lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sumber kecintaan serta rahmat. Ketika ayan dan bunda merupakan orang yang pro musyawarah dan interaksi serta giat berkonsultasi di berbagai urusan kehidupan, pastinya keputusan lebih baik terkait kehidupan akan diambil serta mereka akan menikmati kehidupan terindah.

Spirit bermusyawarah termasuk faktor yang mendorong kesepahaman dan kerja sama di antara anggota keluarga. Hal ini selain menciptakan sebuah keluarga yang kuat dan intim, juga menjadi pelindung terbaik bagi setiap kesulitan dan kendala hidup. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, keluarga terbaik dan paling kuat adalah ketika anggotanya mulai dari kedua orang tua hingga anak-anaknya bergerak secara sinkron dan sepemikiran. Contoh nyata dan teladan terbaik adalah kehidupan rumah tangga Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah Az-Zahra.

Imam Ali di awal kehidupan berumah tangganya ketika menjawab pertanyaan Rasulullah Saw, Bagiamana kami memandang istrimu. Imam Ali menyebut Sayidah Fatimah sebagai istri terbaik yang dapat membantu dirinya untuk lebih taat kepada Allah. Selain itu, Imam Ali as senantiasa di kehidupan rumah tangganya menunjukkan kecintaan mendalamnya kepada Sayidah Zahra. Imam Ali tidak melalukan pekerjaan tanpa sepengetahuan istrinya dan antusias untuk bermusyawarah dan sepemikiran dengan istrinya. Bahkan terkadang Imam Ali berargumen dan bersaksi dengan perkataan istrinya untuk membuktikan kebenaran ucapannya sendiri kepada orang lain.


Musyawarah akan memberi identitas dan kepribadian bagi anggota keluarga, khususnya anak-anak. Jika di keluarga, ayah dan ibu memberi perhatian besar terhadap pendapat anak-anaknya, maka mereka akan mendapatkan kepribadian. Sikap kedua orang tua ini juga mendorong anak semakin aktif dan lebih berpatisipasi di lingkungan keluarga. Selain itu, menghornati pendapat dan pandangan anak-anak juga membantu keseimbangan mental keluarga dan kesehatan mental mereka.

Imam Ali dalam sebuah perkataannya mengisyaratkan poin unik di musyawarah. Imam Ali berkata, "Ketika kalian menghadapi sebuah masalah, dan butuh musyawarah, pertama-tama bermusyawarahlah dengan anak muda karena mereka tajam pemikirannya dan cepat dapat menebak. Kemudian bermusyawarahlah dengan pemuka dan orang yang tua sehingga mereka dapat mencari dampak dan akibatnya serta memberi pilihan terbaik, karen pengalaman mereka lebih banyak."

Imam Ali juga memberi arahan terkait orang yang tidak boleh diajak bermusyawarah. Imam Ali berkata,"Jangan bermusyawarah dengan orang bakhil dan pelit, karena mereka akan mencegah kalian berbuat baik dan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan. Jangan libatkan orang pengecut dan penakut di musyawarah kalian, karena akan melemahkan semangat kalian untuk melakukan sesuatu. Jangan bermusyawarah dengan orang tamak karena ia akan menghiasi ketamakan dengan perbuatan jahat di mata kalian. Sesungguhnya pelit, penakut dan tamak bersumber dari prasangka buruk kepada Tuhan."

Disebutkan dalam kisah dan sejarah ketika malaikat Jibril as mendatangi Nabi Sulaiman as sambil membawa air kehidupan, berkata: Tuhan memberi kamu pilihan, jika kami meminum air ini maka kami akan hidip hingga hari Kiamat. Kini pilihan ada di tanganmu. Nabi Sulaiman as membicarakan masalah ini dengan jin, manusia dan hewan. Semuanya sepakat berkata, kamu harus meminumnya sehingga kekal.

Sulaiman kemudian berpikir, apakah ada hewan yang belum ia mintai pendapat? Ia kemudian ingat belum berkonsultasi dengan landak. Kemudian landak dihadapkan kepada Nabi Sulaiman. Saat itu, Sulaiman bertanya: Saya dikirimi air kehidupan dan diberi pilihan untuk meminumnya atau tidak. Semuanya mengusulkan untuk aku meminumnya. Kini apa pendapatmu?

Landak lantas berkata: hanya kamu yang akan meminumnya atau juga anak-anak dan sahabatmu.

Sulaiman berkata: Hanya Aku.

Landak berkata: maka tolaklah dan jangan meminumnya.

Sulaiman bertanya, Mengapa?

Sang landak berkata, karena jika kamu memiliki kehidupan panjang, seluruh sahabat, istri dan anak-anakmu mendahuluimu dan kami kemudian akan tenggelam dalam kedukaan beruntun. Ketika sahabat dan teman-temanmu tidak ada, lantas apa gunanya hidup tanpa mereka?

Kemudian Sulaiman menerima pendapat landak dan menolak meminum air kehidupan.

Benar, kita harus menuju kehidupan kekal yang tidak ada kesedihan di dalamnya. Dan kehidupan seperti ini hanya ada di surga yang kekal dan yang hanya dapat diraih dengan iman serta amal saleh. Ini adalah pahala bagi mereka yang belajar hidup lebih baik selama di dunia. Mereka hidup indah dan baik di dunia, serta juga di akhirat.

 

Selasa, 21 April 2020 17:34

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (3)

 

Imam Ali as berkata, "Saya begitu mengenal sejarah orang-orang terdahulu dan berbaur sedemikian rupa dengan mereka, sehingga seakan-akan saya hidup bersama mereka dan mendapatkan pengalaman mereka."

Keinginan untuk hidup dan bagaimana menjalani kehidupan membuat seseorang memilih cara terbaik untuk hidup. Ia seperti seorang pelukis yang tertarik menggambar peran terbaik dalam hidupnya. Ia berusaha menemukan bakatnya, untuk mengetahui dunia di sekitarnya dan untuk mengetahui penciptanya serta bagaimana menemukan cara terbaik untuk berhubungan dengan orang lain. Tetapi hidup dengan baik tidak semudah yang kita pikirkan, karena hidup memiliki begitu banyak pasang surut sehingga kadang-kadang sepertinya lebih baik sebelum ini kita telah mendapat pelatihan satu periode bagaimana menjalani kehidupan!


Salah satu cara untuk mengatasi masalah hidup adalah memilih jalan yang benar, menjalani dan mengetahui kehidupan leluhur dan belajar darinya. Ya, merefleksikan kehidupan masa lalu dan menggunakan pengalaman mereka seperti hidup kembali dan sangat bermanfaat. Kita perlu menggunakan pengalaman dan nasihat dari para tokoh dan bagaimana orang-orang dahulu hidup demi menyelamatkan saat-saat berharga dalam hidup.

Imam Ali as mengatakan dengan indah, "Saya begitu mengenal sejarah orang-orang terdahulu dan berbaur sedemikian rupa dengan mereka, sehingga seakan-akan saya hidup bersama mereka dan mendapatkan pengalaman mereka."

Ibrah atau pelajaran adalah bahasa Arab yang berasal dari akar kata 'Abara yang berarti melewati. Melewati permukaan dan penampakan lahiriah peristiwa serta sampai pada kedalaman dan pesan sebuah peristiwa.

Mengambil pelajaran memiliki cakupan yang luas dan mencakup banyak topik. Kisah kaum-kaum terdahulu serta kemunculan dan kejatuhan kekuasaan dan pemerintahan adalah contoh bagi semua orang. Berlalunya usia dan masa muda serta datangnya musim menua adalah nasihat dan teguran. Orang-orang yang tertimpa masalah dan sampai pada keselamatan serta menyaksikan "keenakan setelah kesulitan" menjadi sumber nasihat dan inspirasi bagi orang lain. Kematian manusia juga merupakan pelajaran. Ada bencana alam dan perubahan sosial serta banyak masalah lain yang, jika diterima, dapat menjadi sinyal bagi manusia dan mencegah bahaya dan kerusakan.

Hari ini, kita melihat orang-orang muda di komunitas kehilangan kesegaran dan vitalitas mereka melalui kecanduan narkoba, alkohol dan pil psikotropika. Kita melihat anak perempuan dan anak laki-laki yang keliru dalam pernikahan mereka dengan terlibat dalam cinta yang berapi-api dan menanggung konsekuensi seumur hidup. Siswa yang memilih kursus tanpa konsultasi dan menyia-nyiakan hidup mereka di bidang yang tidak memiliki bakat atau minat di dalamnya. Kita melihat selebriti yang telah mengambil tindakan yang pada akhirnya mempermalukan dan mendiskreditkan mereka sendiri karena keserakahan atau ketenaran mereka. Ini dan banyak contoh lainnya semua bisa menjadi pelajaran.

Orang bijak yang berpikir hidup lebih baik, tidak terburu-buru melewati tindakan manusia, sejarah masa lalu dan kisah-kisah orang, tetapi menggunakannya untuk mengajar. Mereka mencapai kedalaman peristiwa dari penampilan peristiwa dan belajar banyak pesan dan pelajaran. Itulah sebabnya kesalahan mereka kurang dalam hidup mereka dan lebih banyak dalam kesuksesan mereka.

Pesan al-Quran untuk hidup lebih baik adalah mengambil manfaat dari pelajaran dan menerima nasihat. Al-Quran berulang kali menekankan fakta ini dan menyebutkan, "Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan." (QS. Al-Hasyr: 1)

Dalam banyak ayat-ayat suci al-Quran, kisah-kisah para nabi agung dijelaskan untuk diambil pelajaran. Sebagai contoh, kisah Nabi Sulaiman, yang memiliki semua kekayaan dunia serta jin dan manusia melayaninya, dapat berbicara dengan hewan, tetapi ia tidak pernah tertipu oleh harta miliknya. Ia selalu menghambakan dirinya di hadapan Tuhan dengan khusyuk dan berusaha untuk kesejahteraan manusia. Kisah kaum Luth yang lebih mengutamakan berbuat buruk dan melupakan Allah dari dalam hatinya, akhirnya menderita murka ilahi yang parah. Kisah Musa as dan Firaun, yang menarik dan asik didengar, atau kisah para nabi lainnya, adalah salah satu contoh al-Quran bagi orang beriman.

Dalam kisah-kisah ini, tujuan al-Quran tidak sekadar bercerita, melainkan untuk memberikan panduan melalui kisah-kisah konstruktif ini. Atas dasar inilah bahwa tidak ada satupun kisah kenabian yang menyebutkan tentang hal-hal yang tidak berguna atau kurang berguna yang tidak memiliki peran dalam bimbingan. Misalnya, al-Quran tidak menyebutkan tanggal lahir, tanggal kematian, jumlah anak dan istri para nabi dan sebagainya.

Salah satu kisah berguna yang diajukan al-Quran dan direkomendasikan untuk mengambil pelajaran adalah kisah Nabi Yusuf as. Al-Quran Suci mengatakan, "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal." (QS. Yusuf: 111).


Ada puluhan poin pelajaran kisah Nabi Yusuf as. Seperti kecemburuan saudara-saudara dan dampaknya yang merusak, upaya makar yang gagal, kelicikan musuh-musuh, Yusuf yang tidak bersalah, menghindari nafsu dan dosa, skandal Zulaikha, kesucian Nabi Yusuf, ... dan banyak lagi pelajaran lainnya. Al-Quran dengan penjelasan ini mendesak orang untuk mengambil pelajaran dari kehidupan masa lalu mereka untuk kehidupan saat ini. Pelajaran pendidikan al-Quran adalah untuk membuka jalan yang lebih baik bagi hidup Anda.

Sama seperti belajar dari masa lalu dan menerima nasihat termasuk ciri khas orang-orang bijak serta memanfaatkannya untuk hidup lebih baik, musyawarah dan konsultasi juga merupakan salah satu darinya. Seorang pria yang mampu menahan dan menghilangkan kesombongan tidak pada tempatnya dan sangat percaya diri akan lebih dinamis dalam mengambil pelajaran dan konsultasi. Ia memilih berbagai pandangan dalam satu tema dan memilih yang terbaik. Para ahli perilaku mengatakan, "Salah satu faktor yang menyebabkan sebagian besar kegagalan adalah 'memaksakan pendapat' dan 'egois' serta 'tidak berkonsultasi dengan orang lain' tentang masalah-masalah penting dalam kehidupan."

Radiasi pikiran dan pemikiran orang lain akan menerangi jalan manusia dan pencerahan ini mempromosikan kebaikan dan kebahagiaan manusia dalam kehidupan pribadi dan sosial. Imam Ali as mengatakan, "Siapa pun yang telah berkonsultasi dengan orang lain, mendapatkan manfaat dari kebijaksanaan dan pengalaman mereka, serta dapat membuat keputusan yang lebih baik."

Tentu saja konsultasi juga memiliki ketentuannya sendiri. Misalnya, orang-orang yang berpikiran maju, berpandangan ke depan, dan teliti dapat memberi kita nasihat yang lebih baik. Berbicara dengan orang berakal dan bijak adalah salah satu cara untuk hidup lebih baik.

Sebuah peribahasa Cina mengatakan, "Jika Anda ingin melakukan sesuatu dengan benar, konsultasikan dengan tiga orang tua." Dalam budaya dan sastra Persia juga mengatakan, "Semakin Anda berkonsultasi, semakin kecil kemungkinan Anda melakukan kesalahan."


Disebutkan bahwa "Dua orang sedang memancing di tepi sungai. Salah satunya adalah seorang nelayan yang berpengalaman dan terampil, tetapi yang lainnya adalah seorang pemuda yang tidak tahu cara memancing. Setiap kali seorang yang berpengalaman menangkap seekor ikan besar, Ia melemparkannya ke dalam wadah es di sebelah tangannya untuk menjaga ikan tetap segar, dan dia bisa menangkap banyak ikan dalam beberapa jam. Tetapi pemuda yang tidak berpengalaman itu, yang bangga akan dirinya, mencoba menangkap ikan tanpa bantuan dari seorang pria yang terampil. Beberapa jam kemudian pemuda itu tidak menangkap ikan dan marah. Ia memasang umpang yang lebih baik ke kailnya, tetapi ia tidak berpengalaman.

Rahasia kesuksesan pemancing berpengalaman itu tidak sulit. Selain umpan yang dibawanya dan dilekatkan pada kaitannya, ia memiliki remah-remah roti yang dimasukkan dalam kantong berongga dan mengirimkannya ke air dengan seutas benang panjang dan ikan-ikan akan berkumpul di sekitarnya. Dalam kegaduhan itu, ikan-ikan terjebak dalam perangkap pemancing ikan yang terampil karena ia mampu menangkap banyak ikan dari air dan pemuda itu tidak akan menangkap ikan tanpa berkonsultasi dan membuang-buang waktu."

Itulah kisah sebagian besar hidup kita. Terutama anak muda dan remaja yang pada awalnya berada di jalan yang sangat melelahkan. Bila sejak awal mereka berkonsultasi dengan oang bijak tentu akan mengambil langkah yang lebih baik dalam hidup mereka. Jika mereka menggabungkan gairah dan kekuatan muda mereka dengan pengalaman dan kecerdikan para orang tua akan menjadi elixir yang dalat mengubah tembaga menjadi emas murni. Dari sini, para pemberi petunjuk tentang agama dan akhlak untuk hidup lebih baik akan menasihat semua orang, khususnya anak-anak muda untuk mempelajari pengalaman dan mencari nasihat dari orang tua dan mereka yang berpengalaman.

Selasa, 21 April 2020 17:33

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (2)

 

Akal pada dasarnya adalah menutup jalan kebodohan dan menjauhkan ketidaktahuan dari diri sendiri. Akal adalah kekuatan yang mampu mengenali hakikat.

Pada seri pertama artikel berseri "Mari, Membuat Hidup Lebih Baik", kita telah berbicara tentang masalah berpikir. Langkah pertama dan terpenting di jalur hidup lebih baik adalah kita menjadi seorang pemikir dan berpikir. Kita memulai berpikir dari mengenal Allah dan alam semesta lalu mengembangkan benak kita. Setiap kali manusia lebih banyak menggunakan potensi dan kekuataannya, maka di bidang itu ia akan tumbuh lebih baik. Jelas, ketika seseorang berpikir, kekuatan pemikirannya akan mengalami perluasan dan akan mengambil keputusan lebih baik dalam kehidupannya. Orang seperti ini akan dapat benar-benar menguasai kehidupannya dan memiliki benak yang dapat menganalisa, mengungkap dan dinamis di semua masalah kehidupan. Alec Mackenzie, ahli manajemen waktu mengatakan, "Sebab segala kegagalan adalah bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu."

Tafakur dan berpikir dalam segala pekerjaan merupakan perintah dari Rasulullah Saw dan seluruh Nabi Allah. Akal pada dasarnya adalah menutup jalan kebodohan dan menjauhkan ketidaktahuan dari diri sendiri. Akal adalah kekuatan yang mampu mengenali hakikat. Jiwa manusia adalah pemberontak dan menyerupai binatang liar yang, jika tidak tersentuh, kebingungan dan mengembara dan menyeret orang ke arah manapun yang diinginkannya, serta  membahayakan kehidupan. Jiwa harus dikontrol oleh akal dan pikiran manusia.

Nabi Muhammad Saw dalam mendefinisikan akal menyebutnya sebagai instrumen terpenting untuk mengenyahkan kebodohan.

"Sesungguhnya akal adalah menutup jalan kebodohan dan "Nafsu Ammarah" (jiwa yang memberontak) seperti hewan paling rendah. Karenanya, bila kakinya tidak diikat dan dibatasi akan kebingungan dan mengembara," ungkap Rasulullah Saw.

Disebutkan ada seorang bodoh berada di majelis Aristoteles dan menyalahkan seorang pemikir lalu mengungkapkan keburukannya. Orang pintar itu tidak diam dan bangkit menghadapinya. Aristoteles tidak mengatakan apapun kepada orang bodoh, tetapi menyalahkan perbuatan orang pintar tersebut.

Orang pintar ini bertanya dengan keheranan, "Mengapa engkau menyalahkan saya, padahal ia yang lebih dahulu berkata buruk? Selain itu ia orang yang bodoh, sementara aku telah belajar banyak ilmu." Aristoteles menjawab, "Karena itulah saya menyalahkanmu. Engkau mengetahui dan orang yang tahu mengetahui orang yang tidak tahu. Karena sebelumnya engkau tidak tahu dan menjadi tahu, tetapi orang bodoh tidak mengetahui orang yang tahu. Karena ia masih belum tahu."

Menurut ajaran al-Quran dan Rasulullah, manusia tidak memiliki hak untuk mempercayai apa yang ia pikir salah dan sifat yang dianggap akal tidak dapat diterima serta melakukan pekerjaan yang dinilai akal tidak layak. Islam. Islam berupaya menumbuhkan orang-orang yang rasional dan menjadikan akalnya sebagau parameter.

Allah Swt dalam hal ini di ayat 100 surat Yunus berfirman, "Allah menimpakan kekejian kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya."


Akal dan pikiran adalah instrumen terbaik yang harus digunakan seseorang untuk mengatur kehidupan duniawi mereka. Pada dasarnya perbedaan antara orang adalah perbedaan antara keyakinan dan ide-ide mereka. Setiap manusia mengelola masalah hidupnya berdasarkan keyakinan mental dan hatinya. Orang-orang sukses dengan keyakinan baik dan positif serta pemikiran dinamis dan kreatif menciptakan kesuksesan bagi diri mereka sendiri, dan orang-orang yang tidak berhasil dengan cara pandang negatif, sinisme, dan ketidaktahuan membuat hidup mereka menjadi gelap.

Teka-teki kehidupan dan pengaturannya ada di tangan kita sendiri, dan pengelolaannya bisa berada di tangan pikiran kita, tentu saja, selalu ada hal-hal seperti kesulitan dan tidak menyenangkan bagi semua manusia. Dalam situasi sulit dan melelahkan, kita harus mengelola kondisi itu dengan mengandalkan Tuhan dan berharap baik kepada Tuhan dan dengan kekuatan kecerdasan kita. Sebagai contoh, seseorang mungkin merasa bahwa dia telah menemui jalan buntu setelah mendengar berita tentang penyakit anaknya dan bahwa orang lain mungkin sedang mencari dokter terbaik untuk menyembuhkan anaknya ketika mendengar berita ini.

Tata kelola urusan hidup, perencanaan yang tepat, dan identifikasi manfaat dan kerugian dalam hidup dilakukan oleh akal. Dalam banyak riwayat Islam, sangat disarankan untuk menggunakan pemikiran untuk memahami dengan benar urusan kehidupan dan melihat masa depan dari segala pekerjaan.

Imam Shadiq as mengutip, "Seseorang mendatangi Nabi Muhammad Saw dan meminta agar Rasulullah memberi saran kepadanya. Nabi tiga kali bertanya kepadanya apakah bila saya memberi saran, engkau akan melakukannya? Orang itu tiga kali menjawab iya wahai Rasulullah. Nabi berkata, 'Saya menyarankan kepadamu agar setiap kali ingin melakukan pekerjaan, pikirkan akhir dari perbuatanmu. Bila menjadi sumber pertumbuhan dan hidayah, maka lakukanlah, bila berujung pada kesesatan, maka tinggalkan perbuatan itu."

Dari komitmen yang diminta Nabi Saw dari orang tersebut menjadi jelas bahwa memikirkan akhir dari perbuatan sangat penting. Rasulullah Saw ingin memahamkan agar kita harus terbiasa berpikir dan tadabur serta tidak terlibat dalam satu pekerjaan sebelum kita benar-benar mengeksplorasi dan mengukur hasil dan konsekuensinya.

Orang bijak, sebelum memulai untuk melakukan pekerjaan, terlebih dahulu memikirkan akhirnya. Dengan mengevaluasi setiap pekerjaan di benaknya, ia tidak akan melakukannya, sampai mendapat gambaran keuntungan materi dan maknawi dari pekerjaannya. Karena akal adalah sarana untuk memilih dan memilah yang baik dari yang jahat dan yang benar dari yang salah, dengan kontrol akal, seseorang dapat mempertimbangkan pelbagai aspek dari sesuatu dengan baik dan kemudian bertindak. Menurut para psikolog, "Akal adalah jembatan menuju kesempurnaan dunia penciptaan."

Sekaitan dengan pentingnya berpikir dalam urusan kehidupan, Nabi Saw bersabda, "Saya berpesan agar setiap kali kalian ingin melakukan satu pekerjaan, maka pikirkan akhirnya, bila membuat tumbuh dan berkembang, maka lakukanlah, dan bila menyeretnya pada kerusakan dan kebinasaan, lepaskan dan tinggalkan pekerjaan itu."

Berpikir jauh
Dalam sebuah hikayat disebutkan bahwa suatu hari seekor burung gereja sedang membangun sarangnya. Ia bekerja keras untuk membangun sarang di atas pohon. Burung Hudhud di dikenal akan kearifannya di hutan itu. Hudhud berulang kali memberi tahu burung gereja bahwa ia tidak boleh bersarang di pohon ini, tetapi burung gereja tidak mendengarkannya. Hari-hari berlalu dan burung gereja bertelur di sarang yang dibuatnya dan merawat telur setiap hari. Kelahiran anaknya semakin dekat.

Suatu pagi suara gergaji mesin yang keras memecah keheningan hutan. Burung gereja mendengar suara itu dan mulai menangis, berteriak minta tolong dan memohon bantuan Hudhud. Ketika itu, Hudhud memberitahunya bahwa engkau membangun sarang di atas pohon di jalan setapak manusia dan saya berulang kali menginstruksikanmu untuk membangun sarang di atas pohon yang lebih jauh dan sekarang saya tidak bisa berbuat apa-apa. Penyesalan adalah hasil dari tergesa-gesa dan tanpa berpikir.

Memikirkan akibat dan akhir perbuatan adalah ciri dari orang-orang bijak dan berpikir yang memberikan kehidupan lebih bagi manusia. Mereka yang tidak visioner dan futuris terus-menerus terkena kesalahan, terpeleset dan jatuh. Unsur penting dalam pengambilan keputusan adalah pandangan ke depan dan memperhatikan konsekuensi dari perbuatan yang dibutuhkan setiap manusia serta dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Mereka yang memutuskan dan mengambil tindakan tanpa memperhatikan konsekuensi masa depan, selalu terjebak dalam rutinitas, tertawan kesalahan dan penyesalan. Mengukur berbagai aspek urusan dan pandangan ke depan serta memikirkan konsekuensi adalah kebijaksanaan dan dalam mengambil keputusan dan memenej urusan tidak ada yang lebih penting dari kebijaksanaan.

Orang tua bijak berkata, "Siapa pun yang melakukan sesuatu tanpa pemikiran dan wawasan seperti seorang musafir yang tersesat dan setiap kali mempercepat jalannya, iasemakin menjauh dari jalan asli."

Salah satu hambatan besar bagi seseorang yang berusaha memikirkan jauh ke depan dan konsekuensi dari pekerjaannya adalah kesombongan. Sebagaimana dalam hadis, Imam Ali as berkata, "Seseorang yang percaya akan kekuatan kesombongan, tidak akan pernah memikirkan konsekuensi perbuatannya."

Kesombongan biasanya menyebabkan penyesalan manusia. Karena seseorang tidak dapat membuat penilaian yang tepat tentang diri sendiri dan orang lain dan salah dalam perhitungan akan kehidupannya yang akhirnya menyeretnya pada penyesalan.

Selasa, 21 April 2020 17:33

Mari, Membuat Hidup Lebih Baik (1)

 

Manusia membutuhkan berpikir tentang alam, pencipta dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas untuk hidup lebih baik.

Kehidupan itu indah, buka matamu

Kelilingi rahasia lorong dan taman, 

Kehidupan adalah anugerah yang diberikan kepada kita. Kehidupan penuh dengan kebaikan dan kuburukan, pasang dan surut serta tanjakan dan turunan, terkadang sangat sulit dilalui dan terkadang begitu menarik hati, sehingga kita tidak menyadari ternyata waktu telah berlalu. Kelsulitan pada dasarnya pengalaman kehidupan setiap manusia. Ketika manusia menyadari bahwa kesulitan juga akan pergi dan kenikmatan hidup juga bakal meninggalkan kita, kita tidak akan kehilangan kontrol ketima menhadapi kesulitan, tidak tenggelam dalam kenikmatan. Dengan demikian, bangun yang terbaik untuk diri kita dan memanfaatkan sebaik mungkin dari anugerah kehidupan ini.

Kita memiliki kekuatan yang mampu mengubah keputusasaan menjadi harapan, kekalahan menjadi kemenangan dan air mata dengan senyuman dengan bantuan kehendak, usaha dan mengambil pelajaran dari pengalaman. Kita harus memiliki kemampuan untuk membuat hidup kita lebih baik, sehingga kita dapat menikmati saat-saat kehidupan kita dipenuhi kegairahan dan kebahagiaan.


Kita selalu berusaha untuk mencapai kebahagiaan, sebagai satu prinsip dan aturan yang harus diraih. Padahal tidak ada jenis obat yang semacam ini di luar kita. Karena cara pandang setiap manusia, kecenderungan dan keinginannya berbeda dengan orang lain, maka tidak satu aturan yang bisa diberikan kepada semua orang, tetapi perbedaan setiap individu inilah yang memaksa manusia untuk mencari solusi bagi bagaimana hidup lebih baik.

Untuk hidup lebih baik ada sejumlah kaidah dan aturan umum yang banyak dijelaskan lewat lisan para tokoh agama, ilmuan dan psikolog. Memperhatikan ucapan mereka akan mempermudah manusia melewati jalan yang diinginkannya. Mereka meyakini bahwa untuk hidup lebih baik maka yang harus terjadi pada tahap awal di "benak" kita. Para psikolog meyakini bahwa benak manusia memiliki kekuatan luar biasa. Karenanya mereka mengatakan, "Pikiranmu sangat menentukan dan menjadi kontrol atas segala peristiwa yang akan terjadi bagimu."

Manusia memiliki kemampuan untuk memperbaiki model benaknya. Setelah melakukan percobaan dan kesalahan yang dilakukan manusia dalam kehidupannya, ia akan sampai pada satu titik bahwa dirinya mampu menganalisa jalannya. Sebagai contoh, manusia dapat memahami bahwa bila ia mengambil keputusan tertentu dalam beberapa tahun lalu, sekarang ia pasti memiliki kehidupan yang lebih baik, tetapi dengan mengambil keputusan yang salah, ia menghadapi berbagai masalah yang melilitnya.

Sebagaimana manusia tidak berpikir dan menganalisa pekerjaan-pekerjaannya. Mereka sepertinya berkeyakinan bahwa "apa yang bakal terjadi pasti terjadi". Mereka tidak mencari hidup yang lebih baik dan membiarkan dirinya seperti dedaunan yang ditiup angin. Membiarkan akal dan tidak memikirkan apa yang terjadi akan membuat manusia menghadapi banyak masalah. Nabi Muhammad Saw dan para nabi as selalu berusaha mendidik dan melatih kekuatan akal dan pikiran masyarakat. Nabi Muhammad Saw berusaha membimbing umat Islam untuk berpikir, menganalisa dan memperhatikan segala urusan, sehingga mereka dapat membuat hidupnya lebih baik.

Berpikir dapat mendidik dan menyempurnakan jiwa manusia. Lewat berpikir, kesalahan dapat diminimalisir sekecil mungkin dan menunjukkan kekuatan jiwa manusia. Berpikir akan membuka jalan lurus menuju hakikat alam. Dalam berpikir ada energi yang akan menarik seseorang yang sedang berpikir untuk berhubungan dengan masalah yang dipikirkan lalu menjalin hubungan di antara keduanya. Ketika seseorang terbiasa memikirkan hal-hal yang baik, pribadi itu akan tertarik menuju kebaikan dan perilakunya menjadi indah dan layak. Ini adalah hakikat yang telah dijelaskan dalam banyak riwayat dan ucapan Ahlul Bait as.

Imam Shadiq as berkata, "Berpikir akan mengajak manusia pada kebaikan dan mengamalkannya." Siapa saja dengan berpikir dapat mengaktualisasikan kekuatan agung yang tersimpan dalam dirinya. Masalah ini membawa kabar gembira bagi manusia untuk dapat hidup lebih baik.


Ada masalah yang dihadapi ketika seseorang menapaki jalan berpikir yang dalam dan benar, dimana manusia sepanjang hari diserang oleh berbagai pikiran. Terkadang manusia tenggelam dalam pemikiran akibat peristiwa dan kenangan sebelumnya yang tidak disukai ini, dimana pikiran ini tidak menguntungkan kondisinya saat ini atau sebaliknya, melemahkan energinya dan merusak vitalitas kehidupan dan keceriaan manusia.

Memikirkan kenangan yang tidak menyenangkan sangat memakan energi manusia. Jadi sangat penting bagi manusia untuk mengendalikan pikiran. Koreksi dan pengelolaan gagasan telah lama menjadi keinginan umat manusia. Karena pikiran adalah aspek terpenting dari keberadaan manusia dan hak istimewa manusia atas makhluk lain, maka kita harus memanfaatkan kekuatan besar ini dan mempelajari cara berpikir yang benar.

Dalam banyak riwayat dari para Maksum as dan ayat-ayat al-Quran, cara berpikir terbaik adalah berpikir tentang menemukan fakta dan ada atau tidak seperti mengenal Allah, mengenal hakikat hidup dan mengenal manusia. Imam Shadiq as dalam hal ini berkata, "Manusia mengenal Tuhan-nya lewat akalnya dan mengetahui bahwa Dia adalah Pencipta." Sementara Imam Ali as mengatakan, "Mengenal Allah akan langgeng dengan bantuan akal."

Manusia membutuhkan berpikir tentang alam, pencipta dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas untuk hidup lebih baik. Mengenal dan mengandalkan Allah yang tidak ada bandingannya memberi manusia kedamaian. Dengan mengetahui bahwa Allah yang kekuasaan-Nya tak terbatas selalu melihat dan mengawasi Anda, dan jika Anda meminta kepada-Nya Dia pasti mengabulkan, maka banyak kegelisahan dan kekhawatiran sia-sia akan menjauh dari Anda. Mengenal Allah dapat memoles hati lebih mengkilap dan membuat akal lebih siap untuk menerima lebih banyak hakikat.

Dalam surat Ali Imran ayat 191, Allah Swt berfirman, "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."

Al-Quran memperkenalkan orang-orang seperti ini sebagai orang yang bijak dan suka berpikir. Mereka yang berpikir adalah pribadi yang selalu mengingat Allah dalam segala kondisinya dan memikirkan akan penciptaan alam semesta. Ketika memikirkan akan penciptaan alam semesta, mereka memahami adanya pencipta yang sekaligus mengatur alam semesta dan karenanya mereka selalu berzikir dan mengingat-Nya.

Mereka yakin bahwa di luar dunia ini, ada kehidupan abadi yang telah dijanjikan Allah sebagai balasan atas apa yang dilakukan selama di dunia. Dalam pandangan al-Quran, orang-orang bijak dan yang berpikir menyadari bahwa tanpa akhirat dan alam di balik dunia ini, masalah penciptaan menjadi batal secara mendasar. Mereka meminta belas kasihan dan rahmat Allah. Pemikiran ini mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menghentikannya dari tindakan jelek. Demikianlah, berpikir akan membawa manusia untuk hidup lebih baik.


Berpikir tentang alam semesta, alam akhirat dan yakin bahwa Allah tidak pernah melakukan pekerjaan yang sia-sia serta tujuan penciptaan manusia adalah untuk mendidiknya menuju kebaikan dan transenden, dan memperkuat akhlaknya. Dalam hal ini, seseorang dapat memilih dan memilah antara moral yang jelek dan baik dan selalu mengambil langkah di jalan keutamaan dan dan kebaikan. Imam Shadiq as saat menjelaskan tentang aspek akal mengatakan, "Akal mampu mengenal perbuatan baik dari buruk."

Sekarang tiba waktunya untuk mempertimbangkan saat-saat dalam kehidupan Anda. Bagaimana Anda menghabiskan hidup anda?Apakah Anda telah berpikir sebelumnya atau hanya ingin mengalami dan melewatinya?

Cara terbaik adalah berpikir. Mulailah dengan berpikir untuk dapat melewati jalan tanpa akhir bersama-sama dengan aspek lain dari kehidupan yang lebih baik.

Hidup adalah pencarian

Hidup adalah kebisingan

Kehidupan adalah malam baru, hari baru dan pikiran baru...

 

Sudah lewat tengah hari. Pada 8 Mei 1840, Carlyle memulai pidatonya di ruang konferensi di Portman Square, London. Dia mengklaim bahwa dia berniat untuk membawa audiens ke zaman asal agama yang sangat berbeda dari era sebelumnya.

Sudah lewat tengah hari. Pada 8 Mei 1840, Carlyle memulai pidatonya di ruang konferensi di Portman Square, London. Dia mengklaim bahwa dia berniat untuk membawa audiens ke zaman asal agama yang sangat berbeda dari era sebelumnya. Dan di antara bangsa yang sama sekali berbeda, dengan zaman Muhammad di antara orang-orang Arab. "Pahlawan tidak lagi dianggap sebagai dewa di antara para pengikutnya, tetapi seorang nabi yang dipengaruhi oleh inspirasi ilahi," ungkapnya.

Thomas Carlyle adalah seorang penulis, filsuf dan sejarawan Inggris terkenal yang telah meninggalkan banyak karya. Pemikir terkemuka ini telah sangat mempengaruhi pemikiran politik, agama, dan sastra abad kesembilan belas. Dengan memberikan serangkaian kuliah tentang para pahlawan sejarah, ia menjadi tokoh terkemuka di antara pers sastra dan publik. Pidatonya diterima dengan baik. Serangkaian kuliah yang berjudul "On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History," telah dicetak ulang berkali-kali.


Dalam pandangan Carlyle, pahlawan adalah orang yang memiliki wawasan dan misteri. Pahlawan mengamati sifat dan esensi dari fenomena material dan menafsirkan realitas bagi massa, sehingga membuat sejarah. Dalam pidatonya yang kedua, berjudul "Kepahlawanan dalam Jubah Nabi, Muhammad, Islam," Carlyle menempatkan Muhammad sebagai salah satu tokoh besar dan heroik dalam sejarah dunia, dengan mengatakan, "Karunia paling berharga yang diberikan Tuhan kepada makhluk duniawi adalah seorang jenius seperti Muhammad yang diwahyukan kepada kita melalui pesan ilahi dari dunia yang lebih tinggi."

"... biarkan mereka memanggilnya apa pun yang mereka inginkan. Tidak ada kekaisaran dengan mahkota dan takhta yang begitu ditaati seperti ini, sehingga pria ini dalam jubah sederhana yang dijahit oleh tangannya sendiri, yang telah menanggung semua penderitaan dan cobaan hidup yang paling sulit selama dua puluh tiga tahun, dan telah mengalami banyak kesulitan. Secara pribadi, saya melihat dalam dirinya semua karakteristik pahlawan sejati, itu saja ..." tambah Carlyle.

Aku ingin memberitahu semua hal baik dirinya sehingga aku bisa mengatakan yang sebenarnya ... Kebohongan yang telah dikumpulkan di sekitar pria ini hanya membuat kami jelek dan memalukan ...

Pernyataan Carlyle ini mengingatkan kita tentang peristiwa historis penaklukan Mekah oleh Nabi Saw yang terjadi tanpa perang atau pertumpahan darah. Abu Sufyan, salah satu pemimpin musyrikin Mekah, berjalan perlahan dan diam-diam dengan Abbas, paman Nabi, ke kamp Muslim malam sebelumnya. Di pagi hari, dia melihat bahwa orang-orang sangat mencintai Nabi sehingga mereka mengambil air wudhu Nabi dari satu sama lain dan menuangkannya di kepala dan wajah mereka. Ia berkata ke Abbas, "Wow! Saya melihat Kasra dan Caesar, raja Iran dan kaisar Romawi, tetapi saya tidak melihat kejutan bahwa Muhammad, keponakan Anda, ada di antara mereka. Mereka memerintah rakyat dengan paksa dan dengan bayonet, tetapi ini memerintah hati rakyat, ia memiliki emosi dan iman rakyat, dan cinta rakyat adalah untuknya."

Saat memuji Muhammad Saw, sejarawan Inggris ini mengatakan, "Dia adalah salah satu dari mereka yang tidak memiliki apa-apa selain cinta dan kehangatan yang penuh gairah, dan dia adalah salah satu dari mereka yang alam telah membuat mereka tulus dan akrab. Sementara yang lain berjalan di jalur semboyan dan bidah menyesatkan, dan pada saat yang sama puas dan bahagia, pria ini tidak bisa membungkus dirinya dengan slogan-slogan itu. Rahasia besar keberadaan, dengan semua kengerian dan kejayaannya dan dengan semua kemuliaan dan kemegahannya, bersinar terang dan jelas di matanya ... Kata orang seperti itu adalah suara langsung dari hati alam. Orang harus mendengarkannya, dan jika mereka tidak mendengarkannya, mereka seharusnya tidak mempercayai suara apa pun, karena semuanya menentangnya.

Setelah pidato dan artikel Carlyle, banyak kebenaran dan kebohongan tentang nabi terakhir Allah menjadi jelas, dan bahkan kemudian gelombang serangan irasional terhadap Nabi berkurang. Dalam pidatonya, ia mencoba menanggapi ambisi dan nafsu Nabi. Sementara dia sangat bersemangat, dia berkata: "Jika musuh melihat kebenaran, mereka akan menyadari bahwa di dalam jiwa lelaki agung ini ada keinginan yang lebih tinggi dan lebih baik di luar kehausan dan keinginan. Pikirannya berada di atas keserakahan duniawi dan ambisi serta monarki ... Betapa menindas dan tidak adil menuduh seseorang seperti Nabi sebagai pencari nafsu atau mengatakan bahwa ia tidak punya pilihan selain menikmati dirinya sendiri. Bagaimana bisa seseorang yang mengaitkan dengan kesucian dan kehormatan serta memanggilnya Muhammad sebagai orang yang dipercayainya, seseorang yang berusia 25 tahun membawa wanita berusia empat puluh tahun dan puas dengan seorang wanita tua hingga usia lima puluh tahun, menisbatkan hawa nafsu kepadanya?!

Carlyle dengan indah menjawab kepada mereka yang menuduh Nabi Saw, "Saudaraku, apakah kamu pernah melihat pembohong memiliki kekuatan untuk membuat agama dan menyebarkannya ke seluruh dunia? Saya bersumpah kepada Tuhan bahwa orang yang tidak peduli dan berbohong tidak memiliki kekuatan untuk membangun rumah. Dia tidak bisa membangun rumah tempat jutaan Muslim bisa hidup selama 14 abad. Jika pembohong membangun rumah ini, itu sudah pasti hancur dan musnah ... Sayangnya! Betapa memalukannya fantasi itu! Betapa miskin dan lemahnya pemilik pemikiran ini ... Saya melihat sejarah dan melihat bahwa kebenaran dan kejujuran adalah dasar dari kehidupan Nabi dan semua perbuatan baik dan sifatnya."


Carlyle mengingatkan audiensnya bahwa dari awal hingga akhir hidupnya, tidak ada kontradiksi dalam perilaku Muhammad Saw. Dari masa kecilnya, dia dikenal sebagai orang yang dapat dipercaya, jujur, baik hati, wajah ceria, ramah, berpandangan jauh ke depan, penuh perhatian dan rendah hati. Sepanjang hidupnya, Muhammad Saw telah berperang melawan kekerasan, keegoisan, ambisi, dan ketidakadilan. Muhammad Saw memperkenalkan hukum-hukum sipil dan moral untuk menghilangkan kebiadaban dan mengganti pelanggaran hukum dan kekacauan dengan ketertiban dan peradaban. Bertentangan dengan kepercayaan populer di Eropa, bukunya, al-Quran, tidak mengajarkan prinsip-prinsip yang tidak bermoral, tidak terkendali, tetapi, pada kenyataannya, kehidupan moral yang sangat terkontrol, tertib, dan sesuai dengan kehendak Tuhan dan menilainya sebagai bagian dari kewajiban agama dan kemanusiaan umat Islam.

Carlyle berusaha menggambarkan keinginan Muhammad untuk mendapatkan wawasan tentang realitas alam semesta. Ia menulis, "Sejak dahulu kala, ada pikiran-pikiran tinggi di benak lelaki ini; dia berkata pada dirinya sendiri, 'Apa aku?' Apa dunia tanpa batas tempat saya tinggal ini? Apa itu kehidupan? Apa itu kematian? Tebing-tebing gunung Hira yang menakutkan dan pasir Hijaz yang panas tidak dapat memberinya jawaban. Langit biru, dengan segala keagungan dan ketinggiannya, dan bintang-bintang yang bersinar di kepalanya, tidak merespons. Cahaya kecemerlangan menemui Muhammad. Menemukan fakta bahwa makna hidup adalah Islam, adalah tunduk pada kehendak Tuhan."

Di akhir pidatonya, Carlyle menyimpulkan cintanya pada Nabi dalam semangatnya yang tenang dan hatinya yang menembus seraya mengatakan, "Anak gurun ini, dengan hati yang dalam dan mata yang hitam dan tajam, dan dengan semangat sosial yang luas, membawa bersamanya segala macam pikiran kecuali ambisi. Semangat yang tenang dan luar biasa!

Pada abad ke-19, sejumlah besar pria dan wanita Inggris di masa Ratu Victoria Inggris menyebut Carlyle sebagai pemikir baru yang membentuk dan membimbing pemikiran keagamaan dan mengguncang fondasi keyakinan dan stereotip yang tidak fleksibel, tetapi selama kurang lebih lima puluh tahun, sampai semua orang berani secara terbuka dan percaya diri mengakui dan memujinya di depan publik dan untuk melakukan penelitian serius tentang al-Quran dan Nabi Muhammad Saw, sesuai dengan ide kebenaran.

 

Pada abad ke-19, Nabi Muhammad Saw dan ajaran-ajaran ilahinya menjadi fokus para penyair besar Rusia.

Nabi Saw, sumber dari segala kebaikan, etika yang baik dan belas kasihan dan penyayang, dengan daya tarik dan pengaruh spiritualnya yang unik, tidak hanya sangat mempengaruhi pikiran orang-orang penyembah berhala dan sesat lalu mengubah hidup mereka, namun berabad-abad kemudian, siapa pun yang menggali jauh ke dalam kepribadian obor abadi ini, magnetnya bakal memikat dirinya dan akan tunduk dengan pesan kebenaran dan ajarannya yang menebarkan kehidupan.

Pada abad ke-19, Nabi Muhammad Saw dan ajaran-ajaran ilahinya menjadi fokus para penyair besar Rusia. Banyak penyair Rusia menulis puisi dengan terinspirasi oleh al-Quran dan konsep-konsep Islam. Setelah penandatanganan Perjanjian Golestan dan aksesi Kaukasus ke Rusia pada 1192 HS, orang-orang Rusia banyak yang melakukan perjalanan ke daerah ini dan menjadi lebih akrab dengan Islam, al-Quran dan Nabi.

Pada prinsipnya, Timur memainkan peran penting dalam karya-karya penulis besar Rusia. Sifat menakjubkan dari Timur telah menyebabkan munculnya karya seni, penulis dan penyair seperti Pushkin, Lermontov, Tolstoy dan lain-lain.

Kepribadian dan kehidupan Nabi Saw juga merupakan salah satu tema yang muncul dalam karya-karya dan terutama dalam puisi-puisi para penyair ini. Alexander Pushkin adalah salah satu penyair berbahasa Rusia terbesar, termasuk penyair yang lebih mencintai Timur daripada sastra Rusia lainnya dan dipengaruhi oleh budaya dan warisannya. Pushkin, yang secara luas dianggap sebagai salah satu penyair Rusia yang paling menonjol dan referensi bahasa Rusia kontemporer, telah berulang kali memuji Islam dan karakter Nabi dalam surat-suratnya.

Alexander Pushkin
Alexander Pushkin (1837-1799) adalah seorang penyair, dramawan, dan penulis naskah Rusia, salah satu pendiri sastra Rusia modern. Dari sudut pandangnya, sastra adalah sarana untuk merefleksikan realitas kehidupan yang perlu diintegrasikan ke dalam konteks sosial dan intelektual masyarakat.

Pushkin adalah orang yang militan dan libertarian, tidak hanya memperhatikan kehidupan para tokoh dan cendekiawan besar dunia, tetapi juga tulisan suci ilahi. Lirik liberal-nya, yang berbicara tentang kebutuhan masyarakat, menyebar dengan cepat di antara berbagai kelas orang, dan ini menyebabkan pengasingannya. Semangatnya tertarik pada al-Quran dan Firman Tuhan, dan ucapan al-Quran membebaskannya dari kebodohan dan keterikatan materi.

Dalam pendapat sarjana Rusia Kastalova, "Sumber koleksi Pushkin puisi berjudul 'Tiruan al-Quran' berasal dari terjemahan al-Quran ke dalam bahasa Rusia. Al-Quran menciptakan percikan pertama kebangkitan di Pushkin dan karenanya sangat penting bagi kehidupan batinnya."

Salah satu cuplikan terkenal Pushkin, dipengaruhi oleh al-Quran dan kepribadian Nabi, adalah sebuah puisi berjudul "Rasul." Ia menulis puisi itu pada tahun 1926. Dan sebelum itu, ada "Cahaya al-Quran dan Nabi" pada tahun 1924.

Bi'tsah Muhammad Saw adalah pengutusan beliau sebagai Nabi merupakan puncak paling penting dalam sejarah Islam dan wahyu al-Quran dimulai dari masa ini. Nabi Islam yang terkasih, pada tahun-tahun sebelum diutus sebagai Nabi untuk ibadah dan kontemplasi melakukannya di gua dan berpikir tentang Pencipta yang seluruh wujudnya diciptakan oleh kebijaksanaan-Nya. Ketika akan diutus sebagai Nabi, malaikat Jibril, malaikat yang dekat dengan Allah diturunkan kepada beliau dan dengan nama Allah, beliau diperintahkan untuk membaca dan belajar yang berkelindan erat dengan tauhid lalu mengutus beliau sebagai Nabi dan bertugas memberi hidayah manusia.

Dalam perintah itu, Nabi Saw ditugaskan untuk berperang melawan semua syirik, penyimpangan intelektual dan takhayul, dan untuk membimbing dunia dalam jalur keindahan dan kenikmatan pengetahuan dan kebijaksanaan. Pushkin, berbicara dalam perumpamaan tentang efek wahyu dan perubahan yang terjadi pada Nabi Saw selama diturunkannya wahyu, menggambarkan sosok beliau dengan ucapannya, "Rahasia alam semesta dan sifat adikodrati yang tidak dapat dipahami oleh orang-orang biasa diungkapkan kepadanya."

Dia melengkapi pengutusan Nabi dalam gambar puitis dan berbicara tentang pembelahan dada Nabi:

Dan patahkan dadaku dengan pedangnya.

Untuk mengguncang hatiku yang gemetaran

Dan di dadaku yang terbelah, nyala api membakar

Dan aku jatuh ke tanah seperti tubuh tak bernyawa di hutan belantara.

Pushkin kemudian menceritakan dalam bab terakhir puisinya tentang bahasa Nabi:

Waktu itu saya mendengar suara wahyu ...

Bangkitlah, wahai Nabi, dan lihatlah kehendak saya,

Lewati lautan dan daratan, dan hati orang-orang, atas undangan Anda

Buat suar.

Pushkin menyebut Muhammad seorang Rasul yang memberi makan kehausan jiwa manusia di padang pasir yang tak berujung. Dan ketika dia berbicara tentang pengutusan Jibril kepada Nabi, dia digambarkan sebagai malaikat dengan beberapa sayap, yang dipercaya oleh para peneliti adalah penafsiran ayat 101 Surat Fathir.

Pushkin tampaknya telah dipengaruhi dalam beberapa puisinya tentang Nabi Saw oleh ayat-ayat al-Quran seperti ayat-ayat al-'Alaq dan al-Insyirah. Perhatian Pushkin pada tema agama dan timur tidak terbatas pada satu koleksi puisi saja, tetapi ia juga memiliki puisi lain seperti "Nabi" dan "Hafiz" yang dipengaruhi oleh budaya Timur dan agama.

Kutipan pertama dari "Tiruan al-Qur'an" menyatakan:

Saya bersumpah dengan apa pun yang genap dan ganjil

Jangan bertempur dengan pedang di hari yang sulit

Aku bersumpah demi bintang aurora di pagi hari

Aku bersumpah dengan bermunajat di bawah sinar bulan

Bahwa kami tidak pernah meninggalkanmu sendirian

Dan menjadikan Juruselamat manusia

Kami telah menyelamatkanmu dari mata yang buruk

Kami telah menutupimu dengan pakaian ketenangan

Malam itu ketika bibir Anda haus

Sebagian besar tanah gurun adalah mata air

Saya telah memberi Anda pernyataan yang sangat kuat

Untuk memotong orang bodoh seperti mata pisau

Bangkitlah dan menghadapi secara ksatria

Kemari untuk memuluskan jalan kebenaran

Cintai anak yatim saya

Panggil dunia ke al-Quran saya

Itu mengguncang iman mereka seperti pohon willow

Panggil mereka ke jalan kebenaran

Dua bait pertama dari puisi ini diambil dari surah al-Dhuha, al-Thariq, al-'Asr dan al-Fajr dan juga dari berbagai sumpah dari sejumlah surah al-Quran. Puisi-puisi ini menunjukkan bahwa penyair itu sangat mengenal al-Quran sebelum menulis bagian ini, dan berdasarkan pemahaman dan penggunaan kreativitas puitisnya, ia menyusun bagian yang indah ini. Dua bait kedua diambil dari ayat 40 dari surah al-Taubah, Dua bait ketiga berbicara tentang bahasa Nabi Muhammad Saw yang lugas dan kuat, yang telah disebutkan dalam surah-surah al-Quran dalam hal ini. Sementara dalam dua bait terakhir, berbicara tentang sejumlah sifat seperti ksatria, cinta, kasih sayang dan perhatian pada anak yatim dan dalam dua bait terakhir adalah seruan dan ajakan al-Quran yang merujuk ini dalam banyak kasus dalam surah-surah al-Quran. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 67 dari surah al-Maidah.

"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu."

Faktanya adalah bahwa karya-karya keagamaan dan karya sastra terkemuka yang mengajak kepada kebenaran dan keadilan tidak mengenal batas geografis. Mereka bukan milik suatu bangsa tertentu tetapi bersifat universal dan dapat menjadi penyebab kedekatan dan persahabatan negara-negara yang berbeda. Al-Quran adalah kitab samawi dengan pesan universal dan berisi hukum kebahagiaan bagi umat manusia. Nabi Muhammad Saw juga menunjukkan kasih sayangnya kepada dunia. Wajar jika iman dan ajarannya menembus jauh ke dalam jiwa umat manusia. Karena pengetahuannya tentang al-Quran dan pengenalannya tentang kepribadian Nabi Muhammad Saw, Pushkin mampu merefleksikan kebenaran dengan menggunakan bakat dan hasrat puitisnya dan untuk menampilkan sekilas tentang kepribadian berkilauan Nabi Islam yang terkasih.

 

Abad kedelapan belas dalam sejarah Barat disebut Zaman Pencerahan dan Zaman Akal. Ini bisa disebut awal zaman kontemporer.

Karena perkembangan politik dan sosial Barat selama periode ini, seperti Revolusi Industri, membuka jalan bagi munculnya perdebatan baru dalam berurusan dengan agama, terutama Islam. Para penulis dan cendekiawan zaman ini melakukan penelitian di dua bidang yang berbeda: sekelompok mengikuti para perawi Kristen yang tujuannya adalah untuk mengalahkan saingan dari agama lain yang dikompilasi dan disebarluaskan melawan Islam.

Dr. Abdolhadi Haeri mengatakan tentang para pemikir Pencerahan ini, "... Para sarjana terkemuka masa Pencerahan dalam ucapan dan tulisannya meyakinkan dunia dengan cara yang tidak adil dan salah bahwa dunia di luar perbatasan Eropa terdiri dari orang-orang yang tidak beradab dan hanya Eropa, yang meliputi peradaban tertinggi ... Ini adalah konspirasi untuk menumbangkan sejarah ini dilakukan dengan tiga cara berbeda:

1. Untuk tetap diam melawan kemuliaan peradaban non-Eropa

2. Membalikkan nilai-nilai peradaban orang lain

3. Untuk berpura-pura kepada dunia bahwa apa yang membuat Eropa lebih unggul dari yang lain di dunia adalah pendekatan rasionalisme dan untuk menyimpang dari tradisi dan kebiasaan lama, tidak perlu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan keahlian."

Dan dalam proses mengubah sejarah di tangan para pemikir Barat, mereka menyerang budaya dan peradaban Islam di atas semua budaya dan peradaban yang ada di dunia.


Sebaliknya, kelompok orientalis lain yang menyadari penyalahgunaan komunitas ulama Kristen, sendirian dan tanpa prasangka, berusaha menemukan misteri Islam dan Nabi sendiri dengan meneliti teks-teks Islam. Tetapi kelompok orientalis ini yang tidak sengaja membiaskan Islam atau Nabi Muhammad, sayangnya, menghakimi Nabi Muhammad menurut prinsip pengetahuan dan etika Barat.

Oleh karena itu, mereka tidak dapat menerjemahkan konsep Islam dengan baik karena kesalahpahaman tentang sejarah atau teks-teks Islam dan mengungkapkan wajah bercahaya dari pemimpin besar Islam. Tetapi mereka kurang lebih telah mendokumentasikan fakta bahwa Nabi Muhammad Saw adalah mata rantai terakhir dalam rantai para nabi ilahi dan merupakan asal mula evolusi sejarah dan perubahan dunia menuju moralitas manusia, keadilan dan martabat manusia, pengetahuan dan peradaban dan utusan ilahi ini merupakan makhluk yang sangat diberkati yang diberitakan Nabi Isa as akan kedatangannya.

Al-Qurn dalam ayat keenam surat Shaf menyebutkan, "Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata"."

Pada tahun-tahun awal abad kesembilan belas, kami dihadapkan dengan mereka yang berusaha membela Nabi Muhammad dan ajarannya. Salah satu pendukung Napoleon Bonaparte, Karoline von Gunderode, berangkat untuk membuat skenario di mana ia menggambarkan Muhammad sebagai tokoh terkemuka yang luar biasa besarnya. Dia kemudia pada 1804 menerbitkannya dengan judul "Mimpi Muhammad di Gurun" atau "Mahomet's Dream in The Desert". 

Gunderode adalah seorang biarawati yang menjalani kehidupannya jauh dari kehidupan normal, tetapi kondisi ini tidak mencegahnya untuk bergabung dengan gelombang kepahlawanan. Dia memandang dan memuji Nabi Muhammad di sebuah biara Jerman, dan menganggapnya sebagai orang yang memiliki pemikiran besar untuk mencapai dunia dan mengubah hukum dunia dalam cita-cita agung.

Karolinevon Gunderode
Dalam puisinya, Gunderode menghubungkan pengalaman Muhammad ketika ia menerima wahyu, dengan doa dan munajat Isa al-Masih dan gambar yang berada dalam ajaran Zoroaster tentang air, udara, api, dan bumi. Muhammad ingin melakukan mukasyarah untuk mendengarkan suara batinnya, dan memanggil jiwa pencipta, yang dia yakini ada di dalam dirinya. Penyair ini menjelaskan bagaimana Muhammad menerima wahyu dengan cara sastra dan imajinatif yang berakar pada riwayat-riwayat Islam, "Ketika dia mencoba untuk bermukasyaffah, Muhammad tiba-tiba bangun dan terkejut karena tubuhnya penuh kekacauan, tetapi dia tiba-tiba mendengar suara yang datang dari bintang-bintang;... Dan dia bertanya-tanya, "Tidak ada yang akan menghentikan saya dari melakukan ini, bahwa Cahaya Ilahi akan menjadi penuntun saya di masa depan karena tindakan dan perbuatan saya akan diabadikan:

Semoga kekuatan Tuhan ...

Malam takdir di depan mataku

Jangan khawatir

... biarkan aku melihat masa depan

... apakah bendera saya akan diangkat dengan penuh kemenangan?

... apakah hukum saya akan berlaku di dunia?"

Sebelumnya, kita telah berbicara tentang penyair Jerman Goethe: Johann Wolfgang von Goethe dan puisinya tentang Nabi. Salah satu pembangun besar Istana Budaya dan Seni Sastra Dunia di era Pencerahan. Ia memiliki dua karya; yang pertama tentang Nyanyian Muhammad dan yang lain Diwan Barat-Timur, yang berulang kali memuji Islam dan Rasulullah Saw. Dengan mempelajari pikirannya yang panjang dan progresif, dia telah menghormati Nabi Muhammad Saw.

Nabi Saw, dengan integritas etis dan agama progresifnya, begitu membuat orang lain terpesona padanya, sehingga hanya dalam waktu singkat berhasil menyebarkan Islam dari Semenanjung Arab ke negara-negara lain. Sekarang ajarannya, menggabungkan hukum yang hidup dan mencerahkan, menembus hati setiap hari dengan cahaya yang diperbarui, dan nyanyiannya yang mengundang dan menyenangkan jiwa. Oleh karena itu, di mata penyair Jerman terkemuka ini, menggambarkan Nabi Muhammad Saw sebagai sungai yang tak bertepi dan keagungannya selalu bertambah dan membawa manusia ke arah keabadian, kebahagiaan dan keberuntungunan.

Bagi Goethe, hidup dan perilaku sangat penting. Nasihat para pendeta dan sufi tidak enak didengar untuk menguatkan jiwa dan menanggung penderitaan di telinganya. Dia tidak menganggap kematian sebagai "fana" tetapi sebuah perubahan. Goethe percaya bahwa semua keberadaan adalah asli dan abadi. Dengan cara pandang seperti inilah ia dengan penuh semangat menerima Nabi dan ajarannya sebagai sumber inspirasi untuk pembebasan. Ketika dia berusia 23 tahun, dalam sepucuk surat kepada salah seorang temannya, Herder, dia secara eksplisit berbicara tentang rayuan dan daya tarik konten mistik al-Quran kepada temannya, merujuk pada dialog antara Allah dan Nabi Musa di Surah Thaha. Dia bahkan merujuk pada ayat 25 dari Surah ini dan menulis kepada temannya, "Aku ingin beribadah seperti Musa, seperti yang dinyatakan dalam al-Quran, "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku."

Goethe memuji Nabi Muhammad Saw atas warisan abadi al-Qurannya, dengan mengatakan, "Al-Quran harus dianggap sebagai hukum ilahi dan tidak boleh dilihat sebagai buku yang ditulis untuk pengajaran atau hiburan bagi sesama manusia. Gaya al-Quran itu kuat, luar biasa, kaya dan dipadukan dengan kebenaran yang indah dan benar-benar dihormati."

Goethe juga menulis dalam surat kebijaksanaannya yang memuji Islam, "Adalah suatu kebodohan manusia yang hanya memuji kepercayaan pribadi seseorang. Setiap kali arti Islam adalah berserah diri pada kehendak Tuhan dunia, maka kita semua hidup dalam Islam dan mati dalam sebagai Muslim."

 

Dalam artikel sebelumnya kita telah berbicara mengenai studi orientalis tentang Nabi Muhammad Saw.

Agama Islam telah menyebar hingga hari ini, dari tahun ke tahun, dari abad ke abad, dan dari satu ujung dunia ke ujung lainnya. Dalam prosesnya, bersama dengan mereka yang memeluk agama ini, ada banyak musuh dan lawan. Beberapa menentang Islam dikarenakan benci dan dendam. Tetapi sementara itu, ada orang-orang yang beralih ke Islam tanpa prasangka dan mencari kebenaran. Banyak dari mereka tidak memilih Islam untuk dirinya, sementara ada banyak kasus dalam sejarah dimana banyak tokoh besar mulai dari cendekiawan, penulis dan ulama hingga para filsuf dan penyair terkenal baik dari Timur maupun Barat yang melakukan penelitian menarik terkait agama ini, khususnya Nabi Muhammad Saw lalu meninggalkan karya-karya yang obyektif dan dapat direnungkan.

Pada artikel sebelumnya, kita telah berbicara mengenai studi orientalis tentang Nabi Muhammad Saw. Menariknya, sampai abad keenam belas, terjemahan dan penerbitan mukjizat abadi Nabi Saw, yaitu al-Quran dilarang di Eropa dan beberapa dipenjara karena menerbitkannya. Tetapi beberapa peneliti percaya bahwa kita harus menerbitkan al-Quran sehingga semua orang bisa melihat kebohongan Muhammad! Jadi al-Quran diterjemahkan dan diterbitkan, tetapi memiliki efek sebaliknya. Ajaran al-Quran diperkenalkan sebagai doktrin yang logis dan rasional dan dengan cepat digunakan untuk mempertanyakan kepercayaan Kristen dan kepercayaan Gereja, terutama Trinitas. Nabi Muhammad Saw juga diidentifikasi sebagai pembaru sosial yang menentang kepercayaan irasional orang Kristen.

Edward Gibbon
Selama era Renaissance Eropa, beberapa penulis juga menyebut Nabi Saw sebagai pahlawan anti-ulama Kristen. Beberapa orang melihat Islam sebagai bentuk murni dari monoteisme filosofis, dan melihat al-Quran sebagai pujian dan lagu rasional bagi pencipta dunia.

Edward Gibbon, seorang sejarawan Inggris adalah salah satu Orientalis terkemuka di masa Renaissance. Karya terbesarnya adalah buku "History of the Decline and Fall of the Roman Empire" yang diterbitkan dalam enam jilid antara tahun 1776 hingga 1788 dan digunakan sebagai sumber tangan pertama.

Bab ke-5 buku ini berjudul "Muhammad dan Kemunculan Islam" dicetak dan diterbitkan secara terpisah.

Dalam buku ini, Gibbon mencurahkan satu bab khusus untuk kehidupan Nabi Saw dan tahap awal sejarah Islam dan lebih bergantung pada penelitian Eropa terbaru dan laporan yang dibuat para pejuang. Dia menggambarkan Nabi Saw sebagai orang yang memiliki karakter spiritual yang, selama hidupnya di Mekah, memperkenalkan bentuk murni monoteisme.

Edward Gibbon memulai pembicaraannya tentang kemunculan Nabi Muhammad Saw, "Orang-orang Kristen telah berbicara dengan kejam kepada Muhammad, dan mereka telah membuatnya dihina, dan dengan cara ini, alih-alih mengurangi ketenaran dan martabat musuh, mereka telah meninggikan dia."

Dia kemudian membandingkan Muslim dan Kristen dengan menulis, "Tujuan sebenarnya dari setiap nabi di setiap zaman adalah untuk menyebarkan pengetahuan tentang penciptaan Allah dan mempraktikkan perintah-perintah-Nya di antara manusia. Muhammad secara kredibel memuji garis keturunan panjang nabi-nabi sebelumnya dari diturunkannya Adam hingga kemunculan al-Quran. Selama waktu itu, 124.000 individu tertentu telah menerima tingkat cahaya kenabian yang berbeda dan masing-masing dengan kebajikan pribadi dan rahmat ilahi ... di antara mereka adalah para nabi abadi dari Ulul Azim dengan sebuah agama tetap yang tidak berubah yang telah diwahyukan kepada mereka dan disampaikan kepada umat manusia. Di antara umat Islam, prestise Nabi Muhammad Saw adalah yang tertinggi. Nabi Muhammad telah mengajar umat Islam untuk menghormati asal usul agama Nabi Isa. Dengan penghormatan dalam benak seorang lelaki Muslim yang bercampur dengan rahasia. Dalam al-Quran disebutkan, "(Ingatlah), ketika Malaikat berkata, "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)." (QS. Ali Imran: 45)

Buku Edward Gibbon, History of the Decline and Fall of the Roman Empire
Gibbon selanjutnya dalam pembahasannya menunjukkan janji kedatangan nabi terakhir dari Musa dan Isa, dan menulis, "Musa dan Isa yakin akan kedatangan Nabi yang tinggi dan di masa depan, karena agama dan cinta mereka, dan sangat yakin dengan diri mereka sendiri. Mereka senang ... Muhammad juga meletakkan dasar Islam dalam kemurnian dan legitimasi dua agama yang telah diungkapkan kepada Musa dan Yesus sebelum Islam, dan Muhammad percaya pada kebajikan dan mukjizat mereka. Muhammad mengalahkan berhala Arab Saudi di depan takhta ilahi, menggantikan ritual pengorbanan dan menumpahkan darah manusia dengan doa dan amal yang semuanya merupakan ritual ibadah yang disukai manusia. ... Karyanya yang paling penting adalah untuk mengembuskan belas kasih dan kebaikan pada keberadaan orang-orang mukmin. Dia merekomendasikan pekerjaan kepada pengikutnya yang manfaatnya mencakup seluruh masyarakat. Berkat ajaran dan hukumnya yang bermanfaat, keserakahan, balas dendam dan penindasan terhadap para janda dan anak yatim telah dilarang, dan semua suku yang bermusuhan bersatu dalam menerima dan tunduk pada satu agama."

Tentu saja, cendekiawan Inggris ini juga kadang-kadang membuat beberapa kesalahan dalam bukunya. Para ahli percaya bahwa kesalahan-kesalahan ini bukan karena kebusukan ang melekat dalam dirinya, tetapi karena referensi yang tidak akurat untuk buku-buku dan sumber-sumber sejarah. Edward Gibbon menganggap al-Quran dan ajaran agama Islam sebagai hasil kejeniusan Nabi dan menulis:

"Putra Abdullah, di pelukan orang-orang Arab yang paling mulia, menerima dialek Arab yang terbaik dan paling murni. Terlepas dari kefasihan dan kekuatan berbicara, Muhammad adalah Ummi dan tidak pernah belajar di sekolah. Jelas tidak membaca membatasi lingkaran kehidupan, tetapi alam dan manusia adalah buku yang terbuka bagi Muhammad dan dia juga mengamati poin-poin dalam filsafat dan politik selama perjalanannya... Dalam perjalanan singkat dan tergesa-gesa ini, Muhammad melihat dengan kejeniusannya apa yang tidak bisa dilihat oleh teman-temannya yang tidak memiliki kemampuan itu."

Gibbon berbicara tentang Nabi Muhammad dengan cara yang secara tidak sadar menciptakan perasaan pada pembaca bahwa ia adalah orang yang terpesona atau pengikut kepribadian Nabi Muhammad Saw. Gibbon menulis, "Sebelum Muhammad berbicara di tengah kerumunan penggemarnya atau kelompok bahasa tertentu, kewibawaan dan martabatnya, penampilan lahirian dan cara pandangnya yang berpengaruh membuat mereka yang mendengarkannya memuji dan menyimpan kekaguman, terutama ketika dia tersenyum dengan penuh kelembutan, janggut yang rapih dan perilaku mulianya menunjukkan kelembutan jiwanya, sementara perilakunya membuktikan kebenaran ucapannya.... Pencetus Revolusi Besar Islam adalah seorang yang saleh dan bertakwa yang menyendiri di gua Hira demi menerima rahasia ilahi. Dia melihat kemegahan istana raja dengan pandangan menghina dan melakukan pekerjaan yang kecil-kecil juga."

Buku Edward Gibbon, History of the Decline and Fall of the Roman Empire
"Itu adalah hasil dari ide-ide Muhammad tentang Islam sehingga dia mengajar keluarganya dan orang-orang Arab. Prinsip pertama agama ini adalah kebenaran abadi dan itu adalah keesaan Tuhan. Dan prinsip kedua adalah misi Rabbani Muhammad," tambag Gibbom.

Rasulullah Saw yang memiliki karakteristik ini, dimana Allah menyebut-nyebut namanya, meminta yang lain agar bersamanya dan mengucapkan salam bersama-sama kepadanya, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)

 

Pemilihan umum di Republik Islam Iran – terlepas dari fungsinya sebagai alat demokrasi – adalah salah satu manifestasi dari ikatan dan kepercayaan antara rakyat dan pemerintah.

Masyarakat lewat partisipasinya dalam pemilu, menggunakan hak konstitusional dan sosialnya untuk terlibat dalam politik dan secara bebas memilih orang yang tepat dan kompeten untuk memikul tanggung jawab. Oleh karena itu, pemilu memiliki arti penting dari berbagai segi.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pertemuan dengan tim pengawas pemilu di Dewan Garda Konstitusi, mengatakan, "… Sistem kita adalah sebuah sistem yang berpijak pada kepercayaan, selera, dan emosional rakyat. Secara prinsip, rahasia ketangguhan sistem ini karena keberpijakannya pada rakyat. Ini adalah sesuatu yang penting. Keberpijakan pada rakyat ini tidak mudah dicapai dan tidak ditemukan di setiap tempat."

Mengingat sistem Republik Islam Iran menganut demokrasi religius, dan untuk memenuhi prinsip partisipasi rakyat dalam kekuatan politik, Konstitusi Iran mengamanatkan penyelenggaraan pemilu termasuk pemilu parlemen, presiden, dan pemilu dewan-dewan kota.

Pasal 114 Konstitusi Iran menekankan masalah pemilu baik secara langsung seperti pemilihan presiden atau pemilihan anggota parlemen. Berdasarkan Pasal 100 Konstitusi, pemilihan tidak langsung dilakukan dalam dua tahap. Misalnya pemilihan Rahbar. Ia dipilih oleh anggota Dewan Ahli Kepemimpinan di mana para anggotanya dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilu.

Pasal 59 Konstitusi Iran juga menekankan masalah referendum dalam mempertimbangkan isu-isu ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang vital. Indikasi lain yang menunjukkan peran nyata pemilu dalam menciptakan demokrasi sejati di Republik Islam adalah partisipasi independen kelompok minoritas dalam pemilu parlemen.

Di Iran, minoritas agama yang diakui dalam konstitusi – Zoroaster, Yahudi, dan Kristen – memiliki satu perwakilan independen di parlemen yang memperjuangkan hak-hak kelompoknya.

Perlu dicatat bahwa mayoritas penduduk Iran adalah Muslim, dan masing-masing dari kelompok minoritas ini mungkin jumlahnya tidak melebihi beberapa ratus ribu orang, tetapi mereka tetap memiliki wakil di parlemen. Sementara di Amerika Serikat yang menganggap dirinya sebagai tempat lahirnya demokrasi, tidak mengakomodasi keterwakilan masyarakat Muslim meskipun jumlah mereka mencapai jutaan orang.

Ilustrasi pemilu di Iran.
Demokrasi sering dicirikan dengan istilah-istilah seperti kebebasan, partisipasi, dan persaingan politik, tetapi didasarkan pada prinsip kesetaraan. Artinya, terlepas dari semua perbedaan yang dimiliki antar-manusia, tapi dalam ranah kehidupan sosial ia harus diperlakukan sebagai individu yang setara di hadapan orang lain.

Semua orang Iran, apapun kelompok etnis atau suku mereka, menikmati hak yang sama, sementara warna kulit, ras, bahasa, dan sejenisnya, tidak memberikan hak istimewa apapun.

Demokrasi dalam istilah politik berarti manajemen negara oleh rakyat, pemerintahan di tangan rakyat, atau cara memerintah berdasarkan kehendak rakyat. Oleh karena itu, demokrasi didefinisikan sebagai pemerintahan rakyat, sebuah pemerintahan yang kedaulatannya berada di tangan rakyat, dan pelaksanaannya dilakukan oleh orang-orang yang dipilih rakyat.

Kamus ilmu politik mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan rakyat untuk rakyat. Seperti yang dikatakan Abraham Loncoln, demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, demokrasi bermakna sebuah pemerintahan yang diperintah oleh rakyat.

Namun, demokrasi membutuhkan penyegaran secara terus-menerus dan salah satu mekanismenya adalah merujuk pada kehendak rakyat. Partisipasi rakyat dalam urusan negara merupakan salah satu simbol utama pemerintahan demokratis. Oleh karena itu, Konstitusi Republik Islam Iran mengakui peran khusus rakyat dalam memerintah.

Pemenuhan kebutuhan publik menuntut partisipasi dan tanggung jawab semua orang dalam kehidupan kolektif. Dengan demikian, demokrasi mengharuskan keterlibatan orang-orang di tengah masyarakat dan pengelolaan urusan publik.

Di antara ciri khas sistem Republik Islam Iran adalah bersandar pada suara rakyat dalam pengelolaan negara. Suara rakyat akan menentukan pemilihan presiden, anggota parlemen, dan anggota dewan-dewan kota. Dengan cara inilah rakyat memiliki keterwakilan politik dalam urusan publik, dan semua legitimasi berasal dari kehendak rakyat untuk menjalankan negara.

Pasal 56 Konstitusi Iran disebutkan, "Kedaulatan mutlak atas dunia dan manusia berada di tangan Tuhan dan Dia yang mengangkat manusia untuk mengatur kehidupan masyarakatnya." Jadi dapat disimpulkan bahwa penguasa sesungguhnya dalam sistem Republik Islam Iran adalah rakyat sendiri.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei.
Melalui pemilu, presiden, anggota parlemen, anggota dewan-dewan kota, dan seluruh perwakilan terpilih akan memikul tanggung jawab untuk mengelola urusan publik. Pemilu diselenggarakan dengan dua cara yaitu pemilihan langsung atau pemilihan tidak langsung, yang dilakukan oleh orang-orang yang mendapat kepercayaan dari rakyat. Di sini, lembaga-lembaga yang kompeten seperti Dewan Garda Konstitusi akan melakukan pengawasan terhadap pemilu, karena lembaga ini merupakan perwakilan tidak langsung rakyat berdasarkan konstitusi.

Berdasarkan Konstitusi Iran, dalam kondisi apapun, para calon anggota parlemen atau calon presiden berhak dipilih oleh rakyat setelah lolos uji kualifikasi yang dilakukan Dewan Garda Konstitusi.

Republik Islam Iran adalah sebuah sistem yang sepenuhnya melaksanakan demokrasi. Pasal 3 Konstitusi Iran menjamin prinsip partisipasi politik rakyat di samping supremasi hukum. Prinsip-prinsip ini telah melahirkan sistem republik di Iran atas dasar kehendak rakyat yang disalurkan melalui pemilu.

Kajian tentang perkembangan demokrasi dan sistem politik selama empat dekade lalu di Iran, menunjukkan bahwa pelaksanaan demokrasi di Republik Islam terus mencapai kemajuan. Sejumlah prinsip-prinsip demokrasi seperti persamaan di mata hukum, penghapusan diskriminasi ras dan kelompok, dan parameter suara rakyat dalam pemilu, sudah melembaga di negara ini.

Proses pemilu dan referendum – yang diakui sebagai ciri khas sistem demokrasi – juga terlihat lebih menonjol di Republik Islam Iran. 

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…